Zantisya menatap pantulan dirinya yang berbalut kebaya warna putih. Air matanya sudah tidak bisa menggambarkan seluruh kesedihannya karena mungkin kini air mata itu kering karena terkuras habis sejak bapaknya meninggal. Dan kini Ia harus menjadi Yatim Piatu.
Pantulan dirinya yang nampak cantik itu membuat ia menunduk memikirkan nasib hidupnya nanti akan seperti apa. Apakah orang yang akan menikahinya adalah orang yang akan menerimanya dan menyayanginya.
Zantisya mengingat lagi dimana saat sebelum bapaknya meninggal dunia. Ia harus mencari pinjaman uang untuk membayar biaya perawatan yang lebih baik untuk bapaknya yang mengalami kecelakaan. Namun keberuntungan tidak untuk zantisya saat itu. Ia mencari pinjaman kesana kemari namun tidak ada yang bersedia memberikan pinjaman karena tidak ada apapun yang bisa di jadikan sebagai jaminan. Belum lagi ia harus berhadapan dengan penagih dari penggadaian sertifikat rumahnya.
Zantisya menangis di lorong rumah sakit saat itu. Tubuh mungilnya merosot ke lantai. Ia bingung harus bagaimana. Melanjutkan perawatan namun terkendala biaya sedangkan jika ia membawa paksa bapaknya pulang ia juga takut terjadi hal yang lebih buruk.
Seandainya mobil yang menyerempet bapaknya bertanggung jawab bukannya kabur, mungkin kini ia bisa menuntut tanggung jawab dan tidak mempermasalahkan ke jalur hukum. Namun tidak untuk keduanya karena keberuntungan lagi-lagi tidak berpihak pada nasibnya.
"Ada apa nak? Kenapa kamu duduk di lantai?" tanya seorang perempuan paruh baya. Ia masih nampak terlihat cantik meski sudah tidak muda lagi.
Zantisya mengangkat wajahnya untuk menatap seseorang yang menyentuh lengan tangannya. Untuk pertama kalinya ada seseorang yang menyainya. Bukannya menjawab Zantisya malah menangis membuat perempuan paruh baya itu bingung namun ia tetap mencoba menenangkan gadis yang menangis dalam pelukannya.
.
.
.
"Tante akan membiayai semua pengobatan bapak Tisya dan menebus sertifikat tanah” ucap Laras mantap. Setelah ia berkenalan dan mendengarkan cerita Zantisya ia mau membantunya. "Namun ada syaratnya" ucap Laras. Tidak ada hal yang gratis saat ini.
"Syarat?" lirih Zantisya. Ia berfikir sejenak, mungkin saja perempuan yang menawari bantuan ini akan meminta kembali uangnya dengan mencicil. "Tisya, akan mencicil uang pinjaman yang tante berikan"
Laras menggeleng. "Tante tidak meminta Tisya mengganti uangnya"
Zantisya mengerutkan keningnya, ia heran kalau bukan mengganti uang lalu apa? "Lalu apa yang harus Tisya penuhi syarat dari tante?”
Laras nampak ragu untuk mengucapkannya namun ia sudah yakin dengan keputusannya. "Menikahlah dengan anak tante"
Terkejut. Tentu saja, siapapun pasti akan terkejut dengan syarat yang di ajukan Laras ini. "Ta… tapi tante baru beberapa menit mengenal Tisya dan juga mana mungkin pernikahan dilakukan kalau kami saja tidak saling cinta. Bukan maksudnya, jangankan cinta Tisya dan anak tante saja tidak saling mengenal"
"Tante percaya kamu anak yang baik. Dan urusan cinta suatu saat pasti akan tumbuh juga”
Lalu keheningan pun melanda keduanya. Berperang dengan pikiran masing-masing. Zantisya masih jelas bimbang. Bapaknya butuh pengobatan secepatnya tapi pernikahan bukan sebuah hubungan asal yang bisa di lakukan secara paksa.
"Bapak kamu harus segera mendapat pertolongan” Laras mencoba mengingatkan agar Zantisya segera menerima syarat yang ia ajukan. Mungkin lebih tepatnya memprovokasi secara telak. "Terimalah syarat dari tante”
Kini Zantisya sadar didunia ini tidak ada yang gratis. Jika ingin sesuatu maka harus mengorbankan sesuatu juga. Zantisya memejamkan matanya lalu ia mengangguk. "Tisya mau" lirihnya Terpaksa tapi itulah pilihan yang tepat untuk saat ini.
.
.
.
Kini Zantisya telah resmi menjadi seorang istri dari pria yang berusia 25 tahun. Bima Sanjaya. Laki laki tampan yang sejak acara resepsi memasang wajah datar. Tidak ada rona bahagia di wajah rupawannya. Zantisya paham dan memaklumi akan hal itu. Ia pun hanya memasang senyum palsu untuk menepati janjinya pada Laras.
Zantisya memandang keseluruhan kamar hotel ini. Cukup satu kata. Mewah. Zantisya jadi menimba seberapa kayanya keluarga Laras itu. Dengan asal percaya Laras menggelontorkan uangnya untuk Zantisya.
Zantisya menghela nafas berat. "Bapak ini semua sudah benarkan?” tanya Zantisya yang tentu saja itu pertanyaan untuk meyakinkan nasib kedepannya. Ia menangis lagi, ia merasa seolah kalah taruhan. Namun setidaknya dia sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk pengobatan Bapaknya sehingga tidak akan ada rasa sesal yang akan menjadi pengganjal hatinya.
Klek
Suara pintu terbuka setelah seseorang menekan password. Spontan Zantisya menoleh dan berdiri melihat lelaki yang telah resmi menjadi suaminya itu masuk. Pandangan lelaki itu tetap sama datarnya, dingin sangat tidak menyenangkan untuk dipandang walaupun wajahnya rupawan.
Bima melangkah mendekat membuat detak jantung Zantisya berdetak lebih cepat. Bukan karena jatuh cinta tapi karena takut. Entah takut seperti apa yang Zantisya rasakan. Bima duduk disalah satu sofa, ia menatap Zantisya seolah mengejek. Perempuan berhijab dengan baju kurungnya. Sungguh bukan tipe Bima.
"Tanda tangani ini" Perintah Bima setelah melempar map berwarna coklat ke atas meja yang ada di hadapan mereka.
Zantisya duduk ia langsung membuka map tersebut dan mengambil selembar kertas yang ada di dalamnya. "Kontrak pernikahan" gumam Zantisya yang langsung melihat Bima sejenak lalu kembali melihat selembar yang ada ditangannya.
"Baca jika kamu mau. Lalu tanda tangani" perintahnya. "Dasar perempuan matre" desis Bima.
Kalimat terakhir yang diucapkan Bima sungguh menyakiti perasaan Zantisya. ia langsung melihat Bima setelah melontarkan kalimat itu. Zantisya tidak terima tapi dia juga tak ingin membela diri. Apa lagi melihat amarah di pancaran mata Bima.
"Perempuan miskin, yatim piatu sepertimu apa lagi kalau bukan menginginkan harta keluarga ku" hina Bima masih berkelanjutan.
Tangan Zantisya bergetar, matanya terasa panas karena hinaan itu. Namun dia memilih diam. Ia meredam emosinya dan tetap fokus membaca poin apa saja yang ada di sana.
Zantisya hanya fokus pada beberapa poin. Bahwa pernikahan ini hanya bertahan selama satu tahun, tidak ada kontak fisik selayaknya suami istri, dan tidak boleh ikut campur urusan pribadi masing-masing. Setelah yakin Zantisya langsung mengambil pulpen yang ada di dalam map tadi lalu membubuhkan tanda tangannya.
.
.
.
Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 wib. Uno masih tetap berada di kantor. Di ruangan dimana dulu adit bekerja. Kedua tangannya berada di dalam saku celahnya. Ia Nampak berdiri melihat air hujan yang semakin deras. "Hujan" gumamnya. Seketika ia teringat gadis yang tidak tahu siapa namanya. "Bagaimana keadaan dia sekarang" gumamnya lagi.
Ceklek
Uno langsung menoleh saat pintu ruang kerjanya terbuka tanpa ketukan pintu terlebih dahulu. Ia terkejut melihat perempuan yang tidak ingin ia temui berada di dalam ruang kerjanya. Sementara lebih tepatnya.
"Eh kamu masih disini Uno? Maaf aku pikir tadi kamu sudah pulang" bohongnya. Padahal Rani sengaja datang ke kantor setelah mengetahui dari Devi kalau mereka sedang lembur.
"Ada apa?" tanya Uno datar.
"Ehm… aku mau meletakkan ini" ucap Rani sambil menyodorkan map di atas meja kerja Uno. "Aku sudah menandatanganinya"
Uno mengangguk paham lalu ia membelakangi Rani dan masih melihat hujan yang semakin deras. Rani menghela nafas berat. Ia ingin berbincang dengan Uno lagi namun lelaki itu sungguh sangat sulit di jangkau olehnya. Dengan rasa kecewa Rani berbalik badan hendak keluar.
"Tunggu" suara Uno menghentikan Rani saat tangannya akan membuka pintu. Ia tersenyum lalu membalik badan melihat Uno yang sudah melihat ke arahnya. Membuat detak jantung Rani bekerja semakin cepat.
Bersambung...
Bima Sanjaya
Beruntung banget Bima dapetin Zantisya yang cantik tipe idaman para lelaki
Rani
Ya Allah perempuan secantik ini geh masih diselingkuhi sama Adit ckckck secantik apa sih Vina sampek selingkuh sama cinta pertama dan berakhir mati meninggalkan dua anak.
Yang nggak suka sama visualnya silahkan berimajinasi sendiri ya 🥰 karena dunia halu milik kita bersama ❤️
Jangan lupa tinggalkan jejak ya, kasih like dan komennya 🥰 follow akun author juga boleh banget 😘 di kasih vote dan hadiah uuuhhh gak nolak kok🥰
selamat malam dan selamat istirahat semua💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Mel Rezki
mbak Andin 😍🥰
2022-02-06
1
Duyung kesayangan
Salam kenal dari Cinta berbeda keyakinan, mari saling dukung kak
2022-02-06
1
Mamahnya Nazriel
aku berimajinasi sendiri aja kk visual nya
lanjuuuut ,visual gak masalah bisa d sesuai kan sama keinginan masing " yg penting cerita nya 👍👍👍
gaskeuuun 💪💪
2022-01-18
1