BAB 4 BERTEMU LAGI

Sudah satu tahun kematian Vina dan Adit. Sore ini, langit nampak sendu hujan pun terus turun dari langit. Setelah memarkirkan mobil Uno segera mengambil payung dan langsung keluar dari mobil dan melangkah menuju makam Vina. Hujan semakin lebat tidak menyurutkan niatnya untuk ziarah. Payung berwarna hitam bercorak bunga sakura, payung yang satu tahun lalu di berikan gadis kecil saat ia meratapi didua pusaran sekaligus. Payung itu masih ia jaga dan akan ia kembalikan jika suatu saat nanti ia bertemu dengan gadis itu.

Setelah membaca doa, Uno langsung menaburkan bunga di kedua kuburan itu. Kedua kuburan itu sudah ada bunga yang masih nampak segar, sudah di pastikan Rani sudah lebih dulu datang kesini.

"Vin… aku mencoba berdamai dengan semuanya. Aku ingin melanjutkan hidup ku. Aku juga ingin bahagia dengan orang yang mencintai aku meski bukan saat ini aku berharap suatu saat nanti aku bertemu dengan orang itu. Aku sudah ikhlas, semoga kamu bahagia di surga" lirih Uno sambil mengusap batu nisan istrinya.

Uno kemudian berbalik melihat batu nisan Adit. "Aku sudah semampu ku menjalankan perusahaan mu dan menjaga anak dan istri mu dengan cara ku sendiri. lihatlah kebahagiaan mereka dari sana, istri mu hebat bisa sekuat dan setegar itu” lirih Uno lagi.

Uno berjalan perlahan hendak keluar dari area pemakaman. Namun langkahnya terhenti kala melihat seorang perempuan menangis diatas pusaran. Uno ingin acuh namun ia malah melangkah menuju perempuan yang tubuhnya basah kuyup. Semakin dekat langkah Uno semakin jelas juga suara tangisnya. Tak terasa hati Uno ikut merasa pedih mendengar tangisannya.

Saat payung yang digenggam Uno ikut menutupi tubuh perempuan yang sedang bersimpuh diatas pusaran. Perempuan itu mendongak menatap Uno. Mereka bertemu pandang mata mereka melebar seolah saling mengenal, meskipun hanya pertemuan singkat satu tahun lalu.

"Mas…" lirih Zantisya, ia pun langsung berdiri. Matanya nampak sembab dan memerah entah berapa lama ia menangis.

"Hai dek" hanya kata 'dek' yang Uno ucapkan untuk sebuah panggilan karena memang mereka belum saling mengenal. "Makam siapa ini?" tanya Uno. Rasa penasarannya tiba-tiba mendorongnya untuk bertanya.

"Bapak saya mas" lirihnya. Saat itu meski tidak bertegur sapa namun Uno yakin yang di makam saat itu pasti bapak gadis dihadapan Uno.

"Innalillahi wainnailaihi raajiun, saya ikut berduka cita” Zantisya nampak mengangguk. "Kapan bapak meninggalnya?"

"Satu minggu yang lalu" lirihnya.

Uno ingin sekali bertanya banyak namun ia juga tidak enak hati karena mereka baru bertemu untuk kedua kalinya. Sudah pasti mereka tidak mempunya kedekatan. Belum lagi saat ini mereka berada diarea pemakaman dan hujan semakin lebat.

"Hujan makin deres dek, saya antar pulang ya?" tawar Uno. Zantisya tidak menjawab namun ia mengangguk. "Pegang dulu" ucap Uno sambil memberikan gagang payung. Zantisya pun langsung menerimanya.

Uno yang sejak tadi melihat gadis berhijab putih itu basak kuyub membuat bajunya membentuk tubuhnya yang mungil. Ia langsung membuka jasnya. "Pakai ini" perintah Uno sambil menyodorkan jas yang ia pegang.

Zantisya menggeleng. "Nggak usah mas, nanti jasnya jadi basah dan kotor" tolaknya.

"Nggak apa. Yang penting badan kamu tertutup dengan benar" Zantisya melihat tubuhnya yang basah. "Maaf saya nggak bermaksud apa-apa" ucap Uno. Ia juga takut di anggap pria mesum karena ucapannya sendiri. Uno mengambil payung yang digenggam Zantisya.

Zantisya mengambil jas yang ada di tangan uno. "Terimakasih ya mas" ucapnya tersenyum manis. Lalu memaki jas untuk menutupi tubuhnya.

Untuk beberapa detik uno terhipnotis oleh senyuman Zantisya. Saat sadar ia langsung mengusap wajahnya dengan telapak tangan.

"Ayo ku antar pulang" ajak Uno.

Uno mengikuti petunjuk arah yang di beritahukan Zantisya. Sampai mereka berhenti didepan sebuah gang.

"Berhenti disini saja mas, maaf saya nggak bisa ajak mas mampir karena saya dirumah sendiri" lirihnya.

Uno paham akan hal itu. "Nggak apa-apa. Yang kuat ya, harus sabar”

Zantisya mengangguk. "Terimakasih ya mas” ia tersenyum lagi pada Uno, namun kini matanya terdapat sedikit bahagia atau entah apa.

Uno mengangguk. "Sama-sama. Ini payung kamu dek, saya kembalikan" Uno mengulurkan payung yang tadi mereka pakai jalan berdua menuju mobil.

"Mas" panggil zantisya lirih.

"Iya"

"Saya dan mas memang nggak saling kenal tapi apa boleh saya meminta sesuatu?" lirihnya sedikit takut. Bukan takut tapi lebih nggak enak hati karena meminta sesuatu pada orang yang jelas mereka tak saling mengenal.

"Minta apa dek?" tanya Uno ramah. Ia tidak ingin gadis di depannya itu merasa tidak nyaman.

"Apa boleh jas ini saya bawa. Akan saya kembalikan jika kita bertemu lagi” pintanya.

Uno mengangguk dan setelah itu Zantisya tersenyum lagi membuat Uno terhipnotis untuk beberapa detik. "Kalau kita nggak ketemu lagi jas ini buat kamu dek”

"Terimakasih mas, kalau begitu saya pulang”

"Ini payung kamu dek" ucap Uno saat Zantisya membuka pintu mobil.

"Buat mas aja. Assalamualaikum”

"Waalaikum salam”

Setelah Uno sudah tidak melihat tubuh mungil itu berlarian menerjang hujan, ia pun langsung melajukan mobilnya untuk segera pulang ke rumah.

.

.

.

"Selamat malam bu” sapa Devi setelah dipersilahkan masuk oleh asisten rumah tangga Rani dan langsung di persilahkan menuju ruang kerja.

"Malam" ucap Rani. "Sayang, mama ada urusan sama tante Devi, Radit ke kamar ya” pinta Rani lembut.

"Iya ma" ucap Radit yang langsung berlari menuju lantai dua.

"Hati-hati Dit, jangan lari"teriak Rani.

"Iya ma…”teriak Radit menjawab. Namun ia tetap berlarian menaiki tangga.

"Mana yang harus saya tanda tangani" ucap Rani.

Devi pun langsung memberikan seluruh berkas yang tadi dipinta Uno untuk ia bawa kesini. Ia membiarkan Rani membaca berkas dan ditanda tanganinya juga hingga memakan waktu kurang lebih satu jam.

"Ada lagi?" tanya Rani setelah memberikan semua berkas yang telah rampung.

"Tidak ada lagi bu”

Rani nampak menghela nafas berat. Selama Uno membantunya menjalankan perusahaan ia sama sekali tidak pernah bertemu dengan lelaki itu yang diam-diam menyentuh hatinya entah sejak kapan. Terkadang Rani bersembunyi untuk sekedar melihat Uno. Ia sendiri bingung dengan dirinya sendiri hingga secepat itu berpaling hati dari Adit.

"Apa dia masih tetap tidak mau menemui ku?” tanya Rani lirih.

"Jawabanya masih sama bu" jawab Devi.

"Apa dia masih tetap sendiri?”

"Sepertinya bu, karena selama yang saya tau pak Arjuno tidak pernah memiliki kedekatan dengan siapapun” terang Devi. "Begitu juga dengan mata-mata yang selalu mengikuti pak Arjuno" tambahnya.

"Apa sesulit itu dia move on. Kapan Dev dia membuka hati”

"Saya rasa kalau ibu berdiam diri begini tidak akan pernah ada perubahan dan kemajuan bu, mungkin ibu sudah mulai bergerak terang-terangan" usul Devi. "Caranya move on bukan kah dengan membuka hati bu, siapa tau dengan ibu lebih memberanikan diri pak Arjuno dengan perlahan tertarik pada ibu" tambah Devi.

"Kamu benar…”ucap Rani. Ia nampak menyungging senyum dan tengah memikirkan sesuatu. "Aku nggak bisa kehilangan lelaki setia seperti Uno".

Bersambung...

Visual tokoh utamanya 😊

Zantisya Kemala

Zantisya Kemala ini karakternya pendiam, perhatian, tulus, menerima, lembut dan sabar pintar memendam perasaan dan masalahnya.

Arjuno Andrewiyoko

Arjuno Andrewiyoko itu karakternya adalah orang yang sangat tulus menyayangi seseorang, setia udah pasti, pekerjaan keras, pokoknya paket komplit karakter dia ini ya😊 tapi kasian banget nggak sih dia seganteng ini aja diselingkuhi sama Vina😓

Yang kurang cocok sama visualnya silahkan berimajinasi ya 😘 menghalu itu emang dunia kita geesss😀❤️

Yang mengikuti kisah Zantisya dan Arjuno mohon tinggalkan jejak ya sayang kesayangan 💋 kasih like dan komennya boleh banget👍 dikasih vote dan hadiah pun uuuhhh sungguh tidak menolak 😘😘😘

good night all 😌

Terpopuler

Comments

Lisandria Zanetti

Lisandria Zanetti

baru ngeh kalo Uno itu Arjuno

2023-06-18

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Satu kata buat Tisya CANTIK😍😍😍

2023-02-26

0

Ika Rizka

Ika Rizka

menarik

2022-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 BAKSO KENANGAN
2 BAB 2 TRAGEDI
3 BAB 3 PEMAKAMAN
4 BAB 4 BERTEMU LAGI
5 BAB 5 PERNIKAHAN
6 BAB 6 PERKENALAN
7 BAB 7 PERASAAN RANI
8 BAB 8 TESTPACK
9 BAB 9 PECEL LELE
10 BAB 10 KISAH CINTA BIMA
11 BAB 11 MENGINAP
12 BAB 12 BENTENG HATI
13 BAB 13 RASA YANG DI ABAIKAN
14 BAB 14 BUNGA TULIP MERAH
15 BAB 15 KAKAK CEMBURU?
16 BAB 16 PANTAI
17 BAB 17 DOSA DALAMNYA PERASAAN
18 BAB 18 RINDU
19 BAB 19 PERTEMUAN MENYAKITKAN
20 BAB 20 SUARA ANEH DI RUANG KERJA
21 BAB 21 KENANGAN BUNGA TULIP MERAH
22 BAB 22 TRAGEDI
23 BAB 23 RUMAH SAKIT
24 BAB 24 CARILAH AKU
25 BAB 25 TALAK
26 BAB 26 PERGI
27 BAB 27 MENEMUKAN MU
28 BAB 28 PSIKOLOGI
29 BAB 29 MENIKAHLAH DENGANKU
30 BAB 30 MANTAN ISTRI
31 BAB 31 PERNIKAHAN KEDUA
32 BAB 32 PANTAI LAGI
33 BAB 33 TRAUMA
34 BAB 34 THE POWER OF MODUS
35 BAB 35 SUAMI GANTENG
36 BAB 36 JARINGAN 5G
37 BAB 37 LEBIH BERANI
38 BAB 38 BERTEMU LARAS
39 BAB 39 EMOSI EVITA
40 BAB 40 ROMANTIS
41 BAB 41 MALAM YANG INDAH
42 BAB 42 PAGI YANG SEMPURNA
43 BAB 43 MAMA LARAS
44 BAB 44 ARJUNO X BIMA
45 BAB 45 ON FIRE
46 BAB 46 BERTEMU MANTAN SUAMI
47 BAB 47 TOILET
48 BAB 48 SUAPAN SEPESIAL
49 BAB 49 KEMUNGKINAN KEPERGOK
50 BAB 50 MEMBELI BUKU
51 BAB 51 KULIAH
52 BAB 52 BERTEMU EVITA
53 BAB 53 BERTEMU RANI
54 BAB 54 ISTRI PENGUPING
55 BAB 55 REDUPKAN SUARA
56 BAB 56 PASAR MALAM
57 BAB 57 SEMAKIN HANCUR
58 BAB 58 BUCIN BUKAN BUNCIS
59 BAB 59 KEBUN BINATANG
60 BAB 60 PERMINTAAN MAAF EVITA
61 BAB 61 GAGAL MODUS
62 BAB 62 KEBAKARAN
63 BAB 63 GARIS DUA
64 BAB 64 SADAR
65 BAB 65 SABAR ADA BATASNYA
66 BAB 66 HARUS IKHLAS
67 BAB 67 KEDATANGAN TAMU
68 BAB 68 MENEMUI BIMA
69 BAB 69 SALING MEMAAFKAN
70 BAB 70 BALI
71 BAB 71 MASIH DI BALI
72 BAB 72 KEDATANGAN BIMA
73 BAB 73 WANGI DUIT
74 BAB 74 KITA ADALAH TAKDIR
75 BAB 75 HADIAH ISTIMEWA
76 BAB 76 TWINS
77 BAB 77 SAMA-SAMA HAMIL
78 BAB 78 GULA KAPAS
79 BAB 79 RUJAK TENGAH MALAM
80 BAB 80 GARA-GARA KAREDOK
81 BAB 81 CEMBURUNYA IBU HAMIL
82 BAB 82 PAGI YANG BURUK
83 BAB 83 PINDAH KAMAR
84 BAB 84 ES CINCAU
85 BAB 85 NAMA UNTUK SI KEMBAR
86 BAB 86 ES KRIM
87 BAB 87 SI KEMBAR SUDAH DILAMAR
88 BAB 88 BELAH DURIAN
89 BAB 89 ZIARAH
90 BAB 90 TANDA-TANDA
91 BAB 91 LAHIRNYA SI KEMBAR
92 BAB 92 BERTAHAN UNTUK KAMI
93 BAB 93 PERMATA HATI
94 BAB 94 BERGANTIAN MENJAGA RUBY
95 BAB 95 BABY SITTER AL
96 BAB 96 MILIK ISTRI DAN AL
97 BAB 97 KAMAR SEBELAH
98 BAB 98 AL ADALAH ANUGERAH
99 BAB 99 KAMAR UTAMA
100 BAB 100 BASMI PELAKON
101 BAB 101 PULANG KARENA RINDU
102 BAB 102 MENGAJAK AL KEPANTAI
103 BAB 103 LELAKI POSESIF
104 UCAPAN DARI AUTHOR
105 Dikira Janda
106 Promosi novel Istri Kecil Milik Mas Ganteng
107 Menjadi Simpanan Sang Cassanova
108 Duka Pernikahan (Promosi Novel)
Episodes

Updated 108 Episodes

1
BAB 1 BAKSO KENANGAN
2
BAB 2 TRAGEDI
3
BAB 3 PEMAKAMAN
4
BAB 4 BERTEMU LAGI
5
BAB 5 PERNIKAHAN
6
BAB 6 PERKENALAN
7
BAB 7 PERASAAN RANI
8
BAB 8 TESTPACK
9
BAB 9 PECEL LELE
10
BAB 10 KISAH CINTA BIMA
11
BAB 11 MENGINAP
12
BAB 12 BENTENG HATI
13
BAB 13 RASA YANG DI ABAIKAN
14
BAB 14 BUNGA TULIP MERAH
15
BAB 15 KAKAK CEMBURU?
16
BAB 16 PANTAI
17
BAB 17 DOSA DALAMNYA PERASAAN
18
BAB 18 RINDU
19
BAB 19 PERTEMUAN MENYAKITKAN
20
BAB 20 SUARA ANEH DI RUANG KERJA
21
BAB 21 KENANGAN BUNGA TULIP MERAH
22
BAB 22 TRAGEDI
23
BAB 23 RUMAH SAKIT
24
BAB 24 CARILAH AKU
25
BAB 25 TALAK
26
BAB 26 PERGI
27
BAB 27 MENEMUKAN MU
28
BAB 28 PSIKOLOGI
29
BAB 29 MENIKAHLAH DENGANKU
30
BAB 30 MANTAN ISTRI
31
BAB 31 PERNIKAHAN KEDUA
32
BAB 32 PANTAI LAGI
33
BAB 33 TRAUMA
34
BAB 34 THE POWER OF MODUS
35
BAB 35 SUAMI GANTENG
36
BAB 36 JARINGAN 5G
37
BAB 37 LEBIH BERANI
38
BAB 38 BERTEMU LARAS
39
BAB 39 EMOSI EVITA
40
BAB 40 ROMANTIS
41
BAB 41 MALAM YANG INDAH
42
BAB 42 PAGI YANG SEMPURNA
43
BAB 43 MAMA LARAS
44
BAB 44 ARJUNO X BIMA
45
BAB 45 ON FIRE
46
BAB 46 BERTEMU MANTAN SUAMI
47
BAB 47 TOILET
48
BAB 48 SUAPAN SEPESIAL
49
BAB 49 KEMUNGKINAN KEPERGOK
50
BAB 50 MEMBELI BUKU
51
BAB 51 KULIAH
52
BAB 52 BERTEMU EVITA
53
BAB 53 BERTEMU RANI
54
BAB 54 ISTRI PENGUPING
55
BAB 55 REDUPKAN SUARA
56
BAB 56 PASAR MALAM
57
BAB 57 SEMAKIN HANCUR
58
BAB 58 BUCIN BUKAN BUNCIS
59
BAB 59 KEBUN BINATANG
60
BAB 60 PERMINTAAN MAAF EVITA
61
BAB 61 GAGAL MODUS
62
BAB 62 KEBAKARAN
63
BAB 63 GARIS DUA
64
BAB 64 SADAR
65
BAB 65 SABAR ADA BATASNYA
66
BAB 66 HARUS IKHLAS
67
BAB 67 KEDATANGAN TAMU
68
BAB 68 MENEMUI BIMA
69
BAB 69 SALING MEMAAFKAN
70
BAB 70 BALI
71
BAB 71 MASIH DI BALI
72
BAB 72 KEDATANGAN BIMA
73
BAB 73 WANGI DUIT
74
BAB 74 KITA ADALAH TAKDIR
75
BAB 75 HADIAH ISTIMEWA
76
BAB 76 TWINS
77
BAB 77 SAMA-SAMA HAMIL
78
BAB 78 GULA KAPAS
79
BAB 79 RUJAK TENGAH MALAM
80
BAB 80 GARA-GARA KAREDOK
81
BAB 81 CEMBURUNYA IBU HAMIL
82
BAB 82 PAGI YANG BURUK
83
BAB 83 PINDAH KAMAR
84
BAB 84 ES CINCAU
85
BAB 85 NAMA UNTUK SI KEMBAR
86
BAB 86 ES KRIM
87
BAB 87 SI KEMBAR SUDAH DILAMAR
88
BAB 88 BELAH DURIAN
89
BAB 89 ZIARAH
90
BAB 90 TANDA-TANDA
91
BAB 91 LAHIRNYA SI KEMBAR
92
BAB 92 BERTAHAN UNTUK KAMI
93
BAB 93 PERMATA HATI
94
BAB 94 BERGANTIAN MENJAGA RUBY
95
BAB 95 BABY SITTER AL
96
BAB 96 MILIK ISTRI DAN AL
97
BAB 97 KAMAR SEBELAH
98
BAB 98 AL ADALAH ANUGERAH
99
BAB 99 KAMAR UTAMA
100
BAB 100 BASMI PELAKON
101
BAB 101 PULANG KARENA RINDU
102
BAB 102 MENGAJAK AL KEPANTAI
103
BAB 103 LELAKI POSESIF
104
UCAPAN DARI AUTHOR
105
Dikira Janda
106
Promosi novel Istri Kecil Milik Mas Ganteng
107
Menjadi Simpanan Sang Cassanova
108
Duka Pernikahan (Promosi Novel)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!