BAB 3 PEMAKAMAN

Sore itu langit begitu nampak mendung. Gerimis nampak terus saja turun dari langit membasahi kedua tanah kubur yang juga masih basah. Semua orang sudah pulang termasuk mertua Uno dan juga Rani, istri Adit.

Uno menatap nanar dua kuburan yang berjejer. Nampak seperti pasangan sehidup semati seolah cinta mereka adalah cinta sejati. Pasangan selingkuh yang akhirnya meninggal bersama setelah mengalami kecelakaan tunggal.

"Kalian sungguh mengerikan” lirih Uno. Ia menatap kuburan yang terdapat nama Adit disana. "Kamu lelaki egois, sudah tahu salah tetap melakukan dan sekarang kamu meminta aku untuk menjaga anak dan istri mu serta hartamu. Kamu pikir aku ini apa?” gumam Uno penuh kebencian. Namun ia pun harus belajar ikhlas dan memaafkan pasangan dengan cinta yang belum usai. Namun harus selesai karena kematian.

.

.

.

Setelah membaca doa Zantisya menabur bunga di atas makam ibunya. Hari ini ia telah lulus sekolah dan mendapat nilai terbaik. Dan hari ini juga adalah hari kematian ibunya. Ia dan bapaknya langsung ziarah kubur setelah Zantisya pulang dari sekolah.

"Ayo pak pulang” ajak Zantisya. "Takut makin deres hujannya” tambahnya.

Bapaknya pun berdiri dan langsung melangkah lebih dulu. Mereka membawa dua payung untuk berjaga-jaga jika hujan seperti saat ini. Perlahan namun pasti Zantisya mengikuti langkah bapaknya.

Zantisya dan bapaknya menatap lelaki yang berdiri di depan pusaran yang masih basah itu. Tadi saat Zantisya dan bapaknya datang para pelayat sudah mulai pulang.

"Tisya, berikan payung mu pada lelaki itu. Kasihan dia kalau terlalu lama terkena air hujan” perintah bapaknya.

Zantisya pun menurut dengan perlahan ia melangkah menuju ke arah Uno yang tengah berdiri. Setelah tinggal satu langkah ia sejajar dengan posisi Uno yang berdiri, Zantisya mengangkat tangan yang menggenggam gagang payung agar semakin tinggi. Lalu ia maju selangkah dan mereka pun berdiri sejajar.

Zantisya mendongakkan wajahnya untuk melihat wajah Uno. Karena sepertinya lelaki itu belum menyadari kehadirannya. "Kenapa ada sorot kehilangan, kesedihan, kecewa dan marah secara bersamaan di wajahnya” batin Zantisya.

Hening…

"Maaf mas…” lirih Zantisya yang sukses membuat Uno menoleh ke samping dan kini ia menyadari jika tubuhnya tidak terkena air hujan. Ia menatap gadis yang tingginya hanya sebatas dadanya. Uno mengerutkan keningnya merasa tak mengenali gadis yang ada di depannya itu. "Mas yang tabah ya” Zantisya memberikan senyuman terbaiknya seolah memberi kekuatan untuk lelaki yang menjulang tinggi dihadapannya itu. "Ini payung buat mas” ucap Zantisya sambil menyodorkan gagang payungnya.

Namun uno abai dan tak menerima payung itu. Akhirnya dengan berani Zantisya menyentuh tangan Uno dan mengarahkannya untuk menggenggam gagang payung.

"Saya pulang duluan ya mas. Mas juga harus cepat pulang karena hujan makin deres dan sebentar lagi magrib”. Itulah ucapan terakhir gadis berjilbab hitam pada Uno sebelum akhirnya gadis itu lari kearah bapaknya.

.

.

.

Tiga bulan sudah berlalu selama itu juga Uno hanya di sibukkan dengan pekerjaanya sendiri. ia juga sampai menjual rumah yang ia tinggali bersama Vina dulu. Ia sungguh tidak ingin dikelabuhi dengan kenangan manis namun kini semua ternyata palsu.

Hari ini Uno sengaja tidak pergi ke kantor karena ia ingin istirahat seharian. Biarlah orang kepercayaannya yang memantau semua restoran dan mengurus laporan laporan dari setiap cabang restoran.

Namun sepertinya hari istirahatnya terganggu, setelah mendengar bel dan Uno segera membuka pintu untuk tamu yang sungguh tidak Uno duga.

Ia menatap dingin sosok perempuan yang ada di hadapannya bersama seorang anak kecil. Bukannya mempersilahkan masuk namun pertanyaan Uno seolah tak menyukai kedatangan perempuan yang perutnya semakin membesar saja. "Dari mana kamu tahu alamat ku?” tanya Uno jelas tak suka.

"Maaf mas jika…”

"Cukup panggil nama” ia sungguh tidak menyukai semuanya. Uno sadar bahwa ia dan perempuan hamil dihadapannya ini adalah korban dari pasangan mereka masing-masing. Namun Uno sungguh tidak mampu jika harus berhadapan lagi dengan masa lalunya. Karena dengan ia melihat perempuan ini dia akan mengingat Vina dan Adit atas penghianatan yang mereka lakukan. Egois. Satu kata untuk pasangan yang sudah tiada itu.

"Uno… tolong bantu aku mengurus perusahaan kami"

"Aku nggak mau” sarkas Uno tanpa perlu pikir-pikir.

"Mama” lirih bocah laki-laki yang langsung sembunyi ke belakang Rani.

"Radit tunggu mama didalam mobil ya nak. Radit sama pak totok dulu” pinta Rani, Radit mengangguk dan langsung lari menuju mobil.

Rani menatap Uno yang tengah melihat radit berlari kecil menuju kemobil lalu masuk kedalam setelah di bukakan pintu oleh sopirnya. "Radit anak pertama kami Uno. Usianya empat tahun”jelas Rani. "Sebentar lagi perkiraan anak kelahiran anak kedua kami” tambahnya.

Ucapan Rani sungguh tenang. Ia masih menyebut anaknya dengan sebutan 'anak kami' setelah semua penghianatan yang di lakukan suaminya. Entah memang dia pribadi yang baik, pura-pura tegar atau memang sudah menerima semuanya dengan lapang. Entahlah Uno tak ingin menerka lebih dalam.

"Apa tujun mu sebenarnya?"

"Mas Adit sudah mempercayakan perusahaan kami sama kamu Uno, tolong bantu kami"

"Aku nggak mau" jelas Uno menolak langsung. Apa lagi mendengar Rani mengucapkan 'bantu kami' itu sama saja Uno rela senang hati membantu Adit.

"Tolong, aku sudah tidak mampu mengurus perusahaan dengan keadaan seperti ini” ucap Rani membuat iba Uno karena Rani tengah mengelus perut buncitnya itu.

"Setidaknya bantu aku sampai aku benar-benar bisa mengurus perusahaan sendiri sampai anak-anak bisa aku tinggal kerja” mohon Rani Tulus.

Uno Nampak berfikir namun rasa egoisnya masih mendominasi dirinya sendiri. Ia benar-benar sungguh tidak ingin menyelami masa yang harusnya ia lewati saja.

"Aku nggak bisa. aku juga harus mengurus usaha ku sendiri” tolak Uno. Suaranya bahkan mulai terdengar melembut.

"Uno, mari kita bersama-sama damai dengan penghianatan mereka. Disini bukan cuma kamu korbannya tapi ada aku dan anak-anak aku” lirih Rani.

Rani sepenuhnya benar, perempuan ini sungguh lebih banyak di korbankan ketimbang dirinya. "Tolong bantu aku satu atau dua tahun Uno. Aku yakin kamu bisa mengerjakan dua perusahaan sekaligus. Tapi aku…” ia menjeda ucapannya. Menunduk menatap perutnya tangannya terus mengusap perutnya sendiri. "Saat ini aku harus lebih memprioritaskan anak-anak ku”.

.

.

.

Malam sudah semakin larut Uno masih saja terdiam menatap langit-langin kamarnya, mengingat percakapan antara dirinya dengan Rani. Ia sudah mengambil keputusan yang berat. Jelas keputusan yang bertolak dari hatinya dan ia terpaksa menerima permintaan Rani. Wanita yang lebih banyak menanggung beban atas penghianatan suami Rani bersama istrinya.

Sebagai manusia, ia masih memiliki hati nurani juga. Bagaimana mungkin ia abai dengan perempuan yang jelas memiliki kesedihan yang sama, luka yang sama. Namun ia melihat Rani begitu tabah dan ikhlas dengan semua yang terjadi.

"Apa aku selemah ini?” gumam Uno. "Maaf kan aku Vin jika aku masih kecewa dengan semua ini” gumamnya lagi sebelum akhirnya ia lelap dalam mimpi.

Bersambung...

...Dilanjutkan besok lagi ya 😊...

...good night all semoga kalian semua mimpi indah....

...Yang mengikuti cerita ini mohon tinggalkan jejak ya 😊 bisa kasih like dan komen sebanyak mungkin 🥰 terimakasih 😊...

Terpopuler

Comments

Alkahf Muhammad

Alkahf Muhammad

sabar demi ank

2022-02-16

1

Dini Junghuni

Dini Junghuni

lanjut

2022-01-24

1

Mamahnya Nazriel

Mamahnya Nazriel

mulai penasaran ini
👁️👁️👁️

2022-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 BAKSO KENANGAN
2 BAB 2 TRAGEDI
3 BAB 3 PEMAKAMAN
4 BAB 4 BERTEMU LAGI
5 BAB 5 PERNIKAHAN
6 BAB 6 PERKENALAN
7 BAB 7 PERASAAN RANI
8 BAB 8 TESTPACK
9 BAB 9 PECEL LELE
10 BAB 10 KISAH CINTA BIMA
11 BAB 11 MENGINAP
12 BAB 12 BENTENG HATI
13 BAB 13 RASA YANG DI ABAIKAN
14 BAB 14 BUNGA TULIP MERAH
15 BAB 15 KAKAK CEMBURU?
16 BAB 16 PANTAI
17 BAB 17 DOSA DALAMNYA PERASAAN
18 BAB 18 RINDU
19 BAB 19 PERTEMUAN MENYAKITKAN
20 BAB 20 SUARA ANEH DI RUANG KERJA
21 BAB 21 KENANGAN BUNGA TULIP MERAH
22 BAB 22 TRAGEDI
23 BAB 23 RUMAH SAKIT
24 BAB 24 CARILAH AKU
25 BAB 25 TALAK
26 BAB 26 PERGI
27 BAB 27 MENEMUKAN MU
28 BAB 28 PSIKOLOGI
29 BAB 29 MENIKAHLAH DENGANKU
30 BAB 30 MANTAN ISTRI
31 BAB 31 PERNIKAHAN KEDUA
32 BAB 32 PANTAI LAGI
33 BAB 33 TRAUMA
34 BAB 34 THE POWER OF MODUS
35 BAB 35 SUAMI GANTENG
36 BAB 36 JARINGAN 5G
37 BAB 37 LEBIH BERANI
38 BAB 38 BERTEMU LARAS
39 BAB 39 EMOSI EVITA
40 BAB 40 ROMANTIS
41 BAB 41 MALAM YANG INDAH
42 BAB 42 PAGI YANG SEMPURNA
43 BAB 43 MAMA LARAS
44 BAB 44 ARJUNO X BIMA
45 BAB 45 ON FIRE
46 BAB 46 BERTEMU MANTAN SUAMI
47 BAB 47 TOILET
48 BAB 48 SUAPAN SEPESIAL
49 BAB 49 KEMUNGKINAN KEPERGOK
50 BAB 50 MEMBELI BUKU
51 BAB 51 KULIAH
52 BAB 52 BERTEMU EVITA
53 BAB 53 BERTEMU RANI
54 BAB 54 ISTRI PENGUPING
55 BAB 55 REDUPKAN SUARA
56 BAB 56 PASAR MALAM
57 BAB 57 SEMAKIN HANCUR
58 BAB 58 BUCIN BUKAN BUNCIS
59 BAB 59 KEBUN BINATANG
60 BAB 60 PERMINTAAN MAAF EVITA
61 BAB 61 GAGAL MODUS
62 BAB 62 KEBAKARAN
63 BAB 63 GARIS DUA
64 BAB 64 SADAR
65 BAB 65 SABAR ADA BATASNYA
66 BAB 66 HARUS IKHLAS
67 BAB 67 KEDATANGAN TAMU
68 BAB 68 MENEMUI BIMA
69 BAB 69 SALING MEMAAFKAN
70 BAB 70 BALI
71 BAB 71 MASIH DI BALI
72 BAB 72 KEDATANGAN BIMA
73 BAB 73 WANGI DUIT
74 BAB 74 KITA ADALAH TAKDIR
75 BAB 75 HADIAH ISTIMEWA
76 BAB 76 TWINS
77 BAB 77 SAMA-SAMA HAMIL
78 BAB 78 GULA KAPAS
79 BAB 79 RUJAK TENGAH MALAM
80 BAB 80 GARA-GARA KAREDOK
81 BAB 81 CEMBURUNYA IBU HAMIL
82 BAB 82 PAGI YANG BURUK
83 BAB 83 PINDAH KAMAR
84 BAB 84 ES CINCAU
85 BAB 85 NAMA UNTUK SI KEMBAR
86 BAB 86 ES KRIM
87 BAB 87 SI KEMBAR SUDAH DILAMAR
88 BAB 88 BELAH DURIAN
89 BAB 89 ZIARAH
90 BAB 90 TANDA-TANDA
91 BAB 91 LAHIRNYA SI KEMBAR
92 BAB 92 BERTAHAN UNTUK KAMI
93 BAB 93 PERMATA HATI
94 BAB 94 BERGANTIAN MENJAGA RUBY
95 BAB 95 BABY SITTER AL
96 BAB 96 MILIK ISTRI DAN AL
97 BAB 97 KAMAR SEBELAH
98 BAB 98 AL ADALAH ANUGERAH
99 BAB 99 KAMAR UTAMA
100 BAB 100 BASMI PELAKON
101 BAB 101 PULANG KARENA RINDU
102 BAB 102 MENGAJAK AL KEPANTAI
103 BAB 103 LELAKI POSESIF
104 UCAPAN DARI AUTHOR
105 Dikira Janda
106 Promosi novel Istri Kecil Milik Mas Ganteng
107 Menjadi Simpanan Sang Cassanova
108 Duka Pernikahan (Promosi Novel)
Episodes

Updated 108 Episodes

1
BAB 1 BAKSO KENANGAN
2
BAB 2 TRAGEDI
3
BAB 3 PEMAKAMAN
4
BAB 4 BERTEMU LAGI
5
BAB 5 PERNIKAHAN
6
BAB 6 PERKENALAN
7
BAB 7 PERASAAN RANI
8
BAB 8 TESTPACK
9
BAB 9 PECEL LELE
10
BAB 10 KISAH CINTA BIMA
11
BAB 11 MENGINAP
12
BAB 12 BENTENG HATI
13
BAB 13 RASA YANG DI ABAIKAN
14
BAB 14 BUNGA TULIP MERAH
15
BAB 15 KAKAK CEMBURU?
16
BAB 16 PANTAI
17
BAB 17 DOSA DALAMNYA PERASAAN
18
BAB 18 RINDU
19
BAB 19 PERTEMUAN MENYAKITKAN
20
BAB 20 SUARA ANEH DI RUANG KERJA
21
BAB 21 KENANGAN BUNGA TULIP MERAH
22
BAB 22 TRAGEDI
23
BAB 23 RUMAH SAKIT
24
BAB 24 CARILAH AKU
25
BAB 25 TALAK
26
BAB 26 PERGI
27
BAB 27 MENEMUKAN MU
28
BAB 28 PSIKOLOGI
29
BAB 29 MENIKAHLAH DENGANKU
30
BAB 30 MANTAN ISTRI
31
BAB 31 PERNIKAHAN KEDUA
32
BAB 32 PANTAI LAGI
33
BAB 33 TRAUMA
34
BAB 34 THE POWER OF MODUS
35
BAB 35 SUAMI GANTENG
36
BAB 36 JARINGAN 5G
37
BAB 37 LEBIH BERANI
38
BAB 38 BERTEMU LARAS
39
BAB 39 EMOSI EVITA
40
BAB 40 ROMANTIS
41
BAB 41 MALAM YANG INDAH
42
BAB 42 PAGI YANG SEMPURNA
43
BAB 43 MAMA LARAS
44
BAB 44 ARJUNO X BIMA
45
BAB 45 ON FIRE
46
BAB 46 BERTEMU MANTAN SUAMI
47
BAB 47 TOILET
48
BAB 48 SUAPAN SEPESIAL
49
BAB 49 KEMUNGKINAN KEPERGOK
50
BAB 50 MEMBELI BUKU
51
BAB 51 KULIAH
52
BAB 52 BERTEMU EVITA
53
BAB 53 BERTEMU RANI
54
BAB 54 ISTRI PENGUPING
55
BAB 55 REDUPKAN SUARA
56
BAB 56 PASAR MALAM
57
BAB 57 SEMAKIN HANCUR
58
BAB 58 BUCIN BUKAN BUNCIS
59
BAB 59 KEBUN BINATANG
60
BAB 60 PERMINTAAN MAAF EVITA
61
BAB 61 GAGAL MODUS
62
BAB 62 KEBAKARAN
63
BAB 63 GARIS DUA
64
BAB 64 SADAR
65
BAB 65 SABAR ADA BATASNYA
66
BAB 66 HARUS IKHLAS
67
BAB 67 KEDATANGAN TAMU
68
BAB 68 MENEMUI BIMA
69
BAB 69 SALING MEMAAFKAN
70
BAB 70 BALI
71
BAB 71 MASIH DI BALI
72
BAB 72 KEDATANGAN BIMA
73
BAB 73 WANGI DUIT
74
BAB 74 KITA ADALAH TAKDIR
75
BAB 75 HADIAH ISTIMEWA
76
BAB 76 TWINS
77
BAB 77 SAMA-SAMA HAMIL
78
BAB 78 GULA KAPAS
79
BAB 79 RUJAK TENGAH MALAM
80
BAB 80 GARA-GARA KAREDOK
81
BAB 81 CEMBURUNYA IBU HAMIL
82
BAB 82 PAGI YANG BURUK
83
BAB 83 PINDAH KAMAR
84
BAB 84 ES CINCAU
85
BAB 85 NAMA UNTUK SI KEMBAR
86
BAB 86 ES KRIM
87
BAB 87 SI KEMBAR SUDAH DILAMAR
88
BAB 88 BELAH DURIAN
89
BAB 89 ZIARAH
90
BAB 90 TANDA-TANDA
91
BAB 91 LAHIRNYA SI KEMBAR
92
BAB 92 BERTAHAN UNTUK KAMI
93
BAB 93 PERMATA HATI
94
BAB 94 BERGANTIAN MENJAGA RUBY
95
BAB 95 BABY SITTER AL
96
BAB 96 MILIK ISTRI DAN AL
97
BAB 97 KAMAR SEBELAH
98
BAB 98 AL ADALAH ANUGERAH
99
BAB 99 KAMAR UTAMA
100
BAB 100 BASMI PELAKON
101
BAB 101 PULANG KARENA RINDU
102
BAB 102 MENGAJAK AL KEPANTAI
103
BAB 103 LELAKI POSESIF
104
UCAPAN DARI AUTHOR
105
Dikira Janda
106
Promosi novel Istri Kecil Milik Mas Ganteng
107
Menjadi Simpanan Sang Cassanova
108
Duka Pernikahan (Promosi Novel)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!