BAB 11 Rindu Sena

"Aku cuma cinta sama kamu, kamu harus percaya itu!!"

"Percaya?" ucap Sena dengan nada yang seakan penuh keraguan terlebih dirinya yang jauh disana tak biasa melihat apa yang terjadi selama ini dan sikap Angel kepada Rio yang mungkin saja biasa membuat Rio tertarik kepadanya.

"Iya aku mohon, percaya sama aku! cuma kamu yang ada dihatiku sejak aku pertama kali melihat mu!"

Rio berusaha agar Sena percaya dan tidak meragukan cinta yang tulus dari hatinya. Andai Sena tahu dirinya ingin sekali terus bersama dengan Sena walau tidak memiliki anak. Di mata Rio, Sena itu seorang istri yang sempurna walau semua orang didunia ini berkata Sena itu bukan istri yang baik untuknya tetapi bagi Rio itu cuma anggapan mereka dan dirinyalah yang berhak menilai istrinya seperti apa.

"Hah! aku tidak percaya! aku tidak berada disitu dan bisa saja kamu berbohong!"

Sena masih tidak percaya dengan semua yang Rio ucapkan karena Sena masih ragu akan kesetiaan Rio ditambah lagi Angel yang masih ABG dan polos bisa diatur semau Rio bisa saja Rio menaruh hati kepada Angel.

"Kamu mau bukti?"

"Bukti?"

Rio dapat mendengar dengan jelas suara tawa Sena. Entah apa yang ada dipikiran Sena sekarang.

"Iya, aku harus apa agar kamu percaya?"

"Memangnya apa yang kamu punya? hah!"

"Aku selalu menuruti apa yang kamu mau dan pernikahan ini? kamu sendirikan yang minta?"

Setelah Rio mengatakan itu Sena tidak langsung menjawab. Rio mengatakan ini semu agar Sena tersadar akan apa yang ia telah lakukan.

"Iya aku yang meminta kamu untuk menikah lagi tapi bukan berarti aku mengijinkanmu mencintai wanita lain!"

"Sudah aku bilang aku hanya mencintai mu!"

"Oh ya kamu tidak sedang berbohongkan?"

"Aku bersungguh-sungguh! cuma kamu yang aku sayang!"

Entah harus berapa kali lagi Rio mengatakan bahwa dirinya hanya mencintai satu orang wanita yaitu Sena tapi entah harus bagai mana lagi agar Sena mempercayai semua yang dikatakannya itu benar-benar dari lubuk hati terdalam.

"Kamu bisa saja berbohong! perkataan itu mudah diucapkan tapi kenyataanya bisa saja berbeda!"

Rio menghela napas. Harus seperti apa lagi agar Sena percaya, kalau memang dirinya ingin mencari istri lagi sudah Rio lakukan dari dulu dan Sena sudah jadi mantan istri tapi sampai detik ini Rio masih setia dan hanya memberikan hatinya hanya untuk Sena perhatian untuk Angel hanya sebatas perhatian biasa dan dimata Rio sendiri Angel hanya sebagai pelengkap pernikahan sementara ini saja tidak lebih.

"Sena sayang, dengarkan aku baik-baik! sebenarnya apa yang kamu mau dan kenapa kamu marah-marah seperti itu?"

Suara Rio masih halus tanpa ada penaikan nada bicara dan tidak ada emosi yang tertahan. Rio berusah agar menahan diri agar kondisi ini tidak tambah buruk.

"Rio"

"Iya sayang"

Rio masih tetap sabar meladeni Sena yang sifatnya masih sama saat pertama kali berpacaran. Sena sepertinya belum ingin menceritakan apa yang dirasanya.

"Kenapa? dari kemaren aku telefon tapi nggak dianggkat, kamu masih sibuk? jangan terlalu banyak kerja nanti kamu sakit dan aku kan Di Indo sedangkan kamu di Prancis kalau kamu sakit aku nggak bisa jagain kamu"

"Kenapa kamu kan bisa kesini nemenin aku?"

"Memangnya kamu sabar menunggu? jarak Indo - Prancis kan jauh sayang"

"Terus kamu tidak mau menjengukku kalau aku sakit?"

"Aku pasti kesana, jagain kamu!"

"Janji?"

"Iya sayang ku!"

"Oke, aku percaya dan aku minta uang lagi! kamu tahu sendiri kalau aku sedang bosan gimana?"

Rio tersenyum tipis saat Sena yang ujung-ujungnya meminta uang harusnya tadi Sena langsung mengatakannya dan tidak perlu mengajak ribut seperti tadi.

"Iya sayang aku tahu, jangan marah-marah seperti tadi itu membuat ku sedih"

"Makasih sayang, bye!"

Sena langsung memutus sambungan telefonnya. Rio yang masih ingin mendegar suara Sena hanya bisa pasrah.

"Kamu cinta sama aku atau uang aku? kenapa kamu masih tidak bisa mengerti? Sena aku mohon buat aku lebih mencintaimu agar aku tidak mencintai wanita lain"

Rio hanya bisa berharap dan memegang teguh hatinya yang perlahan berubah. Rio tidak mengungkiri kalau Angel lebih perhatian kepadanya dibandingkan dengan Sena. Rio berrusaha untuk menjaga hatinya yang terukir nama Sena agar tidak ada yang menerobos masuk dan menggantikan nama itu.

"Sena, aku masih ingat saat pertama kali bertemu denganmu"

flash back

8 tahun yang lalu SMAN 03

Dia cantik, senyumnya menawan semua keindahan seakan terpancar dari dirinya yang ayu. Sudah lama aku ingin berkenalan dengannya dari awal pendaftaran murid baru hingga hari kelulusan ini, sebenarnya aku sudah tahu siapa namanya tapi dia tidak mengenalku. Aku? aku hanya pemuda yang biasa-biasa sedangkan dia seorang gadis yang populer disekolah dan dia juga bayak sekali mantannya membuatku minder apa aku pantas untuknya.

"Rio"

"Eh?"

Aku terkejut dan langsung menoleh, ternyata itu Andi teman semejaku dan pastinya aku akan merindukannya sebab kita sering saling tukar menukar contekan.

"Kamu masih memperhatikan dia?"

Aku tahu apa maksud ucapannya, yang dimaksud "dia" oleh Andi adalah Sena. Aku hanya berdehem dan dibalas decakan oleh Andi.

"Eh! kalau kamu cuma lihatin dia tapi kamu nggak samperin itu sama saja bohong! ini udah mau lulusan P'ea! apa keberanian mu itu masih sebesar debu?"

Andi sudah mengetahu perasaan ku ke Sena dan Andi juga sering menyuruhku bahkan memaksaku untuk menemui Sena, mengajak Sena berkenalan tapi aku selalu menolak karena aku belum siap. Andi sering mengejekku karen ketidak siapan ku membuat Sena digandeng pemuda lain dan itu membuatku panas karena melihat Sena digandeng oleh orang lain.

"Ck! jangan sok tahu!"

"Idih? mau sampai kapan kamu jadi udara seperti ini? perhatian tapi tidak bisa dilihat! buru samperin sonoh!"

Andi menyuruhku sembari menunjuk Sena yang tengah tersenyum dengan manisnya. Senyuman itu membuat jantungku berdebar.

"Malah bengong lagi!"

Aku tidak bisa memalingkan pandanganku pada Sena. Andai aku punya keberanian lebih. Tuhan tolong hambamu ini!. Ini perasaanku saja atau apa? apa aku tidak salah lihat? Sena berjalan kearahku. Pandangan mata Sena dan senyum itu buatku atau buat orang lain? aku berharap pandangan dan senyuman itu untukku.

"Hai"

Sena menyapa siapa? aku atau Andi?.

"Aku cabut duluan, takut ganggu"

Ucap Andi berbisik lalu pergi meninggalkanku dengan Sena.

"Kamu Rio kan? kamu yang peringkat nomer satukan?"

Aku tidak menyangka akhirnya aku bisa bertatap muka dengan gadis yang selalu ku mimpikan dalam tidurku.

"I..iya"

"Wah selamat yah"

Sena menjulurkan tangannya dan aku pun menjabat tangannya. Saat bersentuhan dengan kulitnya kurasakan halus.

"Namaku Sena"

"Senang bertemu denganmu"

Sena hanya tersenyum dan membuatku panas dingin dibuatnya.

"Lepas?"

"Eh maaf?"

Aku langsung melepas genggaman tanganku. Duh, kenapa aku jadi seperti ini? rasanya canggung sekali apa lagi tadi aku kelamaan memegang tangannya. Semoga Sena tidak marah.

"Nggak apa-apa, aku sepertinya sering melihatmu"

"Hah? cuma perasaan mu saja kali?"

"Oh ya? tapi beneran kok! saat aku latihan cheerleaders, aku lihat kamu di pinggir lapangan"

Aku tidak percaya kalau Sena ternyata melihat ku dan dia paham wajahku ini.

Sena menggaruk tengkuk lehernya mungkin dia malu kalau perkataannya itu salah tapi harusnya dia tidak perlu seperti itu. Itu memanglah aku.

"Mungkin iya" ucapku dan membuat Sena seperti biasa tidak seperti barusan.

Drrrtt

Drrrttt

Itu bukan ponselku berarti? Sena langsung mengambil ponsel dari sakunya. Sena mengangkat telefon dari seseorang, aku tidak tahu siapa tapi raut wajah Sena berubah sedih.

"Ya udah Pa nggak apa-apa, Sena bisa pulang naik taxi"

Sena menutup sambungan telefonnya. Tapi tadi dia bilang naik taxi, apa aku antar dia pulangnyah? tapi aku bawa motor, sebaiknya aku tanyakan saja urusan dia mau atau tidak belakangan.

"Kenapa?"

"Itu Papa aku nggak bisa jemput"

"Mau aku antar tapi aku bawa motor, mau nggak?"

Aku berharap Sena mau aku antar tapi mungkin aku juga tidak boleh berharap banyak dan nggak mungkin gadis secantik ini naik motor, bisa-bisa kulitnya terbakar sinar matahari yang panas ini. Aku masih menunggu jawaban dari dirinya yang nampak sedang berpikir.

"Aku mau tapi kamu tidak sedang bercandakan?"

"Tidak, Aku antar kamu pulang"

Aku langsung menarik pergelangan tangan Sena menuju parkiran motor.

Entah mimpi apa semalam aku bisa menggandeng gadis yang selama ini aku kagumi.

Sesampainya diparkiran aku langsung melepas genggaman tanganku.

"Benerang nggak ngerepotin?"

Sena bertanya lagi apa mungkin dia tidak mau merepotkan ku tapi aku tidak merasa direpotkan sama sekali terlebih aku malah senang mengantar Sena pulang dan aku bisa tahu di rumahnya kali saja aku dibolehkan untuk main kerumahnya. Duh kenpa jadi modus gini sih?.

"Kok malah melamun sih?"

"Eh? apa tadi aku melamun sih?"

Sena mengangguk dan ini membuatku malu sekali. Ku garuk tengkuk leherku yang tak gatal.

"Duh maaf yah? ayo"

Aku memberikan helm ku ke Sena nampak Sena ragu menerimanya. Apa mungkin Sena berpikiran helmku bau yah.

"Kenapa? aku keramas setiap hari kok"

"Eh? bukan itu!"

"Terus apa?"

"Ini harusnya kamu yang pakai"

Sena menatapku. Tatapan dari mata cantik itu membuat ku kagum. Aku tidak apa-apa kalau nantinya terluka tapi kalau Sena terluka aku takut Sena tidak mau bertemu denganku lagi dan pastinya aku akan menyalahkan diriku selama hidupku karena tidak bisa menjaga orang yang aku sayang.

"Aku nggak mau kamu kenapa-napa, pakai yah"

Aku memakaikan helm hitamku ke kepala Sena lalu mengunci pengamannya. Ini perasaan ku saja atau benar Sena tersipu malu? entahlah hari ini hari keberuntunganku.

Aku menaiki motorku lalu kubantu Sena. Duduk di belakangku.

"Pegangan!" suruhku lalu menyalakan motorku sedetik itu juga Sena langsung mengalungkan tangannya ke pinggangku.

Motor sport ku kini melaju dijalan beraspal. Terik matahari kini terasa sangat menyengat dan pastinya gadis dibelakangku ini kepanasa. Kuputuskan untuk berteduh di parkiran minimarket yang cukup teduh.

"Kenapa berhenti?" tanya Sena langsung saat motorku berhenti di depan minimarket.

"Mau es krim nggak?" tawarku dan terlihat Sena sangat senang.

"Mau"

Kami pun memasuki minimarket dan langsung menuju ke bagian es krim.

Kami pun langsung memilih es krim yang kami suka lalu berjalan kearah kasir.

"Aku saja yang bayar" ucap Sena langsung saat aku ingin mengambil dompetku.

"Iya sudah"

Setelah membayar kami pun memakan es krim yang tadi di beli.

Kami sibuk dengan es krim dan pikiran kami membuat suasana jadi canggung seperti ini, aku juga tidak tahu harus berbicara apa terlebih jantungku ini berdegup begitu kencang semoga saja Sena tidak mendengarnya.

"Eh?"

Kurasa sentuhan lembut di tepi bibirku. Aku langsung menoleh dan mendapati tangan Sena yang menghapus noda dibibirku.

Tatap mata kami saling bertemu, membuatku menenguk ludahku.

"Maaf"

Sena langsung menjauhkan tangannya dari bibirku. Sepertinya Sena merasa tidak nyaman.

"Kok maaf? memangnya kamu buat kesalahan apa? aku harusnya bilang terima kasih kekamu loh"

Entah ada yang salah pada perkataanku atau apa yang jelas Sena menunduka kepalanya dan pipinya merah?.

"Rio ayo pulang! udah nggak sepanas tadi"

Aku pun menuruti permintaan Sena. Motorku melaju menjauhi mini market menuju ke perumahan tempat Sena tinggal dan beruntungnya aku ternyata perumahan Sena itu bersebelahan dengan perumahan ku.

Motorku memasuki gang perumahan Sena dan Sena bilang kalau rumahnya dekat pos saptam.

"Rumah kamu yang mana?"

"Dua rumah lagi yang bercat pink"

Motorku kini berhenti didepan rumah minimalis berlantai dua yang terlihat sangat nyaman.

"Makasih yah" ucap Sena sembari menggembalikan helm milikku. Aku pun menerimanya.

"Iya, besok mau aku jemput?" tawarku kepada Sena. Sena terlihat tidak percaya dengan ucapanku.

"Enggak usah, aku nggak mau ngerepotin" tolak Sena dengan halus mungkin dia merasa tidak enak terlebih baru berkenalan denganku.

"Nggak ngerepotin kok, rumah ku juga deket dari sini jadi sekalian saja berangkat bareng. Ya kalau kamu mau sih, aku sih nggak maksa" ucapku dengan nada biasa tapi sebenarnya aku ngarep sih. Siapa tahu aja Sena merasakan apa yang kurasakan ini.

"Emm. Aku mau tapi kalau nggak ngerepotin?"

"Nggak, sampai berjumpa besok"

Aku langsung memakai helmku

"Mampir dulu yuk?"

"Telat, dari tadi kek" ucapku dengan niat bercanda namun sepertinya diterima lain oleh Sena.

"Duh, maaf yah"

"Aku cuma bercanda kok manis, aku pulang"

Aku yang menyadari telah mengatakan "manis" langsung buru-buru memacu motorku. Aku takut Sena marah.

Saat hari itu aku selalu mengantar jemput Sena dan kami sekarang saling bertukar pesan singkat sampai larut malam. Aku beranggapan Sena mulai tertarik kepadaku karena itu aku sedang memilih waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku.

Hari ini aku berjanji akan menemani Sena membeli baju baru untuk dipakai di pesta ulang tahunnya dan aku pun diundang olehnya.

Aku sedang menunggu Sena di halaman rumah yah walau pun tadi tante Silva ibunya Sena menyuruhku untuk menunggu didalam tapi aku menolak aku takut Sena jadi terburu-buru dan merasa tidak enak karena diriku.

Aku tersenyum saat Sena keluar rumah dengan pakain dan riasan wajah yang membuatku semakin jatuh cinta.

"Maaf lama yah?"

"Nggak kok, berangkat sekarang?"

"Iya ayok!"

...

mal cempaka putih

Sudah dua jam lebih kami berjalan melihat-lihat toko dimal ini dan kedua tanganku kini menenteng kantong belanjaan Sena dan aku baru tahu ternyata perempuan itu sangat rempong saat belanja.

"Rio kamu nggak capekkan?" tanya Sena kepadaku. Aku ingin sekali jawab dengan jujur kalau aku capek tapi aku tidak mau Sena sedih dan tidak mau mengajakku lagi nantinya.

"Nggak kok, tenang aja"

Benar dugaanku Sena seakan merasa lega mendengar ucapanku.

"Kalau kamu capek bilang yah"

"Hemm" aku hanya berdehem saja. Entah kenapa aku rasa perempuan memiliki tenaga ekstra untuk berbenanja. Contohnya saja Sena yang terlihat sangat bersemangat mengelilingi mal dengan sepatu hak tinggi itu.

Sena kembali melangkah kedalam toko baju dan aku yang seperti pengawalnya terus mengekor dibelakang Sena. Aku tidak keberatan melakukan ini semua demi mendapatkan hati Sena, gadis yang telah mencuri hatiku.

Sena tengah memilih gaun pink yang berbeda modelnya sepertinya dia kebingungan menentukan pilihannya.

"Rio bagusan yang mana?"

Sena melihatkan dua gaun yang sangat indah yang satunya gaun pendek dan satunya gaun panjang kalau boleh jujur aku juga bingung menentukan yang mana, semuanya sangat indah.

"Aku juga tidak tahu semuanya indah"

"Haaahh. Ayolah tinggal tunjuk!" Sena merengek seperti anak kecil membuatku ingin sekali mencubit pipinya.

"Aku mohon! pilihkan untuk ku?"

Karena Sena terlihat begitu menginginkanku untuk memilihkan bajunya aku tunjuk saja gaun yang panjang.

"Yang ini?"

"Iya"

"Makasih dan habis ini kita pulang, lagian kamu juga harus siap-siap kepestaku. Jangan telat! bawa kado untukku!"

"Iya"

....

Aku memasuki rumah Sena yang telah dibuat seindah mungkin dengan pernak pernik serba pink khas ulang tahun gadis usia 19 tahun.

Aku membawa kado sepesial di dalam mobilku dan aku membawa buket bunga mawar merah muda kusus untuk Sena. Aku mencari keberadaan Sena untuk memberikan bunga ini.

Dadaku terasa sangat sesak saat melihat apa yang ada didepanku. Aku melihat Sena tengah bersama seorang pemuda yang terlihat sangat akrab dengan Sena dan juga orang tuanya.

Tak terasa olehku bunga yang ada di tanganku terjatuh kelantai saat aku melihat pemuda itu mengecup pipi kiri Sena dan Sena terlihat sangat bahagia mungkinkah aku terlalu berharap Sena mencintaiku.

Kulangkahkan kaki ini keluar rumah Sena, aku bisa saja tidak perduli dengan Sena dan menikmati pesta ini dengan teman-teman lainnya namu perasan yang sudah terlanjur ada ini membuatku sesak bernapas.

Aku memutuskan untuk menuju taman yang tidak jauh dari rumah Sena, aku hanya melewati dua rumah lagi.

Malam yang dingin ini membekukan hatiku harapanku pupus dan hatiku ini terasa hancur melihat dia yang sudah bahagia dengan orang lain.

Mungkinkah ini juga kesalahanku? aku yang terlalu takut mengungkapkan perasaanku hingga akhirnya orang lain yang mendapatkan hatinya. Andai aku bisa putar balikan waktu aku pasti akan mengucapkan perasaan ini lebih awal dan aku tidak akan semenyesal ini.

Aku melihat kearah langit, bulan sabit yang bersinar terang tanpa taburan bintang seperti diriku yang sendiri tanpa ada keasih hati. Malangnya nasibku ini dari awal masuk SMA sampai mau kelulusan aku tetap saja jomblo dan harus menahan sakit hati saat melihat orang yang aku sayang bergandengan dengan orang lain.

Sedetik itu aku merasa ada seseorang yang duduk di samoingku. Aku menoleh kesamping dan ternyata itu Sena dan ada apa dia kemari.

"Kenapa kamu malah disini? acaranya sudah mulai loh"

"Tetus kenapa kamu disini?"

"Aku nyariin kamu, abis kamu pergi gitu aja padahal aku ingin memperkenalkan kamu sama sepupu aku"

"Sepupu kamu?"

"Iya pemuda yang kamu lihat tadi?"

Aku mengingat ingat lagi saat di rumah Sena apa yang dimaksud itu cowok yang mencium Sena tadi?"

"Yang sama kamu?"

"Iya"

"Ikut aku sebentar yah!"

"Mau kemana?"

"Udah ikut saja! aku punya hadiah untuk kamu"

Aku menarik pergelangan tangan Sena menuju tempatku memarkirkan mobilku. Aku bersyukur pemuda itu bukanlah pacar Sena melainkan sepupunya dan itu berarti aku masih punya harapan untuk menjadi kekasih Sena.

"Rio, kamu mau kasih kado aku apa?" Sena sepertinya penasaran dengan kado yang akan aku berikan kepadanya.

"Nanti kamu tahu sendiri! kalau aku beritahu itu bukan kado namanya"

"Terserah kamu deh"

15 menit berlalu akhirnya kami tiba ditempat aku memarkirkan mobilku.

Aku menyuruh Sena untuk membuka bagasi mobilku. Sena menurut dan langsung.

"Rio ini beneran?"

Sena nampak terkejut melihat balon-balon gas berwarna pink keluar dari dalam bagasi dan balon yang paling besar ada tulisannya I LOVE YOU tepat di hadapan Sena.

"Iya itu buat kamu, selama ini aku menyukaimu saat pertama kali aku melihatmu"

Sena menatapku dengan tatapan tidak percaya. Aku langsung berlutut dihadapanya dan meraih kedua tanganya lalu meneruskan kalimatku.

"Aku terpesona saat kita diMOS. Kamu begitu menawan dan senyumanmu selalu membuat ku rindu karena itu aku seting melihatmu latihan dan aku ingin sekali mengatakan ini kepadamu "would you be my girl, Sena"?"

Sena langsung menitihkan air mata setelah mendengar ucapanku dan dia langsung mengangguk.

"Yes or no?"

"Yes! l love you to"

Aku langsung bangkit dan memeluk Sena dengan erat.

"Terima kasih"

.

flash end

Rio menghela napas beratnya. Rindu ingin memeluk Sena begitu berat. Andai Sena mau mengerti pasti tidak akan seberat ini, menahan ridu dan keinginan ingin menghabiskan waktu bersama hanya Rio dan Sena tidak ada kata pekerjaan, kesibukan dan jarak lagi tapi kapan?.

"Terserah kamu lah, aku masih belum tahu jalan pikiranmu dan aku masih ada hal yang harus diurus"

..

Rio memasuki kamar dan mendapati Angel yang tengah bermain game di ponselnya tapi yang membuat Rio kesal itu nasi yang ada di piring masih sama seperti saat dirinya meninggalkan Angel.

"Kenapa nasinya masih banyak gini?" tanya Rio langsung dengan wajah kesalnya.

"Nggak pedes, nggak enak" jawab Angel tanpa melihat kearah Rio. Rio menghela napas, Angel begitu kekanak-kanakan padahal dia tahu kondisinya sekarang.

"Oke kalau kamu mau pedas"

Angel langsung menoleh kearah Rio dengan senyum mereka dibibirnya.

"Beneran?"

"Ia beneran terus kemasi baju kamu pindah ke rumah sakit!" jawab Rio dengan penuh penekanan membuat Angel melenggos serta dagu yang mengkerut.

"Jangan membuat ku cemas seperti ini, nurut sama suami"

Angel meletakan ponselnya lalu meraih piring yang tak jauh dari dirinya. Angel menyuapkan nasi kedalam mulutnya dengan terpaksa, perutnya sungguh tidak enak.

Rio yang melihat Angel seperti itu langsung merebut piring ditangan Angel.

"Kamu ini! kemarin kamu bilang "Banyak orang yang diluar sana yang nggak bisa makan" tapi kenapa kamu makannya seperti ini? kamu nggak bersyukur bisa makan?"

"Bukan itu"

"Terus apa? mau dicium dulu? ya udah sinih"

"Ih Rio!"

Dengan gerak cepat Rio mengecup bibir Angel membuat Angel kesal.

"Apa? Sekarang makan!"

"Tapi aku sudah kenyang dan aku mengantuk"

"Ya sudah tidur, aku kelonin"

Angel merebahkan tubuhnya. Rio juga sudah merasakan mengatuk. berbaring di samping Angel. Denga posisi tubuh Rio yang miring jadi dirinya leluasa membelai lembut kepala dan wajah Angel. Sentuhan lembut dari Rio membuat kelopak mata Angel perlahan menutup.

Tidak butuh waktu lama Angel tertidur dengan nyenyak. Rio selalu bertanya pada dirinya sendiri kenapa Angel selalu cepat tertidur saat dirinya hanya membelai rambut kepala istri keduanya ini, bahkan Sena tidak pernah minta kelonin seperti ini.

"Selamat malam El"

Rio mengecup sekilas kening Angel lalu bersiap untuk tidur.

Keesokan harinya. Angel membuka kelopak matanya dan langsung melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul 09:00 pagi.

"Ya ampun!" pekik Angel langsung mendudukan tubuhnya. Keringat dingin Angel keluar saat mengetahu dirinya sudah sangat-sangat kesiangan.

"Kak Rio"

Angel menoleh kesamping dan mendapati Rio yang sudah tidak ada disampingnya. Angel mulai panik, pasti Rio marah kepadanya.

Saat Angel ingin turun dari tempat tidur seorang datang dengan membawa boneka, ya siapa lagi kalau itu Rio.

"Mau kemana?"

"Kak Rio? kamu nggak kekantor?"

"Aku nggak mungkin bisa tenang kerja kalau seperti ini"

Rio berjalan kearah Angel. Pandangan Angel tertuju pada boneka beruang pink yang dibawa oleh Rio.

"Nih, aku sudah tepati janjiku kan?"

Rio melempar boneka yang ia pegang ke tubuh istrinya. Angel mengerutkan dagunya nampaknya Angel tidak suka. Rio menyadari Angel tidak suka pemberiannya terlihat kecewa.

"Kenapa nggak suka warna pink?"

"Iya" jawab Angel singkat membuat Rio mendengus kesal. Setahu Rio rata-rata perempuan suka hal-hal yang berwarna pink.

"Mau yang cokelat?"

"Hemm"

"Kan udah kemarin!" kesal Rio.

Angel menoleh kearah Rio dengan senyum yang mencurigakan.

"Bo-ne-ka?"

Angel mengingat-ingat lagi apa yang Rio telah berikan dan seingatnya Rio tidak pernah memberikan boneka beruang warna cokelat hanya saja Rio pernah memakai kostum beruang cokelat, apa itu yang dimaksud oleh Rio. Setelah mengingat itu semu muncul ide jahil dikepala Angel, Angel langsung menatap Rio dengan senyum mencurigakan. Rio meneguk ludahnya paksa sepertinya istrinya akan menjahilinya.

"Aku mau kak Rio pakai kostum itu hari ini dan kak Rio jadi bonekaku!"

"..."

...***....***..***

Terpopuler

Comments

Ulfa Zaky

Ulfa Zaky

aq selalu beri like bagus critanya , natural

2020-09-17

1

Nenda Win

Nenda Win

aq suka crtax...bhsax jg natural g lebay2 gt...smngattt thorr....

2020-08-16

3

asthee⒋ⷨ͢⚤

asthee⒋ⷨ͢⚤

ga kebayang kalo rio ditinggalin angel

2020-06-14

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PERJANJIAN DI ATAS KERTAS
2 BAB 2 Aku seorang istri
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10 KAMU HAMIL?
11 BAB 11 Rindu Sena
12 BAB 12 Kamu kenapa?
13 BAB 13 Pisah ranjang
14 BAB 14 Rumah sakit
15 BAB 15 Honyemoon
16 BAB 16 Malam yang sempurna
17 BAB 17 Hadiah istimewa
18 BAB 18 Ngidam makan terus
19 BAB 19 Kenyataan itu pahit
20 BAB 20 KECEWA dan PELAMPIASAN
21 BAB 21 Aku benci padamu
22 BAB 22 Keributan
23 BAB 23 Kembali keawal
24 BAB 24 Kamu?
25 BAB 25 Masih terluka
26 BAB 26 Rencana Rio
27 BAB 27 Melamarmu
28 BAB 28 Maafin Rio, Ma
29 BAB 29 PAMIT
30 BAB 30 Terpaksa kembali
31 BAB 31 Hufff
32 BAB 32 Loh kok aku sih?
33 BAB 33 Aku tidak mau dicerai!!
34 BAB 34
35 Bab 35 Tak lagi sama
36 BAB 36 FLASHBACK
37 BAB 37 Mulai ada kecurigaan
38 Bab 38 Oow
39 BAB 39 Suara hati
40 BAB 40 Rencana Arfan
41 BAB 41 Hadiah untuk istriku
42 BAB 42 Ular (artian yang berbeda)
43 BAB 43 Dilema
44 BAB 44 Pilihan sulit
45 BAB 45 Keputusan
46 BAB 46 Angel sakit
47 BAB 47 Kejutan!!!
48 BAB 48 Beli baju bayi
49 BAB 49 Kecemburuan Rio
50 BAB 50 Selamat datang didunia
51 Bab 51 Apa ini akhir?
52 BAB 52 Semua untuk putraku
53 BAB 53 keinginan Amanda
54 Bab 54 Lupakan Rio, menikahlah dengan ku!
55 BAB 55 Selamat tinggal luka
56 BAB 56 Kembalinya Rey
57 BAB 57 stay with you, Angel
58 BAB 58 Jangan meninggalkan ku, Angel!
59 Bab 59
60 Bab 60 Terbongkarnya rahasia.
61 Bab 61 Keluarga kecil
62 Bab 62
63 BAB 63
64 Bab 64
65 BAB 65 MAMA jangan pergi!
66 BAB 66 Kita keluarga
67 BAB 67 TEROR
68 BAB 68 SORYY
69 Bab 69 perubahan
70 BAB 70
71 Bab 71
72 Bab 72 Angel. pulang lah!
73 BAB 73. Dua Sisi.
74 BAB 74
75 Bab 75 My Angel.
76 ...
77 77
78 78
79 79 Kevin kabur.
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
BAB 1 PERJANJIAN DI ATAS KERTAS
2
BAB 2 Aku seorang istri
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10 KAMU HAMIL?
11
BAB 11 Rindu Sena
12
BAB 12 Kamu kenapa?
13
BAB 13 Pisah ranjang
14
BAB 14 Rumah sakit
15
BAB 15 Honyemoon
16
BAB 16 Malam yang sempurna
17
BAB 17 Hadiah istimewa
18
BAB 18 Ngidam makan terus
19
BAB 19 Kenyataan itu pahit
20
BAB 20 KECEWA dan PELAMPIASAN
21
BAB 21 Aku benci padamu
22
BAB 22 Keributan
23
BAB 23 Kembali keawal
24
BAB 24 Kamu?
25
BAB 25 Masih terluka
26
BAB 26 Rencana Rio
27
BAB 27 Melamarmu
28
BAB 28 Maafin Rio, Ma
29
BAB 29 PAMIT
30
BAB 30 Terpaksa kembali
31
BAB 31 Hufff
32
BAB 32 Loh kok aku sih?
33
BAB 33 Aku tidak mau dicerai!!
34
BAB 34
35
Bab 35 Tak lagi sama
36
BAB 36 FLASHBACK
37
BAB 37 Mulai ada kecurigaan
38
Bab 38 Oow
39
BAB 39 Suara hati
40
BAB 40 Rencana Arfan
41
BAB 41 Hadiah untuk istriku
42
BAB 42 Ular (artian yang berbeda)
43
BAB 43 Dilema
44
BAB 44 Pilihan sulit
45
BAB 45 Keputusan
46
BAB 46 Angel sakit
47
BAB 47 Kejutan!!!
48
BAB 48 Beli baju bayi
49
BAB 49 Kecemburuan Rio
50
BAB 50 Selamat datang didunia
51
Bab 51 Apa ini akhir?
52
BAB 52 Semua untuk putraku
53
BAB 53 keinginan Amanda
54
Bab 54 Lupakan Rio, menikahlah dengan ku!
55
BAB 55 Selamat tinggal luka
56
BAB 56 Kembalinya Rey
57
BAB 57 stay with you, Angel
58
BAB 58 Jangan meninggalkan ku, Angel!
59
Bab 59
60
Bab 60 Terbongkarnya rahasia.
61
Bab 61 Keluarga kecil
62
Bab 62
63
BAB 63
64
Bab 64
65
BAB 65 MAMA jangan pergi!
66
BAB 66 Kita keluarga
67
BAB 67 TEROR
68
BAB 68 SORYY
69
Bab 69 perubahan
70
BAB 70
71
Bab 71
72
Bab 72 Angel. pulang lah!
73
BAB 73. Dua Sisi.
74
BAB 74
75
Bab 75 My Angel.
76
...
77
77
78
78
79
79 Kevin kabur.
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!