BAB 2 Aku seorang istri

Sinar matahari menembus tirai jendela yang tipis membangunkan Angel karena silaunya. Angel perlahan membuka kelopak matanya. Inda penciuman Angel mencium bau parfum yang bukan miliknya. Angel melihat kesekeliling dan.

"Ini?"

Angel tersontak kaget lalu terduduk. Seingatnya kemarin ia tengah duduk di sofa dan kini dirinya terbangun di atas kasur dan rasa tidak nyaman di bagian bawah perut. Angel menyadari kalau pakaian yang melekat di tubuhnya ini bukan miliknya ini kemeja yang kemarin Rio pakai.

Angel memeluk tubuhnya sendiri dan perlahan air matanya turun dari pelupuk matanya yang indah. Angel menangis tanpa suara. Angel mencengkram bahunya dengan kuat. Ia tahu apa yang terjadi semalam, Rio telah?.

"Ayah.. Ibu.. maafi El!"

Angel teringat Ayahnya yang terbarng sakit dan teringat akan perjanjian itu serta Rio yang menikahinya sah secara agama walau tidak secara hukum itu berarti ini semua bukanlah dosa melainkan kewajiban melayani suami.

"El. Kamu ini seorang istri! Jangan seperti ini!"

Angel menghapus air matanya. Angel mencoba untuk tersenyum menghadapi ujian hidup yang sangat berat menikah dengan orang yang tidak ia kenal serta orang yang ia tidak cintai.

Angel menepuk-nepuk kedua pipinya lalu beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.

Dapur

Rio sedang ke bingungan memasak apa untuk Angel. Rio tidak tahu Angel suka makanan apa dan alergi yang mungkin Angel derita, Rio tidak mau Angel kenapa-napa karena ketidak tahuannya.

Rio mengacak-acak rambutnya frustasi, ini sudah mau jam sembilan mungkin Angel sudat terbangun dan merasa lapar karena dia belum makan dari kemarin.

"Bikin nasi goreng sama roti panggang aja deh, terserah dia suka yang mana"

Rio langsung melihat ke dalam kulkas dan menggambil semua yang di perlukannya. Bahan makanan di kulkas ini sisa dua hari yang lalu, Rio terkadang menginap disini saat dia malas pulang.

Rumah ini rumah yang satu tahun yang lalu di tinggalkan karena Rio sudah mempunyai rumah baru yang lebih besar dari ini. Sebenarnya Rio tidak mau pindah dari sini karena jarak dari sini ke kantor hanya butuh 15 menit sedangkan rumah yang baru butuh 30 menit terkadang lebih saat macet untuk sampai. Ini semua Rio lakukan untuk Istri kesayangannya Sena.

Tangan Rio sangat ahli menggunakan pisau, dia dengan cekatan memotong daun bawang dan juga sosis. Di lihat dari keakraban dengan peralatan dapur itu berarti Rio sering "bermain" di dapur.

Keringat Rio membasahi pelipisnya namun tidak menghalagi Rio untuk membuat masakan yang pertama untuk Angel. Rio berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan masakan yang enak untuk Angel dan membuat Angel terkesan.

Setelah selesai memotong Rio langsung mengambil teflon untuk memasak nasi goreng. Pertama Rio menumis bawang putih hingga harum kemudia sosis dan nasi. Rio menambahkan bumbu penyedap seperti garam,merica dan kecap manis.

Wajah Rio terlihat sangat serius dan juga perasaan tidak menentu jika nanti melihat Angel. Ia takut Angel akan marah karena tanpa persetujuannya ia dengan lancang menyentuhnya.

30 Menit berlalu dan dapur kini beratakan. Rio tersenyum lega akhirnya ke dua masakannya selesai.

"Akhirya"

Rio membawa nampan yang di atasnya terdapat sepiring nasi goreng, sepiring roti panggan, segelas air putih dan segelas susu ke kamar. Dalam hati Rio berharap Angel masih tidur.

Rio menghela napas sekali dan langsung membuka pintu. Rio bernapas lega melihat Angel yang tidak di atas tenpat tidur dan terdengar suara gemricik air dari kamar mandi.

Rio menaruh nampan itu di meja kecil samping tempat tidur lalu mencari kertas dan pena. Setelah mendapat secarik kertas dan pena, Rio langsung menulis rangkaian kata untuk Angel dan juga permintaan maaf karena harus meninggalkannya sendirian dirumah sebab dirinya harus berkerja di kantor.

....

Angel keluar dari kamar mandi dan hidungnya langsung mencium aroma masakan yang membuat perutnya terasa lapar.

Angel melihat ada senampan makanan yang kelihatannya lezat. Angel menghampiri makanan itu dan ia menduga bahwa Rio lah yang menyajikannya.

"Ini?"

Angel melihat secarik kertas lalu mengambil dan membacanya.

"Selamat pagi!! ini semua aku yang masak semoga kamu suka. Maaf aku tidak bisa menemanimu karena aku harus berkerja dan aku mohon kamu jangan pergi kemana-mana! Di rumah saja! selamat makan!! :) " by Rio.

Angel membaca tulisan itu berulang kali. Dia tidak percaya tulisan yang di bacanya ini, Rio perhatian kepadanya dan sedikit mengusir kecemasan di hatinya.

"Ternyata kamu perhatian. Makasih"

Angel langsung memakan nasi goreng yang Rio masak. Aroma nasi goreng ini lah yang membuat perutnya kelaparan.

Pertama menggunyah, Angel langsung menyukai masakan ini terlebih lagi nasi goreng ini dominan dengan rasa manis yang Angel suka.

"Enak banget! ini kak Rio yang masak? wah hebat banget!!

....

Angel Pov

Setelah makan aku mengelilingi rumah untuk mencari alat-alat kebersihan untuk membersihkan rumah ini. Kak Rio memang tidak menyuruhku untuk membersihkan rumah ini tapi aku tidak enak hanya berdiam diri melihat rumah yang berantakan ini.

Aku tak henti-hentinya berdecak kagum menganggumi isi rumah ini. Rumah ini sangat mewah dan juga luas kalau di bandingkan dengan rumah gubung milik keluargaku pastinya sangat berbeda jauh sekali.

Aku melihat bingkai foto yang membuatku penasaran. Aku hampiri bingkai foto yang ada di lemari TV itu ternyata itu foto kak Rio dan kak Sena.

Soal panggilan kakak untuk mereka berdua aku sendiri ragu mereka berdua akan menerimanya.

"Mereka serasi banget!"

Aku ikut tersenyum saat melihat mereka yang tersenyum bahagia dan apa yang aku lakukan sekarang? apa aku duri di hubungan mereka? aku bingung dengan setatusku ini. Kemarin aku memang butuh sekali uang untuk oprasi Ayah tapi apa caraku ini buruk? aku menyusup masuk ke dalam kehidupan rumah tangga mereka walau aku sudah mendapat ijin untuk singgah tapi aku masih ragu dengan ini semua.

Belum satu hari aku sudah merasa berat. Aku kangen orang tua ku, aku ingin tahu kabar Ayah dan kondisinya sekarang.Aku ingin pulang.

"Aku kangen kalian"

Dari pada aku termenung seperti ini lebih baik aku mulai membersihkan rumah ini itung-itung akan membuatku subuk dan mengalihkan pikiranku.

.....

JJ GRUP

Rio keluar dari mobilnya berjalan menuju ruangan kerjanya yang di lantai 7. Pancaran aura karismatik dari Rio yang sangat kuat membuat dirinya selalu jadi idola di antara kariwan wanitanya yang bermimpi menjadi istrinya.

Seorang wanita berpakaian rapi menghampiri Rio. Dia adalah sekertaris Rio yang baru. Rio sering gonta-ganti sekertaris karena Sena tidak mau Rio bersama wanita yang menurut Sena berpotensi membuat Rio berpaling darinya dan sekertasis ini yang di pilihkan langsung oleh Sena. Rio tidak keberatan karena Sena tidak asal memilih hanya saja Sena masih cemburu tidak beralasan dan itu yang membuat dirinya bahkan sekertarisnya tidak nyaman bahkan ada yang mengundurkan diri.

"Selamat pagi Pak. Hari ini ada rapat jam sebelas"

"Apa bisa di undur? saya ada urusan"

"Saya akan usahakan. Nanti saya akan memberitahukan kepada Bapak"

Wanita itu langsung membukakan pintu untuk Rio. Wanita itu membungkuk memberi hormat. Rio memasuki ruangannya yang luas. Ruangan ini memiliki semua yang Rio butuhkan, ini rumah kedua Rio. Semua yang ada di sini lengkap dari dapur hingga kamar tidur yang nyaman.

"Hari yang seperti biasa.. eehhh tapi sekarang aku punya dua istri. Mimpi apa aku ini?"

Rio tersenyum tipis saat mengingat wajah Angel yang tertidur, dia sangat lucu. Rio mulai berkerja dengan wajahnya yang mulai serius.

Rio dulu bercita-cita menjadi dokter karena dengan profesinya bisa membantu orang banyak tapi sepertinya Tuhan berkehendak lain sekarang dia harus meneruskan apa yang sudah di bangun Ayahnya.

"Sampai kapan aku seperti ini terus? hanya menatap layar komputer yang itu-itu saja. Huufff.. kalau ada anak kecil pasti hidupku lebih berwarna"

Rio menghela napas. Perasaan ini muncul lagi. Keinginan untuk mempunyai seorang anak yang akan selalu mengganggunya saat berkerja dan panggilan Papa untuknya dari suara yang imut semakin tak terbendung lagi.

Tak disadari Rio. Dirinya mulai melamun membayangkan dirinya yang tengah menimang bayi mungil nan lucu.

Drrttt

Drrttt

Rio tersadar dari lamunannya saat ponselnya bergetar. Rio langsung meraih ponselnya melihat telefon dari siapa. Senyum Rio mengembang saat mengetahui kalau itu panggillan masuk dari istri tersayangnya. Sena. Tanpa buang waktu, Rio langsung menjawabnya takut Sena akan marah kalau lama menunggu.

"Hallo sayang. Gimana di Prancis?"

"Aku kangen kamu"

"Aku juga. Kamu pulang yah?"

Rio masih berharap Sena pulang walau pun dirinya harus membagi waktu yang adil untuk kedua istrinya.

"Aku kan sudah bilang. Kalau kamu mau aku pulang, buat gadis itu menggandung anakmu"

"Kalau Angel hamil, kamu mau apa?"

Rio penasaran akan jawaban pertanyaannya ini dan juga perasaan Sena kepadanya hingga dia mau berbagi cinta dengan orang lain.

"Aku akan berpura-pura hamil di depan semuanya dan kamu harus dukung aku. Aku nggak mau Ibu kamu tahu kita gunain cara ini untuk dapat seorang bayi"

"Iya sayang. Aku akan selalu dukung kamu. Kamu baik-baik di sana yah?"

"Iya dan makasih aku tadi habis beli tas baru"

Rio tahu apa maksud tersembunyi di balik ucapan ini. Sena ingin dirinya mentransfer uang lagi kerekeningnya karena uangnya sudah habis untuk beli tas. Sena selalu tidak bilang ingin membeli sesuatu, dia langsung membelinya tanpa persetujuan dari Rio bahkan dulu Rio sangat di buat pusing oleh Sena yang mengkeredit mobil BMW yang lumayan memeras kantong padahal di garasi juga sudah berderet mobil-mobil mewah.

"Aku nanti transfer lagi. Kamu tenang saja. Emm.. sayang kita batalin saja ini semua yah? aku nggak bisa lakuin ini lagi"

"Loh kenapa? harusnya kamu senang punya dua istri sekarang?"

"Kamu jangan ngelucu! aku beneran!"

"Terus? kita relain uang sebanyak itu?"

"Uang itu nggak seberapa. Kita ikhlasin buat amal toh kita masih di beri rezeki melimpah"

"Mending kamu jadi penceramah saja nggak usah jadi pengusaha! jangan buat aku marah! kalau kamu nggak bisa anggap saja Angel itu aku. Mengerti!"

"Ta-. Isshhh"

Rio berdecak kesal belum sempat berbicara Sena malah memutus jaringan teleponnya.

Rio selalu lembut menghadapi Sena dan Rio cenderung mengalah. Sena selalu ingin permintaan yang ia minta di penuhi dan tidak memikirkan perasaan Rio.

"Aku sayang kamu tapi kenapa kamu seperti tidak menyayangiku? apa kamu selama ini hanya mau uang ku?"

Kalimat itu meluncur dengan bebasnya dari mulut Rio. Rio jatuh cinta pandangan pertama kepada Sena waktu masih duduk di bangku SMA dan di bangku kuliah mereka berpacaran hingga saat ini membina hubungan pernikahan yang suci.

Rio menepis pikiran buruk tentang Istrinya dikepalanya ini. Rio memfokuskan pikirannya hanya untuk berkerja bukan untuk mempikirkan hal konyol seperti ini.

"Aku harus selesaikan ini semua sebelum jam makan siang"

....

Rumah

Angel tengah menyapu halaman depan di bawah teriknya matahari. Keringat Angel bercucuran walau sekarang masih jam sembilan tapi ini sudah sangat panas.

"Panas"

Angel menyeka keringat yang ada di keningnya. Wajah Angel kusut saat melihat yang di sapunya belum sampai separuh dari luas halaman ini.

"Semangat El!"

Angel menyemangati dirinya sendiri lalu melanjutkan menyapu lagi. Dengan semangat 45 Angel menyapu dedaunan kering yang berserakan ini.

Setelah menyapu Angel melanjutkan dengan menyiram tanaman yang ada disini. Angel tersenyum senang saat melihat bunga mawar pink yang bermekaran seakan menyambutnya di rumah ini.

"Minum yang banyak! nih aku siram lagi, pasti seger kan?"

Angel terus menyiram sampai tanaman di luar pagar. Angel tidak bisa keluar pagar ini karena terkunci dan dia tidak tahu dimana Rio meletakannya. Angel paham betul kenapa Rio tidak memberikannya kunci gerbang karena ia takut dirinya akan kabur. Angel tidak pernah sedikit pun berpikiran untuk kabur dari sini karena dirinya orang yang memegang teguh sebuah janji.

"Akhirnya selesai juga! ini halaman apa lapangan sepak bola? luas banget! tinggal beresin di dalam. Semangat El!"

...

JJ GRUP | Ruang kerja Rio

Rio melirik jam dinding. Jam itu menunjukan pukul 11:00. Rio menyudahi berkerjanya dan pulang kerumah untuk membawakan makan siang untuk Angel.

"Angel mau makan apa yah? andai aku punya nomer teleponnya"

Rio tak ambil pusing, ia langsung beranjak dari kantornya mencari makan untuk Angel.

....

Rumah

Angel menunjukan wajah senangnya setelah mendengar suara Ayahnya. Angel tengah melepas rindu dengan orang tuanya walau oun cuma lewat suara dan tidak bertatap muka langsung.

"Syukurlah kalau kalian baik-baik saja"

"Keadaan kamu bagai mana sayang? kamu sehat kan?"

Angel kangen dengan mereka dan ingin pulang tapi perjanjian itu jelas tertulis bahwa dirinya tidak boleh bertemu dengan siapapun kecuali yang di hendaki oleh Rio dan Sena dan juga perjanjian ini akan selesai kalau dirinya sudah melahirkan seorang anak.

"El sehat kok Yah! tidur Angel juga nyenyak"

"Syukurlah. Di sini kita juga bantu buat nyicil uang yang kita pinjam jadi kamu minta rekening bos kamu yah?"

"Hah? eh iya.. iya Yah! nanti Angel SMS. Ayah Ibu maaf yah sampai di sini dulu. Bos manggil"

"Iya sayang"

Angel menutup sambungan telepon. Air matanya turun dengan sendirinya. Rasa bersalah dan juga sesak di dadanya kian membuatnya khawatir kalau-kalau mereka berdua mengetahui semua yang telah terjadi.

"Maafin El"

Angel terduduk di lantai. Pandangannya kosong. Angel memeluk lututnya dengan erat untuk menetralkan rasa sesak di dadanya, Angel tahu semua sudah terjadi dan tak mungkin bisa di ulang kembali.

"Jangan sedih El! ini keputusamu sendiri dan Rio itu orangnya baik! hapus air mata ini El!"

Angel memotivasi dirinya sendiri untuk tegar menjalani cobaan ini. Semua akan baik-baik saja tidak perlu ada yang di khawatirkan.

"Mending aku lanjut beres-beres lagi"

..

Mobil Rio memasuki halaman rumah. Rio turun dari mobil dengan membawa sekantong kresek makanan untuk Angel. Rio melihat kesekeliling halaman yang telah bersih dan masih ada bekas menyiram tanaman.

"Eh?"

Rio melihat pintu rumah yang terbuka. Entah kenapa Rio berpikiran kalau Angel kabur dari rumah. Rio bergegas masuk kedalam rumah. Dilihatnya ke penjuru rumah tidak ada Angel.

Wajah Rio kini berrubah kesal kalau benar Angel menggingkari janji.

"Ang.. eh?"

Rio yang ingin meneriakan nama Angel tertahan karena kedua matanya melihat yang di cari tengah tertidur pulas di sofa sambil memeluk kemoceng?.

Rio meletakan kantong keresek itu di atas meja lalu berbalik pergi namum baru satu langkah Rio berbalik.

"Bangunin nggak yah?"

Rio bingung antara membangunkan Angel apa tidak. Kalau nggak di bangunin nanti makanannya dingin kalau di bangunin kasihan Angel sepertinya sangat lelah.

Rio tersenyum melihat wajah polos Angel yang sangat lucu kalau sedang tertidur. Rio membelai lembut wajah Angel namun sepertinya belaian itu malah membangunkan Angel.

"Aku membangunkanmu yah?"

Angel hanya tersenyum lalu mendudukan tubuhnya. Rio merasa bersalah telah membangunkan Angel.

"Nggak kok"

"Aku beliin makanan untuk kamu. Makanyah!"

Angel meneluarkan kotak makanan dari dalam kantong keresek. Di dalam hanya ada satu kotak makanan.

"Kak Rio nggak makan?"

"Kakak?"

"Eh, maaf. Aku harus panggil apa?"

"Panggil kakak juga nggak apa-apa. Kamu saja yang makan, aku tidak lapar"

Jawab Rio jujur. Angel mengerutkan dagunya masa hanya dirinya yang makan dan Angel tahu Rio juga belum makan.

Angel membuka tutup kotak itu. Angel menyendokan nasi lalu menyuapkannya ke Rio. Rio hanya terdiam.

"Ayo. Aku nggak mau makan kalau kamu nggak mau"

Rio tersenyum lalu membuka mulutnya. Angel menyuapi Rio walau awalnya ragu Rio akan mau.

"Sekarang tinggal kamu"

Angel tidak terlalu menyukai apa yang Rio belikan untuknya namun dia juga tidak boleh menolak pemberian Rio takut Rio akan tersinggung. Angel pun mulai menyuapkan makanan itu kedalam mulutnya namun rasanya lebih enak masakan Rio tadi pagi.

"Kak"

"Kenapa kamu nggak suka?"

"Emm.. lebih suka makanan yang kakak buat tadi pagi"

"Hah? kamu mau aku yang masak sekarang buat kamu?"

"Nggak. Ini aja"

Angel mengerutuki apa yang ia telah katakan. Pasti sekarang Rio kesal karena dirinya nawar makanan yang telah di belinya.

"Ya udah aku masakin"

Rio langsung beranjak dari duduknya. Angel semakin merasa tidak enak dengan Rio.

"Nggak usah! beneran"

"Nggak apa-apa. Masih ada sayur kok di kulkas"

"Tapi akunya nggak mau. Lagian kakak pasti capek"

"Ya sudah kalau nggak mau, aku balik kekantor lagi dan di kulkas ada cemilan buat kamu"

Angel mengangguk. Rio langsung meraih kunci mobilnya lalu berlalu pergi kembali lagi ke kantor karena ada rapat.

Setelah Rio pergi, Angel tidak melanjutkan lagi makannya. Ia teringat masakan Ibunya yang selalu membuatnya berselera makan.

"Aku nggak tahu sampai kapan harus bertahan seperti ini? ini sangat menyiksa aku kangen orang tua ku"

Perlahan air mata Angel membasahi kedua pipinya. Sangat berat terasa bagi Angel saat berjauhan dengan orang tuanya terlebih Angel tipe anak yang manja dengan kedua orang tuanya.

...

18:00

Rio melepas jas dan kemeja yang ia pakai dan sepertinya ia lupa kalau ada Angel di kamar ini.

Pandangan Angel tak bisa berpaling dari Rio. Rio sadar dirinya tengah di awasi langsung menoleh.

"Kenapa?"

"Eh? enggak!"

Angel langsung bergegas keluar kamar. Rio terkekeh melihat tingkah Angel yang menurutnya lucu.

"Dasar anak itu!"

Rio memilih untuk mandi setelah itu memasak makanan untuknya dan juga Angel.

Angel duduk di sofa dan masih terbayang saat di kamar tadi.

"Aku nggak pernah bayangi punya suami ganteng kek kak Rio"

Lekuk bibir tersenyum di wajah Angel entah kenapa ia mulai menyukai setatusnya ini.

Tak lama Rio menuruni tangga dan entah kenapa jantung Angel berdekup kencang.

"Kamu sudah lapar yah?"

Tanya Rio ke Angel. Angel menjawab seadanya tapi tanpa menatap mata Rio.

"Dikit"

"Aku buatin dulu yah"

Rio langsung berjalan menuju dapur. Angel menghela napasnya kenapa ini semakin membuatnya canggung.

Angel yang merasa jadi Istri yang tidak berguna masa iya suami masak untuknya. Angel memutuskan untuk membantu Rio di dapur.

"Aku bantu apa?"

Rio menoleh ke arah Angel. Senyuman Rio membuat Angel salting. Rio tidak membutuhkan bantuan Angel, dia bisa melakukan ini semua sendiri.

"Duduk aja!"

"Tapi"

"Nurut! atau aku nggak akan masakin!"

Angel menggembungkan kedua pipinya dengan terpaksa Angel menuruti perintah suaminya.

Melihat Rio yang sepertinya sudah akrab dengan dapur dan semua peralatan itu membuat Angel kagum.

Rio melirik ke arah Angel sepertinya dia bosan. Rio mengeluarkan ponselnya lalu mencari aplikasi game yang menarik untuk Angel mainkan.

"Nih"

Angel kebingung saat Rio menyodorkan ponsel miliknya kehadapanya. Angel menatap ke arah Rio.

"Permainan biar nggak bosan"

Angel tersenyum sekilas lalu meraih ponsel pemberian Rio. Angel mulai memainkan game di ponselnya Rio dengan penuh semangat.

Rio kembali melanjutkan memasaknya. Rio merasa ada sesuatu yang aneh di hatinya, apa ini rasanya punya adik?. Dari awal bertemu dengan Angel, Rio merasa kalau Angel tidak pantas menjadi istrinya melainkan seorang adik.

30 menit berlalu akhirnya capchay buatan Rio jadi dan aromanya kini menggelitik hidung Angel.

"Udah siap. Ayo makan!"

Angel menoleh dan melihat sepiring capchai yang sangat menggoda apa lagi dengan warna-warni kombinasi sayuran yang sangat cantik.

"Cobain!"

Angel mengangguk lalu menyendokkan capchai itu kemulutnya. Rio menatap cemas Angel. Dia takut Angel tidak suka.

Lekuk senyum di bibir Angel membuat Rio bernapas lega.

"Enak! ini buat aku semua!"

"Eh? aku makan apa dong?"

"Kak Rio makan di resto aja!"

Angel seakan memaksa. Sepertinya Angel kelaparan hingga ingin menyantap sepiring nasi berserta sepiring capchai ini. Rio sudah sangat lapar dan dia ingin makan bersama Angel.

"Jangan serakah! aku lapar!"

Rio langsung menyendokkan capchai itu kemulutnya. Raut wajah Rio berubah saat mengunyah masakannya ini.

"Ja-.. yah"

"Asin banget!!"

Rio langsung meneguk segelas air sampai habis. Angel menghela napasnya. Rio menatap Angel dengan penuh bersalah, sekarang dia tahu kenapa Angel tidak mau dirinya menyantap makanan buatanya sendiri.

"Makan di resto aja yah? ini nggak bisa di makan"

"Nggak mau! kak Rio kan udah capek-capek masak. Ini pasti habis kok"

"Ini nggak bisa di makan"

"Bisa kalau pake nasi. Rasa asinnya jadi pas"

Angel menunjukan senyumnya lalu kembali menyantap makanan yang menurut Rio tidak bisa di makan.

"Maaf"

Lirih Rio namun bisa di dengar oleh Angel. Angel menoleh ke arah Rio yang sepertinya masih sedih karena masakannya kali ini gagal.

"Kok nggak di makan? mau di suapin?"

"Iya"

Entah kenapa Rio mengiyakan perkataan Angel. Angel yang tadinya duduk di depan Rio kini pindah di samping Rio. Angel mulai menyuapi Rio.

Rio merasa perhatian Angel itu lebih dari Sena. Sena terkadang menjadikannya seorang raja dan menuruti semua yang ia mau tapi ujung-ujungnya Sena meminta imbalan.

"Angel"

"Panggil El saja"

"El?"

"Iya. Biar nggak kepanjangan"

Rio menatap kedua mata Angel dengan dalam. Angel sebisa mungkin bersikap biasa dan menatap balik Rio.

Perlahan tangan Rio mulai membelai pipi kiri Angel. Angel sendiri bingung dengan apa yang di lakukan Rio, di hati kecil Angel menduga kalau Rio tengah rindu dengan Sena.

Rio meraba bibir mungil Angel. Angel merasa jantungnya berdetak dengan cepat. Rio perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Angel. Angel menutup matanya, dapat dirasakan Angel napas hangat Rio dan sedetik itu Angel merasakan sesuatu yang lembut menempel di bibirnya. Rio mencium Angel tepat di bibirnya.

....

20:30

Rio menoleh kearah Angel yang berbaring di sampinya, sepertinya Angel sudah tertidur.

Rio mendengus kesal karena Angel memunggunginya.

"Masa aku di punggungin sih? hay lihat aku"

Tidak ada respon dari Angel mungkin Angel sudah tidur.

"Kamu sudah tidur?"

Angel belum tidur hanya saja dia malu karena kejadian di dapur tadi dan jujur baru kali ini ia mendapat kecupan dari seorang cowok.

Angel merasa Rio mendekatinya dan benar saja tangan Rio memeluknya dari belakang. Angel buru-buru menutup matanya berpura-pura tidur.

"Tidur yang nyenyak sayang"

Bisik Rio tepat di telinga Angel. Dekapan Rio dirasa Angel sangat hangat dan nyaman. Tanpa disadari Angel mulai terbawa ke dalam mimpinya.

Rio memeluk Angel erat tapi di mata Rio ini Sena buka Angel.

....***.....***....

Terpopuler

Comments

Daviano Aditya Putra Pehung

Daviano Aditya Putra Pehung

lnjut thor...

2020-09-25

1

Yani SNA

Yani SNA

bnyk adegan yg d potong yah kak..

2020-09-17

1

Teh yan"

Teh yan"

gak jelas akad nikah nya kurang detail.. tiba 2 udh di pake.. karna di kasih minum obat tidur... k

2020-09-16

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PERJANJIAN DI ATAS KERTAS
2 BAB 2 Aku seorang istri
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10 KAMU HAMIL?
11 BAB 11 Rindu Sena
12 BAB 12 Kamu kenapa?
13 BAB 13 Pisah ranjang
14 BAB 14 Rumah sakit
15 BAB 15 Honyemoon
16 BAB 16 Malam yang sempurna
17 BAB 17 Hadiah istimewa
18 BAB 18 Ngidam makan terus
19 BAB 19 Kenyataan itu pahit
20 BAB 20 KECEWA dan PELAMPIASAN
21 BAB 21 Aku benci padamu
22 BAB 22 Keributan
23 BAB 23 Kembali keawal
24 BAB 24 Kamu?
25 BAB 25 Masih terluka
26 BAB 26 Rencana Rio
27 BAB 27 Melamarmu
28 BAB 28 Maafin Rio, Ma
29 BAB 29 PAMIT
30 BAB 30 Terpaksa kembali
31 BAB 31 Hufff
32 BAB 32 Loh kok aku sih?
33 BAB 33 Aku tidak mau dicerai!!
34 BAB 34
35 Bab 35 Tak lagi sama
36 BAB 36 FLASHBACK
37 BAB 37 Mulai ada kecurigaan
38 Bab 38 Oow
39 BAB 39 Suara hati
40 BAB 40 Rencana Arfan
41 BAB 41 Hadiah untuk istriku
42 BAB 42 Ular (artian yang berbeda)
43 BAB 43 Dilema
44 BAB 44 Pilihan sulit
45 BAB 45 Keputusan
46 BAB 46 Angel sakit
47 BAB 47 Kejutan!!!
48 BAB 48 Beli baju bayi
49 BAB 49 Kecemburuan Rio
50 BAB 50 Selamat datang didunia
51 Bab 51 Apa ini akhir?
52 BAB 52 Semua untuk putraku
53 BAB 53 keinginan Amanda
54 Bab 54 Lupakan Rio, menikahlah dengan ku!
55 BAB 55 Selamat tinggal luka
56 BAB 56 Kembalinya Rey
57 BAB 57 stay with you, Angel
58 BAB 58 Jangan meninggalkan ku, Angel!
59 Bab 59
60 Bab 60 Terbongkarnya rahasia.
61 Bab 61 Keluarga kecil
62 Bab 62
63 BAB 63
64 Bab 64
65 BAB 65 MAMA jangan pergi!
66 BAB 66 Kita keluarga
67 BAB 67 TEROR
68 BAB 68 SORYY
69 Bab 69 perubahan
70 BAB 70
71 Bab 71
72 Bab 72 Angel. pulang lah!
73 BAB 73. Dua Sisi.
74 BAB 74
75 Bab 75 My Angel.
76 ...
77 77
78 78
79 79 Kevin kabur.
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91 not a perfect marriage part 2
92 92 not a perfect marriage part 2
93 93 not a perfect marriage part 2
94 94 not a perfect marriage part 2
95 95 Not a perfect marriage part 2
96 96 not a perfect marriage part 2
97 97
98 98
Episodes

Updated 98 Episodes

1
BAB 1 PERJANJIAN DI ATAS KERTAS
2
BAB 2 Aku seorang istri
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10 KAMU HAMIL?
11
BAB 11 Rindu Sena
12
BAB 12 Kamu kenapa?
13
BAB 13 Pisah ranjang
14
BAB 14 Rumah sakit
15
BAB 15 Honyemoon
16
BAB 16 Malam yang sempurna
17
BAB 17 Hadiah istimewa
18
BAB 18 Ngidam makan terus
19
BAB 19 Kenyataan itu pahit
20
BAB 20 KECEWA dan PELAMPIASAN
21
BAB 21 Aku benci padamu
22
BAB 22 Keributan
23
BAB 23 Kembali keawal
24
BAB 24 Kamu?
25
BAB 25 Masih terluka
26
BAB 26 Rencana Rio
27
BAB 27 Melamarmu
28
BAB 28 Maafin Rio, Ma
29
BAB 29 PAMIT
30
BAB 30 Terpaksa kembali
31
BAB 31 Hufff
32
BAB 32 Loh kok aku sih?
33
BAB 33 Aku tidak mau dicerai!!
34
BAB 34
35
Bab 35 Tak lagi sama
36
BAB 36 FLASHBACK
37
BAB 37 Mulai ada kecurigaan
38
Bab 38 Oow
39
BAB 39 Suara hati
40
BAB 40 Rencana Arfan
41
BAB 41 Hadiah untuk istriku
42
BAB 42 Ular (artian yang berbeda)
43
BAB 43 Dilema
44
BAB 44 Pilihan sulit
45
BAB 45 Keputusan
46
BAB 46 Angel sakit
47
BAB 47 Kejutan!!!
48
BAB 48 Beli baju bayi
49
BAB 49 Kecemburuan Rio
50
BAB 50 Selamat datang didunia
51
Bab 51 Apa ini akhir?
52
BAB 52 Semua untuk putraku
53
BAB 53 keinginan Amanda
54
Bab 54 Lupakan Rio, menikahlah dengan ku!
55
BAB 55 Selamat tinggal luka
56
BAB 56 Kembalinya Rey
57
BAB 57 stay with you, Angel
58
BAB 58 Jangan meninggalkan ku, Angel!
59
Bab 59
60
Bab 60 Terbongkarnya rahasia.
61
Bab 61 Keluarga kecil
62
Bab 62
63
BAB 63
64
Bab 64
65
BAB 65 MAMA jangan pergi!
66
BAB 66 Kita keluarga
67
BAB 67 TEROR
68
BAB 68 SORYY
69
Bab 69 perubahan
70
BAB 70
71
Bab 71
72
Bab 72 Angel. pulang lah!
73
BAB 73. Dua Sisi.
74
BAB 74
75
Bab 75 My Angel.
76
...
77
77
78
78
79
79 Kevin kabur.
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91 not a perfect marriage part 2
92
92 not a perfect marriage part 2
93
93 not a perfect marriage part 2
94
94 not a perfect marriage part 2
95
95 Not a perfect marriage part 2
96
96 not a perfect marriage part 2
97
97
98
98

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!