BAB 5

Mobil Rio

Rio melihat jam di ponselnya lalu menghela napas. Sudah cukup lama Angel pergi namun Angel belum juga kembali.

"Perempuan sama saja!"

Rio merasa semua perempuan di dunia ini pasti belanjanya akan lama apa lagi kalau soal beli baju. Mahluk Tuhan yang selalu merasa benar ini pasti lebih lama mengelilingi toko ketimbang mencoba baju yang muat di tubuhnya.

"Hoaamm"

Ini ketiga kalinya Rio menguap. Karena sudah sangat bosan Rio pun memutuskan mencari Angel.

Rio turun dari mobil lalu memasuki pasar yang tidak seramai tadi bahkan ada beberapa pedagang yang sudah membereskan barang dagangannya.

"El kemana"

Rio terus mencari keberadaan Angel dan entah kenapa Rio cemas kalau Angel akan kabur terlebih Angel membawa dompetnya serta Angel tahu betul pasar ini dan Angel bisa pulang kerumah.

"Bodoh banget sih!" omel Rio ke dirinya sendiri. Harusnya dia menemani Angel tadi.

Rio terus berjalan hingga sampai ketempat yang menjual baju. Rio berkeliling di area itu untuk mencari Angel. Di tempat seluas ini dan banyak orang sangat sulit mencari Angel yang bertubuh mungil.

"Kemana sih!!.. hhhaaahh!"

Rio mengacak-acak rambutnya frustasi mencari Angel. Rio memutuskan untuk berjalan pergi ke depan yang terlihat jelas jalan raya. Semoga Angel ada di sekitar trotoar.

Rio berjalan sembari melihat pedagang makanan kaki lima yang berjualan di depan pasar kali saja Angel tengah jajan.

Rio memicingkan matanya melihat seorang perempuan yang memakai baju putih dan Rio paham betul siapa perempuan itu.

"Lagi jajan? kamu ini bikin cemas!"

Rio menghampiri Angel yang tengah asik mengantre di gerobak martabak manis.

Rio langsung merangkul bahu Angel. Angel sontak terkejut lalu menoleh ke arah Rio.

"Dicariin dari tadi eh kamunya malah asik jajan"

Rio langsung mencubit gemas hidung Angel membuat Angel mengaduh.

"Aaaww"

"Beli apa?"

"Martabak manis, cokelat kacang"

"Martabak?"

Entah kenapa Rio juga ingin makan martabak tapi dia ingin yang isian keju.

"Bang tolong buatin yang keju!"

Rio langsung memesan ke abang penjualnya. Angel memandang wajah Rio dan jantungnya sekarang berdetak kencang. Apa Angel sudah mulai mencintai orang yang kini merangkul pundaknua. Rio yang sadar kalau Angel menatapnya sampai tidak berkedip langsung menoleh ke arah Angel dan Angel tertunduk.

Angel pov

Duh. Rasanya malu sekali! perasaan ini? apa aku jatuh cinta dengan suamiku ini? entahlah. Aku tak pernah merasakan yang namanya dicintai dan mencintai sebelumnya. Saat duduk dibangku sekolah aku tidak perpikiran untuk berpacaran walau banyak yang menembakku untuk jadi kekasih namun aku menolak karena aku ingin fokus ke pelajaran dan berusaha sebaik mungkin agar aku dapat rengking satu supaya dapat keringanan dalam biyaya oprasional sekolah dan meringankan beban orang tua ku.

"Kenapa lihatin aku seperti itu tadi?"

Aku hanya diam tak menjawabnya namun sedetik itu aku merasa sentuhan lembut di puncak kepalaku. Rio mengacak-acak rambut di puncak kepalaku.

"Ini neng"

Aku menerima pesananku lalu aku membayar dengan uang Rio, aku tidak tahu berapa uang yang sudah aku pakai di dompet ini.

"Pak ini uangnya sekalian buat bayar yang keju yah"

"Iya"

Pedagang itu menerima uang dariku lalu dia mengembalikan kembaliannya kepadaku. Pedagang itu mulai membuat pesanan Rio. Aku harus mengembalikan dompet ini ke Rio kalau tidak aku pasti akan jajan lagi.

"Kak dompetnya"

"Nggak jajan lagi?"ucapnya sembari menerima dompet miliknya. Aku hanya menggeleng.

"Ini martabaknya"

"Terima kasih. Ayo sayang pulang"

Aku langsung menoleh ke arah Rio. Tadi dia bilang sayang? apa Rio suka kepadaku tapi apa ini sungguhan atau cuma ilusi? aku cuma istri sementaranya.

"Malah bengong"

"Iya, Ayo pulang"

Aku berjalan mendahului Rio. Aku tahu sikap ku ini pasti akan membuat Rio bingung tapi aku tidak perduli. Aku juga bingung akan setatusku ini.

pov end.

"Dia kenapa? tau ah. Minding aku susul"

Rio berjalan dengan cepat menyusul istrinya yang sudah jalan duluan.

Mobil

Angel masih enggan menatap Rio dan membuat Rio semakin bingung. Rio bertanya pada dirinya sendiri apa dirinya berbuat kesalahan.

"Sayang mau martabak"

"Nih"

Angel menyerahkan saja kantong plastik yang berisi sekotak martabak punya Rio. Rio mengeryitkan dahinya, Angel sekarang berubah.

"Aku mau nyetir"

Angel menoleh kearah Rio dengan tatapan tak bisa di artikan.

"Terus?"

"Nggak jadi"

Rio langsung menyalakan mesin mobilnya meninggalkan parkiran pasar padahal tadi dia mau meminta Angel untuk menyuapinya. Angel menggigit bibir bawahnya. Ia taku kalau saat ini Rio marah kepadanya.

Angel menghela napas lalu membuka kantong plastik yang berisi kotak martabak keju.

Angel menggambil sepotong martabak keju dari kotak namun.

"Aww"

Mendengar Angel yang mengaduh sontak Rio menginjak rem. Rio menoleh ke arah Angel.

"Kamu kenapa?"

"Martabaknya masih panas"

Angel merasa jarinya terbakar bukannya melebih-lebihkan tapi ini kenyataan. Martabak ini masih panas dan masih terlihat asapnya.

Rio langsung meraih tangan kanan Angel dan meniup jari jemari Angel agar jari Angel tidak melepuh.

Angel yang mendapat perlakuan seperti ini dari Rio hanya bisa terdiam membeku.

"Udah nggak apa-apa"

cup

Rio mengecup telapak tangan Angel sekilas lalu tersenyum kearah Angel.

"Cengeng!"

Rio mengatai Angel setelah melihat kedua mata Angel yang seperti ingin menangis.

Angel mengerutkan dagunya seakan tidak terima dengan ucapan Rio.

cup

Ini kedua kalinya Rio membuatnya membeku. Rio mengecup bibir mungil Angel sekilas lalu kembali menjalankan mobilnya.

...

Rumah

Angel membantu Rio menurunkan semua belanjaan dan berjalan duluan memasuki rumah dengan membawa kantong plastik belanjaan yang riangan.

Rio menyusul Angel dengan menenteng kantong plastik di kedua tangannya.

Dapur

Rio menaruh kantong- kantong berisi belanjaan di atas meja namun Rio tidak melihat Angel.

"Ini kan?"

Rio melihat kantong belanjaan milik Angel karena penasaran Rio pun membuka kontong plastik itu.

Rio berdecak saat melihat baju-baju yang di beli Angel. Menurut Rio ini sangat biasa-biasa saja dan Rio tidak mau istrinya memakai pakaian ini.

"Kau ini! padahal tadi aku lihat banyak yang bagus dan aku pun sudah bilang terserah kamu mau pakai uang berapa"

Rio menghela napas sepertinya dia lah yang harus membeli baju untuk Angel.

"Ini apa lagi?"

Ternyata masih ada satu kantong plastik kecil di dalam sini dan Rio ingin membukanya namun.

"Jangan!"

Suara Angel yang tiba-tiba membuat Rio terkejut lalu menoleh ke sumber suara. Itu Angel yang habis dari toilet. Angel memasang muka kesal karena Rio membuka belanjaannya.

Angel langsung merebut kantong plastik di tangan Rio. Angel sendiri tidak mau Rio melihatnya karena ini barang pribadi kalau Rio lihat pasti akan malu sekali.

"Emang isinya apa?"

"Bukan apa-apa"

Entah kenapa Rio memikirkan sesuatu yang biasa perempuan pakai. Rio tersenyum jahil ke arah Angel.

"Pengaman yah?"

"Pengaman apaan?"

Rio melihat nakal ke arah Angel. Angel tahu arah tatapan Rio itu mengarah ke? langsung mendekap kantong plastik itu di dadanya.

"IH!! RESEEEE!!"

Angel langsung berlari menaiki tangga. Melihat reaksi Angel yang seperti itu berarti.

"Jadi beneran?"

Rio nampak tidak percaya namun sedetikitu pun langsung tertawa dengan renyahnya.

Setelah menaruh baju yang baru di beli Angel langsung menuju dapur untuk memasak sayur bening untuk Rio.

Angel menuruni tangga dengan wajah di tekuk. Terlihat jelas dari sini Rio yang sedang menaruh sayur kedalam kulkas.

"SAYANG CEPAT TURUN AKU LAPER!!"

Teriak Rio kencang agar Angel mendengar namun Rio tidak menyadari kalau yang di panggil sudah ada di belakangnya.

"Kalau laper masak saja sendiri!"

Mendengar suara itu Rio menoleh kebelakang. Senyum Rio memggembang saat melihat istri mungilnya yang kini menatapnya kesal.

"Eh sayang"

"Apa? mau teriak lagi? kamu kira ini hutan apa!"

Rio hanya menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal entah kenapa Angel menggeluarkan aura menakutkan.

"Maaf. Sekarang masakin yah?"

"Oke tapi bantuin"

"Siap ratu ku"

Entah kenapa Angel merasa dadanya sesak namun Angel tidak memperdulikannya.

"Sekarang kamu petikin bayamnya! aku mau buat bumbunya dulu"

"Iya"

Rio langsung mengeluarkan bayam dari bungkusan. Angel mengeluarkan sesuatu dari kantong plastik yang berisi bumbu-bumbu dapur, Rio penasar apa yang Angel tengah bersihkan kulitnya serta aroma ini.

"Itu apa?"

"Ini temu kunci"

"Hah? kunci?"

"Bukan kunci pintu, ini temu kunci aromanya mirip kencur"

"Oh, emang enak?"

Angel menoleh ke arah Rio dengan tatapan datar membuat Rio meneguk ludahnya paksa. Tatapa Angel seakan berkata "Diam atau aku nggak akan masakin!!".

"Maaf"

Angel menghela napas lalu kembali melanjutkan mengupas temu kunci. Angel lupa memberitahukan cara memetik bayamnya agar serat kasarnya terbuang.

Angel menoleh dan terkejut saat Rio memotong bayamnya menggunakan pisau.

"RIO!"

Rio sontak menoleh ke arah Angel. Angel melihatkan wajah kesalnya. Rio yang tak tahu kesalahannya hanya menatap Angel dengan tatapan polos.

"Kenapa pakai pisau?"

"Biar cepet" jawab Rio singkat.

"Ihh kamu yah! masa dipotong gitu, potongnya pendek-pendek lagi! ih kamu mah!!"

Angel meluapkan semua kekesalannya sedangkan Rio berusaha untuk sabar meladeni Angel yang sedang bad mood mungkin Angel lelahan habis mengelilingi pasar.

"Terus caranya gimana? ajarin"

"Caranya gini"

Angel mencontohkan cara yang benar ke Rio. Rio merasa cara ini akan memakan waktu yang lama terlebih harus perbatang.

"Kek gitu!"

"Iya"

Rio meneruskan memetik bayamnya. Hati Rio bertanya-tanya kenapa Angel jadi menyeramkan seperti itu.

Setelah mencuci temu kunci dan bawang merah Angel langsung mengulek keduanya, untung saja di sini ada cobek kalau tidak ada terpaksa harus di belender dan aromanya pasti berkurang.

Angel menaruh panci kecil ke atas kompor lalu menuang air ke panci itu. Saat Angel ingin menyalakan kompor, ia merasa ada yang kurang.

"Kak, jagungnya mana?" tanya Angel dengan nada yang biasa Rio dengar membuat Rio bernapas lega.

"Jagungnya di kulkas, mau di masak?"

"Iya. Tolong potongin yah?"

"Beres"

Rio langsung berjalan menuju kulkas untuk menggambil jagung. Sekarang Angel meneruskan memetik bayam.

"Sayang ini di potong jadi berapa?"

"Tiga. Ntar dicuci terus di masukin ke panci yah! sekalian nyalain kompornya"

Rio mengangguk lalu melakukan yang Angel perintahkan. Angel melihat pisang yang Rio beli.

"Pisangnya mau di goreng sekarang?"

"Buat sore aja"

"Oh"

..

Setelah jagungnya di rasa sudah matang Angel memasukan bumbu yang sudah di ulek dan garam. Angel mencicipi rasanya dirasa sudah pas Angel lalu memasukan bayam yang sudah di cuci.

Sambil menunggu bayamnya layu Angel memotong tempe untuk di goreng sedangkan Rio sedang asik makan martabak. Melihat wajah serius Angel membuat lekuk senyum di bibir Rio terukir dengan manisnya.

Sepertinya Angel lupa mengikat rambut dan sekarang rambut panjangnya mengganggunya. Rio yang menyadari hal itu langsung menghampiri Angel untuk mengikat rambut Angel.

"Sini aku ikat rambutnya"

Angel mengangguk. Rio mencari ikat rambut untung saja di dekat rak pisau ada ikat rambut. Rio mulai merapikan

rambut Angel yang tebal dan wangi lalu mengikatnya.

"Udah"

"Makasih.. Eh?"

Angel terkejut saat Rio memeluknya dari belakang.

"Aku sedang masak!"

"Sebentar saja" pinta Rio dengan nada halusnya. Mau tidak mau Angel hanya bisa menuruti kemauan Rio.

Angel merasa Rio semakin erat memeluknya.

"Love you" bisik Rio tepat di telinga Angel. Angel merasa sangat nyaman di dalam pelukan Rio. Tanpa di sadari mata Angel perlahan terpejam merasakan hangat pelukan Rio.

"Jangan tinggalin aku"

Angel membuka matanya saat ia sadar kalau ini seharusnya tidak terjadi.

"Kak Udah, aku mau masak"

"Panggil "sayang" dulu baru aku lepasin!"

Angel menggigit bibir bawahnya. Rasanya berat untuk mengucapkannya.

"Kok diem?"

"Sayang tolong lepasin! aku mau masak"

"Oke"

Rio pun melepas dekapannya walau terpaksa. Angel kembali meneruskan memotong tempe dan hampir saja kelupaan sayur beningnya.

"Kak tolong matiin kompornya"

"Kenapa jadi "kakak" lagi sih?" ucap Rio dengan nada kesal sembari melihatkan wajah yang tak enak lihat.

"Sayang tolong matiin kompornya"

"Nah gitu dong!"

cup

"Eh?"

Rio langsung mengecup sekilas bibir Angel lalu berjalan menuju kompor. Jantung Angel berdetak kencang dan perasaan ini? semuanya bercampur aduk.

"Sayang cabainya buat apa?" Tanya Rio saat melihat cabai rawit dan cabai merah di dekat kompor.

"Itu mau di jadiin sambal"

"Kamu suka pedas?"

"Iya"

"Aku bantuin apa?"

"Mending kamu duduk"

Mendengar itu dagu Rio langsung mengerutkan dagunya seakan tidak setuju. Angel hanya ingin suaminya duduk manis dan tidak usah membatunya karena bisa melakukan ini semua sendiri.

"Tapi aku mau bantuin kamu"

"Disuruh duduk ya duduk!" ucap Angel dengan nada setengah membentak. Entah kenapa Rio merasa sedih di bentak seperti itu terlebih sorot mata Angel seperti marah kepadanya.

"Ya sudah"

Rio langsung berjalan pergi meninggaklan Angel. Rio menaiki tangga menuju kamar. Angel mengerutuki yang telah dilakukannya dan dia juga tidak tahu kenapa dirinya mudah emosi.

"El apa yang kamu lakukan! mending aku susul kak Rio"

Angel langsung mencuci tangannya lalu menyusul Rio.

kamar

Rio langsung duduk di tepi kasur. Sikapa Angel tadi mengingatkan Rio akan Sena yang selalu membentaknya tanpa alasan.

"Sena, aku kangen kamu cepat pulang. Aku mohon"

Rio merasa rindu ini semakin menyiksa terlebih Sena sulit di hubungi padahal Rio ingin mendengar suaranya walau sebentar. Suara pinatu di buka membuat Rio menoleh ke arah pintu.

Angel memasuki kamar dan mendapati Rio tengah duduk menatapnya. Dengan perasaan agak takut Angel melangkahkan kakinya menghampiri Rio.

"Kak"

Mendengar itu Rio langsung memalingkan wajahnya. Melihat Rio seperti itu membuat Angel tidak enak, sepertinya Rio marah.

Angel duduk di sebelah Rio. Rio yang menyadari Angel duduk di sebelahnya memilih untuk pura-pura tidak memperdulika Angel. Rio sendiri tidak benar-benar marah hanya saja ingin sendiri dulu.

Angel menggigit bibir bawahnya, entah kenapa ini semua membuatnya tidak nyaman.

"Kakak marah? aku minta maaf"

Pinta Angel dengan nada halus namun Rio tidak merespon.

"Apa?"

Angel sekarang tahu kenapa Rio tidak merespon. Rio tidak mau di panggil "kakak" lagi melainkan "Sayang" mungkin Rio ingin Angel menganggapnya sebagai suami bukan Kakak. Angel bangkit dari duduknya lalu berjongkok di depan Rio. Rio hanya membiarkan saja apa yang Angel lakukan sekarang.

"Sayang maafin aku"

Mendengar kata "sayang" Rio baru mau menoleh. Rio hanya menatap Angel tanpa berucap sepatah katapun.

"Maafin aku yah?"

Angel menjewer kedua telinganya sendiri dengan kedua tangannya. Rio masih tidak mau berucap. Angel tidak kehabisan akal untuk mendapat maaf dari Rio.

Angel meraih kedua tangan Rio dan di letakanya di kedua pipinya. Rio bisa merasakan halusnya kulit pipi Angel.

"Kalau kamu mau kamu boleh tampar aku" ucap Angel dengan nada serius sembari menatap dalam kedua mata Rio.

"Hah? kamu bilang apa sih?? istri itu harus di sayang bukan di sakiti"

"Habis kamunya gitu, aku lebih memilih dimarahin ketimbang di diamin seperti ini"

Angel melihatkan wajah sedihnya membuat Rio merasa bersalah.

"Kamu mau aku maafin?"

"Iya"

"Kalau gitu"

Rio menepuk pahanya membuat Angel bingung. Rio tersenyum kearah Angel.

"Duduk di pangkuan ku"

Angel menurut saja walau tidak nyaman. Rio menyandarkan kepala Angel di dadanya lalu mendekap Angel. Angel bisa mendengar detak jantung Rio dengan jelas.

"Kamu itu sekarang istri aku walau pun ini cuma sampai kamu melahirkan anakku tapi aku ingin kamu melupakan itu semua"

"Maksudnya"

"Jangan terlalu memikirkan perjanjian itu. Biarlah ini semua mengalir dengan apa adanya, aku tidak mau kamu terbebani. Aku menikahi kamu secara agama dan aku akan memenuhi semua yang kamu mau sebisaku"

Rio mengecup puncak kepala Angel cukup lama. Angel merasa nyaman saat di dalam dekapan Rio dan semua yang Rio katakan membuatnya tenang.

"Sebelumnya aku minta maaf"

Angel mengerutkan keningnya bingung Rio minta maaf untuk apa?".

"Minta maaf?"

"Iya. Karena aku dan Sena, kamu jadi seperti ini. Aku tahu ini berat untukmu"

"Kalau nggak ada kalian mungkin aku sudah kehilangan Ayah yang aku sayang. Seharusnya aku berterima kasih ke pada kalian" ucap Angel tulus dari hati yang paling dalam.

"Kalau seperti itu kamu jangan canggung lagi"

"Iya"

"Jangan ngambekan!"

"Iya"

"Jangan cengeng!"

"Iya"

"Jangan ngebantah sama suami!"

"Iya"

"Nurut sama suami!"

"Iya"

"Jangan iya-iya terus!"

"Terus aku harus bilang apa?"

"Iya juga sih"

"Kamu juga bilang "iya" tuh?" ucap Angel dengan nada yang di buat-buat.

Rio melonggarkan dekapannya lalu menarik gemas hidung Angel dan entah kenapa Rio ingin terus menarik hidung bangir Angel tapi itu malah membuat Angel kesal.

"Jangan di tarik! sakit tahu!!"

"Katanya nggak ngambek lagi?"

"Kamu juga narik hidung aku! sakit! sini gantian aku yang narik hidung kamu"

Tangan kanan Angel langsung di arahkan ke hidung Rio namun Rio tidak mengijinkannya. Rio malah menggenggam pergelangan tangan kanan Angel.

"Ih curang!"

Rio hanya tersenyum lalu mendekatkan wajahnya kewajah Angel. Angel memundurkan kepalanya namun tangan Rio yang satunya mendorong kepala Angel agar mendekat. Angel menutup matanya saat wajah Rio sudah sangat dekat.

Sentuhan lembut terasa di bibir Angel. Cukup lama Rio mengecup Angel hanya ini yang bisa Rio lakukan untuk mempertegas setatus Angel sebagai istrinya.

....

Angel tengah memakan martabak cokelatnya sembari mengawasi Rio yang tengah menggoreng tempe. Sebenarnya dari tadi Angel menahan tawa. Rio ngotot ingin membantu Angel dan Angel yang tidak mau Rio ngambek lagi memutuskan untuk memperbolehkan Rio membantunya tapi hasilnya Rio malah sepertinya takut dengan cipratan minyak panas.

"Apinya di kecilin ntar gosong loh!"

"Iya"

Rio menatap ngeri minyak goreng yang mendidih namun ia harus mengangkat tempe yang sudah matang.

"Sini aku bantu"

10 menit berlalu kini semua masakan sudah selesai. Mereka pun menyantap makanan yang sudah tertata rapi di aras meja.

"Waahh.. sepertinya enak"

"Sinih aku ambilin nasinya"

Rio mengangguk. Sendari tadi cacing-cacing di perutnya demo minta makan.

"Mau tempe nggak?"

"Boleh"

"Sambal?"

"Pedes nggak?"

"Namanya sambel ya pedas, kamu ini?"

"Kali aja manis kayak kamu"

"Nggak usah ngegombal kalau tidak bisa"

Rio melihatkan deretan giginya membuat Angel menghela napas. Saat pertama kali bertemu dengan Rio, Angel merasa kalau Rio orangnya tegas dan menyeramkan tapi sekarang semuanya terbantahkan Rio itu ternyata penyayang dan lucu.

"Mau nggak?"

"Dikit aja"

"Iya... nih"

"Makasih sayang"

Rio langsung memakan masakan Angel dengan lahapnya membuat Angel senang. Angel yang masih kenyang hanya memakan sayur beningnya saja dan sekarang Angel tengah asik menggigiti jagung manis kesukaannya.

Rio merasa masakan Angel seperti masakan bi Ina pembantunya yang sudah lama berkerja di rumahnya bahkan Rio menganggapnya seperti ibu kandungnya maklumlah karena bi Ina yang sering mengasuh Rio saat masih kecil karena di tinggak berkerja oleh kedua orang tuanya. Namu saat di rasa lagi rasa masakan ini lebih dari itu ini seperti masakan orang yang Rio sangat cintai dan Rio sangat hormati.

"Rasanya seperti buatan ibu ku" lirih Rio namun Angel dapat mendengarnya.

Angel merasa dadanya sesak. Ucapan Rio barusan membuat Angel teringat orang tuanya. Perasaan ini membuat Angel kehilangan napsu makannya.

"Kak. Aku mau jemur pakaian dulu yah"

Tanpa menunggu persetujuan daru Rio, Angel langsung melangkah pergi. Rio sendiri tidak memperdulikan sikap Angel yang berubah drastis.

Tempat jemuran

Angel duduk di dekat mesin cuci. Air matanya kini tak terbendung lagi, butiran cair itu mulai turun membasahi pipinya.

"Ayah! El kangen!"

Angel waktu di pasar saat ia melihat sosok yang sangat ia rindukan selama ini. Angel ingin memeluknya namun tidak bisa.

Depan ruko

Air mata Angel mengalir dengan sendirinya.

"Ayah!"

Angel langsung melangkah menghampiri laki-laki yang tidak lain adalah Ayah yang selama ini dirindukan dan dikhawatirkan namun baru satu langkah Angel mengurungkan niatnya karena perjanjian itu yang sangat mengikat kebebasannya untuk bertemu dengan orang-orang ia kenal.

"El seneng Ayah bisa kerja lagi dan maaf El nggak bisa bertemu Ayah dulu"

Angel menghapus air matanya lalu melangkah pergi menjauh.

....

"El kangen kalian.. hikss..hikss El.. ma.mau pu..lang!"

Isakan Angel semakin terdengar dengan jelas menandakan kerinduan yang mendalam.

Ternyata ada Rio yang sekarang duduk di anak tangga. Rio mendengar semuanya dan tangisan Angel membuat Rio merasa bersalah.

"Maaf El"

...

Angel menghapus air matanya cukup sekali ini membuang waktu untuk menangis.

"Cukup El! kak Rio baik sama kamu jadi jangan cengeng!"

Angel memutuskan untuk menjemur pakaian lalu membereskan dapur yang masih berantakan.

"Selesai, tinggal didapur yang belum"

Angel menuruni tangga namun telinganya mendengar sesuatu. Angel mempercepat langkahnya. Betapa terkejutnya Angel saat melihat Rio yang sedang mencuci piring.

"Biar aku saja"

"Cuma nyuci piring mah kecil"

"Tapi"

"Biar cepat selesai"

Angel tersenyum lalu membersihkan kompor dan merapikan rak yang terdapat beberapa pisau, gunting dan penjepit makanan namun karena tidak hati-hati jari telunjuk Angel tergores pisau.

"Aww"

Darah segar menetes dari luka itu. Rio langsung menghentikan aktivitasnya lalu menghampiri Angel yang terlihat kesakitan.

"Sayang, kamu kenapa?"

"Sakit"

Rio meraih tangan Angel yang jari telunjuknya terluka. Angel tak bisa menahan air matanya lagi sekarang air matanya turun membasahi pipi.

"Aku obatin. Ayo kesana"

Rio mengajak Angel ke sofa dekat lemari. Rio mengambil kotak P3K lalu duduk di samping Angel. Suara isakan Angel semakin terdengar jelas.

Rio meraih jari tangan Angel yang terluka. Rio membersihkan darah di sekitar luka dengan pelan namun Angel merasa kesakitan.

"Tahan yah!"

Setelah membersihkan luka itu Rio langsung meneteskan obat luka.

"Perih!"

"Ntar juga baikan"

Rio meniup luka di jari Angel agar perihnya sedikit mereda. Berselang beberapa menit Rio menutup luka itu dengan pelester luka. Rio menghapus air mata di pipi Angel.

"Cengeng!"

Rio mengatai Angel ya walau pun itu kenyataan namun Angel nampak tida terima denga ucapan Rio.

"Kenapa? kamu nggak terima aku katai cengeng"

Rio mengangguk seperti anak kecil membuat Rio terkekeh pelan lalu menarik Angel kedalam pelukannya.

"Jangan nangis lagi, besok juga sembuh. Memangnya kamu belum pernah kegores pisau?"

"Pernah tapi nggak sesakit ini"

"Iya lah itu bekas aku motong jeruk nipis!" ucap Rio dengan nada tak berdosa.

"Ih kak Rio mah!"

Kesal Angel lalu memukul dada bidang Rio. Pantas saja tadi rasanya sangat perih.

"Jangan marah, aku minta maaf"

Rio membelai lembut rambut kepala Angel membut Angel merasa nyaman hingga matanya serasa ingin menutup karena mengantuk.

"Sayang tidur yah"

..***....

Terpopuler

Comments

intanreifa aulia

intanreifa aulia

angel kasar..dbaiki lupadiri

2020-10-27

1

Ridho Talita

Ridho Talita

duuh...bingung mo komen apa thoor

2020-10-15

2

ⓔⓇⓙⓐ 🌸

ⓔⓇⓙⓐ 🌸

cerita bagus.
lanjut thor...

2020-08-01

3

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PERJANJIAN DI ATAS KERTAS
2 BAB 2 Aku seorang istri
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10 KAMU HAMIL?
11 BAB 11 Rindu Sena
12 BAB 12 Kamu kenapa?
13 BAB 13 Pisah ranjang
14 BAB 14 Rumah sakit
15 BAB 15 Honyemoon
16 BAB 16 Malam yang sempurna
17 BAB 17 Hadiah istimewa
18 BAB 18 Ngidam makan terus
19 BAB 19 Kenyataan itu pahit
20 BAB 20 KECEWA dan PELAMPIASAN
21 BAB 21 Aku benci padamu
22 BAB 22 Keributan
23 BAB 23 Kembali keawal
24 BAB 24 Kamu?
25 BAB 25 Masih terluka
26 BAB 26 Rencana Rio
27 BAB 27 Melamarmu
28 BAB 28 Maafin Rio, Ma
29 BAB 29 PAMIT
30 BAB 30 Terpaksa kembali
31 BAB 31 Hufff
32 BAB 32 Loh kok aku sih?
33 BAB 33 Aku tidak mau dicerai!!
34 BAB 34
35 Bab 35 Tak lagi sama
36 BAB 36 FLASHBACK
37 BAB 37 Mulai ada kecurigaan
38 Bab 38 Oow
39 BAB 39 Suara hati
40 BAB 40 Rencana Arfan
41 BAB 41 Hadiah untuk istriku
42 BAB 42 Ular (artian yang berbeda)
43 BAB 43 Dilema
44 BAB 44 Pilihan sulit
45 BAB 45 Keputusan
46 BAB 46 Angel sakit
47 BAB 47 Kejutan!!!
48 BAB 48 Beli baju bayi
49 BAB 49 Kecemburuan Rio
50 BAB 50 Selamat datang didunia
51 Bab 51 Apa ini akhir?
52 BAB 52 Semua untuk putraku
53 BAB 53 keinginan Amanda
54 Bab 54 Lupakan Rio, menikahlah dengan ku!
55 BAB 55 Selamat tinggal luka
56 BAB 56 Kembalinya Rey
57 BAB 57 stay with you, Angel
58 BAB 58 Jangan meninggalkan ku, Angel!
59 Bab 59
60 Bab 60 Terbongkarnya rahasia.
61 Bab 61 Keluarga kecil
62 Bab 62
63 BAB 63
64 Bab 64
65 BAB 65 MAMA jangan pergi!
66 BAB 66 Kita keluarga
67 BAB 67 TEROR
68 BAB 68 SORYY
69 Bab 69 perubahan
70 BAB 70
71 Bab 71
72 Bab 72 Angel. pulang lah!
73 BAB 73. Dua Sisi.
74 BAB 74
75 Bab 75 My Angel.
76 ...
77 77
78 78
79 79 Kevin kabur.
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91 not a perfect marriage part 2
92 92 not a perfect marriage part 2
93 93 not a perfect marriage part 2
94 94 not a perfect marriage part 2
95 95 Not a perfect marriage part 2
96 96 not a perfect marriage part 2
97 97
98 98
Episodes

Updated 98 Episodes

1
BAB 1 PERJANJIAN DI ATAS KERTAS
2
BAB 2 Aku seorang istri
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10 KAMU HAMIL?
11
BAB 11 Rindu Sena
12
BAB 12 Kamu kenapa?
13
BAB 13 Pisah ranjang
14
BAB 14 Rumah sakit
15
BAB 15 Honyemoon
16
BAB 16 Malam yang sempurna
17
BAB 17 Hadiah istimewa
18
BAB 18 Ngidam makan terus
19
BAB 19 Kenyataan itu pahit
20
BAB 20 KECEWA dan PELAMPIASAN
21
BAB 21 Aku benci padamu
22
BAB 22 Keributan
23
BAB 23 Kembali keawal
24
BAB 24 Kamu?
25
BAB 25 Masih terluka
26
BAB 26 Rencana Rio
27
BAB 27 Melamarmu
28
BAB 28 Maafin Rio, Ma
29
BAB 29 PAMIT
30
BAB 30 Terpaksa kembali
31
BAB 31 Hufff
32
BAB 32 Loh kok aku sih?
33
BAB 33 Aku tidak mau dicerai!!
34
BAB 34
35
Bab 35 Tak lagi sama
36
BAB 36 FLASHBACK
37
BAB 37 Mulai ada kecurigaan
38
Bab 38 Oow
39
BAB 39 Suara hati
40
BAB 40 Rencana Arfan
41
BAB 41 Hadiah untuk istriku
42
BAB 42 Ular (artian yang berbeda)
43
BAB 43 Dilema
44
BAB 44 Pilihan sulit
45
BAB 45 Keputusan
46
BAB 46 Angel sakit
47
BAB 47 Kejutan!!!
48
BAB 48 Beli baju bayi
49
BAB 49 Kecemburuan Rio
50
BAB 50 Selamat datang didunia
51
Bab 51 Apa ini akhir?
52
BAB 52 Semua untuk putraku
53
BAB 53 keinginan Amanda
54
Bab 54 Lupakan Rio, menikahlah dengan ku!
55
BAB 55 Selamat tinggal luka
56
BAB 56 Kembalinya Rey
57
BAB 57 stay with you, Angel
58
BAB 58 Jangan meninggalkan ku, Angel!
59
Bab 59
60
Bab 60 Terbongkarnya rahasia.
61
Bab 61 Keluarga kecil
62
Bab 62
63
BAB 63
64
Bab 64
65
BAB 65 MAMA jangan pergi!
66
BAB 66 Kita keluarga
67
BAB 67 TEROR
68
BAB 68 SORYY
69
Bab 69 perubahan
70
BAB 70
71
Bab 71
72
Bab 72 Angel. pulang lah!
73
BAB 73. Dua Sisi.
74
BAB 74
75
Bab 75 My Angel.
76
...
77
77
78
78
79
79 Kevin kabur.
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91 not a perfect marriage part 2
92
92 not a perfect marriage part 2
93
93 not a perfect marriage part 2
94
94 not a perfect marriage part 2
95
95 Not a perfect marriage part 2
96
96 not a perfect marriage part 2
97
97
98
98

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!