BAB 4

Matahari mulai menampakan sinarnya, membawa hangat untuk semua penghuni di muka bumi ini. Kicau burung bersautan seakan bernyanyi menyambut hari baru yang lebih baik dari kemarin.

Kelopak mata Rio perlahan membuka serta tangan kanannya meraba bagian kasur di samping kanannya.

Dengan nyawa belum terkumpul penuh Rio menoleh kesamping yang sudah tidak ada Angel yang terbaring.

"Angel ke mana? Apa?"

Rio langsung turun dari kasur mencari untuk Angel. Rio mencari Angel untuk memberitahukan kalau hari sabtu dan minggu tidak ke kantor jadi Angel tidak perlu bangun sepagi ini.

Rio menuruni tangga dengan wajah yang masih menggantuk. Tak ada suara dari Angel atau pun suara lainnya.

"Kamu kemana sih?"

Rio berdecak kesal karena Angel tidak berada di dapur. Rio menduga kalau Angel berada di tempat setrikaan.

Tempat setrikaan dan cuci baju.

Rio melihat ke sekeliling tidak ada Angel namun mesin cuci menyala. Rio menghelanapas lalu berjalan ke arah balkon tempat menjemur pakain. Angel tidak disini dan Rio sudah menyerah mencari Angel.

Senyum Rio perlahan terukir saat melihat langit biru yang terbentang luas. Rio sadar kalau sudah lama tidak menatap ke langit dan menikmati pemandangan yang telah Tuhan ciptakan dengan indahnya dan tak perlu membayar untuk ini semua.

"Indahnya.. eh?"

Saat Rio melihat kebawah kedua matanya melihat yang di cari dari tadi ternyata Angel sedang menyiram tanaman di halaman samping.

.....

Setelah memasukan baju kotor kemesin cuci dan menunggu baju-baju itu di cuci Angel memutuskan untuk menyiram tanaman.

"Selamat pagi bunga-bunga cantik. Ayo minum"

Angel mulai menyirami tanaman di depannya ini. Saat pertama datang ke tempat ini semua tanaman nampak layu seakan mau mati namun sekarang semua tanaman ini nampak sehat dan bunganya nampak semakin banyak yang bermekaran.

Seperti biasa Angel bersenandung ria sembari menyiram. Angel selalu suka lagu dari Killing Me Inside dan sekarang Angel bersenandung lagu yang judulnya Jangan pergi.

"*Bila aku terdiam dan tak bisa bicara.

Aku hanya ingin terlihat sempurna.

Kau dan aku takkan sanggup.

Jangan pergi.

Jangan pernah pergi lagi.

Jangan takut.

Jangan pernah takut lagi.

Aku takkan.

Aku takkan pernah lari.

Jangan pergi.

Jangan pergi*"

"ANGEL!!"

"Eh?"

Mendengar namanya di panggil Angel menoleh namun tidak ada orang. Entah kenapa bulu kuduknya berdiri dan terasa dingin. Angel melihat kesekeliling namun tidak ada orang. Angel meneguk ludahnya paksa saat pikirannya menuju ke hal-hal di luar nalar.

"Duh! kok merinding gini? apa dirumah ini ada hantunya"

"ANGEL!"

Suara itu terdengar lagi untuk kedua kalinya namun tidak ada orang. Sekarang Angel benar-benar takut.

"ANGEL! LIHAT KE ATAS!"

"Haaa.. kenapa jadi serem kek gini!!!"

...

Balkon

"ANGEL!"

Rio memanggil Angel yang ada di bawah. Angel nampak terkejut dan melihat ke belakang namun sepertinya Angel terlihat ke takutan. Iya ialah Rio kan di atas pasti Angel ketakutan saat mengetahui tidak ada orang di dekatnya.

Rio terkekeh melihat Angel yang ketakutan. Ide jahil terlintas di pikiran Rio.

"ANGEL!!"

Rio berteriak untuk kedua kalinya dan Angel terlihat semakin gelisah serta ketakutan. Rio yang tidak tega lagi akhirnya menyuruh Angel untuk melihat ke arahnya.

"ANGEL! LIHAT KE ATAS!!"

Dengan perasaan takut Angel pun berbalik dan menghadap ke atas lalu ia pun merasa lega saat melihat Rio yang melambai ke arahnya jadi yang memanggilnya dari tadi itu Rio bukan hantu.

"KAK RIO BIKIN TAKUT AJA!!!!"

Teriak Angel dengan kerasnya meluapkan kekesalannya. Rio terkekeh lalu menuruni tangga besi yang terletak tak jauh darinya. Tangga ini langsung menuju kebawah.

Setiap langkah Rio mendapat tatapan tidak enak dari Angel. Rio tidak memperdulikan tatapan Angel, langkah kakinya pasti menghampiri Angel.

"Kak Rio nyebelin!" ucap Angel langsung saat Rio berada tepat di hadapanya.

"Loh? kenapa. Aku hanya memanggil mu saja"

"Tetap saja! aku takut kalau bukan orang yang manggil namaku"

"Kamu takut hantu?"

"Iya"

"Ya kalau kamu takut hantu, sinih aku peluk!"

Rio merentangkan kedua tangannya sembari tersenyum kearah Angel.

"Nggak mau kak Rio belum mandi. Bau jigong!"

Tolak Angel langsung berlari menjauh dari Rio. Rio yang tidak terima di katai bau jigong langsung menggejar Angel.

"Awas kamu yah!!"

"Awas kemana kak? kanan apa kiri!!"

Rio semakin di buat kesal oleh Angel, larinya semakin cepat mengejar Angel.

Angel panik saat Rio sudah dekat dengannya.

Hap..

"YAAAAHHH.. LEPASIN!!"

Rio langsung memeluk Angel dari belakang dengan eratnya. Angel berusaha melepas dekapan Rio ini namun usahanya sia-sia tenaga Rio lebih besar dibanding dirinya.

"Lepasin!!"

"Siapa suruh ngatain?"

"Iihhh.. nyebelin! Lepasin"

Angel memberontak dan membuat Rio semakin erat memeluk tubuh mungil Angel.

"Minta maaf dulu!"

"Nggak mau!!"

"Beneran?"

"IYA. AKU NGGAK MAU MINTA MAAF!!"

"Ya sudah. Terima akibatnya"

"Eh!"

Rio langsung membopong tubuh Angel bak adegan di drama korea. Perasaan takut kini menghampiri Angel terlebih senyum mistis di bibir Rio.

"Kak Rio turunin!"

kedua tangan Angel memukul-mukul dada Rio namun Rio tidak bergeming.

"Diam!"

Satu kata yang terucap dari mulut Rio membuat Angel bergidik geri. Nada bicara Rio yang membuat Angel takut.

Angel menundukan kepalanya sedangkan Rio masih berjalan ke belakang rumah.

Pandangan mata Rio tertuju pada kolam renang, Rio ingin menceburkan Angel kolam renang.

"Gimana kalau aku ceburin kamu ke sana?"

Angel menatap kolam renang itu dengan pandangan takut serta tangan kanannya mencengkram kos putih yang Rio kenakan.

"Satu"

Rio mulai menghitung dengan semangat sedangkan Angel memejamkan matanya.

"Dua"

Air mata Angel mengalir begitu saja, bayangan waktu kecil saat dirinya tenggelam di danau dan hampir merenggut nyawanya kini menjadi troma yang tidak bisa di hilangkan hingga saat ini.

"Ti--"

"Aku nggak bisa berenang. takut!"

Angel memotong ucapa Rio. Rio bisa merasa tarikan di kaosnya, sepertinya Angel tidak berbohong.

"Yah. Jadi nggak seru! sebagai gantinya kamu buat sarapan!"

Angel mengangguk setuju. Rio menurunkan Angel. Sentuhan lembut mendarat di pipi Angel. Rio menghapus air mata Angel.

"Dasar cengeng!"

Rio langsung mencubit pipi Angel dengan gemasnya membuat Angel meringis kesakitan.

"Aaaaa"

"Ini pipi apa bakpau?"

Tangan Angel menepis tangan Rio yang masih mencubit pipinya.

"Bukan bakpau! ini cuma agak ngembung!"

"Sama saja! buru masak, awas aku selesai mandi makanannya belum siap"

"Aaww"

Setelah menarik hidung Angel tanpa permisi Rio dengan santainya melangkah masuk kedalam Rumah tanpa memperdulikan Angel yang wajahnya sudah merah padam akibat ulahnya.

"Dasar nyebelin!"

Angel pun memilih masuk kedalam rumah menyiapkan sarapan untuk Rio.

..

Rio berjalan ke arah dapur setelah mandi. Dari sini Rio bisa melihat Angel yang sepertinya tengah kebingungan.

"Kenapa?"

Suara Rio mengejutkan Angel. Angel menoleh dengan tatapan polos.

"Nggak ada sayur buat di masak"

Mendengar itu Rio menepuk dahinya. Rio lupa membeli sayur kemarin karena pekerjaannya yang menumpuk.

"Ya ampun aku lupa. Ayo beli"

Angel bangkit dari duduknya menghampiri Rio. Rio baru sadar kalau Angel memakai kemejanya yang waktu itu ia pakaikan ke Angel.

"Habis belanja sayur kita langsung ke mall yah"

"Ngapain?"

Rio menatap datar Angel. Angel sendiri sepertinya tidak tahu arah pembicaraan Rio.

"Kamu mau terus pakai kemeja aku?"

Ucap Rio dengan nada sinis. Angel langsung melihat pakaian yang melekat di tubuhnya.

"Kemeja aku apa terlalu besar yah buat kamu sampai-sampai jadi mini dres gitu atau badan kamunya yang seperti anak TK?"

Angel menggembungkan kedua pipinya tak terima di katain anak TK.

"Nggak usah di tekuk wajah kamu itu tambah jelek! Ayo berangkat!"

"Jam segini? emang sudah buka yah?"

Rio melihat kearah jam yang menunjukan pukul 07:00 berarti super market belum buka.

"Mending kita ke pasar sekalian beli baju"

"Ke pasar?"

"Iya. Di sana sayurannya nggak kalah seger sama bisa sekalian beli baju"

"Tapi"

"Tapi apa? rame, panas atau kamu nya nggak suka tempat yang nggak berkelas?"

Rio menunjukan senyum di bibirnya seakan Rio mengiyakan ucapan Angel. Angel menghela napas, dia juga sadar kalau Rio itu orang kaya yang mana mungkin mau menginjakan kaki di tempat yang "kumuh" dan penuh sesak dan juga terkadang tercium bau yang tidak enak di area pasar.

"Nggak seburuk yang kak Rio bayangin! percaya deh sama aku!"

"Tapi?"

"Udah nurut saja!"

Angel langsung menarik pergelangan tangan kanan Rio.

..

PASAR TRADISIONAL

Mobil Rio terparkir di depan pasar tradisonal namun Angel dan Rio masih berdiam diri di dalam mobi.

Angel melihat ke arah Rio yang sepertinya tidak rela mobil mewahnya terparkir di tempat seperti ini.

"Kak Rio nggak suka yah?"

Suara Angel mengagetkan Rio. Rio langsung menoleh ke arah Angel.

"Eh.. maaf, tadi kamu bilang apa?"

Angel terkekeh pelan sepertinya Rio benar-benar tidak suka berada di sini. Bagi Rio ini tempat yang asing dan ini pertama kalinya ke pasar tradisional yang terlihat sangat ramai dan penuh sesak namun berbeda dengan Angel yang sudah sangat sering datang kesini.

"Aku saja yang belanja, kak Rio tunggu di sini"

Seakan tahu yang ada di pikirannya, Rio tersenyum dengan lebarnya. Rio mengeluarkan dompet dari saku celananya lalu meraih tangan Angel. Di letakannya dompet itu di telapak tangan Angel.

"Nih. Terserah kamu mau beli apa dan jangan lupa baju buat kamu!"

"Aku boleh pake uang berapa?"

Rio tersenyum lalu mengacak-acak poni Angel. Rio merasakan perbedaan yang cukup besar di antara kedua istrinya ini. Sena istri pertamanya dari awal menikah selalu menghambur-hamburkan uang dan tak pernah memperdulikannya bahkan terkesan dirinyalah yang harus meladeni semua yang Sena mau tapi Angel istri yang baru beberapa hari dinikahinya dan pastinya tidak mencintainya mampu memberi perhatian lebih dan tahu apa yang dirinya mau.

"Terserah kamu"

Mendengar ucapan Rio membuat kening Angel mengkerut. Ide jahil yang selama ini menghilang kini muncul kembali dan Angel juga tidak suka dengan suasana yang canggung dan kaku.

"Wah! beneran??"

Angel menunjukan ekspresi senangnya membuat Rio mengangguk dengan pasti.

"Kalau gitu aku borong semua yang di jual di sini yah!!"

"Silakan asal kamu sendiri yang bawa kerumah!"

"Bawa apa?" tanya Angel dengan polosnya membuat Rio kesal padahal dia sendiri yang mau.

"Bawa bangunan pasarnya! kamu pindahin ke depan rumah!"

"Kamu kira aku ini jin lampu ajaib apa? ada-ada saja!"

Angel melihatkan sekilas wajah cemberutnya lalu turun dari mobil Rio. Setelah Angel keluar dari mobil, Rio tertawa dengan renyahnya saat mengingat lagi wajah kesal Angel. Andai Angel tidak langsung turun pasti Rio sudah mencubit gemas kedua pipi Angel yang menggembung.

"Angel"

Tanpa di sadari oleh Rio dirinya mulai melamun ke angan-angan yang tak pasti. Sekilas bayangan dari masa lalu membuatnya tersadar.

"Kenapa hidup ku seperti ini?"

Entah kenapa perasaan bersalah muncul di hatinya serta kekecewaan yang tengah ia rasa membuat hati ini sakit. Goresan ini terasa sakit dan mengusik ketenangan jiwa. Rio teringat Sena, seorang yang sangat ia cintai dari bangku SMA. Hanya Sena yang mampu "mencuri" hatinya dengan sejuta magic yang ia punya. Rio pernah berjanji hanya Sena lah yang akan menemaninya hingga ajal menjemput tapi kenyataannya berbeda kini ada orang lain yang masuk kedalam pernikahan ini walau Sena sendiri yang meminta tetap saja Rio merasa bersalah karena sebagai suami belum bisa memenuhi semua yang Sena butuhkan dan juga perhatian yang seharusnya Sena dapatkan saat Sena menggandung dan pastinya pernikahan kedua ini tidak akan terjadi.

Suara ketukan di kaca jendela mobil di samping Rio membuyarkan lamunannya. Rio pun menoleh dan mendapati Angel yang tengah tersenyum ke arahnya sembari menunjukan kantong plastik putih.

"Buka"

Rio bisa membaca gerak bibir Angel yang menyuruhnya untuk menurunkan kaca jendela mobil.

"Nih"

Rio menerima kantong plastik itu. Rio membuka kantong plastik itu di dalamnya terdapat beberapa makanan terbungkus plastik mika.

"Itu kue basah, jajanan pasar. Oh iya, kak Rio mau sayur apa?"

"Terserah"

"Ya sudah aku pergi"

Angel mulai menglangkah pergi memasuki pasar sedangkan Rio merasa bersalah membiarkan Angel belanja sendiri tidak ada yang menjaga dan tidak ada yang membawakan belanjaannya nanti.

"Sepertinya aku harus ikut"

Rio memutuskan untuk ikut dengan Angel belanja. Setelah mengunci pintu mobil, Rio berlari menyusul Angel.

"El. Tunggu!"

Angel memberhentikan langkahnya lalu menoleh. kedua matanya mendapati Rio yang tengah berlari ke arahnya.

"Katanya nggak mau ikut?"

"Ntar kalau kamu kenapa-napa gimana?"

"Emangnya aku itu kamu yang baru pertama kali ke pasar!"

"Terserah kamu"

"Ya udah ayo!"

Mereka berdua memasuki pasar yang ramai dan sesak dengan orang yang berbelanja serta kuli-kuli yang berlalu -lalang membawa karung di pundak mereka.

Angel menggenggam erat tangan Rio agar Rio tidak terpisah darinya di pasar yang begitu ramai dan berdesakan.

Rio merasa menyesali keputusan untuk menemani Angel belanja karena belum apa-apa sudah berdesakan seperti ini.

"Minggir... minggir!!"

Seorang kuli panggul melintas dengan barang di pundaknya membelah ke padatan di jalan sempit memaksa orang-orang di sana untuk minggir untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan. Lebar jalan ini hanya semeter dan untuk dua arah karena itu sangat padat. Jalan ini sebagai penyekat antar pedagang yang berjualan .

"Duh.. sesak banget sih!" keluh Rio dan Angel pun dapat mendengarnya. Angel menoleh ke arah Rio

"Siapa suruh ikut!" ucap Angel dengan kesalnya toh dia juga tidak meminta Rio menemaninya belanja dan ini semua Rio yang mau. Rio hanya mengerutkan dagunya.

Rio agak kewalahan mengikuti Angel sebab Angel jalannya cepat dan penuh sesak. Keringat membasahi pelipis Rio dan pengap yang di rasa.

Angel berhenti di salah satu pedagang yang menjual sayuran organik. Rio melihat sayuran yang di jual, benar kata Angel di sini sayurannya segar dan jenisnya juga beragam jadi tak usah berkeliling lagi untuk mencari sayuran lain.

"Ayo neng di lihat dulu! sayurannya seger-seger nih!"

Tawar ibu pedagang sayur sembari melayani pembeli yang lain.

"Mau beli apa?"

"Emm"

Rio melihat sayuran yang tertata rapi dengan warna yang beragam membuatnya bingung. Pilihan Rio jatuh pada sayur bayam.

"El. Bisa bikin sayur bening nggak?"

"Sayur bening? bayam?"

"Ia"

Angel memilih bayam yang paling berwarna hijau dan juga jagung manis. Rio juga memilih sayuran yang ingin ia masak nanti.

"Apa lagi?"

"Terserah kamu deh, aku bingung"

"Ya sudah"

Angel langsung membeli beberapa bumbu yang tidak ada di dapur serta sayuran lain untuk persediaan beberapa hari.

"Bu ini, tolong di total yah"

"Iya neng. Sebentar yah"

Rio melihat sekeliling seakan mencari sesuatu yang baru. Rio melihat pedagang buah yang menjual pisang setengah matang. Rio ingin sekali memakan pisang goreng.

Angel membayar sayuran itu dan ternyata yang di beli banyak sampai dua kantong. Rio menoleh ke arah Angel lalu meraih dua kantong plastik itu.

"Biar aku saja yang bawa. Kesana yuk!"

"Kemana?" tanya Angel bingung toh Rio baru kesini dan tak mungkin Rio mengetahui area pasar ini lebih dari yang Angel ketahui.

"Beli buah"

Rio melangkah mendahului Angel. Angel tersenyum melihat Rio yang sudah beradaptasi di pasar ini.

Rio merasa pasar tradisional ini tidak terlalu buruk hanya butuh sedikit penyesuaian saja.

"Permisi pak"

"Iya mas, mau beli apa?"

"Pisang yang bisa di goreng yang mana yah?"

Tanya Rio ke laki-laki yang sudah beruban penjual buah-buahan ini. Pedagang itu lalu mengambil satu sisir pisang.

Angel sendiri tengah memilih-milih buah apel, jeruk dan mangga. Angel bingung mau beli yang mana ketiga buah itu buah kesukaannya jadi sulit menentukan.

"Itu pisangnya pak? Enggak ada yang lain?"

Rio merasa pisang yang di ambilkan pedagang itu kulitnya sudah berintik kehitaman, Rio menduga kalau pisangnya mau busuk.

"Mas ini itu pisang kepok dan ini itu bukannya busuk tapi sudah matang sempurna. Pisang ini bisa di goreng jadi kolak juga enak. Mau apa tidak? apa mau yang masih hijau tapi kalau yang hijau harus di diamkan dulu biar matang"

"Emm.. ya sudah saya beli"

"Ada lagi mas?"

"Sebentar yah"

Rio melirik ke arah Angel yang terlihat bingung. Rio menggelengkan kepalanya saat Angel menggembalikan lagi mangga yang ia pegang ke tempatnya.

"Kenapa?"

"Beli jeruk apa mangga?"

Rio tersenyum tipis setelah mengetahui permasalahan istrinya ini.

"Beli saja yang kamu mau sekalian buat persediaan di rumah"

Mendengar ucapa Rio ini seakan Angel mendapat pencerahan dari surga.

"Siap bosku!"

Setelah membeli buah Rio dan Angel kembali menyusuri pasar. Rio merasa aneh saat para ibu-ibu melihatnya dengan senyum yang mereka di bibir walau pun Rio berusaha untuk tidak memperdulikan namun tetap membuatnya tak nyaman.

"Ayo mamas ganteng di lihat dulu kali aja suka!"

"Ganteng, sinih mampir ntar tak kasih diskon loh!

Ibu-Ibu pedagang saling bersautan menawarkan dagangan keRio. Angel berusaha menahan tawa saat Rio mulai mengeluhkan ibu-ibu yang menawarkan dagangannya ke pada dirinya.

"El. Udah yuk!"

Pinta Rio yang sudah tak tahan lagi melihat ibu-ibu centil yang tak sadar umur.

....

Mobil Rio.

Angel dan Rio bernapas lega akhirnya semua yang habis di rumah sudah di beli. Rio melihat Angel yang tengah memakan sesuatu dan entah kenapa Rio ingin mencicipi yang Angel makan.

"Sayang kamu makan apa?"

"Getuk"

"Getuk? apaan?"

"Ini terbuat dari singkong dan rasanya manis. Cobain deh.. aaa"

Angel menyuapkan sepotong getuk itu ke mulut Rio. Rio merasa indra perasanya di manjakan dengan rasa manih dan tekstur getuk ini sangat kembut pantas saja Anggel suka.

"Enakan?"

"Iya"

"Kamu harus coba yang lain"

Angel membuka bungkus mika yang berisi serabi mini. Rio mencium aroma durian saat Angel menuangkan sesuatu yang berwarnavputih pucat ke atas kue basah yang berbentuk bulat.

"Ini namanya serabi saos durian"

Angel menyuapkan sesendok serabi berserta saosnya ke Rio. Rio menyadari perubahan pada dirinya sekarang, ia ingin selalu di suapi oleh Angel mungkin Rio mulai merasa nyaman dengan Angel.

"Enak?"

"Iya. Aku baru pertama kali makan ini dan aku langsung suka!"

"Aku malah kira kamu bakal tidak suka dengan jajanan kampung seperti ini"

"Nyatanya aku suka dan ada yang kurang"

"Apa? ada yang belum di beli?"

"Baju buat kamu"

"Oh iya. Kak Rio tunggu di sini aja, nggak usah ikut!"

"Kok gitu? aku ikut" Rio langsung menolak mentah-mentah yang Angel perintahkan. Angel menghela napas, kalau Rio ikut pasti dirinya tidak akan tenang memilih keperluan dasarnya sebagai wanita terlebih dirinya tidak membawa baju ke rumah megah itu hanya baju yang melekat ditubuhnya saat itu saja.

"Kak Rio mau di godain lagi sama emak-emak di sini?"

Mendengar itu Rio langsung cemberut dan benar juga apa yang di katakan Angel, kalau dia ikut pasti akan seperti tadi dan pastinya yang jual kebanyakan ibu-ibu.

"Iya aku nggak ikut tapi ada syaratnya"

"Lah kok pake syarat sih? Kalau nggak ikhlas mah nggak usah!"

Sepertinya Angel ngambek. Rio merasa bersalah telah mengatakannya.

"Syaratnya--"

Rio menggantung ucapannya dan langsung mencium bibir mungil Angel. Angel terkejut dengan kelakuan suaminya ini.

"Udah. Sanah pergi"

"yyee. Dasar nyebelin!"

Setela Angel pergi, Rio meraba bibirnya yang tadi mengecup bibir Angel. Jantung Rio berdegup kencang seperti dulu saat pertama kali bertemu Sena.

"Apa Aku? nggak Rio jangan seperti ini! ingat Sena! Sena istri kamu dan Angel hanya istri sementara kalau dia sudah melahikan semua ini berakhir!!"

Rio menyakikan dirinya untuk tidak terbawa perasaan dalam pernikahan sementara ini. Wajar kalau Rio mulai menyukai Angel. Angel memberikan hal yang belum pernah Sena berikan, perhatian lebih yang selama ini Sena tidak memberikannya sebab pekerjaan Sena yang menuntutnya untuk selalu cantik di setiap pemotretan membuat Sena hanya memperdulikan dirinya sendiri. Rio tidak pernah menuntut lebih dari Sena dan cenderung selalu menuruti semua yang Sena mau demi kebahagiaan Sena membuat Rio melupakan ke bahagiaan dirinya sendiri.

Rio mengeluarkan ponsel dari sakunya untuk menghubungi Sena tapi nomer Sena tidak aktif padahal Rio merasa kangen dan ingin mendengar suaranya saat ini.

"Apa kamu sedang sibuk? aku kangen cepat pulang!"

..

Pasar bagian baju

Angel melihat kanan kirinya mencari baju yang cocok untuknya.

"Ayo neng di pilih bajunya murah kok! seratus ribu tiga"

Angel memilih-milih baju yang tergantung di depan toko. Angel memilih baju dengan warna kesukaannya, putih dan biru. Angel tidak suka warna pink atau warna yang mencolok dan terlalu ketat.

"Mbak yang ini berapaan yah?"

Tanya Angel sambil menunjukan kaos berlengan panjang dengan gambar kucing yang sangat lucu.

"Murah itu cuma 35"

35 berarti tiga puluh lima ribu. Pedagang terkadang hanya menyebut angka satuannya saja.

"Beli deh mbak"

"Ada lagi? di lihat dulu"

"Iya"

Angel memilih lagi baju yang menurutnya nyaman serta celana yang tidak terlalu panjang agar nyaman di pakek berkerja.

"Duh jadi bingung"

Angel bingung karena baju yang di jual bagus-bagus.

30 menit berlalu. Angel bernapas lega saat semuanya sudah di beli. Setelah membayar dan ingin pergi Angel melihat baju tidur yang di pajang di patung berwarna abu-abu dari kain satin yang sangat bagus tapi terlalu mini dan pastinya ketat. Baju itu hanya panjangnya sampai di atas lutut tanpa lengan.

"Beli apa tidak yah?"

....

Angel yang selesai belanja pakaian langsung berjalan menuju parkiran dengan menenteng kantong plastik hitam. Angel melewati trotoar jalan dengan senyum yang menggembang karena ia tidak perlu lagi khawatir kalau-kalau bajunya tidak kering.

"Huff.. udah jam berapa sih kok panas banget!"

Angel berhenti di depan ruko yang tutup. Angel melihat ke pertigaan yang terdapat angkot yang sedang ngetem. Angel teringat Ayahnya yang kemarin sakit keras dan karena itulah dirinya harus menikah dengan orang yang tidak di kenalnya.

"Ayah. Semoga Ayah baik-baik saja! Angel kangen Ayah!"

Angel ingin meneruskan jalannya lagi namun baru satu langkah Angel melihat seorang laki-laki yang turun dari angkot.

Angel terdiam menatap laki-laki yang tengah menyapa teman sesama supir angkot. Perlahan air mata Angel turun membasahi pipi, rasa rindu yang kemarin kini mulai terasa kembali dan entah sejak kapan kantong plastik yang di bawanya jatuh ke tanah.

"...."

..Bersambung....

Terpopuler

Comments

Krystal Zu

Krystal Zu

Lanjut nanti lagi yaaa
Jangan lupa mampir juga🦋🌼

2022-12-12

1

Ira Tri Mariana

Ira Tri Mariana

orang kaya bli baju dipasar wkwk

2020-09-19

2

Ulfa Zaky

Ulfa Zaky

semangat y Thor, bagus critanya

2020-09-16

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PERJANJIAN DI ATAS KERTAS
2 BAB 2 Aku seorang istri
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10 KAMU HAMIL?
11 BAB 11 Rindu Sena
12 BAB 12 Kamu kenapa?
13 BAB 13 Pisah ranjang
14 BAB 14 Rumah sakit
15 BAB 15 Honyemoon
16 BAB 16 Malam yang sempurna
17 BAB 17 Hadiah istimewa
18 BAB 18 Ngidam makan terus
19 BAB 19 Kenyataan itu pahit
20 BAB 20 KECEWA dan PELAMPIASAN
21 BAB 21 Aku benci padamu
22 BAB 22 Keributan
23 BAB 23 Kembali keawal
24 BAB 24 Kamu?
25 BAB 25 Masih terluka
26 BAB 26 Rencana Rio
27 BAB 27 Melamarmu
28 BAB 28 Maafin Rio, Ma
29 BAB 29 PAMIT
30 BAB 30 Terpaksa kembali
31 BAB 31 Hufff
32 BAB 32 Loh kok aku sih?
33 BAB 33 Aku tidak mau dicerai!!
34 BAB 34
35 Bab 35 Tak lagi sama
36 BAB 36 FLASHBACK
37 BAB 37 Mulai ada kecurigaan
38 Bab 38 Oow
39 BAB 39 Suara hati
40 BAB 40 Rencana Arfan
41 BAB 41 Hadiah untuk istriku
42 BAB 42 Ular (artian yang berbeda)
43 BAB 43 Dilema
44 BAB 44 Pilihan sulit
45 BAB 45 Keputusan
46 BAB 46 Angel sakit
47 BAB 47 Kejutan!!!
48 BAB 48 Beli baju bayi
49 BAB 49 Kecemburuan Rio
50 BAB 50 Selamat datang didunia
51 Bab 51 Apa ini akhir?
52 BAB 52 Semua untuk putraku
53 BAB 53 keinginan Amanda
54 Bab 54 Lupakan Rio, menikahlah dengan ku!
55 BAB 55 Selamat tinggal luka
56 BAB 56 Kembalinya Rey
57 BAB 57 stay with you, Angel
58 BAB 58 Jangan meninggalkan ku, Angel!
59 Bab 59
60 Bab 60 Terbongkarnya rahasia.
61 Bab 61 Keluarga kecil
62 Bab 62
63 BAB 63
64 Bab 64
65 BAB 65 MAMA jangan pergi!
66 BAB 66 Kita keluarga
67 BAB 67 TEROR
68 BAB 68 SORYY
69 Bab 69 perubahan
70 BAB 70
71 Bab 71
72 Bab 72 Angel. pulang lah!
73 BAB 73. Dua Sisi.
74 BAB 74
75 Bab 75 My Angel.
76 ...
77 77
78 78
79 79 Kevin kabur.
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91 not a perfect marriage part 2
92 92 not a perfect marriage part 2
93 93 not a perfect marriage part 2
94 94 not a perfect marriage part 2
95 95 Not a perfect marriage part 2
96 96 not a perfect marriage part 2
97 97
98 98
Episodes

Updated 98 Episodes

1
BAB 1 PERJANJIAN DI ATAS KERTAS
2
BAB 2 Aku seorang istri
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10 KAMU HAMIL?
11
BAB 11 Rindu Sena
12
BAB 12 Kamu kenapa?
13
BAB 13 Pisah ranjang
14
BAB 14 Rumah sakit
15
BAB 15 Honyemoon
16
BAB 16 Malam yang sempurna
17
BAB 17 Hadiah istimewa
18
BAB 18 Ngidam makan terus
19
BAB 19 Kenyataan itu pahit
20
BAB 20 KECEWA dan PELAMPIASAN
21
BAB 21 Aku benci padamu
22
BAB 22 Keributan
23
BAB 23 Kembali keawal
24
BAB 24 Kamu?
25
BAB 25 Masih terluka
26
BAB 26 Rencana Rio
27
BAB 27 Melamarmu
28
BAB 28 Maafin Rio, Ma
29
BAB 29 PAMIT
30
BAB 30 Terpaksa kembali
31
BAB 31 Hufff
32
BAB 32 Loh kok aku sih?
33
BAB 33 Aku tidak mau dicerai!!
34
BAB 34
35
Bab 35 Tak lagi sama
36
BAB 36 FLASHBACK
37
BAB 37 Mulai ada kecurigaan
38
Bab 38 Oow
39
BAB 39 Suara hati
40
BAB 40 Rencana Arfan
41
BAB 41 Hadiah untuk istriku
42
BAB 42 Ular (artian yang berbeda)
43
BAB 43 Dilema
44
BAB 44 Pilihan sulit
45
BAB 45 Keputusan
46
BAB 46 Angel sakit
47
BAB 47 Kejutan!!!
48
BAB 48 Beli baju bayi
49
BAB 49 Kecemburuan Rio
50
BAB 50 Selamat datang didunia
51
Bab 51 Apa ini akhir?
52
BAB 52 Semua untuk putraku
53
BAB 53 keinginan Amanda
54
Bab 54 Lupakan Rio, menikahlah dengan ku!
55
BAB 55 Selamat tinggal luka
56
BAB 56 Kembalinya Rey
57
BAB 57 stay with you, Angel
58
BAB 58 Jangan meninggalkan ku, Angel!
59
Bab 59
60
Bab 60 Terbongkarnya rahasia.
61
Bab 61 Keluarga kecil
62
Bab 62
63
BAB 63
64
Bab 64
65
BAB 65 MAMA jangan pergi!
66
BAB 66 Kita keluarga
67
BAB 67 TEROR
68
BAB 68 SORYY
69
Bab 69 perubahan
70
BAB 70
71
Bab 71
72
Bab 72 Angel. pulang lah!
73
BAB 73. Dua Sisi.
74
BAB 74
75
Bab 75 My Angel.
76
...
77
77
78
78
79
79 Kevin kabur.
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91 not a perfect marriage part 2
92
92 not a perfect marriage part 2
93
93 not a perfect marriage part 2
94
94 not a perfect marriage part 2
95
95 Not a perfect marriage part 2
96
96 not a perfect marriage part 2
97
97
98
98

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!