BAB 3

Rio terbangun dari tidurnya dan menyadari kalau Angel tidak ada di sampingnya. Seingatnya saat ia terbangun untuk ke kamar mandi Angel masih terlelap di sampingnya.

"El kemana?"

Rio memutuskan untuk mandi karena ia harus segera kekantor karena ada rapat pagi denga orang penting.

Setelah Rio ke kamar mandi. Angel memasuki kamar dengan membawa pakaian Rio yang sudah di setrika.

Angel menaruh kemeja, jas dan celana panjang Rio ke atas kasur. Angel menyadari ada yang kurang.

"Ada yang kurang tapi apa? sepatu udah ada kaos kakinya juga ada terus apa yah?"

Angel mengingat lagi apa yang kurang sebelum Rio selesai mandi.

"Oh ya! dasinya ketinggalan!"

Angel bergegas kembali ke tempat setrikaan untuk menggambil dasi yang tertinggal.

....

Rio keluar dari kamar mandi. Kedua matanya langsung melihat pakaiannya yang sudah di siapkan.

"Ini?"

Senyum Rio menggembang dengan sempurna melihat ini semua bahkan Sena belum pernah sekali pun menyiapkan pakaiannya.

Dengan perasaan senang Rio memakai pakaian yang sudah Angel siapkan. Rio mencium bau harum dari kemeja yang tengah ia pakai.

Semua sudah Rio pakai tapi Rio mencari sesuatu yang penting, sesuatu yang tidak boleh ia lewatkan.

Rio mendengar suara pintu dibukan Rio langsung menoleh ternyata itu Angel dengan dasi yang Rio cari.

"Cari dasi yah? duh maaf abis ketinggalan tadi. Aku pakaikan yah?"

"Boleh"

Angel mendekati Rio untuk memakaikan dasi ini. Angel menyadari kalau Rio itu tinggi dan tangannya tidak bisa menjangkau leher Rio hanya melihatka tatapan polosnya. Rio yang menyadari Angel yang tidak bisa meraih lehernya pun merendahkan tubuhnya agar Angel bisa memakaikan dasi di lehernya.

Angel tersenyum lalu memasangkan dasi ke dalam lipatan kerah kemeja Rio. Rio dapat mencium aroma harum dari Angel. Wajah serius Angel membuat Rio tertawa dalam hati dan juga perasaan nyaman ini.

Cup

"Eh"

Kecupan tiba-tiba dari Rio di pipi kanannya membuat Angel terkejut dan membuat Rio terkekeh pelan. Angel mengerutkan dagunya sedangkan tangannya masih merapikan dasi yang kini telah terpasang di leher Rio.

"Selesai"

"Makasih sayang"

"Hemm. Nggak usah panggil sayang panggil El saja"

"Loh kenapa?"

Rio bingung dengan yang Angel mau padahal dirinya hanya ingin membuat Angel merasa nyaman dan tidak canggung dengannya. Angel hanya tidak mau dirinya menaruh hati kepada Rio yang sudah beristri. Angel sadar pernikahan ini hanya sementara dan dirinya akan bercerai dengan Rio karena itu Angel ingin segera melupakan Rio saat semua perjanjian ini berakhir.

"Kamu tahu sendiri"

Rio teringat sekarang perjanjian itu jelas tertera larangan-larangan yang pasti membuat Angel terbebani dan Rio tidak mau Angel semakin terbebani.

"Ya sudah kalau itu yang kamu mau dan berarti kamu nggak usah nyiapin pakaian aku"

Angel sepertinya tidak setuju dengan yang Rio katakan. Masa dirinya hanya duduk-duduk saja di sini dan tidak melakukan apa pun setidaknya dirinya membantu yang bisa dilakukan olehnya.

"Ih kok gitu! masa aku cuma tiduran aja!"

"Terus? kamu mau apa? kamu itu istri aku"

"Istri kak Rio itu Sena bukan aku. Aku ini hanya istri sementara kamu dan ini semua akan berakhir saat aku melahirkan bayi"

Rio menatap dalam kedua mata Angel tersirat keperihan di dalamnya. Rio tahu pasti dan dirinya juga tidak bisa berbuat apa-apa semuanya sudah terjadi serta sifat Sena yang tidak bisa di tebak bisa membuat Angel dalam masalah.

"Iya aku tahu dan sekarang kamu mau apa?"

"Aku akan siapin semuanya keperluan mu sebisa ku tapi bukan sebagai istrimu anggap saja aku berkerja disini"

"Emm"

Rio seakan sedang berbikir padahal dia sudah tahu keputusannya. Angel menatap cemas berharap Rio mau menerima permintaannya.

"Oke. Aku setuju tapi di kamar ini kamu istriku"

"Eh?"

Rio menarik Angel kedalam pelukannya. Angel merasa nyaman di dalam pelukan Rio dan telinganya dapat mendengar detak jantung Rio. Rio semakin mengeratkan pelukannya ini semua hanya untuk menenangkan Angel yang masih tidak nyaman berada di rumah ini dan juga belum bisa menerima kenyataan bahwa Angel sekarang bukan lagi remaja yang bebas melainkan seorang istri.

Entah kenapa perlahan kedua tangan Angel bergerak naik lalu memeluk Rio. Angel membalas pelukan Rio. Rio yang menyadari Angel membalas pelukannya tersenyum tipis. Rio sendiri tidak memiliki perasaan apa pun terhadap Angel yang Rio mau Angel cepat hamil dan Sena akan kempali lagi ke pelukannya.

Rio melepaskan pelukanya begitu juga Angel. Rio mengacak-acak poni Angel dengan lembutnya mempuat kedua pipi Angel memerah.

"Roti tawar di dapur masih ada nggak yah?" tanya Rio dengan khawatir karena Rio pastinya tak sempat membuat sarapan untuk Angel.

"Nggak usah panik gitu, aku sudah masak untuk kamu tapi kamunya bakal suka atau tidak"

Rio mengerutkan keningnya, apa karena masakannya kemarin keasinan jadinya Angel tidak mau lagi memakan masakannya.

"Apa karena masakkan ku yang nggak enak kemarin yah?"

Melihat wajah kekecewaan Rio membuat Angel merasa bersalah padahal dirinya hanya ingin menyiapkan sarapan untuk Rio saja dan Angel tidak mau merepotkan Rio terus yang pastinya banyak pekerjaan di kantor.

"Bukan itu, aku hanya ingin menyiapkan sarapan untuk kamu saja. Aku tahu kamu pasti sangat sibuk. Maaf kalau aku menyinggung perasaanmu"

Lontaran rangkain kata-kata yang tulus dari hati terdalam Angel membuat Rio tersenyum. Angel menundukan kepalanya, dia takut Rio marah kepadanya. Sedetik itu pun Angel merasakan sentuhan lembut di pipi kanannya, sentuhan itu perlahan turun ke dagunya. Rio mendongakan dagu Angel dengan pelan agar Angel mau menatap wajahnya.

"Tidak perlu meminta maaf karena kamu tidak berbuat salah"

Senyuman Rio mampu membuat Angel kembali merasa tenang. Perlahan Rio mencondongkan tubuhnya ke Angel serta mendekatkan wajahnya ke wajah Angel. Angel memundurkan kepalanya, ia tahu Rio akan menciumnya. Rio yang menyadari kalau istrinya ini tidak mau di cium menunjukan wajah cemberutnya.

"Kamu ini!"

Rio membenarkan posisi tubuhnya sedangkan Angel hanya tersenyum membuat Rio kesal.

"Kamu marah?" tanya Angel dengan polosnya membuat Rio semakin menekuk wajahnya.

"Iya" jawab Rio singkat membuat Angel merasa tidak enak terlebih Rio bilang kalau di kamar ini dirinya sebagai seorang istri dan berarti harus melakukan semua kewajiban seorang istri kepada suami.

"Aku minta maaf?"

"Nggak mau maafin! cium dulu baru di maafin!"

Rio seakan menjadi anak kecil yang suka ngambek dan juga ingin di penuhi permintaannya. Rio memalingkan wajahnya seakan tidak mau melihat Angel. Angel terkekeh pelan. Seorang Mario bisa ngambek seperti ini.

Mau tidak mau Angel harus melakukan yang Rio mau, dengan kaki berjinjit Angel mencium pipi kiri Rio sekilas. Setelah kecupan itu Rio langsung menoleh menatap Angel.

"Sudah"

Tapi sepertinya Rio belum puas. Ia sekarang malah mengetuk-ngetukan jari telunjuk tangan kanannya di bibirnya sendiri seakan menyuruh Angel untuk mengecup bibirnya. Angel terdiam cukup lama. Rio tahu Angel tidak mau melakukannya dan itu tidak jadi masalah untuknya.

Rio yang ingin berbicara langsung terbungkam saat Angel mengecup bibirnya. Mata Angel terpejam. Rio merasa kecupan ini sangat tulus ikut memejamkan matanya. Entah kenapa perasaan nyaman ini kembali muncul.

....

Halaman Rumah

Rio yang ingin membuka pintu mobilnya teringgat kalau kunci mobilnya tertinggal di meja makan. Rio nampak kesal sebab dirinya bisa terlambat ke kantor.

"Ada-ada saja!"

Rio menggerutu lalu berjalan kembali ke dalam rumah. Angel yang tengah merapikan meja makan melihat kunci mobil Rio.

"Itu kan kunci mobil kak Rio"

Angel langsung meraih kunci mobi itu lalu berlari ke luar rumah. Angel berpapasan dengan Rio di teras. Dahi Rio nampak mengkerut melihat tingkah Angel yang berlari dari dalam rumah.

"Kunci mobil"

Angel menyodorkan kunci mobil itu ke Rio. Rio nampak senang menerimanya.

"Makasih. Aku berangkat yah"

"Iya"

Rio berbalik berjalan menuju mobilnya sebelum masuk kedalam mobil, Rio melambaikan tangannya ke arah Angel. Angel membalas lambaian tangan Rio.

Angel teringat kalau gerbang di kunci dan pastinya repot kalau Rio harus turun dari mobil. Angel yang ingin merlari ke gerbang mengurungkan niatnya karena sudah ada saptam yang membukakan gerbang untuk Rio.

"Sejak kapan ada saptam?"

Angel tidak ambil pusing dengan keberadaan saptam itu. Angel kembali masuk kedalam rumah untuk menyelesaikan pekerjaannya di dapur.

Setelah mencuci piring, Angel meneruskan menyapu dengan semangat 45. Rumah sebesar ini butuh dua jam lebih untuk menyapu keseluruhhan lantai rumah.

"Dari lantai atas dulu baru lantai bawah"

Dengan membawa seprangkat alat kebersihan Angel mulai menaiki tangga.

Sejujurnya Angel takut sendirian di rumah besar ini tapi mau bagaimana lagi dia harus tinggal disini dan menghilangkan pikiran buruknya tentang rumah ini berhantu terlebih saat datang ke rumah ini terasa dingin dan sepertinya rumah ini jarang di huni.

Angel memasuki ruangan yang nampak "menyeramkan" karena deretan kain putih yang menutupi sesuatu. Angel merasa takut sekaligus penasaran sebenarnya apa yang tersembunyi di balik kain itu.

"Lihat nggak yah?"

Angel berjalan mendekati salah satu kain itu. Dengan perasaan was-was juga takut tangan Angel perlahan meraih kain putih itu. Angel meneguk ludahnya paksa setelah itu Angel menghitung dalam hati.

1..

2..

3..

Angel langsung menarik kain itu dan entah sejak kapan kedua mata Angel menutup. Angel mengintip di selah-selah jari tangan kirinya yang menutup wajahnya. Angel bernapas lega karena yang di tutupi kain putih itu hanya sebuah lukisan.

"Aku parno banget sih"

Angel kini sudah biasa saja tanpa ada rasa takut di dirinya. Setelah di amati lukisan di depannya ini sangat bagus terlebih lukisan wajah ini mirip.

"Ini kak Sena? apa kak Rio bisa ngelukis"

Angel kini dengan keponya melihat lukisan-lukisan yang tertutup kain putih. Kurang lebih ada 20 lukisan yang semuanya lukisan Sena dan ada nama Rio di sudut bawah lukisan.

Angel menghela napas. Semua lukisan ini sungguh membuatnya merasa tidak enak sebab semua lukisan ini seperti mencurahkan isi hati Rio yang terdalam untuk Sena.

"Apa aku ini duri dalam hubungan mereka? aku bingung, Tuhan tolong aku"

.......

Kantor

Setelah rapat pekerjaan Rio semakin banyak dan mungkin ia kan melewatkan jam makan siangnya. Rio melihat jam tangannya. Rio menghena napas pasti Angel menunggunya.

"Aku nggak punya nomer ponsel El lagi. Biarlah dia juga sudah besar"

Rio berusah untuk fokus dengan pekerjaan yang kini menumpuk serta dokumen-dokumen yang harus ia baca satu persatu dengan teliti karena ini sangat penting untuk dirinya dan juga untuk semua kariyawannya.

13:30

Angel sedang menunggu Rio pulang namun sudah lama menunggu tapi Rio tak kunjung pulang.

"Apa kak Rio makan siang di luar yah?"

Angel memutuskan untuk makan siang sendiri tanpa di temani Rio. Entah kenapa Angel merasa kalau Rio masih marah kepadanya.

Waktu terus berlalu dan senja pun tiba. Angel terus saja memandang ke arah jendela yang menghadap langsung kegerbang. Senyum Angel menggembang saat mobil hitam milik Rio memasuki halaman.

Rio turun dari mobilnya dengan wajah yang sepertinya sangat capek. Angel membukakan pintu untuk Rio.

"Kak Rio sini aku bawain tasnya"

Rio tersenyum tipis kearah Angel. Sebenarnya Rio lupa kalau ada seorang yang menunggunya di rumah ini.

"Nih"

Angel menerima tas jinjing Rio dengan senyum di bibirnya lalu berjalan mendahului Rio. Di dalam hati terdalam Rio ingin Sena lah yang berada di sini menemaninya bukan Angel.

Rio yang merasa sangat lelah langsung duduk di sofa ruang tengah sedangkan Angel menaruh tas Rio di kamar.

Angel menuruni tangga. Kedua matanya melihat Rio yang menyandarkan punggunya sembari memejamkan mata.

"Kak Rio pasti capek"

Angel mempercepat langkahnya menghampiri Rio. Angel menuju ke belakang sofa yang Rio tengah diduduki.

"Eh?"

Rio merasakan pijatan di kedua bahunya. Angel memijat bahu Rio sepertinya Angel sudah terbiasa memijat. Rio merasa nyaman dan pijatan Angel membuat rasa pedal di bahunya perlahan menghilang.

Tangan kanan Rio meraih tangan kanan Angel. Rio mencium punggung tangan Angel cukup lama. Bagi Angel perlakuan Rio ini membuatnya tidak nyaman.

"Tadi siang kamu nggak nungguin aku kan?"

"Nungguin. Tadi siang kak Rio makan siang di mana? jangan bilang nggak makan siang"

Rio tersenyum. Sepertinya Angel mengkhawatikkannya.

"Kamu khawatir?"

"Iya. Ayo makan atau kak Rio mau mandi dulu?"

Rio menoleh ke belakang. Angel menatap Rio dengan penuh kecemasan entah kenapa hatinya gelisah saat Rio tidak pulang siang tadi.

"Aku mau mandi. Kamu makan dulu jangan tungguin aku yah?"

Mendengar perkataan Rio membuat Angel menggembungkan kedua pipinya menandakan kalau di tidak setuju.

"Kenapa?"

"Mau nunggu kak Rio aja!"

"Nurut sama suami!"

Rio langsung beranjak dari duduknya meninggalkan Angel yang nampak kesal.

"Dasar nyebelin!"

Mau tidak mau Angel menurut. Bukannya Angel manja atau apa hanya saja Angel merasa tidak enak makan sebelum yang punya rumah.

Angel sudah selesai makan tapi Rio belum juga turun. Angel memutuskan untuk memanggil Rio untuk makan.

Angel berjalan menuju kamar. Pintu kamar terbuka dan tidak ada Rio di dalam.

"Kak Rio di mana?"

Angel mencari keberadaan Rio. Angel sendiri belum hafal rumah ini.

Ruang kerja

Sehabis mandi Rio langsung menuju kemari dan mungkin dirinya akan lembur. Pekerjaan ini sangat menyita waktu, tenanga dan juga pikiran. Rio selalu ingin tidur nyenyak dan tak memikul beban yang berat ini.

"Kenapa aku mau meneruskan semua ini?"

Andai waktu bisa di ulang pasti Rio akan melimpahkan semua tanggung jawab ini ke adiknya Arfan. Arfan sendiri sosok yang sama hebatnya dengan Rio hanya saja Rio selalu menganggap Arfan adik kecil yang manja dan belum bisa memegang amanah ini. Arfan dan Rio tidak punya ikatan darah. Keluarga Rio mengadopsi Arfan sejak usia Arfan lima tahun.

Rio memijat pelipisnya dengan kedua tangannya. Kepalanya terasa pusing dan berat bersamaan dengan itu Angel yang tengah mencarinya melihat yang ia lakukan. Angel buru-buru mendekati Rio lalu memijit pelipisnya.

"Biar aku saja"

"Terima kasih"

Perhatian Angel kepadanya melebihi Sena yang telah lama menjadi istrinya. Rio teringat akan Sena. Sena yang selalu ada maunya bahkan tadi siang Rio mendapat pemberitahuan transaksi pembelian parfum mewah seharga 30 juta dari Prancis dan pastinya Sena yang membeli parfum itu. Rio tidak keberatan dengan semua uang-uang itu tapi seharusnya Sena membeli yang perlu saja terlebih uang itu juga nantinya digunakan untuk anak yang nantinya harus di penuhi kebutuhan dan pendidikannya kalau tidak dari sekarang mungkin akan lebih berat karena hari esok tidak pasti.

"Sudah dirumah masih kerja saja"

Angel merasa kasihan kepada Rio. Melihat ini semua mematahkan semua anggapan Angel tentang orang kaya yang suka menghambur-hamburkan uang saja ternyata di balik itu semua ada perjuangan dan pengorbanan.

"Masih ada yang belum selesai"

"Oh. Ternyata jadi orang kaya itu melelahkan"

"Maksud kamu?"

"Ya. Lihat saja kak Rio sekarang seperti tidak ada waktu untuk istirahat. Lebih enakan kerjaan Ayah sama Ibu aku di banding kerjaan kamu"

"Memangnya kerjaan orang tua kamu apa?"

Angel tidak langsung menjawab. Ia fokus memijat dahi dan kepala Rio dan Rio nampak menikmati pijatan di kepalanya ini bahkan kedua matanya terpejam.

"Ayah kerjanya jadi supir angkot. Ibu jualan nasi uduk"

"Apa istimewanya? bukannya penghasilannya sedikit?"

"Iya sih tapi Ayah sama Ibu nggak pernah mengeluh dan saat mereka pulang mereka tidak membawa beban pekerjaan tidur mereka juga nyenyak"

"Kamu lagi nyindir aku"

"Iya. Sekarang kak makan! aku bawain ke sini! awas kalau nggak dimakan!"

Angel langsung berlalu pergi untuk mengambil makanan untuk Rio. Rio menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal sembari mencerna yang baru saja Angel katakan.

"Tuh bocah marah? entahlah"

Rio meneruskan lagi pekerjaannya. Lima menit berlalu. Angel memasuki ruang kerja Rio dengan membawa baki yang diatasnya terdapat makanan untuk Rio.

"Ayo makam"

"Taruh saja nanti aku makan" ucap Rio tanpa menoleh ke arah Angel. Kedua mata Rio hanya fokus ke layar laptopnya dengan jari-jemari yang lincah mengetik keyboard kalau seperti ini pasti Rio akan melupakan perutnya yang kosong dan bisa-bisa Rio sakit.

Angel tahu ini tanggung jawabnya sebagai seorang istri untuk memastikan suaminya tidak telat makan yang bisa membuatnya sakit.

"Kamu ini!"

Rio menoleh dan mendapati tatapan kesal Angel.

"Aku suapin. Kamu juga pastinya nggak perduliin diri kamu sendiri"

Angel menyered kursi yang tak jauh dari tempatnya berdiri ke samping Rio. Rio hanya menatap Angel dengan tatapan tak bisa diartikan.

Angel duduk disamping Rio lalu meraih piring. Disuapkannya makanan itu ke mulut Rio. Angel tersenyum akhirnya kecemasannya hilang.

"Nah gitu! Susah banget sih di suruh makan!"

Sena tidak pernah memperlakukannya seperti ini kalau pun pernah Sena akan meminta imbalan. Rio bekerja seperti biasa hanya saja sekarang sembari makan disuapi istri barunya.

"Laper tapi nggak mau makan dasar kamu ini! uang bisa dicari tapi kesehatan kamu? jangan sampai kamu banyak uang tapi pernyakitan sama saja bohong! uang yang kamu kumpulkan cuma buat berobat dan itu pun kalau bisa sembuh!"

Angel menunjukan sifat aslinya yang bawel seperti Ibunya. Walau pun Rio hanya terdiam saat di omelin Angel namun di hati Rio terucap syukur mempunyai istri seperti Angel dan andai saja dirinya menolak permintaan Sena pasti sekarang tidak ada yang memperhatikannya.

"Mau minum?"

"Iya"

"Nih"

Rio menerima segelas air dari Angel lalu meminumnya. Nasi dipiring tinggal sedikit mungkin tinggal dua suapan lagi.

"Sudah kenyang"

"Kenyang? tinggal sedikit, habiskan yah?"

"Perut aku sudah penuh sayang"

"Kak Rio diluar sana itu masih banyak orang yang kelaparan dan para petani juga nggak gampang buat nanam padi jadi sekarang kak Rio habiskan nasinya yah, dua suapan lagi kok!"

"Ya sudah. Aaaa"

Angel tersenyum. Akhirnya nasi di piring habis. Angel melihat keseluruhan ruangan ini hanya terdapat rak-rak buku dan sofa panjang berserta bantal. Angel menduga kalau Rio sering tidur disofa itu.

"Hooaaamm"

Angel menoleh mendengar suara Rio yang menguap ngantuk sepertinya Rio kekenyangan hingga membuatnya mengantuk.

"Kalau ngantuk tidur!"

"Kerjaan masih banyak"

Rio tidak bisa tidur kalau kerjaannya masih menumpuk kalau pun bisa tidurnya tidak akan nyenyak. Angel memutar otak agar Rio bisa tidur walau pun sebentar.

"Kak Rio tidur dulu dua jam nanti aku bangunin"

Sepertinya Angel mulai mengatur Rio. Angel tidak perduli nantinya Rio marah atau apa terlebih lagi ini hanya untuk ke baikannya serta kesehatannya.

"Tapi sayang"

"Nurut atau aku tutup laptopnya biar kamu ngulang lagi dari awal?" Ancam Angel dengan penuh keseriusan. Rio yang tidak mau mengerjakan semua ini dari awal memilih menurut.

"Iya istriku yang paling bawel!"

Rio beranjak dari duduknya menuju sofa lalu berbaring. Mata Rio perlahan menutup sangking sudah ngantuknya. Angel tersenyum Rio mau menurutinya.

Angel melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 20:30 berarti dia harus membangunkan Rio pukul 22:30.

Angel melihat-lihat buku yang tersusun di rak berharap ada buku yang ia baca agat tidak menggantuk.

"Sepertinya ini menarik"

Sebelum membaca buku, Angel memakaikan selimut di tubuh Rio.

Angel duduk lesehan di lantai, punggungnya bersandar di sofa yang Rio gunakan untuk merebahkan tubuhnya. Angel mulai membaca buku yang sepertinya menarik.

Jam dinding terus berdetak memejah kesunyian di ruangan ini. Angel membaca tiap lembarnya dengan semangat sepertinya Angel tertarik dengan buku ini. Sudah 30 menit membaca Angel menutup bukunya.Rasa kantuk kini menyerang, Angel melihat jam dinding ternyata sudah jam sembilan lebih sepuluh menit.

"Sebaiknya aku melemaskan otot kaki ku ini biar nggak ngantuk"

Angel berjalan mengitari ruangan ini sembari merapikan ruangan ini tapi Angel tidak berani merapikan meja kerja Rio.

"Hoamm"

Angel merasa kepalanya mulai berat dan kelopak matanya ingin menutup.

"Ngantuk"

Angel mengucek matanya lalu kembali duduk lesehan di dekat sofa.

Senyum Angel menggembang saat melihat wajah lucu Rio yang tertidur seakan wajah galaknya hilang entah kemana. Perlahan tangan kanan Angel membelai lembut rambut kepala Rio. Angel merasa kalau Sena wanita yang beruntung karena mempunyai suami seperti Rio.

"Hoaamm"

Angel melirik ke arah jam dinding dan mendengus kesal karena baru satu jam tapi rasanya sudah dua jam lebih.

Dengan mata yang sudah sangat "sepat" untuk melihat dan tubuh ini terasa lelah, Angel masih berusaha untuk tetap menahan kantuk.

Satu jam berlalu

Angel tersenyum sudah dua jam Rio tertidur tapi Angel bingung harus membangunkan Rio dengan cara apa.

Angel menepuk pipi kiri Rio pelan tapi Rio tidak bangun.

"Kak.. kak Rio!!"

Angel memanggil nama Rio dengan suara yang agak keras tapi Rio masih tertidur pulas.

"Kak Rio ayo bangun!"

Masih tidak ada respon dari Rio. Angel mendengus kesal lalu dengan jari jempol dan telunjuknya Angel menjepit kedua lubang hidung Rio dan tak butuh waktu lama Rio terbangun dengan napas terengah-engah.

"Kamu ini!!"

"Abis kamunya nggak bangun-bangun sih"

Bela Angel dengan nada polosnya. Rio merasa kesal tapi dia juga tidak bisa marah karena dia juga harus meneruskan pekerjaannya. Angel nampak ngantuk berat.

"Kamu ngantuk?"

"Iya"

"Kenapa nggak tidur?"

"Aku kan sudah janji mau bangunin kak Rio kalau sudah dua jam.. hoamm"

Rio tidak tega melihat Angel seperti ini langsung menyuruhnya tidur.

"Tidur gih sudah malam"

"Aku mau buati kamu kopi dulu"

"Ya sudah terima kasih"

"Sama-sama"

...

Rio memasuki kamar, kedua mata Rio langsung melihat Angel yang terlelap. Rio menghampiri Angel, ia duduk di tepian kasur.

Rio melihat ponsel jadul yang hanya bisa menelefon dan mengirim pesan. Rio tahu ponsel itu milik Angel.

"Besok aku beliin yang baru"

Tangan kanan Rio membelai lembut wajah Angel. Melihat wajah Angel yang polos saat tertidur membuat Rio tersenyum. Perhatian yang Angel berikan seakan tahu yang dirinya butuhkan namun Rio tidak mau terus-terusan bersama dengan Angel. Rio ingin Sena cepat kembali serta berharap Sena berubah dan menjadi istri yang lebih baik lagi.

"Sorry El. Kamu jadi seperti ini, pasti kamu kangen orang tua mu yah? Kamu crpat hamil agar kamu cepat kembali ke orang tuamu dan aku bisa memeluk istri ku lagi"

Rio mengecup kening Angel angak lama. Kecupan dari Rio membuat Angel semakin terlelap dalam tidurnya.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Krystal Zu

Krystal Zu

Masyallah author nya rajin banget
setiap part ceritanya panjang, biasanya kalau baca novel paling 1 part baca bentar dah abis aja hehhe

2022-12-12

1

Firchim04

Firchim04

Hai author, aku datang membawa like dan rate5 😊

Jangan lupa mampir juga di karyaku ya
"Dosenku Sahabatku"
"Suamiku Adik Kelasku"

2020-09-13

1

Nununa07

Nununa07

mampir aku thor

2020-06-20

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PERJANJIAN DI ATAS KERTAS
2 BAB 2 Aku seorang istri
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10 KAMU HAMIL?
11 BAB 11 Rindu Sena
12 BAB 12 Kamu kenapa?
13 BAB 13 Pisah ranjang
14 BAB 14 Rumah sakit
15 BAB 15 Honyemoon
16 BAB 16 Malam yang sempurna
17 BAB 17 Hadiah istimewa
18 BAB 18 Ngidam makan terus
19 BAB 19 Kenyataan itu pahit
20 BAB 20 KECEWA dan PELAMPIASAN
21 BAB 21 Aku benci padamu
22 BAB 22 Keributan
23 BAB 23 Kembali keawal
24 BAB 24 Kamu?
25 BAB 25 Masih terluka
26 BAB 26 Rencana Rio
27 BAB 27 Melamarmu
28 BAB 28 Maafin Rio, Ma
29 BAB 29 PAMIT
30 BAB 30 Terpaksa kembali
31 BAB 31 Hufff
32 BAB 32 Loh kok aku sih?
33 BAB 33 Aku tidak mau dicerai!!
34 BAB 34
35 Bab 35 Tak lagi sama
36 BAB 36 FLASHBACK
37 BAB 37 Mulai ada kecurigaan
38 Bab 38 Oow
39 BAB 39 Suara hati
40 BAB 40 Rencana Arfan
41 BAB 41 Hadiah untuk istriku
42 BAB 42 Ular (artian yang berbeda)
43 BAB 43 Dilema
44 BAB 44 Pilihan sulit
45 BAB 45 Keputusan
46 BAB 46 Angel sakit
47 BAB 47 Kejutan!!!
48 BAB 48 Beli baju bayi
49 BAB 49 Kecemburuan Rio
50 BAB 50 Selamat datang didunia
51 Bab 51 Apa ini akhir?
52 BAB 52 Semua untuk putraku
53 BAB 53 keinginan Amanda
54 Bab 54 Lupakan Rio, menikahlah dengan ku!
55 BAB 55 Selamat tinggal luka
56 BAB 56 Kembalinya Rey
57 BAB 57 stay with you, Angel
58 BAB 58 Jangan meninggalkan ku, Angel!
59 Bab 59
60 Bab 60 Terbongkarnya rahasia.
61 Bab 61 Keluarga kecil
62 Bab 62
63 BAB 63
64 Bab 64
65 BAB 65 MAMA jangan pergi!
66 BAB 66 Kita keluarga
67 BAB 67 TEROR
68 BAB 68 SORYY
69 Bab 69 perubahan
70 BAB 70
71 Bab 71
72 Bab 72 Angel. pulang lah!
73 BAB 73. Dua Sisi.
74 BAB 74
75 Bab 75 My Angel.
76 ...
77 77
78 78
79 79 Kevin kabur.
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91 not a perfect marriage part 2
92 92 not a perfect marriage part 2
93 93 not a perfect marriage part 2
94 94 not a perfect marriage part 2
95 95 Not a perfect marriage part 2
96 96 not a perfect marriage part 2
97 97
98 98
Episodes

Updated 98 Episodes

1
BAB 1 PERJANJIAN DI ATAS KERTAS
2
BAB 2 Aku seorang istri
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10 KAMU HAMIL?
11
BAB 11 Rindu Sena
12
BAB 12 Kamu kenapa?
13
BAB 13 Pisah ranjang
14
BAB 14 Rumah sakit
15
BAB 15 Honyemoon
16
BAB 16 Malam yang sempurna
17
BAB 17 Hadiah istimewa
18
BAB 18 Ngidam makan terus
19
BAB 19 Kenyataan itu pahit
20
BAB 20 KECEWA dan PELAMPIASAN
21
BAB 21 Aku benci padamu
22
BAB 22 Keributan
23
BAB 23 Kembali keawal
24
BAB 24 Kamu?
25
BAB 25 Masih terluka
26
BAB 26 Rencana Rio
27
BAB 27 Melamarmu
28
BAB 28 Maafin Rio, Ma
29
BAB 29 PAMIT
30
BAB 30 Terpaksa kembali
31
BAB 31 Hufff
32
BAB 32 Loh kok aku sih?
33
BAB 33 Aku tidak mau dicerai!!
34
BAB 34
35
Bab 35 Tak lagi sama
36
BAB 36 FLASHBACK
37
BAB 37 Mulai ada kecurigaan
38
Bab 38 Oow
39
BAB 39 Suara hati
40
BAB 40 Rencana Arfan
41
BAB 41 Hadiah untuk istriku
42
BAB 42 Ular (artian yang berbeda)
43
BAB 43 Dilema
44
BAB 44 Pilihan sulit
45
BAB 45 Keputusan
46
BAB 46 Angel sakit
47
BAB 47 Kejutan!!!
48
BAB 48 Beli baju bayi
49
BAB 49 Kecemburuan Rio
50
BAB 50 Selamat datang didunia
51
Bab 51 Apa ini akhir?
52
BAB 52 Semua untuk putraku
53
BAB 53 keinginan Amanda
54
Bab 54 Lupakan Rio, menikahlah dengan ku!
55
BAB 55 Selamat tinggal luka
56
BAB 56 Kembalinya Rey
57
BAB 57 stay with you, Angel
58
BAB 58 Jangan meninggalkan ku, Angel!
59
Bab 59
60
Bab 60 Terbongkarnya rahasia.
61
Bab 61 Keluarga kecil
62
Bab 62
63
BAB 63
64
Bab 64
65
BAB 65 MAMA jangan pergi!
66
BAB 66 Kita keluarga
67
BAB 67 TEROR
68
BAB 68 SORYY
69
Bab 69 perubahan
70
BAB 70
71
Bab 71
72
Bab 72 Angel. pulang lah!
73
BAB 73. Dua Sisi.
74
BAB 74
75
Bab 75 My Angel.
76
...
77
77
78
78
79
79 Kevin kabur.
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91 not a perfect marriage part 2
92
92 not a perfect marriage part 2
93
93 not a perfect marriage part 2
94
94 not a perfect marriage part 2
95
95 Not a perfect marriage part 2
96
96 not a perfect marriage part 2
97
97
98
98

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!