Peringatan Pertama dan Terakhir

Semuanya sudah kembali seperti biasa, dan kini mereka semua tengah fokus pada kelas masing-masing. Seorang guru tampan nan masih muda, memasuki kelas 11A, banyak siswi yang menyukai paras guru tersebut tapi tidak dengan mata pelajaran yang dia ajarkan.

"Good morning all" sapa Pak Wijaya, guru matematika kelas 11.

"Morning too sir" jawab semua penghuni kelas 11A.

"Langsung saja, pagi ini kita akan melakukan ulangan harian bab 5" ~Pak Wijaya.

"Yah Pak, perasaan baru kemaren ulangan kok sekarang ulangan lagi sih" protes salah satu siswa.

"Bosen kali pak ulangan mulu, kasihanilah kami, masa pagi-pagi otak udah dibuat ngebul" sambung temannya.

"Seharusnya kalian senang karena dengan kalian sering ulangan seperti ini nilai rapor kalian akan terbantu. Dan lagian kalian kan kelas unggulan, kemampuan kalian lebih unggul dari kelas 11 lainnya. Sudahlah bapak tidak menerima alasan apapun. Ferdi, bagikan soal ini pada teman-teman kamu" ~Pak Wijaya menyuruh Ferdi sang ketua kelas untuk membagikan soal ulangan.

"Baik pak" jawab Ferdi.

"Oh ya, itu yang dibelakang di bangunin!" ~Pak Wijaya, melihat Bara dan Queen yang tengah damai dengan alam mimpi masing-masing.

Bara yang sudah terbiasa seperti itu pun langsung bangun saat Daffin membangunkan nya, ya walaupun perasaan nya kesal dan ingin tidur lagi.

Sedangkan untuk Queen, ia sangat kesal karena tidur nyenyak nya di ganggu. Apalagi di depan meja nya sudah disuguhkan dengan kertas ulangan yang terlihat huruf serta angka nya sangat banyak dan memusingkan.

"Kerjakan dalam waktu 20 menit, tanpa mencontek, bekerjasama dengan teman, search. Kerjakan sendiri! jika sudah selesai bisa ditaruh di meja bapak" ~Pak Wijaya.

Tanpa mengangkat kepalanya dari atas meja, Queen mengerjakan ulangan tersebut, bahkan ia terlihat malas-malasan mengerjakan ulangan tersebut. Tapi walaupun malas-malasan ia tetap mengerjakan nya dengan teliti.

"Finish!" ucap Eva, memecah keheningan kelas.

"What the fu*k?!"

"Masa sih udah selese? soal susah gini. Apalagi dia akan murid baru belum pernah dijelasin materi nya"

"Anj*r gue aja baru njawab lima nomer"

"Woah... keknya bakal jadi saingan nya si Bara nih soal nilai sama kepintaran"

"Ih siapapun bantuin gue, gue gak ngerti sama sekali ni soal, keknya gue kena penyakit amnesia mendadak deh huwaaaa..."

"Really? coba bawa sini" tanya Pak Wijaya.

"Hem" Queen melangkah ke depan membawa kembar soal dan jawaban nya.

"Kerjain keknya seru nih" batin Cindy tersenyum jail. Cindy mengulurkan kakinya saat Queen hendak melangkah di dekat nya.

Dughhh...

"Auwsh..."

Rintihan tersebut bukan keluar dari mulut Queen, melainkan Cindy. Karena Queen yang mengetahui rencana Cindy akhirnya dia pun menendang kaki mulus Cindy dengan keras.

"Jangan pernah main-main sama gue, ini peringatan terakhir buat Lo" bisik Queen tepat di samping telinga Cindy. Ia menepuk-nepuk pundak Cindy yang mematung lalu kembali melanjutkan jalannya ke depan.

°•°•°•°

Jam pelajaran kedua kelas 11A pun diisi dengan kegiatan belajar bela diri. Semua siswa telah berkumpul di lapangan dengan baju putih-putih dan sabuk yang berwarna beda-beda sesuai tingkatan nya masing-masing.

"Queen, Lo cantik banget!! gue yang cewek aja terpukau sama Lo" ucap Alice. Melihat Queen menggunakan baju putih-putih, sabuk putih yang membelit pinggang ramping nya, dan rambut hitam panjang yang di kuncir kuda menyisakan beberapa helai rambut. Wajah cantik dan kulit putih nya kini terpancar berkali-kali lipat.

"Hem" jawab Queen datar, dan duduk bersandar di tembok.

"Iya gue baru sabuk hijau dari dulu, sebel tau! ga naik-naik! Cha-cha hebat loh dah nyampe biru" ucap Alice, mengetahui arah pandangan Queen.

📍Tingkatkan sabuk

1. Putih

2. Kuning

3. Hijau

4. Biru

5. Merah

6. Hitam

📍 Author gak tau soal tingkatan sabuk gitu-gitu, jadi maaf kalo ada yang salah atau ada yang kurang. Kasih tau di komen aja, dengan senang hati author terima, malah author yang bilang makasih banyak udah di kasih tau^^♡ Tapi sebenarnya author tau itu tingkatan nya ada yang kurang, itu author ambil yang inti aja.

"Gak kok, Cha-cha biasa aja" ucap Cha-cha.

"Semuanya silahkan baris!! laki-laki di sebelah kanan, perempuan di sebelah kiri. Cepat cepat cepat!!!" ucap sang pelatih lantang, ia biasanya si panggil dengan sebutan 'Sabeum'

Semua sudah baris sesuai perintah Sabeum tersebut. Kebanyakan sabuk yang di pakai mereka adalah berwarna kuning, hanya Queen saja yang memakai sabuk putih.

"Baik, setelah pemanasan kita lanjutkan kegiatan kemarin, silahkan menempatkan posisi masing-masing" ~Sabeum.

"Sabeum, disini ada murid baru, terus dia gimana?" tanya salah satu murid yang diam-diam juga menyukai Queen.

"Oh ada murid baru ya, nanti kamu akan di latih oleh Bara, soalnya saya akan menilai yang lain. Bara, kamu latih dia ya dari ilmu dasar" perintah Sabeum pada Bara yang tengah memukuli samsak.

Bara sempat melirik sekilas, dan kembali fokus pada samsak yang di depan nya. Sabuk hitam yang melingkar di pinggang sispek nya, menandakan jika dirinya sudah berada di tingkat tinggi.

Tubuh tinggi, berkulit putih, pahatan wajah nyaris sempurna, bola mata berwarna abu-abu yang sangat indah, hidung mancung, bibir tipis, dan muka dingin nya membuat siapa saja yang melihatnya pasti langsung terpesona dengan ketampanan yang Bara miliki. Tapi sepertinya itu tidak mempan untuk seorang perempuan bernama Liqueena.

"Ish sebel-sebel... kenapa harus Bara sih yang ngajarin tu cewek!" kesal Cindy.

"Ya mungkin karena Bara itu udah sabuk item, jadi ya sama Bara" jawab Amara polos.

"Ish ni anak kalo bukan anak orkay ke 10, ogah banget gue sama dia" batin Cindy kesal.

"Aduh Amara, mending mulut nya di lakban aja deh" ucap Dinda.

"Nanti kalo di lakban, Amara makannya gimana dong?" ~Amara.

"Huft... udahlah Din, kita pergi aja, lama-lama disini panas!" ~Cindy

"Ih Cin, Da, tungguin Amara!!" ~Amara, menyusul kedua temannya.

"Huuuh... ikuti gerakan gue, mulai dari yang dasar dulu" ucap Bara dingin, saat Queen sudah mendekat ke arah nya.

"Gak usah" jawab Queen, kembali duduk bersandar.

"Aneh banget ni cewek?!" batin Bara

"Ya udah kalo Lo gak mau, kebenaran!" ~Bara, kembali fokus pada olahraga nya.

"Fight" ajak Queen.

"Hah? gak, gue gak mau ngelawan cewek" ~Bara.

"Banyak bac*t lu" ~Queen.

Bugh...

Satu pukulan mendarat tepat di rahang Bara, membuat pemilik rahang tersebut meringis dan refleks memegang rahang tegas nya.

"Oke kalo itu yang Lo mau, jangan salahin gue kalo Lo kenapa-kenapa!" ~Bara.

Pertarungan antara Bara dan Queen pun tidak bisa terelakkan lagi, mereka bertarung dengan sungguhan. Namun Bara tidak menggunakan kekuatan full nya untuk melawan Queen, ia masih menghargai jika Queen itu perempuan.

"Ck, keluarin semua kemampuan Lo, gue tau Lo ngalah karena gue cewek kan?!" ~Queen.

"Oke!" ~Bara. "Ternyata boleh juga ni cewe" batin Bara

Thank you and sorry, see you in the next episode^^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!