Hari-hari terus berlalu, saat ini Queen sedang disibukkan oleh perusahaan baru yang baru ia dirikan dua bulan ini. Ia tidak bisa mengandalkan gold card nya terus menerus, karena sewaktu-waktu uang nya juga akan habis jika digunakan terus, ia harus menambah pundi-pundi uang nya agar tidak habis.
Saking sibuknya dengan perusahaan itu, ia sampai lupa bahwa ia belum lulus sekolah dan masih harus meneruskan pendidikan nya. Sebenarnya tanpa bersekolah lagi pun ia sudah bisa, karena IQ yang dimilikinya jauh diatas rata-rata.
Kejamnya dunia yang ia hadapi membuat gadis itu berubah 180° dari sebelumnya, menjadi dingin, jarang tersenyum dan berbicara, dan bermuka datar. Apalagi ditambah ia belum berhasil mendapatkan informasi sedikit pun mengenai orang tua nya.
Kini perusahaanya yang ia bangun dari nol telah berhasil dan mencapai titik kesuksesan, yah walaupun masih belum sebesar perusahaan tempatnya bekerja dulu sebagai hacker. Tapi ia sudah tergolong sangat jenius, diusianya yang baru menginjak 15 tahun ia sudah berhasil mendirikan perusahaan itu dalam waktu singkat.
Banyak perusahaan yang ingin bekerja sama dengan nya namun hanya 3/10 saja yang ia terima, ia benar-benar menyeleksi ketat setiap perusahaan yang ingin menjalin kerja sama dengannya.
Duduk di meja paling ujung sambil mendengarkan utusan perusahaan lain membacakan proposal milik mereka membuat Queen bosan. Wajah lelah nya tertutup oleh topeng hitam yang melekat manis di muka nya. Yep, Queen memutuskan untuk merahasiakan identitasnya dari publik dan memakai topeng saat di kantor atau acara-acara lainnya.
Queen pun mengkode sekertaris pribadinya yang bernama Niki agar bisa terbebas dari meeting membosankan ini. Sudah paham akan kode yang sering ia dapatkan dari sang atasan, Niki langsung melakukan apa yang harus ia lakukan.
“Ekhem, maaf menjeda presentasi anda, Tuan Wiliam, tapi sepertinya bos saya ada acara lain jadi beliau izin pergi dulu. Dan meeting ini akan saya ambil alih” ucap Niki.
“Oh baiklah, silahkan” ucap semuanya ramah.
Queen beranjak dari tempat duduk nya menuju ruangan yang selama ini menjadi ruangan bertempur nya dengan leptop dan berkas-berkas. Ia merebahkan tubuh lelahnya di sofa lalu melepas topeng hitam tersebut. Wajah cantik nan imut langsung terpancar, namun tertutupi dengan ekspresi datar nya.
“Hiks… gue capek, Mah, Bang, gue kangen. Gimana kabar kalian, apa kalian benci sama Vera? ah lupa nama gue sekarang Queen” batin Queen sambil memejamkan matanya.
“Udah lama gue cari info tentang ortu gue, tapi sampai sekarang gue belum nemu, beg*o banget sih gue! Apa gue harus gunain cara itu buat nemuin mereka? Hah… keputusan yang berat” ucap Queen.
“Ah iya gue lupa, gue juga kan belum lulus sekolah. Aggh gini amat sih nasib gue!!” sambungnya.
“Menurut info yang gue dapet, gue diadopsi sama Mamah dari gue baru dilahirin. Mamah nemu gue di (tersenyum devil) deket tong sampah dengan berlumuran darah. Bisa ditarik kesimpulan kalo gue adalah anak yang dibuang saat gue baru aja dilahirin, tapi pasti ada alasan kenapa gue bisa ada di sana waktu itu” batin Queen bergelut dengan pikirannya.
Ia kembali menempatkan tubuhnya pada kursi pertempuran berwarna hitam miliknya, segera ia bergulat dengan leptop dan berkas-berkas yang menumpuk di atas meja. Hingga tak terasa tengah malam sudah tiba, dan Queen tidak menyadari hal itu.
Malam hari yang begitu sepi di jalan yang ia lewati membuat nya dengan leluasa bisa mengebut di jalan tersebut. Menggunakan mobil sport hitam kesayangan nya yang sudah ia modifikasi sendiri, ia melaju dengan kecepatan tinggi hingga objek di luar terlihat kabur bahkan hampir tak terlihat.
“Dah lama gue gak ngebut kaya tadi. Dua tahun lagi baru gue bisa mengemudi dengan bebas hadeh” ucap Queen tersenyum bahagia, namun senyuman bahagianya berbeda dari yang lain, ia malah menunjukan senyum devil nya bukan senyuman manis yang sudah lama punah.
Thank you, have a nice day...!
See you in the next episode♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments