Fake Smile

Malam hari dengan sinar rembulan yang menyinari bumi, menjadi saksi atas kepedihan seseorang yang harus meninggalkan orang-orang yang sangat ia sayangi demi kebahagiaan mereka.

Ceklek...

Gembok pada kopernya telah terkunci, membungkus beberapa barang yang ia anggap diperlukan untuk dibawa. Ia menatap gold card miliknya, didalam nya bersemayam beberapa jumlah uang yang tidak terhitung jumlahnya. Semua uang itu ia dapat dari kerja kerasnya selama ini. Yeah dia diam-diam bekerja pada sebuah perusahaan ternama di dunia sebagai hacker dengan gaji yang sangat besar.

Satu tangannya kembali mengangkat black card yang diberikan Eileen pada nya, didalam nya juga bersemayam uang yang ia tabung dari uang saku nya selama ini. Ia berniat untuk meninggalkan black card itu dan hanya membawa gold card miliknya saja. Ia rasa uang di gold card itu sudah lebih dari cukup untuk ia bawa.

Ia menyembunyikan koper nya dalam lemari dan beralih menuju meja belajar. Mengambil selembar kertas dan pena. Dengan lihai tangannya menuliskan beberapa kata yang ia sambung menjadi kalimat-kalimat perpisahan. Air mata terus mengalir deras, membasahi pipi mulus nya.

"Semoga dengan gue pergi dari sini, mereka bisa hidup bahagia, Vera sayang kalian semua" batin Vera menatap bulan yang bersinar terang dari balkon kamar.

"Gue harus cari tau siapa sebenernya orang tua kandung gue dan kenapa gue bisa ada disini. Semua tentang masa lalu gue, harus gue ungkap!!" tekad Vera

°•°•°•°

"Cepet banget waktu berlalu Tuhan, gue masih pengin disini merasakan kehangatan keluarga ini" jerit Vera dalam hati.

Langkah berat nya berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. 20 menit berlalu, ia keluar menggunakan celana panjang hitam, kaos oblong putih yang ia masukan kedalam celana, sepatu kets putih, dan rambut panjang yang ia biarkan terurai bebas. Vera turun dengan ekspresi penuh dengan senyum yang menghiasi bibirnya, namun senyuman itu menyimpan banyak kepedihan yang mendalam

"Loh sayang, kok kamu gak pake seragam? kamu gak sekolah hari ini?" tanya Eileen, membuat yang lain juga menatap Vera.

"Oh ini Mah, eee... Vera punya urusan bentar diluar, gak lama kok Mah, Vera juga udah izin sama wali kelas Vera. Nanti kalo urusan Vera udah selese Vera cepet-cepet ke sekolah" jawab Vera berbohong.

"Ohhh ya udah, sini makan" ~Eileen.

"Iya Mah" ~Vera

Vera memakan roti selai blueberry kesukaan nya, lalu melirik ke sang Ayah, raut wajah nya sangatlah datar tidak seperti dulu yang penuh senyum dan keceriaan. Ia juga menatap Eileen, wajah cantik nya masih setia melekat pada nya walaupun usia sudah menginjak kepala 3 dan memiliki dua anak, yah hanya dua.

Dan yang terakhir menatap kedua Abang tampan nya, rasa sakit seakan tertusuk beribu-ribu pisau pun menyerbu Vera. Namun sebisa mungkin ia tahan agar lahar bening dari matanya tidak mengalir begitu saja.

"Dek, Lo kenapa, dari kemaren sikap Lo agak aneh?" tanya Saga.

"Ah gak papa ko bang, cuma lagi mikirin tugas aja" jawab Vera tersenyum palsu.

"Beneran?" tanya Bastian.

"Iya bang" ~Vera.

Satu persatu orang meninggalkan meja makan untuk menjalani aktivitas masing-masing. Mulai dari Bastian yang pergi ke kampus nya, Mamah yang pergi mengurus butik nya, dan Saga yang membantu Askary mengurus perusahaan.

Kini tersisa dua orang saja di meja makan. Air mata tak lagi sanggup Vera bendung, bendungan itu telah bocor mengalirkan air mata yang begitu deras. Tak disangka, pagi ini adalah hari dimana ia bisa melihat keluarga nya secara dekat dan nyata.

"Bawa barang-barang mu, di luar sudah ada taxi yang akan mengantarkan mu ke bandara" perintah Askary.

Dugaan nya salah, ia kira Papahnya akan mengantarkan sampai bandara namun ternyata tidak. Berjalan menaiki tangga menuju kamar nya yang sebentar lagi kosong untuk mengambil koper dan tas ransel nya.

"Tunggu" ucap Askary saat Vera hendak masuk ke dalam taxi.

"Ada apa Pah?" tanya Vera.

"Hp kamu, biar mereka tidak bisa melacak keberadaan mu" ~Askary.

"Tenang Pah, hp udah aku taro di tas meja sama kartu-kartu juga" ~Vera.

"Oh bagus, ya udah sana" ~Askary.

Niat untuk memeluk sang Papah kini harus pupus karena ia sudah masuk ke dalam rumah terlebih dahulu, seperti nya ia sengaja menghindari pelukan itu. Vera hanya bisa tersenyum kecut menanggapi itu, buru-buru ia masuk ke dalam taxi. Lalu pergi...

°•°•°•°

Disebuah ruangan gelap, hanya ada satu lilin saja yang menerangi ruangan tersebut, terdapat dua orang lelaki tengah mengobrol.

"Gimana Kak?" ucap orang 1

"Beres" ucap orang 2

"Bagus" ~Orang 1 "Mudah banget nih orang gue kibulin ahahaha... tapi gak papa, satu penghalang sudah pergi, sekarang tinggal yang satu dan curut-curut nya" batin nya

Thank you and love you all^^

See you in the next episode♡

Terpopuler

Comments

Chandra Dollores

Chandra Dollores

waduh sapa tuh orang 1 orang 2
orang2an sawah bukan seh???

2022-02-20

1

👑Queen👑

👑Queen👑

Vera minta izin GAPLOK bapak angkat lu yang ingkar janji, bawa sini biar gue gorok leher nya pakai katana😑

2022-02-14

1

👑Queen👑

👑Queen👑

sebentar kak author baru sadar Queen klo mereka tau Vera bukan adik kandung nya terus mereka cinta Vera wah bisa kena gibeng bapaknya nih si Vera

2022-02-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!