Halo, Pak Dosen!
Bianca menguap lebar, padahal sebelum masuk kelas ia sudah minum kopi. Namun rasa kantuknya itu tidak bisa di ajak kompromi sama sekali. Ini akibat kemarin ia menonton maraton drama Korea, alhasil dirinya hanya bisa tidur dua jam.
Bianca melipat kedua tangannya di meja, menjadikannya bantalan. Hanya membutuhkan waktu tiga detik, matanya itu sudah tertutup rapat. Hingga suara bariton yang sangat familiar di telinganya itu membuatnya berjingkat, nyaris saja ia terjungkal ke belakang kalau saja Dosen Killer itu tidak menahan tubuhnya.
Dalam jarak sedekat ini, Bianca bisa mencium aroma maskulin yang menyeruak memenuhi Indra penciumannya. Hingga dirinya tidak sadar sudah menjadi tontonan anak satu kelas. "Sampai kapan kamu menempel di tubuh saya?" bisik Arsen, seketika membuat bulu kuduk Bianca meremang. Perempuan itu segera menjauhkan tubuhnya dari Arsen.
"Bianca Almeera Anatasya," panggil Arsen tegas, Bianca kontan menegakkan tubuhnya lalu mata bulatnya itu mendongak menatap pria yang berdiri menjulang di hadapannya. Batinnya terus merutuki kebodohannya yang tertidur di kelas dosen galak.
"Temui saya setelah kelas ini selesai," kata Arsen lalu kembali duduk di kursi kebesarannya. Badan Bianca kontan terkulai lemas, sekarang apa lagi? Pasti pria itu membantainya dengan tugas lagi.
Triple sial kalau begini caranya, Bianca berkali - kali mengumpat dalam hati. Ia melirik ke arah Abel yang sedang meringis ke arahnya, "Sorry, gue tadi juga baru tau kalau si galak ada di belakang lo. Lo tau sendiri kan, Pak Arsen itu selalu muncul tiba - tiba."
Ya, dosennya yang satu itu selalu datang tak di jemput pulang tak di antar eh. Maksudnya, pria itu selalu muncul tiba - tiba dengan aura hitam. Membuat bulu kuduk berdiri di tambah lagi olahraga jantung mendadak.
Bianca mengacak rambutnya dengan kasar, seharusnya semalam ia tidak tergoda melihat Cha Eun-woo di laptopnya. Dirinya pasti tidak akan tertidur di kelas si Galak.
"Okay, saya tutup mata kuliah hari ini. Jangan lupa selesaikan tugasnya, pertemuan selanjutnya kita bahas bersama," ucap Arsen seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh mahasiswa serta mahasiswinya, hingga matanya jatuh memandang perempuan mungil yang baru saja mencari masalah di mata kuliahnya. "Bianca, kamu ikut saya sekarang."
Bianca memasukkan buku dan peralatan tulisnya yang lain dengan ogah-ogahan. Rasanya ia ingin kabur, lalu melanjutkan acara tidurnya di kasur kesayangannya. Tetapi itu sangat mustahil, mengingat pria itu sangat pelit nilai. Bisa-bisa dirinya mendapat nilai D, dan mengulang mata kuliah dosen galak itu.
"Gue tunggu di Kantin fakultas Ekonomi, ya," kata Abel, perempuan itu menatapnya dengan tatapan prihatin. "Semangat, yes."
Semangat gundulmu. Bianca mendengus lalu menyampirkan tas ransel di bahunya. "Besok aja kita ke Gramedia-nya, Bel. Setelah ketemu sama si Galak, gue pengin langsung ke kos lanjut tidur."
Abel mau tidak mau mengangguk setuju, ia tidak ingin menambah mood buruk Bianca berkali lipat lebih buruk dari sebelumnya. "Ya udah kalau gitu, gue cabut duluan. Semangat pacaran sama si Galak!" Setelah menggoda sahabatnya, Abel langsung ngacir keluar kelas.
Apa? Pacaran? Amit - amit ia pacaran dengan dosen galak itu. Ganteng sih ganteng, tapi kalau galak bin kejam, maaf - maaf saja dirinya tidak mau.
Saat berjalan ke ruang Arsen, Bianca berpapasan dengan Agam. Gebetannya sejak menginjakkan kaki di universitas ini, senyuman manis langsung ia layangkan ke arah laki - laki itu. "Agam," sapanya memberanikan diri.
"Eh, Bianca. Mau pulang?" tanya Agam dengan senyuman lebar, membuat jantung Bianca berdisko ria.
"Anu- mau ke ruangannya si Galak," balas Bianca, mengundang tatapan penuh tanya laki - laki di depannya.
"Si Galak? Siapa?" tanya Agam penasaran.
"Si Galak itu Pak Arsen," jawab Bianca enteng, tanpa dosa. Tidak lupa senyum geli terbit di bibirnya, sedangkan Agam menatap ke arah belakangnya dengan pandangan... takut? Karena penasaran, Bianca menoleh ke arah belakang.
Mamp*s. Di belakangnya, si dosen killer itu berdiri disana dengan tatapan lasernya. Bianca meringis. Duh Gusti, tatapan Arsen membuat dirinya ingin menjedotkan keningnya di tembok.
"Kenapa masih disini? Saya tunggu di ruangan, kamu justru pacaran," kata Arsen masih dengan tatapan tajamnya.
"Maaf, Pak, tadi saya—" Belum sempat Bianca melanjutkan bicaranya, pria itu menyelanya.
"Alasan," ujar Arsen singkat, padat dan jelas. "Ikut saya."
Bianca mengekori Arsen dengan raut masam, di sepanjang jalan ke ruangan pria itu, tidak sedikit perempuan menyapa Arsen dengan senyuman manis. Bianca heran bagaimana bisa perempuan di kampusnya banyak yang suka dengan dosen galak macam Arsen.
Keduanya sampai di depan pintu bercat cokelat, Arsen mengeluarkan kunci dari saku celana khaki-nya. "Masuk," titah Arsen.
Arsen mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya, sedangkan Bianca duduk tepat di depan pria itu. Arsen menatap nyalang mahasiswa bandelnya, "kenapa kamu selalu cari masalah di awal mata kuliah saya hingga sekarang? Terlambat, tidur di kelas, lalu besok apa lagi?"
"Maaf, Pak. Saya khilaf, Bapak kan tahu manusia tidak luput dari salah," ucap Bianca, sedangkan Arsen mendengus. Mahasiswinya itu selalu bisa menjawab argumennya. Tiba - tiba kepalanya terasa pening, Arsen memijat pangkal hidungnya.
"Sebagai hukuman, buat makalah tentang materi yang saya terangkan tadi. Besok jangan lupa taruh di meja saya," kata Arsen tegas.
Astaga. Bianca sudah menduganya dari awal jika akan begini jadinya. Dosen galaknya itu akan membantainya dengan tugas, padahal di kelas Arsen sudah memberi tugas. Alamat, dirinya nanti malam harus lembur. Malam Minggu yang sudah dirinya susun dengan Abel, tinggal harapan.
"Pak, apa tidak—"
"Kenapa? Kamu meminta saya melipat gandakan hukuman kamu?" tanya Arsen dengan seringaiannya. Bianca kontan menggelengkan kepalanya dengan cepat. Yang benar saja, tugas segini saja sudah membuatnya gumoh saking banyaknya.
Argh! Kalau seperti ini terus, bagaimana ia bisa punya pacar? Setiap hari dirinya selalu berkutat dengan buku besar dan laporan sampai membuat kepalanya nyaris botak.
Entah dapat keberanian dari mana, Bianca menyeletuk. "Ini semua karena Bapak yang memberi tugas menumpuk, saya jadi susah cari pacar. Kalau sampai saya jadi perawan tua, Bapak harus bertanggung jawab."
Arsen yang mendengar celetukan Bianca, ia menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa saya harus bertanggung jawab? Bukan salah saya, itu salah kamu yang memiliki wajah pas-pasan."
Sial. Pedas seperti biasa. Mulut dosen galaknya itu tidak berubah, tetap sama. Rasanya Bianca ingin mengumpat kepada dosen galaknya, tetapi tidak mungkin dirinya melakukan itu. Bianca sayang dengan nilainya, ia tidak ingin menganggung resiko untuk mengulang mata kuliah pria itu.
Bianca hanya bisa mengelus dada. Sabar, Bi. Orang sabar di sayang Agam. Dengan perasaan dongkol setengah mati, Bianca pamit lalu keluar dari ruangan pria itu.
Bianca menatap langit yang tampak mendung siang ini, sepertinya akan turun hujan. Ia berjalan dengan cepat ke arah halte, sebelum hujan mengguyur membasahi tubuhnya. Petir mulai bersahutan, bahkan angin sekarang sangat kencang.
Tak berselang lama gerimis datang, Bianca berlari kecil. Hingga suara klakson mobil mengejutkannya. Bianca sontak menghentikan langkahnya, ia sudah sangat hafal dengan mobil range rover yang berhenti tepat di sampingnya. Ada apa lagi si Galak mengklaksonnya? Apa dosennya itu akan menambah hukumannya?
Kaca mobil terbuka, menampakkan wajah pria yang tadi sempat membuat emosinya memuncak. "Kenapa, Pak?
"Naik," titah Arsen dengan raut datar. Alis Bianca bertaut bingung, dirinya tidak salah dengar, kan?
"Bapak tadi bilang apa?" tanya Bianca memastikan.
Arsen mendengus, perempuan itu selalu menguji kesabarannya. "Saya bilang, Naik." Bianca melongo di tempatnya. Dosennya itu habis makan apa? Kenapa pria itu berubah baik?
"Naik atau saya berubah pikiran," ucapan Arsen sukses menyentak Bianca dari lamunan.
"Eh, iya, Pak. Saya ikut Bapak," kata Bianca lalu masuk ke dalam mobil pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Nate Lawliet
Hai kak, aku dah mampir nih bawa boom like dan vote. Ditunggu feedback nya ke ceritaku yang judulnya "If You Hate Me So ya ^^ terus semangat berkarya💖💖
2020-10-23
1
Dedeck AZza
Azza datang berkunjung nih 🤭
2020-10-08
1