Bab 19. Haikal Azril Ansa

Pagi pagi Azril mendatangi toko roti milik ibu Nur. Zeya yang sedang melayani tamu lain menjadi kaget melihat Azril.

"Selamat pagi, mbak," ucap Azril.

"Selamat Pagi. Kamu kok bisa sampai di sini."

"Aku juga mau tanyakan ini, kenapa mbak ada disini. Apakah mak berasal dari kota ini juga."

"Itu privasi. Ada yang bisa saya bantu."

"Saya ingin bertemu ibu Nur. Kami ada janji .... "

"Ibu Nur biasanya datang satu jam lagi. Sekitar pukul sepuluh."

"Nggak masalah, aku bisa menunggu."

"Silakan duduk dulu, mas. Aku masuk sebentar."

Zeya masuk ke dapur melihat roti yang sedang di panggang dan membuatkan Azril segelas teh hangat.

"Silakan di minum mas."

"Kamu bekerja di sini." Azril berpura-pura nggak tahu.

"Iya, mas."

"Apakah suami kamu mengizinkan kamu bekerja ke luar kota begini."

"Maaf mas, itu privasi."

"Maaf, aku bukannya ingin ikut campur. Cuma heran saja, kenapa seorang suami bisa membiarkan istrinya kerja di luar kota jauh darinya."

"Mas, aku sedang membuat roti ... jadi maaf jika aku tak bisa menemani mas mengobrol."

"Silakan .... "

Zeya masuk ke dapur, ia langsung menuju kamar mandi. Ia memuntahkan semua isi perutnya. Ia telah menahannya dari tadi."

Azril yang mengikuti langkah Zeya mendengar suara muntahan wanita itu menjadi sangat kuatir.

Dua karyawan lain yang membantu Zeya bertanya, ada perlu apa Azril masuk ke dapur. Tapi Azril tak menghiraukan, ia melangkah cepat menuju kamar mandi dan melihat Zeya muntah.

Zeya memang tak sempat menutup pintu karena sudah tak tahan ingin muntah. Azril mendorong pintu agar terbuka lebar dan memegang pundak Zeya.

Zeya kaget dan melihat siapa yang memegang pundaknya. Melihat Azril, ia langsung menjauh.

"Kamu mau apa."

"Kamu sakit?" ucap Azril balik bertanya.

"Sebaiknya kamu keluar, tak baik seorang wanita dan pria yang bukan mahromnya ada di dalam satu kamar mandi. Itu akan mendatangkan fitnah."

"Tapi kamu sakit, aku antar ke rumah sakit."

"Terima kasih, tapi aku tak apa-apa."

"Bagaimana bisa kamu mengatakan tak apa-apa. Kamu muntah-muntah begini."

"Aku saat ini sedang hamil muda, tadi malam aku telah periksa. Bidan mengatakan ini biasa."

"Kamu hamil .... " ujar Azril kaget.

"Iya, kenapa kaget?"

"Nggak ada, aku kaget karena setahu aku wanita hamil muda itu harus banyak istirahat dan berdiam diri."

"Udahlah, sebaiknya kamu menunggu ibu Nur di luar saja. Kamu lihat, karyawan yang lain memperhatikan kita."

Azril keluar dari dapur dan kembali duduk ditempatnya tadi, ia tampak termenung.

Ternyata Zeya lagi hamil. Apakah suaminya mengetahui tentang kehamilannya ini. Kenapa Zeya kabur di saat ia berbadan dua.

"Selamat siang pak Azril," ucap bu Nur, membuat Azril tersadar dari lamunannya.

"Selamat pagi bu Nur."

"Maaf, karena bapak harus menunggu."

"Nggak apa bu. Saya yang kecepatan datangnya."

Ibu Nur duduk dihadapan Azril. Mereka mengobrol tentang kerjasama yang akan mereka lakukan.

Zeya yang melihat bu Nur, membuatkan segelas teh buatnya. Setelah itu ia membawanya kehadapan bu Nur.

"Zeya duduklah, kenalkan ini bapak Azril. Bapak Azril ingin bekerjasama untuk mengembangkan toko roti milik ibu."

Azril, Zeya dan ibu Nur mengobrol bagaimana langkah selanjutnya yang akan mereka lakukan.

Akhirnya mereka sepakat akan mengontrak sebuah gedung yang berada dekat kota di tengah keramaian dan merekrut karyawan lagi.

Azril senang, dengan begitu ia bisa lebih dekat dengan Zeya. Di mana kebetulan usahanya juga ada di kota yang sama.

Besok ia dan Azril akan mencari tempat yang cocok untuk membuka usaha.

..............

Di tempat lain, Zahra telah kembali ke rumah lagi setelah tiga hari di rawat. Ia diminta untuk beristirahat, karena kandungannya sangat lemah.

"Mas, apa mas tak kerja," tanya Zahra saat Albirru menyuapi dirinya.

"Aku tak tega tinggalin kamu sendiri,"

"Ada bibi yang menemani."

"Bibi tak mungkin di samping kamu terus."

"Aku tak apa ditinggalin. Nanti jika aku butuh bantuan bisa minta tolong bibi. Lagi pula mas harus kembali ke rumah mbak Zeya. Mas udah terlalu lama bersamaku."

"Aku sudah hubungi ponselnya, tapi sudah empat ponselnya tak hidup."

"Kenapa mas tak melihat ke rumah."

"Nanti siang mas pulang, sekalian minta tolong Zeya untuk menjagamu besok ketika mas kerja."

"Nggak perlu, mas. Tak enak aku sama mbak Zeya, selalu saja merepotkan dirinya."

"Mas rasa Zeya tak akan keberatan"

Setelah menyuapi Zahra, Albirru mandi dan pamit ingin kembali ke rumah Zeya.

Sampai di rumah ia melihat rumahnya sepi. Albirru mencari dan memanggil Zeya tapi tak dapat ia temui.

Albirru membuka tudung saji dan melihat lauk yang empat hari lalu dimasak Zeya. Udah tampak berjemur dan bau.

Kemana Zeya. Jika lauk sampai berjamur begini, berarti ia telah pergi lama. Dan tampaknya ini lauk yang aku makan empat hari lalu saat Zahra terjatuh.

Albirru menghubungi tante Angel dan bertanya tentang Zeya. Tante Angel kaget dan mengatakan jika Zeya tak pernah ketempatnya lagi setelah waktu itu.

Albirru tak tau harus mencari apa. Ia teringat Zeya pernah mengatakan jika ia mengaji pada seorang Ustadzah, tapi bodohnya Albirru tak pernah bertanya dimana rumah Ustadzah itu.

Albirru pernah meminta Zeya mengaji dengan salah seorang Ustadzah kenalannya. Nggak tau karena alasan apa, Zeya berhenti dan mencari Ustadzah sendiri.

Ia masuk ke kamar dan pandangannya yang tertuju ke atas tempat tidur kaget melihat tas koper sudah tidak ada.

Albirru membuka lemari pakaian, tampak sebagian pakaian Zeya sudah tak ada. Yang tersisa hanya pakaiannya yang terbuka.

Zeya ... kamu kemana. Kenapa kamu tak mengabari aku tentang kepergianmu. Katakan dimana salahku, Zeya. Apakah kamu benar-benar ingin meninggalkan aku. Tak boleh, kamu tak boleh meninggalkan aku.

Albirru mengambil kunci mobilnya. Setelah mengunci rumahnya, ia melarikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Albirru masuk ke kompleks hiburan itu dengan langkah tergesa. Beberapa wanita menggoda dirinya, Albirru tak peduli.

Sampai dihadapan rumah yang di huni tante Angel. Albirru langsung menemuinya.

"Udah aku katakan jika Zeya tidak berada di sini. Emangnya kenapa. Kalian bertengkar lagi."

"Kami tidak pernah bertengkar."

"Tidak pernah bertengkar, tapi Zeya sering kabur. Cobalah kamu pikirkan. Pasti ada yang terjadi, yang membuat Zeya kecewa. Ia wanita yang sabar, jika belum melebihi batas pasti ia akan menahannya. Aku rasa kali ini kamu telah melakukan kesalahan fatal. Karena ia kabur dengan membawa pakaiannya."

Albirru meninggalkan kompleks itu dan kembali ke rumah kontrakan itu lagi.

Zeya, aku harap kamu hanya pergi untuk sementara. Hanya untuk menghilangkan kebosanan kamu. Apakah kamu marah karena aku lebih banyak menghabiskan waktu bersama Zahra? Tapi selama ini aku lihat kamu bisa menerimanya. Zeya, pulanglah. Katakan apa salahku, biar aku bisa memperbaikinya.

Bersambung

********************

Terima kasih

Terpopuler

Comments

Sri Watigustami

Sri Watigustami

dasar laki2 goblok

2024-04-10

0

Jumarni

Jumarni

laki laki otak selangkang saja kok .....mana mikir perasaan istri.....otaknya dah geser

2024-03-16

1

Endang Supriati

Endang Supriati

dasar laki2 bodoh,nanya salahnya di mana!!

2024-03-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Aku Harus Kuat
2 Bab 2. Pernikahan Albirru dan Zahra
3 Bab 3. Apakah itu benar suamiku?
4 Bab 4. Pengakuan Albirru
5 Bab 5. Mungkinkah ini takdirku.
6 Bab 6. Pertemuan Zeya dan Zahra
7 Bab 7. Beginikah Rasanya Berbagi Cinta?.
8 Bab 8. Kedatangan Abi dan Ummi
9 Bab 9. Bertemu Abi dan Ummi
10 Bab 10. Kembali Dilupakan
11 Bab 11.Apakah Kesabaran Ada Batasnya
12 Bab 12. Kejujuran Zeya
13 Bab 13. Zeya dan Zahra
14 Bab 14. Apakah Aku Egois?
15 Bab 15. Siapa Pria itu?
16 Bab 16. Rumah kediaman Zahra
17 Bab 17. Maaf ... Aku Menyerah
18 Bab 18. Kepergian Zeya.
19 Bab 19. Haikal Azril Ansa
20 Bab 20. Baby twins.
21 Bab 21. Dokter Febby
22 Bab 22. Toko Roti Bunda Zeya
23 Bab 23. Baby Twins Bunda Zeya
24 Bab 24. Kehilangan ....
25 Bab 25. Kesedihan Zahra
26 Bab 26. Pengakuan
27 Bab 27. Mami Azril
28 Bab 28. Kediaman Mami Azril.
29 Bab 29. Persiapan Melahirkan
30 Bab 30. Apakah wanita itu Zeya?
31 Bab 31. Baby Twins
32 Bab 32. Apakah ini ikatan batin?
33 Bab 33. Raja dan Ratu
34 Bab 34. Pertemuan dengan Abi dan Umi
35 Bab 35. Raja dan Ratu adalah hidupku
36 Bab 36. Pesan dari Zeya
37 Bab 37. Kembali ke kota
38 Bab 38. Bertemu Albirru
39 Bab 39. Jatuhkan Talak.
40 Bab 40. Akhir Pernikahan Zeya
41 Bab 41. Persiapan Pernikahan
42 Bab 42. Kepemakaman Ayah dan Ibu Zeya.
43 Bab 43. Minta Restu Ayah dan Ibu
44 Bab 44. Pernikahan Azril dan Zeya.
45 Bab 45. Kebahagiaan Pengantin Baru
46 Bab 46. Alifa Zeya
47 Bab 47. Perjodohan Zeya dan Albirru
48 Bab 48. Papinya Azril
49 Bab 49. Resepsi Pernikahan
50 Bab 50. Anak Zeya?
51 Bab 51. Raja dan Ratu anakku
52 Bab 52. Zeya istriku yang pintar.
53 Bab 53. Abi dan Umi bertemu Raja Ratu.
54 Bab 54. Bertemu om Reno kembali
55 Bab 55. Pertengkaran Azril dan Reno
56 Bab 56. Apa yang terjadi antara Azril dan papi?
57 Bab 57. Masa Lalu Zeya
58 Bab 58. Wanita dari masa lalu Azril
59 Bab 59. Mami Sakit
60 Bab 60. Zeya dan Azril
61 Bab 61. Zahra sakit
62 Bab 62. Abi dan Umi meminta Ratu.
63 Bab 63. Meminta hak Asuh Raja atau Ratu.
64 Bab 64. Kepindahan Zeya dan keluarga.
65 Bab 65. Aku rela di madu
66 Bab 66. Aku selalu puas ...
67 Bab 67. Bucinnya Azril
68 Bab 68. Pertemuan Dengan Zahra.
69 Bab 69. Zeya istriku yang cengeng.
70 Bab 70. Zeya yang makin manja.
71 Bab 71. Bertemu Zahra.
72 Bab 72. Positif ....
73 Bab 73. Kebahagiaan Azril
74 Bab 74. Pertemuan Zeya dan Albirru
75 Bab 75. Perdebatan Azril dan Albirru.
76 Bab 76. Zeya bukan lagi mahrammu
77 Bab 77. Raja dan Ratu
78 Bab 78. Rumah Kediaman Zeya
79 Bab 79. Cinta Ayah
80 Bab 80. Kamu cemburu???
81 Bab 81. Kembali ke kota Pekanbaru
82 Bab 82. Apakah Mas masih mencintai Zeya?
83 Bab 83. Zahra dan Thalita
84 Bab 84. Kekecewaan Azril.
85 Bab 85. Zahra yang Marah.
86 Bab 86. Berangkat ....
87 Bab 87. Aku memang Pendosa
88 Bab 88. Zeya, menantu kesayangan mami
89 Bab 89. Abi dan Umi
90 Promo
91 Bab 90. Ingin bertemu Raja dan Ratu
92 Bab 91. Bertemu Raja dan Ratu
93 Bab 92. Aku anak Daddy
94 Bab 93. Raja dan Ratu anakku
95 Bab 94. Kepergian Papi.
96 Bab 95. Pemakaman
97 Bab 96. Shinta yang membuat keributan.
98 Bab 97. Amanah Thalita
99 Bab 98. Kenapa Thalita mau menjadi istri Albirru?
100 Bab 99. Tahlilan hari ketiga meninggalnya Papi.
101 Bab 100. Ketemu Nanas
102 Bab 101. Thalita berangkat ke kota Duri.
103 Bab 102. Kecelakaan?
104 Bab 103. Akhir Kisah Thalita
105 Bab 104. Kepergian Thalita
106 Bab 105. Keadaan Abi dan Umi.
107 Bab 106. Pemakaman Thalita.
108 LOVE IS RAIN
109 Bab 107. Abi menyusul Thalita.
110 Bab 108. Kepulangan Jenazah Abi
111 Bab 109. Aku tak mau Daddy meninggal
112 Bab 110. Pemakaman Abi
113 Bab 111. Umi yang telah siuman
114 Bab 112. Hidup Zeya yang Bahagia
115 Bab 113. Baby Boy Milik Bunda Zeya.
116 Ucapan Terima Kasih
117 Bab 114. Pangeran Abqary Ansa
118 Bab 115. Pangeran adik siapa?
119 Bab 116. Kisah Berakhir.
120 Promo
121 RATU KETIBAN DUREN
122 GENIUS BRIDE DUDA DEPRESI
123 GAIRAH CINTA CEO BASTARD
124 CINTA YANG DIABAIKAN (MAMA RENI)
125 Webseries NODA MERAH PERNIKAHAN
126 Promo novel "DENDAM DAN CINTA SANG BODYGUARD
127 HASRAT TERLARANG GIGOLO by mama reni
128 PROMO NOVEL "SELINGKUH DENGAN CALON MERTUA"
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1. Aku Harus Kuat
2
Bab 2. Pernikahan Albirru dan Zahra
3
Bab 3. Apakah itu benar suamiku?
4
Bab 4. Pengakuan Albirru
5
Bab 5. Mungkinkah ini takdirku.
6
Bab 6. Pertemuan Zeya dan Zahra
7
Bab 7. Beginikah Rasanya Berbagi Cinta?.
8
Bab 8. Kedatangan Abi dan Ummi
9
Bab 9. Bertemu Abi dan Ummi
10
Bab 10. Kembali Dilupakan
11
Bab 11.Apakah Kesabaran Ada Batasnya
12
Bab 12. Kejujuran Zeya
13
Bab 13. Zeya dan Zahra
14
Bab 14. Apakah Aku Egois?
15
Bab 15. Siapa Pria itu?
16
Bab 16. Rumah kediaman Zahra
17
Bab 17. Maaf ... Aku Menyerah
18
Bab 18. Kepergian Zeya.
19
Bab 19. Haikal Azril Ansa
20
Bab 20. Baby twins.
21
Bab 21. Dokter Febby
22
Bab 22. Toko Roti Bunda Zeya
23
Bab 23. Baby Twins Bunda Zeya
24
Bab 24. Kehilangan ....
25
Bab 25. Kesedihan Zahra
26
Bab 26. Pengakuan
27
Bab 27. Mami Azril
28
Bab 28. Kediaman Mami Azril.
29
Bab 29. Persiapan Melahirkan
30
Bab 30. Apakah wanita itu Zeya?
31
Bab 31. Baby Twins
32
Bab 32. Apakah ini ikatan batin?
33
Bab 33. Raja dan Ratu
34
Bab 34. Pertemuan dengan Abi dan Umi
35
Bab 35. Raja dan Ratu adalah hidupku
36
Bab 36. Pesan dari Zeya
37
Bab 37. Kembali ke kota
38
Bab 38. Bertemu Albirru
39
Bab 39. Jatuhkan Talak.
40
Bab 40. Akhir Pernikahan Zeya
41
Bab 41. Persiapan Pernikahan
42
Bab 42. Kepemakaman Ayah dan Ibu Zeya.
43
Bab 43. Minta Restu Ayah dan Ibu
44
Bab 44. Pernikahan Azril dan Zeya.
45
Bab 45. Kebahagiaan Pengantin Baru
46
Bab 46. Alifa Zeya
47
Bab 47. Perjodohan Zeya dan Albirru
48
Bab 48. Papinya Azril
49
Bab 49. Resepsi Pernikahan
50
Bab 50. Anak Zeya?
51
Bab 51. Raja dan Ratu anakku
52
Bab 52. Zeya istriku yang pintar.
53
Bab 53. Abi dan Umi bertemu Raja Ratu.
54
Bab 54. Bertemu om Reno kembali
55
Bab 55. Pertengkaran Azril dan Reno
56
Bab 56. Apa yang terjadi antara Azril dan papi?
57
Bab 57. Masa Lalu Zeya
58
Bab 58. Wanita dari masa lalu Azril
59
Bab 59. Mami Sakit
60
Bab 60. Zeya dan Azril
61
Bab 61. Zahra sakit
62
Bab 62. Abi dan Umi meminta Ratu.
63
Bab 63. Meminta hak Asuh Raja atau Ratu.
64
Bab 64. Kepindahan Zeya dan keluarga.
65
Bab 65. Aku rela di madu
66
Bab 66. Aku selalu puas ...
67
Bab 67. Bucinnya Azril
68
Bab 68. Pertemuan Dengan Zahra.
69
Bab 69. Zeya istriku yang cengeng.
70
Bab 70. Zeya yang makin manja.
71
Bab 71. Bertemu Zahra.
72
Bab 72. Positif ....
73
Bab 73. Kebahagiaan Azril
74
Bab 74. Pertemuan Zeya dan Albirru
75
Bab 75. Perdebatan Azril dan Albirru.
76
Bab 76. Zeya bukan lagi mahrammu
77
Bab 77. Raja dan Ratu
78
Bab 78. Rumah Kediaman Zeya
79
Bab 79. Cinta Ayah
80
Bab 80. Kamu cemburu???
81
Bab 81. Kembali ke kota Pekanbaru
82
Bab 82. Apakah Mas masih mencintai Zeya?
83
Bab 83. Zahra dan Thalita
84
Bab 84. Kekecewaan Azril.
85
Bab 85. Zahra yang Marah.
86
Bab 86. Berangkat ....
87
Bab 87. Aku memang Pendosa
88
Bab 88. Zeya, menantu kesayangan mami
89
Bab 89. Abi dan Umi
90
Promo
91
Bab 90. Ingin bertemu Raja dan Ratu
92
Bab 91. Bertemu Raja dan Ratu
93
Bab 92. Aku anak Daddy
94
Bab 93. Raja dan Ratu anakku
95
Bab 94. Kepergian Papi.
96
Bab 95. Pemakaman
97
Bab 96. Shinta yang membuat keributan.
98
Bab 97. Amanah Thalita
99
Bab 98. Kenapa Thalita mau menjadi istri Albirru?
100
Bab 99. Tahlilan hari ketiga meninggalnya Papi.
101
Bab 100. Ketemu Nanas
102
Bab 101. Thalita berangkat ke kota Duri.
103
Bab 102. Kecelakaan?
104
Bab 103. Akhir Kisah Thalita
105
Bab 104. Kepergian Thalita
106
Bab 105. Keadaan Abi dan Umi.
107
Bab 106. Pemakaman Thalita.
108
LOVE IS RAIN
109
Bab 107. Abi menyusul Thalita.
110
Bab 108. Kepulangan Jenazah Abi
111
Bab 109. Aku tak mau Daddy meninggal
112
Bab 110. Pemakaman Abi
113
Bab 111. Umi yang telah siuman
114
Bab 112. Hidup Zeya yang Bahagia
115
Bab 113. Baby Boy Milik Bunda Zeya.
116
Ucapan Terima Kasih
117
Bab 114. Pangeran Abqary Ansa
118
Bab 115. Pangeran adik siapa?
119
Bab 116. Kisah Berakhir.
120
Promo
121
RATU KETIBAN DUREN
122
GENIUS BRIDE DUDA DEPRESI
123
GAIRAH CINTA CEO BASTARD
124
CINTA YANG DIABAIKAN (MAMA RENI)
125
Webseries NODA MERAH PERNIKAHAN
126
Promo novel "DENDAM DAN CINTA SANG BODYGUARD
127
HASRAT TERLARANG GIGOLO by mama reni
128
PROMO NOVEL "SELINGKUH DENGAN CALON MERTUA"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!