Berbagi Cinta : Maduku Saudara Tiriku
Lalala laaaa laaaa" Pagi itu aku dan juga keyra sedang menari balet dan bernyanyi. Kami sangat bahagia. "Ibuuu. Kenapa ibu tidak menari sesuai dengan iramanya? Nanti aku akan dimarahi sama ibu guru. Aku mau menari sama mama aja nanti" gerutu keyra kesal karna aku selalu saja salah dalam gerakan dan tempo lagunya.
"Yuhuuuu... Keyra sayaaaaaang mama sudah datang sayang, dimana keyraku?" teriak yuni memecahkan keheningan. "Hey, kenapa wajah kalian kusut begitu" tegurnya lagi saat melihat kami yang memberi response dengan wajah jengah pada kedatangannya. "Mama ibu gak asyik, masak dari tadi menari salah terus" adu Keyla pada Yuni dengan wajah imutnya yang sangat menggemaskan.
Ya, selama ini kami hidup bertiga dengan sangat bahagia, dengan toko kue yang aku dan yuni buka dan jalankan bersama dari dulu, namun aku tak sepenuhnya berada di toko karna aku juga bekerja di sebuah perusahaan dan aku menjadi seorang arsitek seperti mimpiku dulu di perusahaan itu.
Keseharianku adalah aku selalu berangkat kerja pada pagi hari dan pulang pada sore hari. Setelah itu waktuku bersama dengan Keyla dan kadang aku mengerjakan pekerjaanku yang harus selesai dengan cepat, jika tidak maka aku akan memberikannya pada mas Anang yang juga sebidang dengan ku.
Pagi itu aku berangkat pagi-pagi sekali karna aku ada kerjaan untuk membuat sebuah bangunan dengan gaya sederhana namun terlihat elit di sebuah kantor perusahaan besar yang telah menjadi kelien dari perusahaanku, jadi Bu Prapti mengirim aku sendiri untuk menghadiri rapat dengan pihak peminta karna penanggung jawabnya adala aku.
Sesampainya aku di perusahaan itu, aku menuju meja resepsionis dan ku tanyakan tentang pak Irwan yang telah membuat janji temu denganku. Aku yang menunggu di ruang tunggu tanpa sengaja melihat sosok yang ku kenal dan ingin ku hindarai, namun demi memastikannya aku pun mengikuti orang itu tanpa sadar.
"Non Aira, nona mau kemana?" teriak seseorang memanggil namaku membuat ku terkejud. "Aira!?" teriak seseorang lagi yang membuat ku terkejud lagi dan aku langsung menoleh. "Deg.!" betapa terkejudnya aku saat aku tau bahwa orang yang ku ikuti tadi ternya benar orang yang ada di kepalaku, dan yang selama ini aku hindari. Aku pun langsung lari tanpa menghiraukan apa pun lagi.
"Aira berhenti. Aira Maharani!" teriak orang itu memanggilku, dan aku tak mau lagi bertemu dengan dia, aku terus berlari menghindari orang itu, air mataku pun mulai mengalir dengan deras. Aku langsung masuk ke dalam taxi yang terparkir dan meminta pada supirnya untuk cepat jalan. "Aira, aira keluar. Aira!" orang itu terus berteriak memanggil nama ku, dengan menutup telinga aku meringkuk dikursi belakang taxi itu dan tubuhku pun mulai bergetar hebat. Mungkin supir taxi itu merasa takut karna melihat tubuhku yang bergetar, akhirnya dia langsung melajukan mobinya dengan cepat.
"Non kita mau kemana? Non apa anda tidak apa-apa? Apa kita perlu kerumah sakit atau ke kantor polisi" panggil supir taxi tersebut yang melihat khawatir pada ku. "Tidak pak, turunkan saya di jalan Gayam saja" jawabku dengan suara yang bergetar.
Tak bisa di pungkiri, bertemu lagi dengan orang itu membuat aku kembali teringat akan masalaluku yang sangat rumit dan menyakitkan.
11 tahun yang lalu
"Aaah.! Bagaimana bisa begini, kenapa semua tidak berjalan dengan lancar" teriak frustasi dari ayah ku. Ya, semenjak ibu ku meninggal dunia aku tinggal bersama dengan ayahku, ibu tiriku dan juga kakak tiriku, karna ayahku telah menikah lagi dengan seseorang dan dibawah masuk ke rumah sama ayah, dan orang itu memiliki anak perempuan yang usianya 3 tahun diatasku. Namun aku lebih sering menghabiskan waktuku diluar bersama temanku untuk bekerja paruh waktu disebuah toko roti.
"Ayah Aira tidak mau lanjut kulya, Aira mau mencari kerja saya dulu. Aira mau mendapat pengalaman, nanti Aira akan kulya kalo sudah bisa mengumpulkan biaya sendiri dan dapat pengalaman yang banyak" alasanku pada ayahku, karna sebenarnya aku ingin membantu ayahku dan akan mencari kerja tetap supaya uang gajiku lebih banyak dari kerja paruh waktu, dan akan ku berikan pada ayahku nanti. Namun ayah tak merespon, ayah hanya menatapku kosong dan mengelus kepalaku. "Aira, kamu anak ayah yang terbaik. Kamu semakin mirip dengan ibumu, begitu juga dengan kecantikanmu yang semakin kesini semakin terlihat sama persih dengan ibumu" kata ayahku yang membuat aku jadi sedih dan teringat pada alm. Ibu.
Ayahku tak lagi seperti dulu, ayah lebih terlihat pendiam dan tertekan dengan masalah keluarga, dan juga masalah kantor. Aku tau kalo ayahku memiliki banyak hutang pada seseorang. Pagi itu aku tanpa sengaja mendengar ibu tiriku menyarankan kepada ayah untuk melunasi hutang yang menjeratnya dengan cara menikahkan salah satu anggota keluarga dengan keluarga orang yang telah membantu ayah dengan meminjami uang. "Aku tak mau mengorbankan siapapun demi melindungi aku" kata ayahku pada ibu tirikiku. Setelah mendengar itu aku pun pergi untuk kerja paruh waktu di sebuah toko kue bersama dengan sahabatku Yunita.
Tapi tiba-tiba sore itu sepulang aku dari kerja sambilan ayah memanggilku dan mengatakan pada ku kalo atas saran dari ibu tiriku aku akan di nikahkan dengan seseorang yang kaya raya, dan terkenal. "Ayah, kenapa begitu mendadak Aira gak mau menikah yah, Aira masih ingin cari pengalaman dan lagi Aira gak kenal sama orang itu, jadi Aira gak mau yah" kataku pada ayahku. "Aira kamu sudah dewasa, jangan kayak anak kecil. Dengar ya, sekarang ini sudah saatnya kamu menolong ayahmu, membantu ayahmu dan juga keluarga ini, anggap saja ini sebagai balas budimu pada ayahmu yang selama ini sudah merawat dan membesarkanmu dengan sangat baik, dan mencukupi segala keperluanmu selama ini. Tidak bisakah kamu berkorban demi ayahmu dan keluargamu ini" kata ibu tiriku panjang lebar. "Ayah. Tapi Aira gak mau yah, kenapa ayah melakukan ini pada Aira?!" kataku dengan sedikit rasa kesal. "Aira yang dikatakan oleh ibumu benar, berkorbanlah sedikit untuk ayah dan keluarga ini. Lagi pula kamu cantik mereka pasti suka sama kamu, dan ini ayah lakukan untuk kebaikan kamu juga" kata ayahku. "Tapi kenapa ayah tak merundingkan semuanya dengan Aira, kenapa ayah memutuskan semuanya sendiri? Harusnya ayah tanya sama Aira yah, ini sama dengan ayah memaksa Aira. Aira juga gak kenal sama orang itu yah?!" belahku berharap ayah akan membatalkan pernikahan itu.
Namun pembelaanku tak berhasil, semua itu sia-sia, karna pasalnya semuanya sudah direncanakan oleh ayah atas pengaruh ibu tiriku itu, dan juga pihak keluarga pria itu mereka sudah menyetujuinya dan sudah menetapkan hari pernikahannya. Dengan terpaksa aku pun telah menikah dengan orang yang sama sekali belum pernah aku lihat dan aku kenal sebelumnya. Aku telah menikah dengan usiaku yang masih 19 tahun dan masih belum tau apa pun, bahkan aku tak punya pengalaman apa-apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Syifana Nurrahma Kusumasticha
keren
2022-12-04
0
ǫᴜᴇᴇɴʀᴀ 😏
sᴇᴍᴀᴍɢᴀᴛᴛ💪💪
2022-10-19
1
ǫᴜᴇᴇɴʀᴀ 😏
ᴀssᴀʟᴀᴍᴜᴀʟᴀɪᴋᴜᴍ ǫᴜᴇᴇɴ ᴍᴀᴘɪʀ ᴋᴀᴋᴀ🤗🤗
2022-10-19
1