pernikahan ke dua

Setiap hari tugasku adalah menyiapkan baju dan membuat sarapan. Keseharianku di rumah mas Daniel tak pernah berubah, kegiatnku hanya itu-itu saja. Dan jika aku Salah sedikit saja maka mas Daniel akan menghukumku, rasa sakit dan perih di hatiku tak akan ada Yang bisa tau.

Mimpi setiap wanita adalah dicintai dan disayangi oleh suaminya, memiliki keluarga dan rumah tangga yang bahagia. Namun kehidupanku ini jau berbeda, dan jauh dari kata bahagian.

Setiap hari sikap mas Daniel selalu berbada dan tak bisa ditebak. Suasana hatinya juga tak bisa ku terka. Kebiasaannya pulang malam dalam keadaan mabuk dan menuntut haknya padaku juga selalu dilakukannya dengan kasar, tak ada kelembutak sedikitpun.

"Aira?! darimana saja kau ku panggil dari tadi tak menyahut hah!?" bentaknya padaku dalam keadaan yang sangat mabuk berat.

"Mas?" kulihat raut wajahnya yang terlihat sangat marah.

Ku anggukan kepala pada asistennya yang bernama Irwan yang telah mengantarkan mas Daniel pulang.

"Nyonya, biar saya bantu untuk membawah bos ke kamarnya" tawar pak Irwan padaku yang terlihat kesusahan memapah mas Daniel.

"Tidak, tidak pak. Biar saya saja, nanti mas Daniel akan marah kalo tau bapak membantu saya" jawabku dengan berjalan sempoyongan.

Sesampainya didalam kamar ku baringkan mas Daniel dan ku lepasi semua sepatu dan juga bajunya. Lalu ku seka tubuhnya biar dia enak tidurnya.

"Aira, ini tanggal berapa. Apa kau sudah selesai dapat." tanyanya saat dia melihat aku yang sedang masak sarapan di dapur.

"Su-sudah mas, aku baru saja selesai" kataku malu karna di situ ada asisten dan juga supir mas Daniel yang telah di panggil pagi-pagi sekali.

"Bagus. Sekarang lakukan tugasmu, ikut aku" dia menarik tanganku dengan paksa.

"Ingat aira, kau adalah wanita yang telah dijual oleh keluargamu padaku, setidaknya jadikan dirimu bermanfaat untuku. Lahirkanlah anak untukku." mas Daniel merobek baju dan mengoyak tubuhku.

Miris, diriku bagi mas Daniel tak lebih dari seorang penghibur dan pemuas saja. Dan sekarang bertambah lagi satu setatusku baginya, yaitu mesin pencetak anak.

Tapi walo mas Daniel selalu melakukannya dengan kasar setidaknya dia masih memberi kesempatan pada diriku untuk merasakan klimax, aku tak tau bagaimana dia bisa tau, mungkin dilihat dari reaksi tubuhku yang mengejang, ya setidaknya masik untung dan masih ada kebaikan bukan.

Setiap kali selese melayaninya tubuhku selalu saja remuk rasanya, karna sakit semua. Aku harus bertahan disetiap permainannya, karna jika tidak maka aku akan dihukum dan tak akan dilepas sampai dia puas. Dan setidaknya sekarang masih bagus, karna setidaknya dia tidak lagi melakukannya di depan orang lain.

Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Tapi kehamilan yang dinantikan oleh Mas Daniel yang menghitung masa suburku dan berusaha membuatku mengandung anaknya tak bisa ku berikan.

Hari ini lagi-lagi aku mendapatkan tamu bulananku, dan seketika itu membuat amarah mas Daniel semakin menjadi begitu mengetahuinya, dan dia pun mulai dingin padaku serta sering bermain dengan wanita laen diluaran sana.

"Aira, dengarkan aku baik-baik. Ini sudah hampir 3 tahun aku membelimu, namun kau tidak juga hamil, apa kau tak mau memberiku keturunan, atau jangan-jangan kau bukan wanita subur. Aku menyesal telah membelimu dan merawatmu selama ini.

"Maafkan aku mas, aku tak tau harus bagaimana agar aku bisa hamil" kataku memelas karna aku emang tak tau harus bagaimana.

"Wanita ja***** sepertimu pasti sengaja agar tak menganduk anakku. Apa kau begitu jijik jika harus mengandung anakku hah!?" mencengkram daguku dengan keras.

"Maaf mas, sakit" ku tahan tangannya agar tak terlalu kuat mencekramku, dan air kataku pun mulai mengalir.

"Lakukan sebisamu, agar kau bermanfaat. Karna Aku gak mau membeli barang yang gak ada guna." mendorongku dan pergi begitu saja.

Malam itu mas Daniel lagi-lagi pulang dengan keadaan mabuk, namun bedanya kali ini dia ditemani oleh seorang wanita.

Begitu pagi hari aku membuatkan minuman pereda sakit kepala dan mabuk untuk mas Daniel, namun bukannya dapat pujian aku malah dapat siksaan. Segala pembelaanku tak dianggapnya.

"Mas, mas Daniel jangan begini mas. Ini akan merusak diri mas Daniel sendiri" kataku untuk membuatnya sadar agar tak mabuk lagi.

"Aira jangan berfikir jadi orang yang sok suci. Sebaiknya kau lakukan saja tugasmu dan jangan pedulikan aku. Ingat batasanmu" mendorong tubuhku sampai tersungkur di lantai.

"Selamat pagi nyonya," sapa pak Bambang supir mas Daniel.

"Pa-pagi pagi pak" jawabku sambil terbata, karna malu sebab mas Daniel yang merobek bajuku tak mengijinkan aku untuk mengganti baju. Jadi aku masak dengan keadaan baju yang compang camping.

"Pagi pak, apa hari ini bapak ingin langsung ke purusahaan pak?" katanya dengan sopan dan menundukkan badan di depan mas Daniel.

"Langsung saja, siapkan mobilnya." pergi ke ruang makan dan menatapku dengan tajam.

Setelah aku menyiapkan sarapan untuk mas Daniel dan mas Daniel juga sudah pergi aku langsung mengganti bajuku Yang koyak dan menangis di dalam kamarku.

Hari-hariku setelah kejadian mas Daniel merobek-robek bajuku tak ada lagi tugas malamku yang harus melayani permainan mas Daniel.

Dan malam itu terasa sangat sepi, bahkan tak ada cahaya lampu. Listrik dirumah mati dan aku yang tinggal d

sendirian di rumah tak bisa melakukan apa-apa.

"Halo Aira, apa kau ingat ini hari apa sayangku? Aku sudah menyiapkan baju untukmu di kamar, pakek baju itu dan sambut aku di depan pintu nanti. Dan lagi hias kamarku dengan bungkusan yang sudah ku siapkan, aku akan pulang dalam 1 jam lagi." telpon mas Daniel dan langsung mematikan sambungan telponnya.

Setelah ku ingat ternyata ini adalah hari pernikahanku dengan mas Daniel. Aku menghias kamar dengan taburan bunga mawar dan melati, serta ku kenakan gaun yang disediakan oleh mas Daniel untukku.

"Apakah ini pertanda baik ataukah pertanda buruk? Kenapa aku merasa cemas." ku pandangi terus srah pintu rumah dan aku duduk di ruang tamu.

Waktu terus berjalan dan berdetik, dan karna kesunyian aku pun bisa mendengan detak jantung dan deru nafasku sendiri. Tempat pukul 00.00 pintu rumah terbuka bersamaan dengan lampu rumah yang menyala.

"Mas...? Deg." Sambutku pada kedatangan mas Daniel, namun langkah kakiku terhenti saat ada seseorang yang ikut masuk bersamanya dengan menggandeng tangan mas Daniel dengan mesrah.

"Halo Aira, adik tiriku. Kita jumpa lagi, sudah Lama kita bertemu, kita akan tinggal bersama lagi mulai sekarang" berkata sambil menggerakkan tubuhnya dengan sexy.

"Dengar Aira, dia adalah Anggel. Dan mulai hari ini dia akan tinggal di rumah ini, karan aku sudah menikahinya. Dia adalah istriku juga dan yang akan melahirkan anak untukku." katanya sambil meninggalkan aku mematung di tempatku.

Aku yang mematung ditempatku dan belum bisa mencerna informasi yang baru saja ku dapatkan, hanya bisa melihat kepergian mereka menuju kamar yang dari sore ku hias dengan indah.

"Dia adalah saudara tiriku" suaraku dalam hati.

Tubuhku melemas tak berdaya, karna tak seorang pun wanita yang merasa rela dimadu walo pernikahannya bukan karna cinta, apa lagi madunya adalah saudara tirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

knp dulu g nikah aja sm saudara tiri

2022-04-12

0

Umaymay Sifa

Umaymay Sifa

nyesek aku baca nya😌😌adk tiri yg jahat dan suami bajingan🥺semoga kalian dapat karma karena kelakuan kalian☺

2022-02-22

0

Ssaeda Aditia

Ssaeda Aditia

apa danieil yg gk bisa kasih ank.. nnti pas aira sama orng lain bisa punya anak.. dan anak yg dikandung anggel ank orng lain😂😁😁

2022-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!