Setelah hari pernikahan yang dilakukan tanpa adanya pesta ataupun perayaan aku langsung diboyong ke rumah keluarga dari suamiku.
Disana aku telah mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari suamiku sendiri. Malam pertama yang selalu ku impikan dengan sangat indah, telah hancur berkeping-keping bagaikan serpihan yang tak lagi bisa diperbaiki.
"Dengarkan aku baik-baik, kau telah menjadi wanitaku mulai hari ini, tapi jangan berbesar hati dan menganggap bahwa kau telah menjadi seorang istri dari Daniel Bagus Saputra. Karna aku tak akan pernah menganggapmu sebagai istriku" kata Daniel sambil mencekram daguku
Dengan rasa takut yang menguasai seluruh tubuhku aku hanya bisa menganggukkan kepala tanpa bisa melawan.
Aku berjalan mengikuti dia dibelakangnya, sambil tertatih karna menahan rasa sakit dan perih di area sensitifku, karna ulah dia semalam, yang terus menyisaku tanpa ampun.
Disepanjang perjalanan menuju rumahnya, kami hanya diam membisu satu sama lain dalam mobil. Sampai-sampai aku bisa mendengafkan sendiri degup jantungku dan helaan nafasku sendiri, karna keheningan sangat hening. Yang terdengar hanyalah deru suara mesin mobil.
Begitu sampai di depan rumah yang terlihat begitu besar dan megah, aku berjalan mengikuti langkah kaki Daniel memasuki rumah besar itu.
"Ikuti aku sekarang.!" Daniel menarik tanganku serta menyeretku tanpa peduli aku yang tak bisa mengikuti langkahnya, sehingga aku meninggalkan koper yang tadi aku bawah masuk.
"Tung, tunggu dulu. Kamu mau membawahku kemana?" kataku yang mencoba melawan, dan mengikuti langkahnya dengan sedikit berlari kecil.
Dia tak menjawab dan hanya terus menyeretku. Hingga sampai di depan pintu sebuah kamar, dia membawahku masuk ke dalam kamar itu.
"Ini kamarmu, dan ingat jangan macam-macam selama kamu tinggal disini. Kamu paham!?" bentaknya padaku dengan nada suara yang sangat tinggi.
Dengan gemetar ketakutan aku menganggukkan kepalaku dengan sangat cepat, supaya dia cepat pergi dari hadapanku.
"Ya Allah, cuma mau menunjukkan kamar saja kenapa dia sampai menarik dan menyeretku seperti tadi, pergelangan tanganku sampai sakit dan membekas begini" gerutuku setelah dia pergi dan keluar menjauh dari kamar itu.
Dengan sedikit takut-takut aku keluar kamar untuk mengambil koperku, namun sudah ada orang yang mengantarnya sampai di depan kamar.
"Aira.!" teriaknya dengan suara keras, yang bisa langsung aku kenali siapa pemiliknya walo aku baru mendegarkanya 2 hari ini.
Dengan terburu-buru aku keluar dari dalam kamarku dan langsung mendatangi sumber suara itu. Kulihat dia sedang mabuk berat dengan baju yang sudah berantakan tak karuan.
"Ya Allah, jam berapa ini? Kenapa dia bisa mabuk begini sih" aku mendekat dan memapahnya.
"Apa kau tuli hah!? Kenapa tak segera datang kalo aku panggil?!" bentaknya padaku sambil memcekram tanganku dengan kuat.
Aku tak menjawab lagi, dan hanya memapanya ke dalam kamarnya. Setelah sampai dia tertidur, aku melepas sepatunya, jasnya dan juga melonggarkan dasinya.
"Aaah!" tiba-tiba dia menariku yang mau keluar dari kamarnya, alhasil aku terjatuh di tempat tidurnya.
"Ma-mas, apa yang mau mas lakukan?" tanyaku ketakutan, karna aku masih merasakan sakit akibat perbuatannya kemaren malam.
"Diam! Kau hanyalah sebuah alat, dan aku suxah bilang bahwa kau tak punya hak untuk menolak" dia melepaskan semua bajunya dengan cepat dan juga bajuku.
"Mas, jangan mas. Ku mohon jangan lakukan lagi, itu masih sakit mas aku mohon?" aku berusaha untuk memohon agar dia tak melakukannya lagi.
Tanganku yang berusaha untuk menahan pergerakannya, membuat dia marah dan justru melalukanya dengan kasar, bahkan dia menyatukannya tanpa ada pemanasan terlebih dahulu, sehingga itu membuat ku semakin maresakan rasa sakit yang amat sangat lagi bagai terbakar. Untungnya karna mabuk jadi dia hanya melakukannya sekali saja.
Keesokan harinya, aku bangun dan berusaha untuk masak buat sarapan. Namun mas Daniel tak melihat bahkan tak mau makan.
Hari-hari ku lewati dengan segala rasa sakit dan perih atas perlakuan mas Daniel padaku. Terkadang terbersit dalam hatiku untuk membalas segala perbuatan mas Daniel padaku, namun semua itu ku urungkan karna aku ingin mengabdi pada suamiku seperti yang pernah dikatakan oleh alm. Ibuku.
"Aira! Apa kau tuli, dari tadi ku panggil tak yahut" tetiak mas Daniel padaku dari balik pintu ruang kerjanya.
"Ah, iya maaf mas gak dengar. Apa ada yang mas butuhkan?" tanyaku sambil berjalan ke arahnya berdiri.
"Yang aku butuhkan?" jawabnya sambil seringai menatapku yang berjalan ke arahnya.
Aku memiliki firasat buruk saat dia menyunggingkan bibirnya begitu, "Aku rasa, aku tadi aku salah bertanya" gerutuku dalam hati
"Kau benar-benar tau sekarang ya, kalo kau itu siap?" kata mas Daniel yang langsung menariku ke dalam ruang kerjanya begitu aku sudah dekat.
Dia langsung meloloskan semua baju yang ku kenakan dan juga bajunya. Dia mengangkat aku ke atas meja kerjanya dan langsung melalukan aksinya.
Ya suamiku ini tak pernah melihat waktu dan tempat, dia benar-benar memperlaluka ku seperti wanita ja***, bahkan dia pernah melakukannya di depan supirnya saat kami dalam perjalanan pulang dari acara makan malam bersama rekan kerjanya.
Hari-hari yang ku lalui di sini benar-benar tak ada kebaikan. Ayahku yang bilang kalo pernikahan ini adalah untuk kebaikanku semuanya tak benar, karna aku tak bisa mewujudkan cita-citaku, dan aku selalu dimarahi serta disalahkan disetiap tindakanku.
"Ya Allah, tolong kuatkan aku untuk menahan segala rasa sakit hati atas perlakuan dan tindakan Mas Daniel suamiku" kelukuh disetiap waktu malamku.
"Aira apa kau tak bisa melayani suamimu dengan benar?! Kenapa setiap hari selalu saja salah hanya untuk menyiapkan bajuku, hah!?" teriaknya padaku setiap kali aku salah dalam menyerasikan setel bajunya.
"Maafkan aku mas, aku tak tau mas Daniel ingin memakai baju yang mana, aku hanya asal ambil saja. Akan aku siapkan mas Daniel ingin pakek baju apa?" kataku dengan hati-hati dan menunduk karna takut dia akan marah besar.
"Dengar ya, mulai sekarang kau yang melakukannya, jika sampai kau salah maka aku akan menghukummu, kau tau itu?!" kata mas Daniel yang lagi-lagi dengan mencekram daguku sangat kuat.
Dengan susah paya aku menganggukkan kepalaku, dan pergi ke ruang gantinya untuk mengambilkan lagi setelah baju yang pas untuknya.
Mungkin bagi mas Daniel aku bukan siapa-siapa, dia hanya memperlakukan ku dengan layaknya pembantu di rumah ini.
Seperginya aku mencatat dan mempelajari semua kebiasaannya, agar aku tak salah dana tak dimarahi lagi. Dalam pernikahan ini aku hanya berusahan untuk bertahan hidup, tak lebih dari itu.
Rasa sakit hati hanya bisa ku telan lagi dan ku tahan sebisa mungkin, karna aku ingin melayani mas Daniel dengan baik sebagai suamiku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Sulati Cus
nyesek klu ak udah kabur
2022-04-12
0
Sulati Cus
awas aja tar klu bucin
2022-04-12
0
Shuhairi Nafsir
lagi lagi cerita perempuan yg bodoh Dan lemah. membosankan Thor
2022-02-22
0