Mas Aryan terlihat seperti menahan amarah, wajahnya yang semakin terlihat berkarakter, tampan, berkharisma, sesaat membuat Ayla kembali begitu mengaguminya, hanya saja, situasinya saat ini Ayla sedang dalam tekanan.
..."Apa dia pernah mencium mu Ayla? Jawab dengan jujur!"...
..."Mas, bukan kah kita tidak seharusnya membicarakan apa yang di rasa tidak perlu untuk dibicarakan Mas."...
..."Tapi aku rasa, ini perlu untuk di bicarakan Aylaaaa."...
..."Mas,"...
..."Aylaaaa,"...
..."Iya, kami, pernah berciuman."...
..."Bagaimana Rasanya Ayla, Bagaimana dia melakukanya, apa kamu menikmatinya Ayla,"...
Aryan seperti telah kehilangan kendalinya, tangannya mulai menjamah Ayla di mulai dari sentuhan di wajah Ayla yang sedikit terasa kasar, dan pertanyaan pertanyaan yang terdengar kurang ajar.
..."Mas, kumohon hentikan.!"...
Ayla berdiri.
..."Kenapa Ayla, kau tidak memperbolehkan ku suamimu untuk menjamah tubuhmu? Tapi kau menikmati ketika Aaron yang menyentuhmu.?"...
..."Tidak, bukan seperti itu Mas, tapiiii"...
Belum sempat ia selesai berbicara, Aryan sudah meraih tengkuknya, ia menautkan bibirnya pada bibir Ayla dengan penuh naf$*
Tangan kirinya merengkuh pinggang Ayla yang ramping, sedang tangan kanan nya masih berada di tengkuk Ayla.
..."Ummmhhh,"...
Ayla melenguh.
Aryan benar-benar menikmatinya, awalnya Ayla sangat kaku, ia merasa kaget dengan serangan tiba-tiba itu, setelah agak lama, Ayla pun ikut merasakan ke nik ma tan yang sama. dan itu terus berlanjut hingga penuntasan Hak dan Kewajiban suami-istri untuk pertama kalinya.
Setelah selesai dengan ritual Hak dan Kewajiban, Aryan pergi masuk kedalam kamar mandi, tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Sebenarnya, Ayla merasa sedikit kecewa dengan sikap Aryan, karna Ayla berfikir Aryan akan mengatakan padanya kalau dia mencintainya, mengecup kening nya. tapi apa? Aryan hanya menuntaskan hasratnya dan langsung pergi meninggalkannya, tanpa mengatakan apa pun.
Ayla menyelimuti tubuhnya dengan keadaan masih berbaring, air matanya menganak sungai, dan mulai membanjir.
Sejujurnya Ayla merasa sangat malu, sakit di area itu, tapi juga nikmat yang sangat luar biasa. hatinya berkecamuk, semua rasa bercampur aduk menjadi satu, ada bahagia, ada sedih, ada bangga, ada kecewa, dan juga takut. Entahlah!.
Setelah hampir setengah jam, Aryan keluar dari kamar mandi dengan hanya melilitkan handuk di pinggangnya, rambut basahnya yang berantakan justru membuatnya terlihat lebih seksi di mata Ayla.
Aryan melangkahkan kakinya menuju ke ruang ganti, dan keluar lagi dengan pakaian yang sudah rapi, Ia menuju meja rias untuk mengoleskan krim di wajahnya, handbody, dan parfum seperti biasa yang dia lakukan.
..."Segera bersihkan dirimu, jika memungkinkan, turunlah, semua orang pasti sudah siap dibawah, kita akan melakukan pengajian untuk ayah."...
...'Astaghfirullah, anak macam apa aku ini ya Allah, aku bahkan lupa dengan apa yang baru saja terjadi, astaghfirullah ayah, maafkan Ayla.' ...
Air mata Ayla jatuh tanpa permisi.
..."Tapi, jika kamu merasa sakit dan tidak kuat, kamu tetaplah disini, pulihkan tubuhmu, aku akan bilang pada papah kalau kamu butuh istirahat."...
Awalnya Ayla ingin ikut turun dan mengaji bersama, tapi keadaan bawahnya terasa sangat nyeri dan sakit, jadi Ayla mengurungkan niatnya untuk ikut turun kebawah.
Setelah membersihkan tubuh, Ayla hanya berbaring di ranjang, lalu menyandarkan badannya pada atap ranjang, dan mulai mengaji mengirimkan doa-doa untuk ayah.
...'Semoga Allah menempatkan mu pada Tempat bak surga Ayah, Aamin.!'...
Malam ini rasanya begitu panjang, jam sudah menunjuk kan pukul 02:00 dini hari, tapi mata Ayla tetap terjaga, ia sudah berusaha memejamkan mata nya dan mencoba untuk tidur, namun itu gagal, ia terlalu sedih atas kehilangan ayah, di tambah dengan adegan panas yang barusan terjadi, hal yang tak di nyana sama sekali akan di lakukan oleh Aryan di hari Ayla merasa kehilangan sosok seorang ayah, ia juga menorehkan rasa yang berbeda.
Aryan yang sudah sedari tadi terlelap dalam mimpinya tiba-tiba terbangun.
..."kamu belum tidur?"...
Aryan memicingkan matanya melihat kearah Ayla yang duduk bersandarkan atap ranjang.
..."Ah, maaf, apa aku membangunkan mu?"...
Ayla yang sadar mungkin isak tangisnya sedari tadi terdengar berisik, hingga mengganggu lelapnya Aryan ber istirahat.
..."Tidak, tidurlah, kamu harus istirahat, aku tidak mau kalau kamu sampai jatuh sakit, dan papah akan menyalahkan ku nanti, karena tidak bisa menjagamu."...
Aryan merengkuh tubuh Ayla, hingga Ayla terbaring di depannya, dan Aryan melingkarkan tangan ke pinggang Ayla, memeluknya dalam tidur.
Mungkin, ini adalah awal yang baik fikir Ayla, untuk hubungan nya dengan Aryan ke depannya, agar bisa lebih dekat lagi, karna sejujurnya, Ayla juga merasa senang dengan perlakuan Aryan kepadanya yang selalu memperlakukan dirinya dengan baik dan lembut. Namun, harapan hanyalah harapan, karna kenyataan tak selalu seindah ekspektasi.
Hari-hari berlalu seperti biasa, semenjak hari itu, Mas Aryan justru terasa semakin dingin kepadanya, Ayla merasa bahwa mas Aryan semakin jauh darinya, ia tidak pernah lagi meminta haknya.
Pulang kerja tengah malam, tidak pernah memberi kabar, bahkan pernah pada sore kemarin Ayla menanyakan keberadaan Aryan, jam berapa nanti dia akan pulang, namun pesan singkat yang ayla kirimkan lewat applikasi WA untuk suaminya itu hanya mendapat tanda centang dua biru, yang menandakan pesan itu diterima dan hanya di baca tanpa di balas oleh sang pemilik ponsel.
Sejak saat itu, Ayla enggan untuk menanyakan kabar Aryan lagi, ia sudah merasa cukup malu dengan pengabaian yang Aryan lakukan padanya, biarlah semua berjalan seperti ini, meski terasa dingin dan jauh, Aryan selalu memperlakukannya dengan baik ketika bertemu.
Ini adalah hari ke-delapan ayah meninggal, Ayla meminta izin pada Mas Aryan untuk berziarah ke makam ayah sore nanti, Mas Aryan mengizinkan, tapi ia tak bisa ikut, karna ada begitu banyak pekerjaan yang sudah menumpuk, karna terlalu lama di tinggalkan.
Ayla memahaminya, dan tetap senang meski harus pergi ke makam ayah seorang diri.
Pagi ini, Ayla dan mas Aryan sarapan bersama, mas Aryan terlihat lahap menyantap hidangannya, sedangkan Ayla, ia memakan sandwich, satu telur rebus dan jus. Saat Ayla hendak berdiri meninggalkan meja makan, Aryan menghentikan langkahnya.
..."Berikan kotak itu padaku,"...
..."Kotak?."...
..."Pemberian Aaron!."...
Ayla baru ingat akan kotak itu.
Ayla pun segera mencari kotak itu, yang bahkan semenjak kejadian itu ia belum lagi sempat membukanya, dan hanya menaruhnya di laci nakas. Setelah ketemu Ayla memberikannya pada mas Aryan.
Meski belum sempat di bukanya, Ayla tahu bahwa kotak itu ber isi kalung berlian yang dulu pernah Aaron berikan untuknya dan Ayla balikan kembali pada Aaron di hari sebelum ia akan menikah dengan Aryan, di saat itu lah untuk pertama kalinya Aaron men ci u m Ayla. cium*n yang singkat namun sangat berkesan bagi keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Rose_Ni
aku kecewa adegan panasnya disensor
2022-02-21
0
BTS_Jk
wah wah
tidak kusangkaa
anak pesantren
2022-01-02
0
Asri Lin
ngak tau juga gimana rasanya. udah lama gak ngelakuin
2021-12-18
0