Hari ini Nesa kembali dari liburannya di Paris. Ia meminta Aryan untuk menjemputnya di bandara nanti siang.
Di kantor masih jam 08 pagi, Aryan melihat ke arah meja Ayla yang berada satu ruang dengannya, tapi meja itu kosong tanpa penghuni.
...'dimana dia?'...
Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, Ayla datang dengan keadaan yang sedikit berantakan, jilbab yang di kenakan terlihat basah di bagian depan, begitu pula dengan blazer krem nya. Ia terlihat mengibaskan tangannya pada bagian pakaian nya yang basah.
..."Kenapa ay?"...
Aryan menghampiri Ayla.
..."Tadi ada OB yang tidak sengaja menabrak ku, senampan minuman yang di bawanya seketika mengguyur ku, untung saja itu bukan kopi atau teh panas. hanya air putih."...
..."Siapa dia? Akan aku suruh bagian HRD untuk memecatnya"...
Aryan yang mulai membantu mengibas jilbab Ayla yang basah.
..." Apa' an sih, gitu aja main pecat orang sembarangan, lagian ini kan cuma insiden kecil, nanti juga kering. Kamu tidak tahu kan? Dia bekerja untuk siapa saja di rumah nya! Bisa jadi ada istri, anak anak, atau juga orang tua nya"...
Ayla tidak setuju jika OB itu sampai di pecat.
Aryan melebarkan senyumnya sambil mengusap kepala ayla. 'kamu memang wanita baik ay' Batin Aryan senang.
..."Apa aku lepas saja dulu ya sementara, nggak nyaman juga kalau terus di pakai?"...
..."Ya udah, kamu lepas aja, aku hubungi Gita dulu agar tidak ada yang masuk ke dalam ruangan." ...
Karna Ayla akan membuka mahkota kepalanya. Yang selalu di tutup kerudung atau jilbab.
Gita adalah sekretaris yang ruangan kerja nya tepat di depan ruangan Aryan. Ruangan utama perusahaan, dan tidak sembarang orang yang bisa masuk, harus melalui tahap perjanjian dan izin dulu.
Ayla mulai melepas kan jilbabnya yang basah, menaruhnya pada Sandaran kursi, lalu blazer nya, ia menaruhnya di punggung sofa, lalu ia mencepol rambutnya ke atas dengan asal.
terlihat leher jenjang Ayla yang menawan, dengan balutan kemeja yang sepertinya sedikit kekecilan ukuranya, sehingga terlihat ketat mengikuti bentuk tubuhnya, kancing bagian atas nya terbuka. Ayla terlihat sangat menarik saat ini di mata Aryan.
Melihat pemandangan itu darah Aryan tiba-tiba ber desir. Ia mendekat ke arah Ayla, Aryan memeluk Ayla dari belakang, dengan posisi tangan Ayla masih ke arah atas mencepol rambutnya. Ayla sempat kaget namun membiarkan Aryan memeluknya seperti itu.
Lalu Arya berbisik di telinga Ayla.
..."Ay, aku ingin,"...
Bisikan itu mampu membuat darah Ayla ber desir, ia serasa menghangat.
Sebenarnya, Ayla merasakan ada rasa sakit di hatinya setiap Aryan meminta hak nya, selalu terngiang kalimat Aryan yang pernah di ucapkan sebelumnya.:
..."kamu memanglah istriku, tapi aku hanya bisa menjadikan mu sebagai partner ranjang ku"....
..."Tapi, ini kan,"...
Ayla ingin menolak secara halus, namun belum sempat Ayla menyelesaikan perkataannya, Aryan dengan cepat membalik tubuhnya dan menautkan bibir mereka.
Ayla membelalakkan matanya karna kaget, ia berusaha mendorong tubuh Aryan dengan mendorong dadanya. Namun Aryan justru semakin erat mendekapnya.
Aryan merenggangkan pelukan nya setelah Ayla mulai tidak memberontak, Aryan melepas tautan nya, ia pandangi wajah Ayla yang kini matanya sedang terpejam.
..."Jika kamu menolak,?!!"...
Aryan tidak meneruskan kalimatnya, ia memutar badannya hendak ber anjak menjauh dari Ayla, namun tiba-tiba Ayla menahan Aryan dengan meraih tangannya.
Mereka pun melakukan nya di sofa dengan sama-sama rela. Setelah hampir satu jam, mereka sampai pada pelepasan.
Aryan memandang dalam Ayla yang masih terpejam. Nafas mereka terdengar Ter sengal tak ber aturan. Kali ini, Aryan memberikan kecupan hangat di kening Ayla.
..."Terimakasih sayang"...
...- - - - - - - - - - - - - - - -...
Di tempat lain, Nesa sedang terlihat cemas di luar bandara. Ia celingukan mencari keberadaan orang yang di tunggu nya, setelah beberapa menit, datang seorang pria dengan pakaian seperti body guard menghampirinya.
..."Nyonya Nesa."...
Seorang pria berseragam sopir pribadi datang menghampiri Nesa.
..."iya.!"...
..."Saya orang suruhan tuan Aryan, untuk menjemput anda. tuan sedang sibuk dengan pekerjaan nya nyonya.!"...
Meski terlihat malas dengan penuturan pria utusan itu, Nesa akhirnya tetap setuju untuk pergi bersama pria itu.
Saat malam hari, Aryan datang menemui Nesa di apartment nya, tapi Nesa menangkap hal yang tidak biasa dari Aryan, caranya melihat dirinya, cara bicaranya, bahkan Aryan terlihat seperti tidak nyaman berada bersama dengannya.
..."Ada apa bie?"...
..."ehmmm, tidak, tidak ada apa apa."...
Aryan menoleh yang dari tadi hanya memainkan ponselnya.
..."Kamu terlihat berbeda bie."...
..."Apa sih nes, tidak ada yang berubah, aku masih Aryan yang sama"...
..."Sejak kapan kamu memanggil ku dengan nama bie"...
..."Astaghfirullah biiiie, huffttt ."...
Aryan menarik nafas dalam dan kini merangkul tubuh Nesa.
Sebenarnya Aryan sendiri juga merasakan ada perubahan pada dirinya. Dia yang saat ini berdua dengan Nesa tidak lagi se begitu bahagianya seperti dulu, bahkan pikirannya terus tertuju pada Ayla yang saat ini di rumah. Aryan melihat jam tangannya.
Pukul 9, biasanya saat di rumah jam segini Ayla akan mengaji sebentar, dan biasanya Aryan akan sedikit menggodanya dengan menyentuh nya, agar wudhu Ayla batal, #menurut_madzhab_syafi'i, suami istri bersentuhan tetap membatalkan wudhu.
Dan setelah itu, Ayla akan membaca kelanjutan novel cinta kesukaannya, meski hanya satu atau dua bab saja. Jika ada part cerita sedih, di situ Aryan akan kembali menjahilinya dengan menggoda istrinya yang tengah mewek karna cerita di novel.
Mereka juga pernah menghabiskan waktu hanya dengan memainkan permainan anak anak suit gunting batu kertas, yang kalah akan mendapat pukulan dari botol plastik bekas air mineral.
..."Sangat seru"...
Aryan tiba tiba mengatakan sesuatu yang membuat Nesa melepas rangkulan nya dan melihat ke arah Aryan.
Sesungguhnya Aryan dari tadi memang sedang Ter ingat Ayla dan kebiasaan nya selama hampir sebulan semenjak papah meninggal. Dimana mereka menjadi semakin hangat dan dekat.
..."Bie, kau mengucapkan sesuatu?"...
..."Hah? Tidak. Aku hanya teringat pekerjaan"...
...'Ada apa dengan ku, kenapa pikiran ku terus tertuju pada Ayla,? Ayla, sedang apa kamu sekarang?'...
..."Bagaimana liburan mu bie? Apa kamu merasa senang.?"...
..."Iya, tentu saja, aku membeli begitu banyak, Baju, tas, sepatu, make up, aksesoris. pernak pernik, aku juga membelikan mu bie, ada di koper yang warna hitam"...
Aryan hanya menanggapi nya dengan tersenyum dan mencium kepala Nesa, dan membawanya kedalam pelukannya.
..."Malam ini menginap ya bie, aku merindukan mu."...
Nesa yang sudah mendekatkan bibirnya pada bibir Aryan.
Namun Aryan sedikit menghindar, menolak dengan halus.
..."Tidak bisa bie, aku sudah berjanji pada Ayla dan papah, jika akan selalu pulang ke rumah. Dan kamu juga sudah menerima hal itu."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
User Minor
nah loo nesa
2023-01-25
0
Bunga Biru
menjijikkan skali karakter aryan, duh keselnya alya diperlakukan senaknya
2021-12-30
0
Linglie
Kalimat terakhir dia bilang udh janji ama papah? bukan nya papah nya udh meninggal?
2021-12-15
0