Menikahi Om Tampan

Menikahi Om Tampan

chapter 1 - pertemuan

Di ruang tamu sebuah rumah mewah sedang mengadakan pertemuan kedua keluarga. mereka sedang memperbincangkan rencana pernikahan anak mereka yang akan diadakan dalam waktu 2 bulan lagi. terlihat raut bahagia di wajah para orang tua.

namun, kebahagian itu tidak terlihat di wajah seorang gadis cantik yang sedari tadi hanya diam dan mendengarkan.

Aleta Quenby Elvina, gadis berusia 21 tahun yang akan di nikahkan dengan teman kolega papa nya, seorang CEO perusahaan kontruksi. Aleta terpaksa mengikuti kemauan orang tua nya ini.

maka dalam pertemuan keluarga ini dia hanya diam saja.

Aleta sungguh tidak minat untuk ikut masuk dalam perbincangan nya, kalau bukan karena paksaan dari orang tua mungkin dia tidak akan berada disini sekarang. dia akan lebih memilih bersenang- senang bersama teman teman nya di club. ya dia termasuk gadis yang nakal. tapi, bukan tanpa alasan Aleta menjadi gadis yang seperti itu. sedari kecil kedua orang tua nya sangat sibuk dan sangat jarang ada di rumah. setiap hari Aleta hanya bisa bermain dengan mbak yang selalu menjaga nya. sehingga setelah dia tumbuh dewasa, dia mulai mencari kebahagian nya di luar rumah dengan menjadi gadis yang nakal yang suka bersenang- senang di club.

"kamu mau konsep pernikahan yang seperti apa Aleta?" tiba tiba sebuah pertanyaan diajukan untuk dirinya. dan Aleta menjadi sedikit bingung karna sedari tadi hanya diam dan terbengong saja

"ah gimana?"

"mamah tanya kamu mau konsep pernikahan yang gimana?" sebenarnya Aleta tidak terlalu memikirkan akan konsep pernikahan yang seperti apa. karna memang dari awal pun pernikahan ini bukan atas kemauan nya.

"terserah mamah aja" putus nya, aleta tidak peduli akan seperti apa nantinya.

"emm... okee"

"mah, pah, om, tante, Aleta izin ke kamar duluan ya. Aleta ngerasa ngantuk banget" Aleta memutuskan untuk meninggalkan ruang tamu dan pergi ke kamar nya.

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

"hah bisa gila gue kalo kaya gini caranya" Aleta membanting tubuh nya di kasur setelah dia sampai di kamar nya.

"mana peduli gue sama konsep pernikahan, toh kalian semua juga yang maksa gue buat nikah. lagian gue gak berharap pernikahan ini akan terus bertahan. cukup sampai 1 atau 2 tahun" dia terus saja mengoceh tentang pernikahan yang orang tua nya atur, lagi pula dia berharap pernikahan ini tidak akan bertahan lama.

tok...tok....tok

saat Aleta masih terus mengoceh terdengar suara pintu yang diketuk. dia fikir itu mamah nya nya yang memberitahu bahwa keluarga dari calon suami nya akan segera pulang. maka, dia bergegas untuk membuka pintu, dan terkejut saat melihat siapa yang telah mengetuk pintu kamar nya.

dia adalah Adhitama Elvan Syahreza, calon suami nya. pria berusia 31 tahun yang akan menikah dengan Aleta, teman kolega papah aleta, Akbar wirawan. bukan tanpa alasan dia mau menikah dengan Aleta di saat papah Aleta menawarkan dirinya untuk menjadi menantu nya. itu dia lakukan karna orang tua nya yang terus-terus an menyuruh nya untuk menikah.

dan Aleta memanggil dirinya dengan sebutan 'om Tama'. saat mengetahui itu Aleta langsung memasang muka sebal.

"ngapain om kesini?" tanya nya judes

"saya hanya ingin berbicara dengan kamu" dengan suara yang lembut Tama menjawab pertanyaan Aleta

"bicara apa"

"saya boleh masuk" tanpa membalas perkataan Aleta, Tama bertanya apakah dia diperbolehkan untuk masuk.

"gak boleh om, laki laki itu gak boleh sembarangan masuk kamar perempuan. lagian kamar gue juga privasi gak boleh di masukin dengan siapapun kecuali orang tua gue" nada bicara Aleta terdengar sangat tidak bersahabat.

"tapi saya ingin berbicara dengan kamu" masih mencoba mengajak berbicara Aleta, walau dia tau Aleta sangat tidak ingin berbicara dengan dirinya.

"apa sih yang mau om bicara in"

"tentang pernikahan kita" Aleta sangat tidak suka mendengar nya. sudah terlihat jelas kan pernikahan ini bukan atas kemauan nya, buat apa mereka juga harus membicarakan pernikahan ini. lagi pula sudah ada orang tua mereka yang mengatur nya kan. lalu, kenapa si om satu ini sangat ingin sekali membahas tentang pernikahan mereka.

"gue males om kalo bahas soal pernikahan, lagian orang tua kita udah ngatur semua nya kan, terus buat apa kita bahas itu juga"

"bukan soal itu yang ingin saya bahas" Tama bukan ingin membahas soal seperti apa pernikahan mereka nanti, tapi yang ingin dia bahas adalah soal kehidupan setelah pernikahan mereka nanti.

"terus?" Aleta bingung, kalau bukan soal pernikahan mereka yang akan di laksanakan 2 bulan lagi. lantas, soal apa yang akan di bahas dengan Tama

"makanya perbolehkan saya untuk masuk, tidak enak kalau kita berbicara seperti ini" bukan memperbolehkan Tama untuk masuk ke kamar nya. tetapi, Aleta menyuruh Tama untuk menunggu nya di taman belakang.

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

"hal apa yang mau om bicara in" saat sampai Aleta langsung mempertanyakan inti dari pembicaraan yang akan mereka bahas.

Tama menengok ke belakang saat mendengar suara Aleta, dan tersenyum menyambut kedatangan Aleta.

"duduk dulu supaya lebih enak bicara nya" Aleta memilih duduk di depan Tama. setelah Aleta duduk, Tama memulai pembicaraan mereka

"setelah pernikahan kita"

"setelah pernikahan kita?" Aleta bingung, ada apa setelah pernikahan mereka, apa yang ingin di bahas oleh Tama setelah pernikahan mereka

"ya, setelah pernikahan kita nanti nya yang akan jadi seperti apa" Tama sedikit memberi penjelasan.

"kenapa?"

"saya tau kamu tidak menginginkan pernikahan ini, saya juga tidak akan membatasi kamu. tapi saya minta ke kamu, setelah kita menikah nanti kamu bisa bersikap sebagai istri yang baik"

"loh, om, udah jelas jelas tau kalo gue gak mau nikah, terus kenapa gue harus bersikap sebagai istri yang baik"

"di depan orang tua saya"

"hah?"

"kamu bisa kan bersikap sebagai istri yang baik di depan orang tua saya" Aleta tidak menjawab, dia bingung apakah dia bisa bersikap menjadi istri yang baik di depan orang tua Tama. sedangkan, mereka saja menikah karena perjodohan papah Aleta.

"orang tua saya selalu menyuruh saya untuk menikah, tapi saya selalu bilang ke mereka saya belum ingin menikah. dan ketika kemarin saya bilang ke mereka bahwa saya ingin menikah, mereka terlihat senang. saya tidak bilang ke mereka bahwa saya menikah karena perjodohan papah kamu. saya hanya bilang bahwa ada wanita yang saya sukai dan ingin saya nikahi. jadi saya minta ke kamu, kamu bisa menjadi istri yang baik di depan mereka" Tama menjelaskan kenapa Aleta harus bersikap menjadi istri yang baik di depan orang tua nya, Tama hanya tidak ingin orang tua nya memandang buruk Aleta hanya karena sikap Aleta yang nakal.

mendengar itu Aleta menjadi semakin bingung, apakah ia harus? tapi bagaimana cara menunjukkannya? dia bahkan tidak bisa untuk bersikap baik. tapi setelah di pikir-pikir lagi itu hanya di depan orang tua nya Tama, mungkin saja ia bisa.

"okee, hanya di depan orang tua om aja kan"

"ya, hanya di depan orang tua saya"

"okee gue akan jadi istri yang baik di depan orang tua om"

"terimakasih Aleta" Tama senang mendengarnya, sampai ia mengembangkan senyum nya.

"enggak ada yang di bicarakan lagi kan om, kalau gak ada gue mau balik ke kamar" Aleta rasa perbincangan mereka sudah cukup, dan ia pun memutuskan untuk kembali ke kamar nya.

"ya, sudah cukup. sekali lagi terimakasih Aleta kamu sudah mau berbicara dengan saya"

"hm" Tama melihat Aleta beranjak dari duduk nya, dan setelah itu pergi meninggalkan dirinya. Tama hanya berharap Aleta akan bisa menjadi istri yang baik untuk dirinya, walaupun pernikahan mereka karena perjodohan.

"semoga Aleta adalah seseorang yang tepat untuk saya"

 

------------

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!