chapter 2 - fitting

pagi hari yang cerah di awali dengan suara sendok dan garpu yang bersentuhan dengan piring. keluarga Aleta sedang sarapan bersama, hening.... tidak ada suara sama sekali selain suara alat makan yang saling bersentuhan. mereka selalu menerapkan, tidak ada pembicaraan apa pun saat sedang makan.

setelah selesai makan Aleta membantu mamah nya mebereskan meja makan, dan saat mamah nya sedang mencuci piring, mamah memberitahu Aleta bahwa nanti siang Aleta harus melakukan fitting baju pengantin dengan Tama.

"ah iyaa Aleta, Tante Anna semalem chat mamah kalau siang ini kamu disuruh ke butik nya untuk fitting baju pengantin" Aleta kaget mendengar nya. fitting baju pengantin? secepat itu? bukan nya baru kemarin mereka membicarakan soal pernikahan, dan sekarang sudah harus melakukan fitting baju pengantin.

"fitting baju pengantin mah? siang ini? jam berapa?" pasal nya siang ini pun dia sudah memiliki janji dengan teman nya.

"jam 1 siang" jawab mamah

jam 1 siang? bahkan di jam itu juga bertemu dengan Zizi, temannya. duh.. kenapa waktu nya harus secara bersamaan gini sih. lalu dia harus apa sekarang. "yah mah apa gak bisa di undur, siang ini juga Aleta ada janji sama Zizi"

"gak bisa sayang, Tante Anna minta nya hari ini. terus Tama juga kan sibuk jadi kalau gak hari ini ya akan susah cari waktu nya buat Tama" benar Tama adalah orang sibuk jadi kalau bukan hari ini akan susah mencari waktu luang untuk Tama.

"mah, yang kemarin aja aku udah batalin janji loh sama teman teman aku, terus? sekarang? aku harus batalin janji juga sama Zizi?" sungguh Aleta sangat kesal sekali dengan mamah nya. apakah tidak bisa di lain hari saja

"Zizi juga pasti akan ngerti kok" Aleta menghela nafas nya, jika mamah nya sudah berkata seperti itu. berati dia sudah tidak bisa membantah lagi

"ohh mamah baru inget, nanti Tama juga yang akan jemput kamu" kaget? tentu saja, bahkan matanya sampai melotot saat mamah nya berkata seperti itu. yang benar saja dia harus pergi bersama Tama. apa tidak bisa jika bertemu di butik saja kenapa harus pergi bersama juga

"om Tama mah? aku harus berangkat bareng dia?" mamah mendengar ada yang mengganjal dari pertanyaan Aleta.

"om?" mamah bertanya untuk memastikan bahwa yang di dengar nya salah

"iya" tapi ternyata tidak saat Aleta menjawab dengan mudah nya

"kamu manggil Tama om?" mamah bertanya sekali lagi

"iya mah, dia kan lebih tua dari Aleta ya wajar dong Aleta panggil dia om"

"tapi kenapa bukan kakak atau mas aja yang enak didengar" mamah sedikit tidak suka saat Aleta memanggil Tama dengan sebutan om

"umur dia sama Aleta beda jauh mah, lucu kalo Aleta panggil om Tama kakak atau mas"

"apa salah nya sama umur yang beda jauh, lagian mamah liat kamu cocok tuh sama Tama" hah? cocok? Aleta bersumpah bahwa dia dengan Tama sangat lah tidak cocok

"mamah becanda nih, om Tama itu terlalu tua untuk Aleta mah jadi gak mungkin lah kami itu cocok" benar kan? umur mereka sangat lah jauh jadi tidak mungkin mereka itu. cocok

"bukan Tama yang terlalu tua untuk kamu, tapi kamu nya aja yang telat lahir" mamah tertawa kecil saat berkata seperti itu.

Aleta menggulirkan mata nya sedikit kesal. telat lahir apanya, memang Tama nya saja yang tua bukan Aleta yang telat lahir

"udah ah Aleta mau ke kamar aja ngobrol sama mamah tuh bikin kesel" dia meninggalkan mamah nya dan memilih untuk ke kamar nya saja

...\=\=\=\=\=\=\=\=...

brak...

suara pintu yang sedikit dibanting oleh Aleta, dia terlampau kesal dengan sang mamah yang membahas Tama. apakah mamah nya itu tidak tau bahwa Aleta sangat tidak menyukai Tama. kenapa mamah nya membahas soal Tama kepada diri nya. haisss.. tadi apa kata mamah nya? cocok? dia dan Tama? haha itu hanya dalam mimpi. argh memikirkan nya sudah membuat nya sangat kesal

"aduh Aleta kenapa sih lu mikirin si tua jelek itu udah udah jangan dipikirin lagi" menepuk nepuk kepala nya pelan. dan setelah nya dia membanting tubuh nya di atas kasur. tiba tiba saja dia teringat bahwa dia harus menghubungi Zizi supaya Zizi nanti tidak menunggu nya

dia mengambil ponsel nya yang berada di samping, mengetikkan sesuatu dan setelah nya menaruh ponsel nya di telinga nya, terdengar suara seseorang menyapa dari seberang telfon

"halo ta? kenapa?" itu suara Zizi, dia bertanya kenapa Aleta menghubungi nya padahal jadwal mereka bertemu masih aja waktu 3 jam lagi

"Zi, sorry ya Kali ini gue harus batalin janji lagi" terdengar nada sedih dari ucapan Aleta

"loh kenapa? tiba tiba?"

"mamah gue tadi ngasih tau gue kalau hari ada fitting baju pengantin, dan itu harus gak bisa di tunda, jadi ya terpaksa gue harus undurin janji ketemu kita" Aleta menjelaskan kenapa dia tidak jadi pergi dan Zizi yang mendengarkan paham akan itu karena sebelum nya Aleta sudah bercerita perihal perjodohan yang papah nya lakukan maka, dia tidak menuntut Aleta untuk harus pergi bersama

"oh, oke gue paham kok ta gak papa mungkin lain kali aja kita nongkrong, bareng anak anak juga" mendengar itu Aleta sedikit menyunggingkan senyum nya. ia lega bahwa teman nya itu mengerti keadaan nya

"thanks banget sih Zi, sekali lagi maaf"

"gak papa ta santai aja, yaudah kalau gitu gue tutup ya telfon nya. lancar buat fitting nya ta" Zizi menutup telfon

Aleta menghela nafas nya sungguh sangat menyebalkan berada di situasi saat ini. jika bisa memilih maka ia tidak akan mau menikah dengan Tama. tapi semua sudah terlanjur dia harus menikah dengan Tama dan hidup dengan seseorang yang sangat menyebalkan menurut dirinya.

...\=\=\=\=\=\=\=\=...

Aleta membuka matanya saat mendengar suara ketukan pintu. ternyata setelah menelfon Zizi dia tertidur, dia meraba raba kasur nya mencari ponsel yang tadi dia letakkan di samping dirinya. setelah ketemu dia melihat jam di ponsel nya yang menunjukkan pukul 12.15 dengan malas dia beranjak dari kasur nya dan membuka pintu yang sedari tadi di ketuk oleh mamah nya

"kenapa mah" dengan mata tertutup dan suara khas bangun tidur Aleta bertanya dengan mamah nya

"yaampun Aleta kamu belum siap siap? itu Tama udah dateng loh" mamah sedikit mengoceh saat melihat keadaan Aleta yang berantakan

"hah? udah dateng? cepet banget sih, bahkan aku aja belum siap siap"

"yaudah kamu cepet siap siap kasian nanti Tama nunggu lama"

"tapi kok aku jadi males ya mah, apa biar om Tama aja ya? mendengar itu mamah reflek menggeplak lengan Aleta "aww sakit mah" dengan bibir cemberut Aleta berkata seperti itu

"makanya gak usah aneh aneh, udah cepet siap siap" karya di dorong masuk ke kamar nya agar dia cepet untuk bersiap siap.

setengah jam kemudian Aleta selesai dia menghampiri mamah nya yang sedang menemani Tama di ruang tamu.

"mah" panggil nya

"eh udah selesai, yaudah kalian langsung berangkat aja nanti keburu telat"

"yaudah kalau gitu kami berangkat dulu ya mah" Aleta kaget saat Tama berkata seperti kepada mamah nya. apa katanya tadi? mah? mamah? sejak kapan Tama memanggil mamah nya dengan sebutan mamah?

"Aleta? hei? Leta?" panggil mamah tapi Aleta tidak menyahut sama sekali. baru saat mamah memegang pundak nya dia baru sadar dari lamunan nya "eh iyaa mah?"

"kok bengong, udah sana nanti keburu telat loh" ucap mamah

"oh iyaa, yaudah Aleta pergi dulu" setelahnya baru dia meninggalkan mamah nya dan memasuki mobil Tama.

...\=\=\=\=\=\=\=\=...

mereka telah sampai di butik Tante Anna. Aleta membuka pintu mobil nya dan berjalan meninggalkan Tama yang baru saja keluar dari mobil. dia memasuki butik di sambut dengan pegawai Tante Anna

"Mbak Aleta ya?" tanya pegawai Tante Anna ramah

"oh iya saya"

"mari ikuti saya mbak" dia mengikuti pegawai itu menuju tempat dia akan mencoba baju pengantin nya

"silahkan tunggu sebentar ya mbak, saya akan ambil beberapa pakaian nya dulu" dia duduk di sofa yang telah tersedia sembari menunggu mbak pegawai mengambil pakaian yang akan dia coba. tidak lama Tama datang dan duduk disebelah nya

"maaf tadi saya menjawab telfon dari asisten saya dulu makanya agak lama" beritahu Tama saat dia sudah duduk di sebelah Aleta.

Aleta hanya berdeham saja sebagai jawaban sembari membaca majalah yang tersedia di meja. tak lama mbak pegawai datang membawa baju yang akan ia coba dengan Tama.

"ayok mbak Aleta kita masuk ke ruang ganti"

Aleta meletakkan majalah nya di meja dan beranjak dari duduknya untuk masuk ke ruang ganti. dan mbak pegawai menyusul Aleta tapi sebelum itu dia memberi tau Tama untuk ganti di ruang sebelah.

beberapa menit kemudian mereka keluar dari ruang ganti Tama dan Aleta sama sama tercengang melihat penampilan masing masing, bahkan Aleta saja sampai terbengong melihat Tama yang menurut nya sangat tampan. tapi pikiran itu langsung ia tepis

"apa sih enggak-enggak, mana ada dia ganteng jelek banget pokoknya jelek" ucap nya dalam hati

sedangkan Tama, masih terbengong melihat Aleta yang menurutnya sangat cantik berbeda dari biasa nya. sungguh dia tidak menyesal memilih Aleta sebagai calon istri nya

"cantik" ucap nya pelan tanpa sadar, dan itu terdengar oleh Aleta

"hah? apa om?" tanya Aleta. Tama yang mendengar pertanyaan itu kaget tapi dia tidak menyangkal perkataan itu malah dia memuji Aleta dengan terang terangan

"saya bilang kamu cantik"

"oh, gue memang cantik kali om" sebenernya Aleta sedikit terkejut saat Tama berbicara bahwa dia cantik tanpa ada rasa canggung sama sekali. tapi dia tidak menunjukkan keterkejutan nya itu, dan malah menjawab perkataan Tama dengan pede nya.

mbak pegawai hanya tersenyum melihat mereka. menurut nya mereka sangat lucu yang satu tsundere dan yang satu nya lagi terlalu terang terangan.

-----------

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!