kira kira sudah 80% persiapan pernikahan mereka, dan tinggal 20% lagi untuk persiapan itu benar benar selesai. jika para orang tua yang sudah turun tangan maka semua nya akan selesai dengan cepat. bahkan undangan pun sudah ada yang twesebar. dan Aleta masih tindak menyangka bahwa dirinya sebentar lagi akan menikah. dan mungkin saja kebebasan nya itu akan sedikit lebih sulit di bandingkan dengan orang tua nya. tetapi, dia sudah berniat untuk membuat sedikit perjanjian dengan Tama agar dia tidak terkekang
"ta, kalau lo udah nikah nanti. apa kita bakal sulit ketemu?" Zizi bertanya kepada Aleta yang duduk di depan nya. saat ini mereka sedang berada di cafe yang menjadi langganan mereka berdua nongkrong selain dengan anak anak
"gue bakal buat perjanjian sama om Tama nanti, supaya dia gak ngekang gue dan tetep biarin gue nongkrong bareng kalian" ucap Aleta sembari menyedot jus alpukat nya.
"ya semoga aja om Tama masih biarin lo ketemu kita kita" ya semoga aja, itu adalah harapan terbesar Aleta saat menikah dengan Tama. sebenarnya ada rasa takut Aleta kepada Tama, takut jika saja Tama tidak mengizinkan nya lagi untuk sering bertemu dengan teman teman nya, tapi rasa itu ia tepis jauh jauh ia percaya bahwa Tama bisa diajak untuk bekerja sama
"pernikahan lo beneran 2 Minggu lagi" sembari melihat tanggal pernikahan yang tertera pada kartu undangan yang Aleta kasih kepadanya. Zizi bertanya memecahkan keheningan yang terjadi di antara mereka sejenak.
"hm" sedikit berdeham lalu melanjutkan perkataan nya "Lo tau kan kalau orang tua yang turun tangan? pasti semua nya juga bakal beres tanpa terkecuali"
Zizi tertawa mendengar nya, "haha, memang bener sih dulu pernikahan Abang gue aja mamah gue yang pegang. karena Abang gue gak sempet buat urus urus semua nya, dan gak butuh waktu lama tau tau udah beres aja"
"ya itu lah tangan tangan nya orang tua, kita yang cuma duduk anteng doang tau tau tinggal sedikit lagi selesai" mereka tertawa bersama, dan mengobrol tak tentu arah memang begitu jika mereka sudah bertemu apa saja akan menjadi bahan obrolan
...\=\=\=\=\=\=\=\=...
tok... tok...
suara ketukan pintu terdengar, mengintruspi seseorang yang sedang sibuk berkutat dengan laptop nya. dan dengan nada yang sedikit keras dia menyuruh seseorang yang berada di balik pintu untuk masuk.
"masuk" dan tak lama setelah ia berkata seperti itu, pintu terbuka memunculkan sang sekretaris yang membawa berkas yang ia minta
"pak ini berkas yang bapak minta tadi" ucap sang sekretaris, sembari meletakkan berkas itu di meja bos nya
"ah iyaa, terimakasih"
"sama sama pak, kalau begitu saya permisi" pamit sekretaris nya dan meninggalkan ruangan bos nya itu.
lelaki itu mengambil berkas yang diletakkan oleh sekretarisnya tadi dan mengecek nya. tangan nya pun tidak berhenti mengetikkan keyboard di komputer nya.
drrtt..... drrtt.... drrtt....
suara ponsel yang bergetar terdengar, ia mengambil ponsel nya yang ia letakkan di atas meja lalu mengangkat panggilan tersebut.
"halo" sapa lelaki itu yang tak lain adalah Tama
"kenapa?" tanya dia saat mendengar nada panik dari sebrang telfon
"saya kesana sekarang" ucap nya sambil menutup panggilan itu. entah apa yang dibicarakan oleh seseorang di seberang telfon tadi yang jelas sekarang, Tama langsung membereskan pekerjaan nya dan bergegas untuk pergi.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
di pinggir jalan terlihat seorang gadis dan teman nya tampak panik. ya, itu adalah Aleta dan Zizi mereka baru saja mengalami musibah. saat mereka pulang dari cafe di perjalanan mereka tidak sengaja menabrak mobil pengendara lain. tidak parah hanya saja mobil nya dan mobil milik pengendara itu lecet dan sedikit ringsek karna benturan yang cukup keras.
tidak ada yang terluka hanya mobil mereka saja yang mengalami kerusakan. dan si pengendara itu pun menuntut ganti rugi kepada mereka. padahal jika diliat lagi kebelakang pengendara itu lah yang salah karena ngerem mendadak otomatis Aleta yang berada di belakang nya pun menjadi kaget dan menabrak mobil nya.
"duh mbak gimana ini, mbak harus ganti rugi ya saya gak mau tau" si pengendara itu terus saja mengomel ngomel dan minta ganti rugi
"saya akan ganti pak, tapi gak segitu juga itu menurut saya terlalu mahal" Aleta sangat keberatan saat si bapak meminta ganti rugi yang lumayan besar. bahkan perbaikan untuk kerusakan di mobil si bapak tidak akan habis sampai sebesar itu
"mbak pikir mobil saya ini murahan, bahkan untuk perawatan nya saja bisa habis belasan juta. kalo mbak cuma kasih saya uang 3 juta itu enggak akan cukup mbak" si bapak tidak mau kalah dan terus saja meminta agar Aleta mau membayar ganti rugi sebesar 10 juta rupiah
"bahkan kerusakan di mobil bapak ini gak terlalu parah" tapi Aleta pun tetap tidak ingin membayar ganti rugi sebesar itu
"udah saya bilang kan mbak, perawatan mobil saya itu mahal" si bapak tetap saja ngotot
"duh ta, gimana ini bapak nya tetep ngotot buat minta ganti rugi segitu, sedangkan gue gak punya duit pegangan sebesar itu" zizi berucap panik, karena jujur saja ia hanya pegang uang 4 juta dan jika itu ia bayarkan ke bapak ini. maka habis lah sudah uang bulanan yang orang tua nya kasih dan jika ia meminta lagi nanti orang tua akan bertanya untuk apa uang itu.
"gue juga gak tau zi, gue gak mungkin telfon papah gue" Aleta pun ikut panik
"ta, gimana kalau lo telfon om Tama? minta ke bantuan ke dia" Zizi mengusulkan untuk Aleta menelfon Tama, siapa tau Tama dapat membantu mereka. dan Aleta pun tanpa pikir panjang langsung menlfon Tama
"halo om" sapa Aleta saat sambungan telfon nya telah tersambung
"bantuin gue tolong, gue sekarang lagi di jalan Diponegoro deket cafe Lilac" ucap Aleta saat Tama bertanya kenapa.
setelah Tama menjawab bahwa dia akan datang Aleta menutup telfon nya dan berkata ke pada si bapak untuk sabar menunggu om nya yang akan datang.
tak lama setelah nya mobil berwarna hitam datang menghampiri mereka, dan seseorang keluar dari sana. Aleta yang tau bahwa itu Tama langsung menghampiri Tama.
"om tolongin gue" terdengar suara sedikit gemetar dari nada nya
"biar saya yang urus" setelah berkata seperti itu Tama menghampiri si bapak yang dari tadi menunggu untuk dibayarkan ganti rugi.
"berapa ganti rugi yang bapak minta" tanya Tama saat dia telah berada di depan si bapak
"10 juta" jawab bapak itu dengan lantang, dan Tama mengeluarkan cek dari saku nya dan menulis nominal yang diminta oleh si bapak. setelah itu dia memberikan cek itu ke si bapak.
bapak itu yang melihat nominal seperti yang ia minta tertera di cek itu pun tersenyum dan mengucapkan terimakasih, baru setelah itu dia pergi meninggalkan mereka
"om makasih ya, gue takut banget tadi gak berani telfon papah juga" lega saat si bapak tadi sudah pergi, Aleta benar benar takut sekali tadi
"iyaa, kamu tidak apa apa?" ada rasa kekhawatiran dalam pertanyaan Tama
"gue baik om, tapi mobil gue rusak sedikit" ucap Aleta sedih melihat bahwa mobil nya sedikit ada kerusakan
"yasudah kamu dan teman kamu ikut saya saja, biar saya antar. mobil kamu biar nanti assisten saya yang urus dan bawa ke bengkel" akhirnya Aleta dan Zizi di antar oleh Tama
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
setelah mengantar Zizi, Aleta dan Tama tidak langsung pulang tetapi mereka mampir dulu sebentar untuk melihat sudah sampai mana persiapan pernikahan mereka.
"kita mampir sebentar ya, untuk melihat persiapan nya gimana" ucap Tama sambil fokus ke jalan
"kenapa? kan udah orang tua kita yang urus semua nya. kenapa kita harus liat juga" sedikit penolakan dari nada bicara Aleta
"ya gak papa saya cuma mau liat aja sebentar"
"yaudah deh terserah om aja" pasrah.. Aleta akhirnya menurut saja kepada Tama
tak lama mereka sampai di gedung yang akan menjadi tempat pernikahan mereka nanti. setelah memarkir mobil mereka berjalan masuk ke gedung untuk melihat sudah sampai mana persiapan yang orang tua mereka lakukan.
di dalam sudah ada mamah Aleta dan bunda Tama yang sedang mengatur para pekerja. Tama yang melihat pun datang menghampiri dan Aleta yang berada di belakang nya hanya mengikuti nya saja
"mah, Bun" sapa Tama saat dia sudah berada dekat dengan mereka
mamah dan bunda pun menengok ke arah samping dan melihat Tama dan Aleta yang berjalan menghampiri
"eh Tama? Aleta? kalian mampir kesini juga" itu bunda yang berbicara
"iyaa bun, kita cuma mampir sebentar aja mau liat udah sampai mana persiapan nya" sedikit tersenyum saat menjawab pertanyaan dari bunda nya
"udah mau selesai kok, tenang aja"
"apa kalian mau ada yang di request?" tanya mamah
"ah enggak mah, Tama dan Aleta terima jadi kok" jawab Tama sopan. dia melihat jam tangan nya lalu berkata kepada mamah dan bunda bahwa mereka akan pergi sekarang, karena jam 2 nanti dia akan ada meeting dengan klien
"mah, Bun kalo gitu kami pergi dulu ya. nanti jam 2 Tama ada meeting sama klien jadi gak bisa lama lama"
"iyaa gak papa, hati hati ya kalian"
"iyaa mah, kita pergi dulu" Aleta dan Tama meninggalkan gedung itu. sebelum Tama mengantarkan Aleta pulang dia mengajak Aleta untuk makan siang dahulu ya walaupun seperti biasa Aleta menolak, tapi kali ini Tama berhasil mengajak Aleta untuk makan berdua dengan nya.
____________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments