Lelaki Jaminan
Gemuruh gegap gempita, jeritan histeris, tepuk tangan yang begitu meriah, lautan cahaya berwarna kehijauan bak kunang-kunang, semua campur aduk menjadi satu di dalam sebuah stadion yang saat ini dipenuhi penonton.
Sembilan orang pria tampan dan berkilauan itu bermandikan keringat sambil mengulas senyum berjuta-juta volt yang membuat semua orang menjerit semakin histeris, meneriakkan satu per satu nama para pria yang telah sukses membawakan penampilan sempurna di konser mereka.
Para pria tampan bermandikan lampu sorot itu saling bergandengan tangan, mereka mengangkat tangan dan disusul membungkuk dalam sebagai penghormatan, sekaligus salam terakhir sebelum mereka semua meninggalkan panggung sebagai penanda bahwa konser mereka telah usai.
Sekali lagi mereka melambaikan tangan untuk yang terakhir kalinya kepada para penonton yang menjerit histeris seakan tak rela konser selama dua jam itu harus berakhir.
Dari barisan terdepan, seorang wanita nampak menangis histeris sambil memegang light stick yang telah kehabisan daya. Ia benar-benar merasa kecewa karena sudah tampil nyentrik dengan mengenakan kostum Teletubbies berwarna kuning namun tetap tidak berhasil mencuri perhatian para pria tampan itu.
Wanita itu melepas kostumnya dengan cepat lalu berlari menerobos lautan manusia, berusaha mencari pintu rahasia yang bisa membuatnya bertemu dengan para pria idolanya. Ia harus bisa menemui para bujang tampan yang diimpor langsung dari Negeri Ginseng tersebut.
Ia berlagak seperti seorang staf agensi mencari ruangan tempat peristirahatan sang grup idola. Melihat sebuah ruangan tertutup bertuliskan nama idolanya, wanita itu mendobrak masuk.
Matanya membulat lebar tatkala melihat sosok rupawan dengan tubuh-tubuh atletis itu masih bermandikan keringat. Butir-butir cairan bening menyapu permukaan kulit mereka yang sebening kristal.
"Permisi, Anda siapa?"
"Bagaimana Anda bisa berada di sini?"
Tanya para anggota yang fasih berbahasa Inggris.
Wanita itu mendekat ke salah satu bujang yang paling dipujanya.
"Aku datang menyerahkan diriku!" jawab wanita itu dengan penuh percaya diri.
Wanita itu segera memeluk idolanya dan langsung mendaratkan ciuman penuh gairah yang membuat semua pria tampan itu berseru heboh.
"Kalian semua! Kemari dan bercintalah denganku sekarang!" perintah wanita itu.
"Woow!"
Seruan para pria tampan itu tenggelam karena mereka langsung meringkus wanita yang membuat mereka bergairah.
Wanita itu tertawa senang saat dikeroyok massal oleh para pria tampan itu.
"Aku siap di-gangbang asal bersama kalian!" seru si wanita begitu histeris saat berada dalam pelukan semua pria itu.
"Mbak! Mbak!"
Sebuah seruan membuat wanita itu tersentak kaget, matanya terbuka, ia merasa kepalanya pening.
"Sudah sampai, Mbak," kata sopir taksi yang membangunkannya.
Wanita itu menggeliat pelan, tubuhnya sulit digerakkan karena sedang terbungkus kostum Teletubbies berwarna kuning.
"Jam berapa sekarang?" tanya wanita itu.
"'Sudah jam 7 malam," jawab sopir taksi.
"Apa?! Jam 7?!" seru wanita itu histeris.
"Kita terjebak macet selama hampir tiga jam, Mbak, Anda sampai ketiduran," tukas si sopir taksi.
Wanita itu terperanjat, melompat keluar dari taksi, matanya menatap stadion yang sudah mulai sepi. Para penonton terlihat meninggalkan stadion.
Wanita itu terhuyung, lututnya lemas mendapati kenyataan yang begitu mencengangkan.
"Tidak!" serunya sambil menjerit histeris dan mulai menangis pilu.
Wanita itu adalah Verdanica, biasa disapa Verda. Ia adalah seorang penggemar fanatik grup idola pria asal negeri ginseng, Fancy. Grup idola yang sedang mengadakan konser tur keliling Asia.
Perjuangan Verda untuk datang ke konser amatlah berat. Mulai dari perang memperebutkan tiket konser yang dijual secara daring. Tiket VIP yang langsung terjual habis hanya dalam hitungan menit. Cuti yang sulit diambil lantaran rekan kerja yang kebetulan mengambil cuti di hari yang sama juga jelas menjadi kendala.
Verda bahkan memakai kostum Teletubbies berwarna kuning yang beratnya mencapai dua puluh kilogram agar bisa mencuri perhatian idolanya.
Semua perjuangannya berakhir dengan sia-sia. Konser telah berakhir saat Verda tiba di stadion yang mulai ditinggalkan oleh para penonton, mereka nampak begitu senang dan puas.
"Sayang-sayang aku! Kenapa tidak menunggu noona datang?!" seru Verda dengan putus asa.
...*****...
"'Maaf, Sayang, ada pekerjaan mendadak yang harus kukerjakan! Rekan kerjaku cuti, sehingga aku harus menggantikannya!"
Ponsel masih menempel di telinga kiri Vedra, sudah lebih dari setengah jam ia menyampaikan permintaan maafnya kepada sang kekasih.
Vedra mondar-mandir di area tangga darurat. Ia tidak ingin ada yang mendengar pembicaraannya dengan kekasihnya saat ini.
"Kau janji akan datang melamar, membawa serta keluargamu!"
Suara Silvia kembali meninggi setengah oktaf. Silvia adalah kekasih Vedra yang kini sedang marah dan kesal kepada Vedra.
Pria itu berjanji akan datang ke rumah orang tua Silvia, membawa serta keluarganya untuk melamar Silvia.
Silvia bahkan sudah menyiapkan dekorasi lamaran yang akan terlihat sangat bagus saat didokumentasikan.
"Maaf, Silvia sayang, aku janji, lusa aku akan datang bersama kedua orang tuaku!" Vedra berjanji.
"Apa pekerjaanmu lebih penting dariku?" tanya Silvia.
"'Silvia sayang! Kau dan pekerjaanku sama-sama penting! Tolong mengertilah," sahut Vedra.
"Baiklah, kalau begitu aku tunggu, besok kau sudah harus datang kemari, temui aku, lamar aku!" nada bicara Silvia memerintah.
"'Baiklah, baiklah, aku mengerti, aku akan datang dan melamarmu, tunggulah aku," kata Vedra.
"Baiklah," Silvia menyahut lalu memutus sambungan telepon.
"'Sayang! Silvia," Vedra menghela napas berat.
Pria itu menyugar rambutnya, ada rasa kesal yang sungguh harus pandai-pandai dia sembunyikan.
Vedra melangkah kembali memasuki ruang kerjanya. Menjatuhkan tubuh di atas kursi di belakang meja kerja. Menghadapi tumpukan dokumen yang harus digarapnya. Gara-gara satu rekannya cuti, ia harus menjadikan pekerjaan rekannya sebagai pekerjaannya juga.
Ugh, dasar wanita itu, geram Vedra dalam hati.
Wanita yang membuat kesal Vedra saat ini bernama Verda, rekan kerjanya yang memiliki keegoisan tingkat nasional.
Vedra sungguh kesal karena Verda mengajukan cuti lebih dulu, padahal awalnya Vedra-lah yang duluan mengajukan cuti.
Hari ini harusnya Vedra datang bersama kedua orang tuanya untuk menemui Silvia dan keluarga dalam rangka melamar Silvia, kekasih yang sudah berkencan dengannya selama hampir satu tahun.
Namun mau dikatakan apalagi, acara lamaran harus mundur karena Verda rekan kerja Vedra kabur lebih dulu.
"Vedra, ada paket untukmu," seorang wanita memanggil nama pria itu.
Pria itu mengambil sebuah paket yang membuat keningnya berkerut. Nama penerima paket itu adalah Vedra.
Siapa yang mengirimkan paket untuknya?
Pria itu membuka paket tersebut. Isi paket dibungkus dengan bubble wrap tebal. Terdapat puluhan lembar foto-foto pria yang membuat napas pria itu tertahan.
Bulu kuduknya seketika meremang.
Siapa yang begitu iseng mengiriminya kumpulan foto pria pesolek? Pria dengan riasan wajah yang bagi Vedra nampak menggelikan.
Apa maksud dan tujuan pengirim itu?
Apa pengirimnya sedang menawarkan jasa prostitusi kepada Vedra?
Sungguh menjijikkan!
Bruk..
Vedra membuang paket itu ke tempat sampah di bawah meja kerjanya bersama rasa kesal yang harus disembunyikan.
...*****...
Pengenalan Tokoh
Verdanica ( Verda )
Rekan kerja Vedra.
Vedranata ( Vedra )
Rekan kerja Verda.
Silvia
Kekasih yang akan menikah dengan Vedra.
...*****...
Catatan Author
Pembaca terfavorite semua, author kembali lagi menggarap karya terbaru. Yuk mari dukung author untuk menyajikan kisah lain yang beragam. Kisah yang lalu biarlah berlalu, mari sambut kisah terbaru author ya..
Jangan lupa difavorite-kan biar nggak ketinggalan update.
Yuk jangan lupa like di setiap episodenya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Anita Jenius
Salam kenal kak.
2024-04-14
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-06-20
0
Dara
Krn namanya hampir sama agak sedikit membuat bingung
2023-02-13
0