LeMin - 003

"Di mana paketku?!"

Verda melotot kesal ke arah seorang pria yang nampak terlihat santai saat duduk di belakang meja kerjanya.

Pria itu membetulkan letak kacamatanya.

"Paket apa yang kau maksud, Verda?" tanya pria itu dengan suaranya yang rendah dan terdengar acuh.

"Aku mendapat informasi dari resepsionis, paketku diterima olehmu, Ved!" jawab wanita itu dengan nada ngegas.

"Paket itu diterima tiga hari yang lalu, sedangkan tiga hari yang lalu aku sedang cuti! Dan infonya, kau menerima paket itu sebelum kau mengambil izin tidak masuk kerja!" Verda menjelaskan.

Verda melirik tumpukan dokumen yang memenuhi meja kerja pria itu.

"Pengirim paket itu salah mencantumkan nama penerima, harusnya Verda, tapi tertulis Vedra!" Verda kembali menjelaskan.

Vedra mencoba mengingat-ingat sambil membetulkan kembali letak kacamatanya.

"Hmm, apa maksudmu kumpulan foto-foto pria yang memakai lipstik?" tanya Vedra.

"Memakai lipstik?" Verda melongo mendengar jawaban Vedra.

"Ah, ya, aku ingat, aku membuang kumpulan foto-foto itu," jawab Vedra singkat.

"Apa?! Kau buang?!" teriak Verda begitu histeris.

Vedra tersentak kaget, begitu juga dengan semua orang yang saat ini sedang bekerja di ruangan itu. Verda langsung merosot ke lantai lantaran lututnya seketika lemas.

"Ada apa ini?! Ada apa?!" tanya Nita.

"Kenapa, Verda?" tanya Ican.

Nita dan Ican langsung menghampiri Verda yang nampak seperti manusia tanpa nyawa.

"Ved, apa yang sudah kau lakukan pada Verda? Kenapa dia sampai terbengong-bengong begini?" tanya Nita.

"Entahlah," sahut Vedra nampak cuek.

Pria itu segera kembali bekerja di belakang komputernya.

"Ved! Tanggung jawab kau! Tanggung jawab!" teriak Verda penuh kemarahan.

Vedra menoleh ke arah wanita yang saat ini terlihat begitu marah, seakan ada dua buah tanduk yang tiba-tiba muncul di kepala wanita itu.

"Kau sudah membuang kumpulan koleksi photo card langka idolaku! Apa kau tahu, berapa harga semua photo card yang kau buang itu?!" tanya Verda.

"Verda, sudahlah, kau jangan terlalu membesar-besarkan masalah itu, toh itu cuma kumpulan kertas yang dilaminasi! Kau bisa mencetaknya lagi!" sahut Vedra nampak acuh.

"Oh tidak! Tidak!!!" seru Verda kembali histeris.

"Vedra, Verda, ada apa? Kenapa kalian ribut-ribut begini?" tegur Pak Handoko.

"Maaf, Pak Handoko, kami akan kembali bekerja," sahut Vedra.

Vedra beralih ke arah Verda.

"Baiklah, nanti kita bicarakan lagi," kata Vedra.

Vedra kembali berkutat di komputernya, sementara Verda melangkah kembali ke meja kerjanya dengan perasaan hancur yang tak dapat disembunyikan.

...*****...

Kling..

Bel di atas pintu masuk Kedai Kopi Manja berbunyi, menandakan seseorang masuk ke dalam kedai kopi yang cukup ramai dikunjungi di malam hari.

Seorang wanita memasuki kedai kopi itu. Penampilan wanita dengan rambut hitam panjang yang terurai hingga ke pinggang semakin terlihat anggun dalam balutan mini dress hitam berpadu dengan blazer berwarna krem serta sepatu jenis pump yang juga berwarna krem dengan hak setinggi sepuluh senti.

Tangan kanannya menenteng tas tote berwarna hitam, sementara tangan kirinya memegangi ponsel yang terkoneksi dengan earphone nirkabel.

"Green tea latte panas, dengan gula cair terpisah," tebak barista bernama Desta, ia sudah hafal dengan pesanan wanita itu.

Desta mengamati wajah si wanita, sungguh tumben tidak ada lengkungan senyum ramah di wajahnya. Hanya ada ekspresi kesal yang terukir jelas.

Wanita itu segera duduk di salah satu meja yang kosong. Meja yang terletak tak jauh dari sebuah jendela besar.

Kling..

Pintu kedai kopi kembali berbunyi. Kini seorang pria bertubuh tinggi dalam balutan kemeja lengan panjang berwarna abu-abu, dipadukan dengan celana panjang hitam dan sepatu pantofel hitam yang mengilat. Pria berkacamata itu segera menjadi pusat perhatian karena tubuhnya yang tinggi dan menjulang.

"Es Americano," ujarnya kepada barista.

"Atas nama?" tanya Desta.

"Vedra," sahutnya sebelum meninggalkan meja barista.

Pria itu segera duduk bergabung dengan Verda yang sudah menunggunya bersama satu gelas green tea latte panas.

Keduanya saling bertatapan lama tanpa bicara hingga akhirnya pelayan mengantarkan kopi yang dipesan oleh Vedra.

Setelah terdiam cukup lama, Vedra terkejut karena tiba-tiba saja Verda mulai berlinangan air mata.

"Tanggung jawab kau, Ved! Tanggung jawab karena kau sudah menghilangkan paketku! Huhu," Verda mulai menangis.

Vedra mengaduk-aduk es kopinya lalu menyeruputnya pelan-pelan. Pria itu mendelik gusar ke arah wanita yang terkenal sebagai ratu drama di perusahaan tempatnya bekerja.

Wanita yang sepertinya begitu terobsesi pada pria-pria tampan yang pandai menari dan menyanyi.

"Verda, kau hanya kehilangan paket! Kau bisa memesannya lagi kan?" tanya Vedra.

"Memesannya lagi?! Apa kau pikir itu mudah?! Lihat berapa yang harus kubayar untuk semua kumpulan foto yang kau buang!" sahut Verda dengan ketusnya.

Verda menunjukan nominal yang membuat kacamata Ved melorot.

"Itu koleksi photo card langka! Aku mendapatkannya dari seorang penggemar yang mengoleksinya sejak hampir satu dekade yang lalu! Dan kau dengan mudah membuang harta karunku!"

Vedra menelan ludahnya, ia sungguh tak menduga bahwa sudah membuang foto-foto dengan harga fantastis yang nominalnya mencapai tujuh puluh juta.

"'Aku bahkan sudah menghabiskan uang tabunganku untuk paket itu! Aku sungguh harus meminta pertanggungjawaban darimu!" geram Verda.

Vedra mengusap wajahnya dengan gusar. Bagaimana ia bisa melakukan kesalahan yang begitu fatal dengan membuang koleksi foto senilai tujuh puluh juta?!

"Verda, yang benar saja, ini namanya pemerasan! Masa iya, aku harus ganti rugi sampai tujuh puluh juta hanya untuk lembaran kertas seperti itu?" tanya Vedra dengan nada skeptis yang kentara.

"Huh! Orang kalau tidak tahu nilai dari sesuatu, pasti akan berkata seperti itu! Sungguh kau lancang sekali! Lancang!" tandas Verda.

Vedra menyeruput kembali es kopinya.

"Aku tidak mau tahu! Kau harus bertanggung jawab, Ved!" Verda menyilangkan tangannya di depan dada.

Sikap Verda jelas mengintimidasi pria itu.

"Baiklah, aku akan ganti semuanya! Tapi aku minta maaf tidak bisa menggantinya sekarang! Karena jujur saja, saat ini aku sedang tidak punya uang untuk membayar ganti rugi itu," kata Vedra.

"Tapi aku janji akan membayarnya!" Ved menegaskan.

Verda mendelik gusar sambil melemparkan pandangan jengah ke arah pria itu.

"Kau bahkan punya mobil yang bisa kau gadaikan!" geram Verda.

"Maaf, mobilku masih kredit," sahut Vedra.

"Kau punya dua ginjal yang sehat kan?" tanya Verda masih dengan ekspresi kesalnya.

"Maaf, aku masih membutuhkan dua ginjal untuk hidup dengan baik," sahut Vedra.

Verda menatap skeptis ke arah pria itu.

"Lantas, bagaimana caramu akan mengganti rugi? Apa perlu aku melaporkanmu ke polisi?" tanya Verda.

"'Aku rasa hal itu sungguh tidak perlu dilakukan! Kita gunakan cara kekeluargaan saja," kata Vedra.

"'Cara kekeluargaan? Apa maksudmu kau mau kabur? Kau mau lari dari tanggung jawabmu, begitu?" tanya Verda bersikeras.

"Begini, saat ini aku belum bisa membayar ganti rugi, karena aku belum punya cukup dana," jawab Vedra.

"Kenapa bisa begitu?" tanya Verda.

"Ya, pokoknya saat ini intinya aku belum punya dana lebih untuk mengganti rugi," jawab Vedra.

"Aduh, Ved! Jangan berputar-putar seperti ini! Aku mau kau bertanggung jawab atas perbuatan laknat yang sudah kau lakukan!" keluh Verda.

"A-apa?! Perbuatan laknat?!" Vedra terperangah.

Semua orang terlihat langsung menoleh ke arah mereka. Vedra benar-benar merasa malu lantaran ia terdengar seperti orang yang sudah melakukan aksi pencabulan terhadap wanita ini.

"Ya, kau dengan mudahnya membuang harta karunku dan menolak untuk bertanggung jawab!" tandas Verda.

"Verda! Aku akan bertanggung jawab! Aku akan bertanggung jawab tapi tidak sekarang! Kuharap kau bisa mengerti," kata Ved.

"Apa yang bisa kau jaminkan agar aku percaya padamu?" tanya Verda.

Vedra merasa terintimidasi dengan tatapan Verda. Vedra mengeluarkan dompet, mengambil STNK mobilnya dan menyerahkannya pada Verda.

"Ambil ini sebagai jaminan, bahwa aku tidak akan ke mana-mana," jawab Vedra.

"Astaga! Apa kau gila?! Kau akan ditilang polisi jika ada razia!" geram Verda.

Vedra tidak tahu apakah ia harus mengatakan alasan sesungguhnya kepada wanita ini, mengapa saat ini ia sedang kesulitan keuangan. Apa sebaiknya ia berterus terang saja?

"Verda, begini, sebenarnya aku akan menikah, dan semua uangku saat ini terkuras untuk membiayai pernikahanku," Vedra akhirnya menjelaskan.

Mata Verda membulat mendengar pengakuan pria itu.

"Tunggu, Ved! Bukankah kau saat ini sedang terikat kontrak kerja yang melarang karyawan untuk menikah sebelum masa kerja tiga tahun?" tanya Verda.

"Ya, aku sudah memutuskan untuk mengundurkan diri dalam waktu dekat ini," jawab Vedra.

"Oh waahh! Bagus sekali kau, Ved! Kau berjanji akan membayar ganti rugi, tapi kau malah mengundurkan diri! Lantas apa jaminan bahwa kau tidak akan melarikan diri dari tanggung jawabmu?" tanya Verda.

Vedra terdiam dan menyeruput es kopinya, ia merasa tatapan wanita di hadapannya ini begitu mengintimidasinya.

"Begini saja, kau kirimkan aku voice note! Ikuti kata-kataku!" kata Verda dengan nada memerintah.

Vedra mengeluarkan ponselnya, sementara Verda memikirkan kata-kata apa yang harus diucapkannya. Pria itu tidak boleh melarikan diri dari tanggung jawabnya karena sudah menghilangkan paket Verda yang begitu berharga.

"Baiklah, segera rekam ya!" perintah Verda.

"Aku Vedranata akan berjanji untuk bertanggung jawab kepada Verdanica! Aku tidak akan lari dari tanggung jawabku sebagai seorang pria sejati!"

Vedra menekan tombol kirim pada aplikasi percakapan berlogo hijau sambil menatap kesal ke arah wanita yang saat ini terkesan sedang mengancamnya.

Tiba-tiba saja indikator berbunyi karena ponsel Vedra kehabisan daya.

"Baiklah, Verda, aku juga harus meminta satu hal padamu, tolong rahasiakan perihal aku akan menikah!" kata Vedra.

"Ohoho, kau tenang saja!" kata Verda menyeringai.

...*****...

Vedra baru saja terbangun dari tidurnya, ia menyalakan ponselnya lagi setelah semalaman mengisi daya.

Begitu gawai cerdasnya menyala, benda itu nyaris seakan meledak karena begitu banyak notifikasi yang masuk.

Bola mata pria itu seakan hendak keluar saat melihat ribuan pesan yang dikirimkan oleh kekasihnya.

"Ha-halo!" Vedra tergagap saat menjawab telepon dari kekasihnya.

"Vedra! Betapa teganya kamu! Kalau begini lebih baik kita tidak usah menikah!"

"Tu-tunggu, Silvia, apa maksudmu, Sayang?" tanya Vedra begitu panik.

Vedra tertegun saat melihat pesan yang masuk ke ponselnya. 

Jantungnya nyaris lepas saat melihat rekaman voice note yang harusnya ia kirimkan ke Verda justru terkirim ke Silvia.

...*****...

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

3 like mendarat buatmu thor. semangat ya

2024-04-14

0

Kar Genjreng

Kar Genjreng

ancur hati Vedra..gara gara Verda...apa apa an ini kira kira Silvia..aduh ❤️❤️ teracam gagal nikah nih...gara gara gambar Opaa Korea...ya Laki-laki cantik dan berbibir gincu...wek wek wek 🦆🦆🦆🦆 nasib nasib Vedra...mumet lah kepalaku...😄😄😄🤭🤭🤭

2023-01-16

0

Senajudifa

Senajudifa

nt jadix malah kayak vier sm vaya noh

2022-12-06

0

lihat semua
Episodes
1 LeMin - 001
2 Lemin - 002
3 LeMin - 003
4 LeMin - 004
5 LeMin - 005
6 LeMin - 006
7 LeMin - 007
8 LeMin - 008
9 LeMin - 009
10 LeMin - 010
11 LeMin - 011
12 LeMin - 012
13 LeMin - 013
14 LeMin - 014
15 LeMin - 015
16 LeMin - 016
17 LeMin - 017
18 LeMin - 018
19 LeMin - 019
20 LeMin - 020
21 Pengumuman
22 LeMin - 021
23 LeMin - 022
24 LeMin - 023
25 LeMin - 024
26 LeMin - 025
27 LeMin - 026
28 LeMin - 027
29 LeMin - 028
30 LeMin - 029
31 LeMin - 030
32 LeMin - 031
33 LeMin - 032
34 LeMin - 033
35 LeMin - 034
36 LeMin - 035
37 LeMin - 036
38 LeMin - 037
39 LeMin - 038
40 LeMin - 039
41 LeMin - 040
42 LeMin - 041
43 LeMin - 042
44 LeMin - 043
45 LeMin - 044
46 LeMin - 045
47 LeMin - 046
48 LeMin - 047
49 LeMin - 048
50 LeMin - 049
51 LeMin - 050
52 LeMin - 051
53 LeMin - 052
54 LeMin - 053
55 LeMin - 054
56 LeMin - 055
57 LeMin - 056
58 LeMin - 057
59 LeMin - 058
60 LeMin - 059
61 LeMin - 060
62 LeMin - 061
63 Lemin - 062
64 LeMin - 063
65 LeMin - 064
66 LeMin - 065
67 LeMin - 066
68 LeMin - 067
69 LeMin - 068
70 LeMin - 069
71 LeMin - 070
72 LeMin - 071
73 LeMin - 072
74 LeMin - 073
75 LeMin - 074
76 LeMin - 075
77 LeMin - 076
78 LeMin - 077
79 LeMin - 078
80 LeMin - 079
81 LeMin - 080
82 LeMin - 081
83 LeMin - 082
84 LeMin - 083
85 LeMin - 084
86 LeMin - 085
87 LeMin - 086
88 LeMin - 087
89 LeMin - 088
90 LeMin - 089
91 LeMin - 090
92 LeMin - 091
93 LeMin - 092
94 LeMin - 093
95 LeMin - 094
96 LeMin - 095
97 LeMin - 096
98 LeMin - 097
99 LeMin - 098
100 LeMin - 099
101 LeMin - 100
102 Pengumuman persiapan season dua
103 Pengumuman
Episodes

Updated 103 Episodes

1
LeMin - 001
2
Lemin - 002
3
LeMin - 003
4
LeMin - 004
5
LeMin - 005
6
LeMin - 006
7
LeMin - 007
8
LeMin - 008
9
LeMin - 009
10
LeMin - 010
11
LeMin - 011
12
LeMin - 012
13
LeMin - 013
14
LeMin - 014
15
LeMin - 015
16
LeMin - 016
17
LeMin - 017
18
LeMin - 018
19
LeMin - 019
20
LeMin - 020
21
Pengumuman
22
LeMin - 021
23
LeMin - 022
24
LeMin - 023
25
LeMin - 024
26
LeMin - 025
27
LeMin - 026
28
LeMin - 027
29
LeMin - 028
30
LeMin - 029
31
LeMin - 030
32
LeMin - 031
33
LeMin - 032
34
LeMin - 033
35
LeMin - 034
36
LeMin - 035
37
LeMin - 036
38
LeMin - 037
39
LeMin - 038
40
LeMin - 039
41
LeMin - 040
42
LeMin - 041
43
LeMin - 042
44
LeMin - 043
45
LeMin - 044
46
LeMin - 045
47
LeMin - 046
48
LeMin - 047
49
LeMin - 048
50
LeMin - 049
51
LeMin - 050
52
LeMin - 051
53
LeMin - 052
54
LeMin - 053
55
LeMin - 054
56
LeMin - 055
57
LeMin - 056
58
LeMin - 057
59
LeMin - 058
60
LeMin - 059
61
LeMin - 060
62
LeMin - 061
63
Lemin - 062
64
LeMin - 063
65
LeMin - 064
66
LeMin - 065
67
LeMin - 066
68
LeMin - 067
69
LeMin - 068
70
LeMin - 069
71
LeMin - 070
72
LeMin - 071
73
LeMin - 072
74
LeMin - 073
75
LeMin - 074
76
LeMin - 075
77
LeMin - 076
78
LeMin - 077
79
LeMin - 078
80
LeMin - 079
81
LeMin - 080
82
LeMin - 081
83
LeMin - 082
84
LeMin - 083
85
LeMin - 084
86
LeMin - 085
87
LeMin - 086
88
LeMin - 087
89
LeMin - 088
90
LeMin - 089
91
LeMin - 090
92
LeMin - 091
93
LeMin - 092
94
LeMin - 093
95
LeMin - 094
96
LeMin - 095
97
LeMin - 096
98
LeMin - 097
99
LeMin - 098
100
LeMin - 099
101
LeMin - 100
102
Pengumuman persiapan season dua
103
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!