Verdanica, biasa dipanggil Verda. Wanita itu sedang mematut dirinya di depan cermin saku bermotif kepala hello kitty berwarna merah muda. Ia memulaskan kembali perona bibir berwarna jingga yang membuat bibir tipisnya merekah.
Verda tak lupa menyemprotkan kembali parfum beraroma maskulin, wangi khas pria tampan, begitulah Verda menyebut parfum yang kerap ia gunakan sehari-harinya.
Verda membawa selembar kertas dalam map plastik bening. Ia menuju ke ruangan kerja kepala bagiannya. Pak Handoko, pria paruh baya itu mendongak saat Verda mengetuk pintu ruangan kerjanya.
Tok..Tok..
"Pak Handoko, boleh saya masuk?" tanya Verda.
"Silakan," Pak Handoko menyahut.
Verda mengembangkan senyumnya yang disambut datar oleh Pak Handoko. Wanita itu segera duduk di kursi yang menghadap langsung ke meja kerja Pak Handoko.
"'Pak, saya mau mengajukan cuti untuk bulan depan, tanggal 5," Verda mengeluarkan formulir pengajuan cutinya.
"Verda, tapi saya dapat informasi dari Ved, bahwa bulan depan dia mau cuti pada tanggal yang sama denganmu," kata Pak Handoko.
Verda merasa ada petir yang menyambar dalam kepalanya.
"Coba kalian koordinasikan dulu, kalian tentu tidak bisa mengambil cuti bersama-sama seperti ini," Pak Handoko memberi usulan.
Verda menghela napas berat, sebelum meninggalkan ruangan kerja Pak Handoko. Verda melangkah gontai ketika kembali ke meja kerja. Ia mengerucutkan bibirnya ketika melihat sosok pria yang saat ini sedang berkutat di belakang meja kerjanya.
Mendiskusikan masalah pekerjaan dengan pria itu saja begitu sulit, apalagi mendiskusikan masalah cuti?!
Verda merutuk kesal, kenapa pria itu mengambil jadwal cuti yang sama dengan Verda?
Coba saja bicarakan baik-baik dengan pria itu, seperti usul Pak Handoko.
Verda menghampiri kubikel pria berkacamata yang saat ini begitu sibuk berkutat di depan layar monitor besarnya. Tangan kiri pria berkacamata persegi itu menopang dagu, sementara tangan kanannya sibuk mengarahkan mouse di layar monitor.
"Vedra," panggil Verda ragu-ragu.
Tidak ada sahutan yang keluar dari bibir yang terkatup rapat dan mata yang tak teralih dari depan layar monitor yang kini memunculkan ratusan angka.
Takk..Takk..
"Halo, Vedra!" Verda mengetuk-ngetuk jarinya di meja kerja pria itu.
"Ada apa?" tanya suara dingin tanpa ekspresi dari pria dengan kondisi muka yang selalu tertekuk.
Verda menghela napas, ada rasa gentar yang membuatnya malas untuk bicara dengan pria kaku itu. Tapi, tekad Verda sudah bulat, ia harus mendiskusikan masalah cuti mereka.
"Vedra, aku dengar dari Pak Handoko, tanggal 5 bulan depan kau mengajukan cuti, tidak bisakah kau undur? Jujur saja, tanggal 5 bulan depan merupakan hari yang sangat penting untukku! Aku harus cuti di tanggal 5 bulan depan," kata Verda.
"Tidak bisa!" sahut pria itu dengan cepat tanpa menoleh pada Verda.
"Vedra, kumohon! Tanggal 5 bulan depan, aku harus cuti! Aku harus ke luar kota! Ada acara yang harus kuhadiri! Acara yang sangat penting dalam hidupku! Aku mohon, ini permintaan pertama dan terakhir dalam hidupku!" Verda memohon kepada pria itu.
"Tidak bisa! Aku sudah lebih dulu darimu mengambil cuti di tanggal itu, jadi kuharap kau bisa sportif," Vedra beralih dari monitor komputernya.
Tangannya yang panjang mengambil selembar kertas dari tray teratas di sudut meja kerjanya.
"Ini formulir pengajuan cutiku, yang sudah ditandatangani oleh Pak Handoko, jadi tolong kau tandatangani, sehingga bisa kuserahkan ke HRD untuk diproses," Vedra menyodorkan formulir tersebut pada Verda.
Verda melotot kesal, ingin rasanya ia merobek kertas itu, namun ia punya etika yang harus dijaga demi profesionalisme kerja. Biar bagaimanapun, tidak baik bertengkar dengan rekan kerja.
"Vedra, haruskah aku berlutut di depanmu? Haruskah aku bersujud di kakimu agar kau bersedia menukar cutimu?" tanya Verda dengan tatapan memelas.
"Kau tidak perlu repot-repot melakukan hal itu, karena meski kau melakukannya pun, tetap tak akan mengubah keputusanku," jawab Vedra dingin.
Verda benar-benar kesal, jika saja santet itu tidak berdosa, ia pasti sudah menyantet pria dingin, kaku, dan arogan bernama lengkap Vedranata itu.
Verda kembali ke tempat duduknya dengan segala kekesalan yang berkecamuk di hatinya. Ia benar-benar kesal karena memiliki rekan kerja yang susah diajak bekerja sama.
Vedra menjadi rekan kerja Verda selama hampir tiga tahun setelah rekan sebelumnya mengundurkan diri pasca menikah.
Kenapa perusahaan mau mempekerjakan orang yang tidak bisa diajak bekerja sama seperti dia? Batin Verda merutuk kesal.
"Verda, paket!"
Kekesalan Verda langsung buyar begitu sebuah paket mendarat di meja kerjanya. Seketika Verda merasa cerah dan berbunga-bunga saat mulai membuka dus dengan pisau cutter secara hati-hati.
"Wah, kau beli apa lagi, Ver?" tanya Nita, rekan kerja yang kebetulan lewat di depan kubikel Verda.
"Wah, apakah itu yang datang?" Ican melongo dari kubikelnya.
Mata Verda membulat besar, pupil bergetar, dan deru napasnya memburu seakan ia baru saja menemukan harta karun di dalam kotak tersebut.
Segala kegundahan Verda benar-benar lenyap dan tergantikan dengan kebahagiaan bertubi-tubi. Sebuah album yang masih tersegel sempurna membuat mata Verda berbinar-binar.
Album tersebut merupakan album terbaru dari grup idola FANCY, grup idola pria yang saat ini sedang berada di atas angin dan menjadi pusat bagi dunia Verda. Grup idola beranggotakan sembilan orang pria tampan di usia awal dua puluhan yang membuat jutaan hati wanita di seluruh dunia sedang terpaut akan kehadiran mereka.
Verda benar-benar jatuh cinta pada boyband asal negeri ginseng itu. Fiancee adalah nama fandom dari boyband tersebut dan menjadi seorang Fiancee adalah takdir Verda.
Verda dengan cepat membuka album terbaru yang diimpor langsung dari negara asalnya. Dengan tangan bergetar hebat, ia memandangi printilan yang ada pada album tersebut, berupa post card, pembatas buku, photo card, hingga poster lipat.
"Jehun!" seru Verda begitu mendapatkan photo card dari bias atau idola favorit Verda yang bernama Jehun.
"Ya Tuhan! Jehun! Aku dapat photo card Jehun!" jerit Verda tertahan dengan air mata yang mulai berlinangan.
Bisa mendapatkan photo card Jehun, bias sejuta umat, sungguh suatu hal yang luar biasa. Hanya orang-orang yang beruntung bisa mendapatkan photo card idola tampan tersebut dari album fisik yang sudah dibeli. Terlebih photo card yang menjadi bonus pada sebuah album disiapkan secara random atau acak. Maka tak heran harga dari sebuah photo card jauh lebih mahal daripada harga sebuah album fisik.
Nita dan Ican yang melihat betapa senangnya Verda, saling lempar pandangan. Hanya gara-gara selembar kertas, Verda begitu senang hingga nampak seperti orang kesurupan.
"Jehunku! Jehunku yang tampan akhirnya pulang!" Verda kegirangan, memperlakukan selembar photo card dengan begitu hati-hati, seakan selembar kertas tampan itu adalah bayi yang baru saja dilahirkan ke dunia.
"Ya ampun, Verda, kau ini sungguh seperti ABG zaman sekarang yang kegirangan boyband," Ican terkekeh.
"Haha, seandainya saja di zaman aku masih ABG sudah ada yang begini, sayangnya dulu belum ada," Verda tertawa.
"Hmm, kalau aku pribadi ya, apa enaknya hanya bisa memandangi pria tampan tanpa bisa menyentuhnya! Enak juga pria yang nyata! Bisa disenonohi!" seloroh Nita.
"'Haha! Nit, aku siap di-gangbang, asal bersama mereka!" Verda menyeringai mesum.
"Ya elah, Verda! Gila kau ya!" Ican bergidik seram mendengar kehaluan Verda.
Verda tertawa, namun tawanya segera sirna saat melihat Vedra yang nampak memasang ekspresi sinis. Verda meninggalkan formulir permohonan cuti yang harusnya ditandatangani oleh Verda.
"Tolong tanda tangani formulir cutiku!" Vedra menyodorkan formulir itu pada Verda.
Formulir tersebut harus ditandatangani oleh Verda sebagai bentuk persetujuan untuk memback-up pekerjaan Vedra selagi pria itu cuti.
Verda seketika galau karena bulan depan, tepatnya tanggal 5, FANCY akan mengadakan konser, yang mana artinya Verda harus datang karena ia sudah berhasil membeli tiket konser tersebut.
Aku tidak mau tahu, pokoknya aku harus cuti sebelum tanggal 5! Sebodoh amat dengan pria itu! Geram Verda dalam hatinya.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Kar Genjreng
ha ha 🤗🤣 ya kasian Vidra mau tunangan gatot deh 😁😁 yang mau nonton tidak perduli boybandnya... yang di idolakan mau tampil..😚😚😚
2023-01-16
0
Senajudifa
🤣🤣🤣🤣🤣
2022-12-04
0
Nancy Avika
waah, awal yang seru thor! Yuk lanjut 😁
2022-02-06
0