Ibra baru saja sampai di apartemen nya, begitu rapat selesai, Ibra langsung tancap gas segera pergi dan akan segera pulang. Ntah perasaannya sangat tidak tenang meninggalkan indah hanya bersama maminya, tentu semua pekerjaan dilimpahkan kepada David setelah rapat selesai.
Ibra menekan password kamar apartemen nya dan masuk kedalam.
"Assalamualaikum" Ibra terdiam saat melihat dua wanita berbeda usia tengah duduk santai dengan menikmati teh dan juga roti di sofa tamu
"Wa'alaikumsalam,, kau sudah pulang?" sahut mama
"Iya,,," jawab Ibra seadanya.
Kekhawatiran Ibra lenyap ketika melihat indah sepertinya baik-baik saja. Lalu Ibra ikut duduk dan menatap indah dan maminya bergantian
"Cobalah, ini kue buatan Indah,, sangat enak" ucap Mami Ibra
"Indah buat kue?! apa dia tau jika mami begitu menyukai kue?! pantas saja mereka berdua terlihat cepat akrab" batin ibra mengambil satu potongan brownies keju didepannya.
"Bagaimana? enak kan?" tanya mami
"Hem" Sahut Ibra
"Apa mami bilang, ini sangat enak, mami suka. Rasanya tidak kalah dengan brownis di Turki" ucap mami Ibra dan Indah hanya tersenyum kecil
Padahal awalnya, indah begitu takut jika masakannya tidak sesuai dengan selera mami Ibra, tapi ternyata dugaannya salah. Bisa terlihat dari raut wajah mami Ibra, dia begitu menyukai masakan indah. Sepertinya melalui masakan, perlahan Indah bisa mengakrabkan diri pada calon mertua pura-pura nya itu.
"Kapan kau akan melamar indah?!" Tanya mami tiba-tiba
Uhukkk uhukkk uhukkkkk
Tiba-tiba Ibra langsung tersedak saat mendengar ucapan maminya. Dengan cepat Ibra meminum teh yang ada di depannya tanpa bertanya gelas itu milik siapa.
"What?! pak Ibra minum dari gelas ku?!" batin Indah tercengang
Setelah menghabiskan teh itu, Ibra kembali meletakkan gelas yang di pegang nya keatas meja. Barulah Ibra sadar jika dirinya mengambil gelas milik Indah
"Astaga!" batin Ibra
"Mas,, itu kan gelas ku" ucap Indah pelan
"Maaf, aku,,, tidak tau" ucap Ibra merasa tidak enak
"Memangnya kalian belum pernah berciu,,,," ucap mami terputus karena dengan cepat Ibra memotong ucapan Maminya
"Sudahlah mi,,, jangan bahas itu!" sahut Ibra
"Mami hanya ingin tau saja! sejauh mana kalian berdua berhubungan! kau sudah tua, apalagi mami. Harusnya kau sudah menikah dan memberikan mami cucu!! mau sampai kapan kalian berdua hanya pacaran tanpa kejelasan??apa kau hanya main-main dengan indah??" ucap mami Ibra panjang lebar
Ibra memijit keningnya yang terasa pening. Tidak punya pasangan diomelin, giliran ada pasangan juga masih diomelin dan disuruh cepat menikah. Rasanya Ibra ingin sekali menjerit dan pergi saja dari tempat itu
"Jawab Ibra!" sarkas mami
"Iya iya,,, dalam wktu dekat aku akan melamar Indah" sahutnya cepat
Deg!
Indah tercengang, tatapan indah dan Ibra bertemu. Ini semua diluar rencana mereka, dan sangat meleset jauh dari apa yang sudah mereka rencanakan. Sementara Ibra tidak memiliki pilihan lain ketika terus dipojokkan
"Mumpung mami masih ada disini, kalian langsungkan saja acara pertunangannya" ucap mami sengaja memancing dan melihat reaksi Ibrahim dan juga Indah. Mami ingin membuktikan sendiri, apa keduanya sandiwara atau memang serius dengan hubungan mereka.
Deg!
"Mi,,, itu terlalu cepat,, aku masih banyak pekerjaan di kantor" elak Ibra
"I,,iya bu,,, itu terlalu cepat sepertinya. Lagian kami kan perlu mendalami karakter masing-masing" ucap indah mencari alasan lain.
"Bukankah kalian sudah 3 bulan pacaran?! apa itu belum cukup untuk mengenal satu sama lain? terlalu lama menunda itu tidak baik. Bisa-bisa kalian berdua khilaf dan yahh melakukan hubungan suami istri diluar pernikahan!" ucap mami Ibra semakin menjadi
"Astaga mami,,,,!! itu tidak akan mungkin!!" Sahut Ibra
"Apanya yang tidak mungkin?! kau kira mami tidak mengenalmu hah?! mami sangat tau berapa banyak wanita-wanita diluar sana yang sudah menjadi mantanmu! kali ini mami serius Ibra!! mami tidak mau lagi melihat kau mempermainkan perasaan wanita!" Sarkas mami Ibra
Ibra mengusap wajahnya yang kusut, kali ini maminya lebih parah. Bagaimana bisa dia menyuruhnya cepat menikahi indah, sementara keduanya hanya berpura-pura. Semua meleset dari rencana yang sudah di susun matang oleh Ibra sendiri.
"Apa yang harus aku lakukan??!" batin Ibra bingung
Melihat wajah Ibra dan indah berubah, mami tersenyum puas. Dengan desakannya, mami Ibra akan semakin tau kenyataan sebenarnya. Jika memang Ibra dan indah adalah pasangan, tentu keduanya tidak akan keberatan untuk segera bertunangan. Dan jika mereka berdua hanya pura-pura maka akan segera terbongkar kebusukannya.
Setelah perdebatan yang alot, Ibra memutuskan untuk masuk kedalam kamar dan menyegarkan dirinya. Sementara Indah masih berada di ruang tamu menemani mami Ibra.
"Kau jangan diam saja Indah, katakan pada Ibra untuk segera menikahimu" ucap mami
"Bu,,,"
"Panggil aku mami,,," perintah mami
"Astagfirullah" batin indah tak henti-hentinya beristighfar saat menghadapi mami Ibra yang sangat cerdik dan pandai sekali memainkan kata, memainkan emosi orang lain.
"Mi,,, mungkin mas Ibra belum siap untuk menikah dalam waktu dekat. Biarkan kami mengenal sedikit lama lagi agar kami lebih yakin jika harus melangkah ke jenjang yang lebih serius" ucap indah dengan lembut
"Kau mengelak? apa kau tidak benar-benar mencintai putraku?" tanya mami
"Astagfirullah,,,,, bukan mengelak mi,,, tapi banyak hal yang belum indah ketahui dari mas Ibra. Dia sangat sibuk bekerja, bahkan kami belum terlalu dekat mi dan belum mendalami karakter masing-masing. Beri kami sedikit waktu lagi ya mi,," ucap indah membujuk mami Ibra.
"Apa salahnya jika hanya bertunangan? itu artinya kan mengikat kalian berdua. Setidaknya kalian berkomitmen untuk ke jenjang yang lebih serius" ucap mami
Indah benar-benar tidak mengerti lagi bagaimana menghadapi mami Ibra. Rasanya sudah ingin menyerah dan mengatakan semuanya. Indah benar-benar tidak menyangka jika mami Ibra sangat sedetail itu.
"Sudah-sudah lebih baik kita jalan keluar, cari angin segar diluar daripada disini hawanya sangat panas" ucap Ibra yang baru saja keluar dari kamar dan nampak begitu segar setelah mandi keramassssss mendinginkan kepalanya yang hampir meledak karena maminya.
"Ah iya mas,, ayo mi,, lebih baik kita jalan keluar cari angin segar" ucap Indah
"Baiklah, mami siap-siap dulu"
Kemudian mami beranjak menuju ke kamarnya. Mami ingin tau apa yang akan di lakukan indah dan juga Ibra selanjutnya.
"Pak,,, bagaimana ini?" ucap indah setengah berbisik saat ia berdiri menghampiri ibra
Kemudian Ibra menarik lengan indah dan mengajaknya masuk kedalam kamar.
"Ssttt,,, nanti kita bahas masalah ini lagi. Semua terjadi diluar rencana kita! sepertinya mamiku menganggap serius hubungan ini. Berarti dia percaya dengan akting kita,,,"
"Iya,, tapi,, mami anda jadi memojokkan kita. Saya tidak mau jika harus menikah dengan anda pak!" ucap indah
"Memangnya aku mau nikah sama kamu?!" sarkas Ibra tak kalah dengan Indah
"Terus gimana,,,?" ucap indah terpotong ketika melihat pintu terbuka dan mami Ibra sudah berdiri didepan pintu. Mami Ibra melihat Ibra dan Indah begitu dekat dengan saling menatap
"Apa yang kalian lakukan?!"
Deg!
"Mami?" ucap Ibra dan Indah bersamaan
Bersambung,,,,,,,, 🤍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
pintar nya mama Ibra 👏👏👏
2023-12-27
0
Nie.aja
ketangkap basah deh... kali aja...ibra langsung mau di suruh nikahin indah 🤭🤭
2021-11-16
0
Annisa Assegaf
ide bagus mi.... biar si Ibra cepet tobat, nikahin aj😊
2021-11-14
1