Rainbow and Twilight

Rainbow and Twilight

Kapan Nikah?

"Kapan nikah ?" adalah sebuah pertanyaan paling mainstream diterima dan pukulan paling mematikan ketika tengah menghadiri pertemuan di hari lebaran, menghadiri acara pernikahan seseorang atau datang ke acara yang diadakan keluarga atau kerabat sendiri. Kenapa menjadi pukulan paling mematikan ? karena jika pada saat mendapatkan pertanyaan itu kalian tengah "jomblo". So, buat jomblowers siap-siap aja baper karena pertanyaan ini.

*Ruang Tamu

Seorang gadis tengah duduk di sofa ruang tamunya. Lebih terlihat melamun sih sebenarnya, tetapi yaudah lah terserah dia yang penting nggak kesambet tuh anak orang. Entah apa yang ia pikirkan.

Gadis itu adalah aku, Alyssa Salshabilla atau bisa dipanggil Al, eh tapi bukan Al anaknya Om Ahmad Dhani loh yah karena sudah kukatakan kalau aku ini perempuan. Entahlah, aku juga bingung dengan apa yang ku pikirkan, pikiranku melayang pada bayangan yang terlintas dalam memori otakku. Niatku pun tertunda karena sebelumnya aku duduk di sana hanya karena ingin menonton siaran televisi.

"Cantik dan berprestasi. Baru saja lulus kuliah. Incaran para ibu-ibu yang menginginkan menjadi menantu". Setidaknya itulah yang dikatakan Ibu-Ibu teman Mama waktu arisan di rumah beberapa waktu lalu. Bahkan ada tante-tante yang menawarkan anaknya untuk dijadikan suamiku. Oh God !

"Heran gitu kenapa Alyssa bisa betah dengan status jomblonya padahal banyak sekali pria yang suka dan mengejarnya dari SMA sampai ke Perguruan Tinggi" dan itulah kalimat yang dapat ku tangkap dari pembicaraan antara sepupuku dengan Mama.

Dira yang baru saja datang lalu menyapaku yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Kebiasaan tuh anak ngagetin aja kerjaannya. Aku yang tadi memang melamun sebentar tersentak karena mendengar kedatangan Dira, sepupu yang tadi ku katakan tengah berbincang dengan Mamaku.

"Ya ampun Dir, jangan ngagetin apa kalau datang" kataku yang membuat Dira terkekeh.

"Habisnya sih kamu melamun, memangnya kamu lagi mikirin apa Al ? Entar kesambet lagi. Kamu juga hari ini nggak ada rencana ke mana gitu ?" tanya Dira sekali lagi yang masih betah menanyakan penyebab kenapa aku melamun. Dia memang kepo.

"Nggak ah, males" sahutku singkat. Tanganku kini bergerak mencari-cari keberadaan remote televisi.

"Kamu nanti ikut ke acara pernikahan anaknya Om Tora kan Al ?" tanya Dira yang matanya masih memandangi layar besar televisi.

"Hmm, gimana ya, aku males banget kalau harus ke sana Dir, kamu tahu kan apa yang tante-tante tanyain nanti kalau ketemu sama anak seumuran kita ?" Dira justru tertawa dan membuatku menekukkan alis.

Dira mencoba mengendalikan tawanya. "Iya, aku tahu kok kalau kamu paling males ditanyain kapan nikah sama mereka karena kita baru lulus kuliah, benar kan ?". Raut kesal mulai terukir di wajahku. Meskipun perkataan Dira itu benar adanya, tetap saja aku sebal dengan ulahnya yang selalu meledek.

"Udah dong janagan kesal gitu, mau gimana lagi coba ? Kita harus datang ke sana, kamu mau mama kamu kesal gara-gara kamu nggak mau ikut ke Bandung dulu ?".

Aku pernah menolak ikut ke acara pernikahan kerabatku di Bandung dan alhasil ya aku dimarahi oleh Mama. Kalimat itu memang "horor" bagi kebanyakan manusia spesies jomblo di masa modern saat ini. Itulah alasanku, tapi bagaimana pun aku menghindar aku harus datang ke sana dengan terpaksa.

Resepsi pernikahan.

Terlihat keluarga besarku sudah memasuki gedung tempat resepsi hari ini berlangsung. Ramai. Aku berusaha menghindari kerumunan tante-tante saudara dari Mama Papa karena tak ingin ditanya kapan aku akan menikah. Tangan Dira langsung ku seret untuk pergi bersamaku.

"Al, kenapa sih ?" tanya Dira dengan mengerutkan dahinya karena tiba-tiba dia ditarik menjauh dari pelaminan.

"Aku males ke sana" jawab ku singkat, padat dan jelas sekali ke mana arah pembicaraannya. Dira tampak sudah lelah mendengar alasanku kali ini. Kini berbalik, ia justru menarik tanganku ke arah yang berlawanan. Aku tentu saja sempat berontak, namun aku harus mengalah karena mendapat tatapan tajam dari Mama yang berdiri di kejauhan.

"Ini dia orangnya" ucap Ibu Gita, Mamaku. Nampak di sebelah Mama ada seorang yang sebaya dengannya menatapku dengan senyum manis terpatri.

"Cantik Git anak kamu" puji wanita paruhbaya itu kepadaku. Tanpa harus disuruh apalagi diomelin Mama pun aku sudah tangan menyalami wanita itu sambil melempar senyuman.

"Makasih tante" sahutku yang lagi-lagi mengembangkan senyuman. Menurutku ibu ini bukan tipe orang seperti tante-tantenya yang sibuk menanyakan hal yang menjengkelkan untuk seorang jomblo sepertiku. Wanita paruhbaya itu diketahui bernama Ibu Ajeng istri dari pengusaha ternama di Indonesia dan merupakan sahabat dari orang tuaku.

"Kamu masih kuliah atau sudah kerja, Nak ?" tanya Tante Ajeng.

"Saya baru lulus kuliah tante, tapi wisudanya belum, bulan depan Insya Allah"

Tante Ajeng semakin terpikat dengan sopan santunku, terlihat dari wajahnya. Bukannya aku kepedean loh ya dan bukan berarti juga sikapku ini menandakan bahwa aku cuma cari muka, ngapain cari muka ? mukaku juga udah ada haha. Dira yang sedari tadi meninggalkanku ketika telah berhasil membawaku kepada Mama tercinta hanya tersenyum dari kejauhan melihat aku sepupunya ini sedang bicara.

"Oh ya, Alyssa mau kan datang sama orang tua kamu ke rumah tante besok lusa karena tante akan mengadakan acara ulang tahun cucu tante jam 8 malam sampai selesai" undang Tante Ajeng dan sangat mengharapkan kedatanganku dan keluargaku besok lusa. Aku mengalihkan pandangan ke Mama sebentar. Mama tak bergeming.

"Kenapa diam Al ?" tanya Tante Ajeng heran.

"Iya tante aku mau kok datang sama papa mama" akhirnya jawaban yang diharapkan Tante keluar langsung dari mulutku. Aku benar-benar tak bisa berkutik sekarang, aku tak mungkin bisa menolak permintaan tersebut karena itu benar-benar tidak sopan. Lagi pula toh di sana juga tidak akan ada tante-tantenya yang akan menanyai tentang status kejombloanku, jadi tak salah bukan jika nanti aku nanti menghadiri acara tersebut.

"Baiklah, tante tunggu kehadiran kamu, Nak" Tante Ajeng.

Kedua wanita paruhbaya yang bersahabat ketika di bangku kuliah itu pun pergi tak lama kemudian untuk menemui ibu dari mempelai pengantin. Akhirnya aku bisa pergi menghampiri Dira yang duduk menatapku dengan senyuman jailnya. Mukaku terlihat kesal, bukan karena Tante Ajeng melainkan karena Dira yang pergi meninggalkanku karena tak ingin ikut terlibat dalam obrolan.

"Udah, maaf deh. Aku nggak mau ganggu jadi milih duduk di sini" ucap Dira mata yang penuh pengharapan maafnya diterima olehku.

"Huft... Iya deh dimaafin" jawabku yang tak tega melihat wajah melasnya. Tiba-tiba di tengah obrolan asik antara aku dan Dira, datanglah tante Nuri yang sejak tadi ku hindari.

"Alyssa !" sapa Tante Nuri. Kaget. Pasti. Aku dan Dira berdiri dari kursi dan menjabat tangan Tante Nuri kemudian aku dan Dira saling melontarkan senyuman terpaksa karena tak bisa lagi menghindar.

"Apa kabar tante ?" tanya aku dengan wajah yang bisa dibilang konyol.

"Tante baik, kalian sendiri bagaimana ?" tanya tante Nuri balik.

"Satu dua tiga" gumamku dalam hati.

"Oh iya, kamu kapan nikah ?" jeder !! pertanyaan horor telah keluar.

"Tuh kan bener, pasti tante tanyain ini. Tante Nuri mah cuma basa-basi doing nanyain kabar akunya" gumam sekali lagi dalam hati. Belum sempat aku menjawab, seseorang yang disampingku justru membuaku lebih kaget lagi.

"Sebentar lagi Alyssa bakal menikah kok tante" jawab Dira dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari sorot mataku yang indah ini. Mulutku pun bergerak mengatakan "Apaan sih Dira !" namun tak bersuara karena takut didengar oleh tante. Tante Nuri pun terkejut dengan apa yang Dira utarakan mengenai hal tersebut.

"Benarkah ???" tanya tante Nuri sambil menggoyangkan lenganku beberapa kali.

Lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum paksa. Tidak mengiyakan dan juga tidak menggubrisnya. Alasannya adalah mungkin nanti tante akan terus bertanya mengenai status kejombloan yang selalu aku pertahankan. Aku hanya hanya tersenyum karena terlihat wajah tante Nuri sangat puas mendengarnya.

"Tante bahagia Al mendengarnya, tante ke sana dulu ya" kata tante Nuri yang kemudian meninggalkaku dan Nadira karena ada yang memanggilnya dari arah pelaminan. Setelah tanten benar-benar sudah jauh dan tak bisa mendengar obrolan kami, barulah aku meluapkan kekesalan kepada Dira. Sebelum aku memarahinya, Dira justru terlebih dahulu menutup mulutku dengan tangannya.

"Sssttt... jangan marah-marah. Ini pernikahan orang loh, nanti acaranya rusak gimana ? Lagian tuh ya, emang benar kan kalau sebenar lagi kamu mau nikah" ucap Dira yang kemudian melepaskan tangannya.

"Nikah ? Sama siapa Nadira ? Jangan ngaco deh" celotehku.

"Kamu dengar nggak sih apa yang aku bilang ? Sebentar ! Emang kamu mau nikahnya lama lagi ?" jawab Dira.

"Ya, ya, hmm, ya terus kalau tante Nuri nganggepnya serius gimana terus nanyain sama mama aku ? Aku jawab apa nanti ? Kamu tahu kan kalau aku jomblo ?" kataku yang berusaha mengecilkan suara ketika menyebutkan kata "jomblo".

"Kan kamu nggak bilang iya sama tante Nuri jadi nanti kamu bilang aja kalau maksud kamu itu harapannya semoga sebentar lagi kamu menikah". Aku memejamkan mata beberapa saat. Tarik napas, hembuskan, tarik napas, hembuskan.

Sebenarnya bukan karena aku tak laku untuk cari pacar, hanya saja aku alasan mempertahankan status kejombloan karena tak ingin studiku terganggu hanya karena terbuai manisnya cinta dan terluka akibat patah hati.

Oke, inilah alasan dari seorang Alyssa Salsabila. Sendiri sampai saat ini ialah pilihanku, namun kesendirian itu pula yang membuatku frustasi menghadapi pertanyaan tante-tantenya yang bisa dibilang "rempong" karena terlalu antusias mengetahui kapan aku akan menikah. Baiklah, yang penting acara hari ini berjalan dengan lancar dan akhirnya aku bisa pulang ke habitatku.

Semoga suka. Salam manis, Bie.

Next?

Terpopuler

Comments

Windy Harun

Windy Harun

tllu bertele2

2020-05-14

1

eva marc

eva marc

lmyan,lnjut

2020-03-02

1

khaa nam

khaa nam

Mira?

2019-09-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!