"Mama sudah menjodohkanmu dengan Giselle." Isabelle Nagendra berucap dengan nada tegasnya, menatap lelaki yang menjadi putra sulungnya itu.
"Apa?! Aku sudah bilang aku tidak ingin semua ini. Kenapa mama memaksaku untuk menikah dengan wanita yang tidak aku cintai?!" Ia tersentak mendengar ucapannya.
"Ver dengar! Cinta itu hanya masalah waktu, kau hanya perlu belajar untuk menerima Giselle dalam hidupmu lalu dengan sendirinya, cinta akan datang beriringan."
"Pokoknya aku tidak mau! Aku tidak ingin menjadi alat transaksi agar bisnis keluarga kita lancar! Lagipula apa mama tidak memikirkan bagaimana perasaanku? Apa mama tidak memikirkan bagaimana kehidupanku nantinya? Bagaimana kalau nanti aku tidak hidup bahagia dengannya? Jangan bersikap egois, ma!" tukasnya meluap-luap, kesabarannya sudah habis menghadapi sikap keras kepala dari wanita yang menjadi ibunya itu.
Plakk!
Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi kirinya. Rasa perih bercampur panas seketika dirasanya, bersamaan dengan itu kulit putihnya mulai berubah merah.
"Kau yang egois! Mama hanya berusaha membuatmu memiliki kehidupan yang layak dan nyaman, tapi apa yang kau lakukan? Kau malah terus menentang semua ini dan bersikeras dengan pilihanmu. Apakah kau tidak merasa kasihan dengan mama, papa, dan Vier? Dengan sikapmu yang seperti ini, kau mempersulit keadaan, dan mengubah masalah yang simpel menjadi sesuatu yang rumit. Lagipula kenapa kau tidak suka dengan Giselle? Dia wanita yang cantik, keluarganya kaya, dia baik, dan pintar. Bahkan dia sudah mencintaimu sejak lama. Tapi, kenapa kau selalu menolaknya?"
"Mama selalu menyalahkanku atas semuanya. Apa mama pikir orang paling bersalah dalam keluarga ini, hanya aku?"
"Apa kau bilang?!" Tangan Isabelle terangkat, siap mendaratkan tamparan lain padanya. Namun mendadak Vier muncul dan mencegahnya.
"Mama, hentikan! Jangan seperti ini!" ujar Vier menahan Isabelle.
"Lepaskan Vier! Kakakmu itu benar-benar keras kepala, biarkan mama menamparnya agar dia mau sadar dengan situasi kita saat ini."
"Bukan begini cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah, ma!" Vier masih berusaha menahan.
"Lepaskan saja Vier, biarkan mama puas menamparku. Aku lebih baik di siksa daripada harus menikah dengan wanita yang sama sekali tidak aku cintai," ujarnya frustasi. Vier melirik lelaki yang menjadi kakaknya itu.
"Apa kau bilang?" Vier tidak mengerti.
"Pokoknya kau akan tetap menikah dengan Gisella, suka atau tidak!" pekik Isabelle penuh penekanan.
"Apa?!" Vier meliriknya dengan wajah terkejut.
"Huft~" Xiever Nagendra, menghela napas panjang saat kejadian beberapa saat yang lalu itu berputar dalam benaknya.
Hatinya masih bergemuruh. Ia masih tidak terima dengan keputusan sepihak yang telah diambil Isabelle atas kehidupannya.
Xiever menatap keluar jendela. Berdiri di depan jendela kaca besar yang kini menunjukkan jalanan kota Jakarta yang begitu padat.
Aku tidak akan tinggal diam. Aku tidak bisa terima dengan perjodohan ini. Pokoknya aku tidak mau menikah dengan wanita yang tidak aku cintai. Ver mengepalkan tangannya erat. Rahangnya menegas dengan tatapan mata tajam memandang keluar jendela.
Pikirannya siang itu, benar-benar penuh dengan keputusan Isabelle. Ia bahkan sampai tidak bisa fokus pada pekerjaannya.
"Aku akan membuat perjodohan ini batal! Hanya dengan begitu, aku bisa tenang," gumamnya pelan.
Tok! Tok!
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Tidak lama, terdengar suara pintu yang terbuka.
Dari pantulan kaca dihadapannya, Ver melihat sekretarisnya masuk.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
ShiHoMi Channel
😒
2022-02-02
0
Umi Ningsih Mujung
❤️
2021-11-13
0