"Bagaimana kau bisa mendapatkan kalung seperti ini?" Aphrodite beralih fokus pada Vier.
"Kalung ini hanya ada satu di dunia, karena aku sendiri yang khusus membuatkannya untukmu. Aku menabung sangat keras agar bisa membuatkannya."
"Benarkah? Kau sungguh manis. Tapi, memangnya kau bisa membuat kalung? Aku ragu, apa jangan-jangan kau memesannya." Aphrodite terkekeh pelan.
"Aku benar-benar membuatnya dengan tanganku sendiri. Aku sempat mengambil les untuk membuat kalung seperti ini, dan karena teringat denganmu. Jadi aku membuatkannya khusus."
"Haha, aku hanya bercanda. Lagipula aku percaya ini buatanmu."
"Kalau begitu, biar aku bantu kau mengenakannya."
"Boleh."
Vier memasangkan kalung yang ia berikan pada Aphrodite. Wanita itu tersenyum memandangi kalung yang kini tergantung pada lehernya.
"Cantik." Vier tersenyum.
"Apakah kau tahu kenapa aku suka dengan bunga myrtle?" Aphrodite beralih perhatian padanya.
"Karena kau adalah Aphrodite, dalam cerita Yunani kuno, Dewi Aphrodite memang dilambangkan dengan bunga myrtle."
"Memang benar, itu sebuah kebetulan. Tapi yang membuatku suka dengan bunga myrtle, karena bunga ini melambangkan kesetiaan, cinta abadi, serta keberuntungan. Selain itu, bunga myrtle selalu hadir dalam resepsi pernikahan keluarga kerajaan. Itulah yang membuatku begitu suka dengan bunga myrtle." Aphrodite tersenyum.
Vier hanya terkekeh pelan mendengar ucapan Aphrodite. "Jangan-jangan kau ingin cepat-cepat aku lamar 'kan?"
"Huh?" Aphrodite speechless, ia tidak menyangka kalau Vier akan berpikir bahwa ucapannya adalah sebuah kode. "B… bukan begitu maksudku." Aphrodite tergugup.
"Aku tahu kau sudah mulai bosan dengan hubungan kita yang hanya sebatas pacaran. Sejujurnya aku juga ingin segera melangsungkan pernikahan denganmu, aku sudah mempersiapkan uangnya agar kita bisa menikah." Vier beranjak menghampiri kursi yang ada dihadapannya.
Ia meraih tangan Aphrodite dan menggenggamnya, kedua matanya beradu tatap satu sama lain.
"Tapi, seperti kita tidak bisa menikah dalam waktu dekat. Karena… kakakku akan menikah." Ada jeda pada kalimatnya, bersamaan dengan itu raut wajahnya berubah murung. Vier sebenarnya tidak ingin membahas mengenai kakaknya, dan pernikahan mendadak yang akan di langsungkan dalam waktu dekat itu.
"Kakakmu akan menikah?"
"Ya. Dan sepertinya, aku akan mulai sibuk karena pernikahannya akan digelar dalam waktu dekat."
"Kenapa begitu mendadak?"
"Aku juga tidak tahu, mama tiba-tiba memberitahu kalau semuanya harus segera di siapkan sebelum acaranya berlangsung, dan sepertinya aku juga akan mulai sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku minta maaf kalau misalkan nanti akan sangat sulit untuk menemui dan menghubungimu, kau tahu sendiri 'kan, bagaimana mama?"
"Ya, tidak apa-apa. Aku mengerti."
"Terima kasih. Kalau begitu, ayo kita makan. Kau pasti sudah lapar 'kan?"
Aphrodite mengangguk pelan. Vier memanggil sang pelayan dan memintanya untuk mencatat setiap pesanan yang mereka pesan.
Aphrodite termangu, kedua matanya menatap Vier yang kini sibuk memesan. Perlahan, sebuah keraguan menghampiri dirinya.
Aku jadi ragu, apakah aku harus membicarakan hal ini padanya sekarang? Tapi bagaimana kalau ini menjadi beban pikiran untuk Vier? Apalagi sebentar lagi kakaknya akan menikah. Tapi kalau aku diam saja, sampai kapan aku harus menyembunyikan semua ini? Aphrodite membatin. Ia terdiam dalam seribu lamunannya. Hatinya mendadak dilema dengan situasi yang kini melanda dirinya.
"Sebentar lagi makanannya sampai." Vier beralih pandang padanya. Aphrodite tersadar dari lamunannya, ia hanya bisa menarik senyum.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Farisi Caem
jngn2 jodohny k2ny😭
2022-08-23
1
ShiHoMi Channel
😚
2022-02-02
1
Umi Ningsih Mujung
🥰
2021-10-05
1