Tangannya gemetar hebat, netranya menatap nanar pada benda tipis kecil dalam genggamannya.
Jantungnya berpacu, dengan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca.
Dua garis, dan artinya hidupnya berada diambang kehancuran. Sebuah hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Hidup seorang Aphrodite yang dikenal sebagai gadis baik-baik, berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah ia duga sebelumnya.
Aphrodite tidak pernah menyangka kalau sentuhan mereka pada malam itu akan berujung pada keadaan ini.
Tubuhnya, kini berada dalam kondisi yang berbeda dari sebelumnya. Ia mengandung. Dan ayah dari anak dalam janinnya adalah kekasihnya sendiri. Xavier.
Tangisan sendu, kala itu menghiasi kabar yang diterimanya. Entah perasaan apa yang harus ia tunjukkan, apakah ia harus senang? Atau justru sedih dengan keadaan ini?
Yang pasti, perasaannya benar-benar campur aduk, beradu menjadi satu dalam situasi yang sama.
Kejadian itu mendadak berputar dalam ingatannya. Aphrodite mencengkram erat testpack dalam genggamannya.
Ia menelan ludah berulang kali, hatinya terus berusaha meyakinkan dirinya agar ia mau mengambil keputusan yang telah diambilnya.
Aku akan bicara dengannya. Aku harus bicara! Apapun yang terjadi, kali ini aku tidak boleh sampai gagal bicara padanya, ucap Aphrodite dalam hati. Ia menguatkan batinnya, Aphrodite tidak ingin jika sampai dirinya gagal untuk bicara jujur mengenai hal ini dengan Xavier lagi.
...*...
Xavier melangkah keluar dari dalam sebuah toko. Tiba di luar, ia tersenyum simpul memandangi benda dalam genggamannya.
Aku yakin, dia pasti akan sangat menyukainya, pikir Vier. Pria itu segera masuk ke dalam taksi yang sama, meminta sang supir untuk memacu laju kendaraannya menuju restoran yang ditujunya.
Sang supir menghentikan laju mobilnya di depan restoran. Vier segera keluar setelah memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan padanya.
Kedua matanya mengedar, memandang ke sekeliling mencari sosok wanita yang hendak dijumpainya.
Ia merekahkan senyum begitu kedua irisnya berhasil menangkap sosok Aphrodite yang terduduk di meja yang telah dipesan dengan namanya.
Vier berjalan perlahan, setenang mungkin agar Aphrodite tak menyadari kehadirannya.
Dalam genggamannya, ia sudah memegang benda yang baru saja dibawanya.
"Apakah kau menungguku?" Bariton suaranya membuat Aphrodite tersadar dari lamunan. Bersamaan dengan itu, sebuah kalung menggantung dalam genggaman Vier tepat dihadapannya.
Aphrodite tertegun, ia menatap kalung indah yang kini berada dihadapannya.
Kalung itu berwarna perak dengan bunga myrtle tergantung diantara rantainya.
Aphrodite menoleh ke arah si pemilik tangan. Begitu menoleh, wajah Vier sudah berada tepat dihadapannya. Mereka beradu pandang dalam jarak yang begitu dekat satu sama lain. Hanya beberapa centimeter lagi saja, hidung mereka akan bersentuhan.
Vier menarik kedua sudut bibirnya, menampakkan sebuah senyuman di wajah tampannya.
Deg! Deg!
Senyuman Vier selalu berhasil membuat jantungnya berdebar. Aphrodite balas tersenyum, ia lega karena pada akhirnya lelaki itu tiba di tempat mereka janjian untuk bertemu.
"Ya, selalu. Aku selalu menunggumu," ujarnya dengan suara lembut. Aphrodite mengubah posisi duduknya, menghadap pada Vier yang baru saja tiba dengan kalung digenggamnya.
"Ini adalah sebagai permintaan maafku karena sudah membuatmu menunggu lama." Vier menyodorkan sebuket bunga yang sempat dibelinya.
Aphrodite meraih bunga itu, mencium aromanya yang begitu harum lalu berkata, "terima kasih."
"Dan satu lagi." Vier menunjukkan kalungnya.
"Bunga myrtle," gumam Aphrodite pelan sembari meraih benda itu darinya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Shuhairi Nafsir
biasa je lah kalau sudah jodoh cerita nya begini ceweknya polos lagi goblok. berbaik hati pada Salah orang
2022-09-22
0
ShiHoMi Channel
😍😍
2022-02-02
1
Alya Yuni
Si Aphrodite membodohkn dri dah tau it ibu tirih masih mau prcya
2021-11-05
1