^^H A P P Y R E A D I N G^^
🌹🌹🌹🌹🌹
Setelah sampai kamar nya Hana dan Gibran duduk di sopa yang berdekatan, sebenarnya Hana lelah berjalan bulak balik ke kamar nya terus, tapi dia harus melakukan ini karena seperti nya Hana tidak bisa mempercayai satu pun orang di rumah besar, termasuk keluarga Gibran sendiri.
"Ayo buka mulut mu." ucap Hana sambil mengangkat sendok berisikan makanan.
"Panggil Arr, dia akan mencoba makanan nya terlebih dahulu." kata Gibran.
Dia terbiasa makan makanan yang sudah di pastikan tidak ada racun nya oleh asisten nya itu, dan untuk makan pun Arr lah yang selalu menyuapi Gibran selama empat tahun ini, termasuk membantu nya untuk mengerjakan pekerjaan nya.
Dan permintaan itu membuat Hana mengerutkan keningnya bingung, dan merasa aneh.
"Untuk apa menyuruh orang lain memakan makanan mu?, itu sama saja dengan kau memakan makanan sisa." kata Hana mencoba tidak kesal meski diri nya kesal.
"Cepat buka mulut mu." lanjut Hana lagi.
"Panggil Arr, dia akan melakukan perintah ku tanpa penolakan." tegas Gibran lagi.
Membuat Hana kesal dan langsung melemparkan sendok berisikan makanan nya.
Karena secara tidak langsung Gibran mungkin menuduh makanan yang di bawanya itu adalah makanan yang di campuri racun.
"Apa yang kau lakukan!" teriak Gibran.
"Cepat buku mulutmu atau aku akan menumpahkan makanan nya." kesal Hana.
Yang membuat Gibran tersenyum dengan tatapan matanya yang mati itu.
Dan Hana yang melihat pria itu tersenyum malah menjadi ngeri sendiri.
"Apa kau gila? di suruh membuka mulut malah tersenyum, dasar aneh."
"Cepat panggilkan Arr, untuk mencoba makanan nya!" ucap Gibran lagi, tapi nadanya berbeda dari sebelumnya, yang terkesan penuh ancaman.
Hana merasa batas kesabaran nya sudah mulai habis, tapi melihat Gibran yang seperti itu membuat nya memilih mengalah.
Huh..
"Baiklah, aku akan memanggil kan Arr untuk mu." kata Hana, akhirnya bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu.
Hana keluar dari kamar nya lalu berjalan mendekati seorang bibi pembantu.
menanyakan keberadaan sosok yang bernama Arr itu.
"Permisi, apa kau yang bernama Arr?." Tanya Hana.
Sosok yang di panggil itu langsung melirik Hana lalu mengangguk.
"Apa anda butuh sesuatu nona?." tanya wanita itu.
Ya, Arr adalah nama seorang wanita, Hana pikir Arr adalah seorang pria tapi dia salah ternyata Arr itu wanita yang sangat cantik.
"Nona." panggil Arr.
"Ahk iya, tuan mu menyuruh aku memanggil mu." kata Hana berkata dengan wajah kikuk.
Keduanya berjalan ke arah kamar bersamaan, membuat sosok yang melihat keduanya di kejauhan itu tersenyum miring.
"Ternyata musuh kita bertambah satu kak."
"Ya, dan dia cukup menarik dari pada Arr."
" Jangan bilang kalau kakak menyukai dia." ucap Arselia melirik tajam ke arah sang kakak.
Bagas mengangkat sebelah alisnya ke atas.
"Tidak ada larangan untuk tidak menyukai nya." sahut Bagas santai. "Mungkin akan menarik jika aku bermain dengan kakak ipar ku sendiri." lanjut Bagas lagi dengan senyuman misterius nya.
Sedangkan di dalam kamar Hana harus melihat Arr yang dengan telaten nya menyuapi Gibran.
seolah mengabaikan jika di kamar ini bukan hanya ada mereka berdua, tapi juga ada Hana yang sudah menjadi istri sah dari pria itu.
"Ambilkan aku minum." ucap Gibran tiba-tiba membuat Hana langsung mengambilkan segelas air minum.
Tapi hal serupa juga di lakukan oleh Arr, dan Hana yang melihat itu langsung meminum air minum nya sendiri, membuat Arr kembali mengambil perhatian Gibran lagi.
Hana memasukan makanan ke mulutnya dengan kesal, matanya melihat ke arah Arr.
wanita cantik yang memiliki pandangan yang tajam tidak seperti wanita pada umum nya.
"Kenapa aku merasa kalau aku hanya di butuhkan untuk melihat mereka berdua bermesraan saja." batin Hana.
Banyak pertanyaan di kepala Hana, terutama kenapa dirinya yang di pilih untuk menjadi istri dari seorang Gibran, kenapa bukan Arr saja yang jelas-jelas sudah di percaya untuk mengurusi Gibran dan terkesan perfect dalam segala hal.
"Nona Arr, apa kau sudah menikah?." tanya Hana basa-basi.
Membuat Arr langsung melirik ke arah nya dengan tatapan dingin nya.
"Saya belum ingin menikah nona." sahutnya terdengar aneh di telinga Hana.
Jika di lihat dari wajah tidak mungkin seorang wanita cantik seperti Arr jomblowati, Hana sangat yakin kalau Arr bukan wanita yang tidak memiliki ketidak tarikan pada pria.
Tapi Hana juga tidak tau apa yang membuat Arr belum menikah, padahal dari usianya Hana yakin kalau Arr itu jauh lebih tua dari nya, dan mungkin seumuran dengan Gibran.
"Nona Arr." panggil Hana lagi.
"Iya Nona." sahut Arr cepat.
"Bagaimana kalau aku jodohkan saja dengan teman ku, aku punya teman jomblo loh, dia tampan." celetuk Hana lagi.
"Bagaimana?." lanjut Hana.
Arr melirik sang tuan yaitu Gibran, lalu memberikan suapan terakhir nya.
"Maaf Nona, tapi saat ini saya sedang tidak berniat untuk menikah." sahut Arr lalu memberikan minum lagi pada Gibran.
Dan setelah melakukan pekerjaan nya Arr bangkit dari duduknya, lalu melirik Hana lagi.
"Jika butuh sesuatu panggil saya saja nona." lanjut Arr lalu berjalan keluar dari kamar.
Hana menatap pintu yang baru tertutup itu dengan wajah aneh nya, tapi sedetik kemudian dia mengangkat bahunya ke atas tidak perduli.
"Wanita aneh." gumam Hana.
Tapi saat Hana akan berdiri tiba-tiba tangan nya di tarik oleh Gibran, membuat Hana kaget dan replek mendorong Gibran.
Gibran yang di dorong terjungkal ke sopa, membuat Hana menutup bibir nya lalu membantu Gibran duduk kembali.
"Bukan salah ku, kau yang membuat aku kaget." kata Hana.
"Mandikan aku!" ucap Gibran tiba-tiba.
Apa!
Hana yang mendengar nya tentu kaget, tapi saat melirik Gibran Han langsung terdiam.
Mungkin inilah tugas nya yang sebenarnya, yaitu menjadi Babby sitter bayi besar.
"Baiklah, ayo aku akan memandikan mu suamiku." kata Hana sambil tersenyum di paksakan.
"Panggil aku Tuan." kata Gibran.
Hana yang akan membantu Gibran berdiri itu menjadi mengurungkan niatnya, enak saja manggil tuan, memang nya dia seorang pembantu Apa?.
"Aku tidak mau." sahut Hana tegas. "Aku istri mu mau suka atau tidak suka kamu harus memanggil ku istri ku, dan begitupun dengan aku yang memanggil mu dengan sebutan suami ku." lanjut Hana.
"Tapi kau menikahi ku karena terpaksa dan butuh uang juga harta ku bukan." kata Gibran dingin.
Membuat Hana kesal dan menarik kerah baju Gibran dengan wajah kesal nya.
"Sudah aku katakan dari awal aku tidak terpaksa menikahi mu, dan aku akan memperjelas lagi ucapan ku waktu itu, aku Hana Anggraeni tidak menginginkan uang mu tuan Gibran Raka Prastyo! dengar itu."
Visual Hana dan Gibran nyusul setelah ini ya🤗
_________
🌹🌹🌹🌹🌹
Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
TERNYATA KLUARGA GIBRAN KLUARGA YG GK PUNYA AHKLAK, KKUARGA TOXIC, DRI IBU DN KDUA ADIK NYA..
2024-03-30
3
Elisanoor
Lee Dong Wook si Gibran wawww 😍😍😍
2023-02-25
2
Utari Rama
idolakuuuu😍😍🥰
2022-07-21
1