Peluru Cinta Sang Jenderal Hafidz

Peluru Cinta Sang Jenderal Hafidz

Indah Ayu Setyawati

Nama : Jamilah binti Hasan

Panggilan : Indah Ayu Setyawati. Dilarang merasa aneh dulu dengan nama panggilanku. Baiklah aku terangkan ...

Jamilah dalam bahasa arab itu artinya indah bukan. Untuk orang, Jamilah artinya cantik. Bahasa jawanya Ayu. Berarti Indah, Ayu itu namaku juga dalam bahasa yang berbeda. Kalau Setyawati, itu cita-cita. Setia selamanya, hehehe ....

Ayu, panggilan ini aku khususkan untuk saudaraku. Indah, kalau yang ini aku khususkan untuk teman-teman ku.

Sedangkan untuk Setyawati, itu nama yang karena kekagumanku pada papa. Dia amat sayang, juga setia sama mama. Sekian tahun ditinggal mama, dia tak ingin menikah lagi.

Apa gara-gara aku ya ....

Kalau karena itu, I'm sorry, Papa. Papa boleh kok menikah lagi, asal semanis diriku.

Makanya untuk Setyawati, aku peruntukkan, papa, bibi dan keluarga ku yanng lain

Untuk orang khusus yang ada dalam hatiku atau yang sangat deket saja, yang boleh panggil Jamilah. Lainnya sesuai sikon hati.

Cita-cita : Marsekal Angkatan Udara, pingin seperti papa yang selalu mengabdi pada negara. Dan lagi tidak banyak wanita yang bercita-cita seperti itu. Jadi banyak lowongan. Tapi dengan pakaian bercadar seperti ini, mungkinkah lulus dan diterima. Berdoa sajalah dan optimis.

Tapi sayang, Papa mencoba menghalangi cita-citaku. Dia menginginkan diriku menjadi seorang Hafidzah.

Kalau 2 bisa. Mengapa harus 1. Kalau Marsekal yang Hafidzah bisa. Kenapa harus Hafidzah saja.Hehehe ....

Olahraga yang disukai : taekwondo, anggar

Tontonan yang disukai : Sepak bola,

Hobi : Memasak yang aneh. Karena hanya orang yang aneh yang suka dengan masakanku. Tapi dijamin pasti akan ketagihan.

Saudara : Lebih dari 100. Maaf, karena diriku di tempatkan di rumah bibiku. Seorang pengasuh Panti Asuhan.

IQ : 220 kata author. Tak tahu siapa yang mengetes. Tahu-tahu sudah ada hasil.

Meskipun bukan dari keluarga yang religius-religius amat, tapi Papa mendidik agak keras padaku. Apalagi soal pakaian. Jadilah seperti ini. Tapi aku suka.

Prinsip hidup: Nikmati semua dengan bahagia. Bukankah kita tiap hari selalu berdoa kebaikan dunia akhirat'. Sesuai dengan prinsip.

🌟

Nama : Akmal bin Andre S.

Nama samaran : Brama Kumbara. Nama ini aku dapatkan dari Oma. Dia penggemar berat drama radio yang nge-trend tahun '80-an itu. Dia mengidolakan banget sama sosok pemeran utama dalam serial tersebut, Brama Kumbara. Makanya, aku lebih dikenal dengan panggilan Bara dari pada namaku sendiri.

Dia menggambarkan diriku seperti itu sejak aku kecil. Entah maksudnya apa. Hanya Oma yang tahu.

Cita-cita: Ahli botani. Sederhana bukan ....

Olahraga yang disukai : Berkuda, memanah

Tontonan yang disukai : Drama komedi

Hobi : camping

Saudara kandung : Akram bin Andre S. (saudara kembar)

Saudara seibu : Aisye binti Bahrul Ulya.

Saudara angkat : kak Devra binti Mustafa.

IQ : 220, bisa saja author ini, malu aku.

Keluarga biasa-biasa saja. Mama yang selalu mengajarkan pada kami senantiasa tertib dengan pelaksanaan ajaran-ajaran dari agama yang kami anut. Makanya aku memilih untuk mondok, agar bisa hafal Alquran, sebelum melanjutkan cita-cita yang diinginkan papa. Menjadi seorang militer. Meskipun papa adalah seorang pengusaha yang hebat. Tapi entah kenapa papa Ulya menghendaki diriku menjadi seorang militer.

Prinsip hidup : Nikmati semua dengan bahagia. Karena setiap yang terjadi di dunia semua sudah ada yang mengaturnya. Yang dibutuhkan adalah sabar dan syukur, agar kita mengerti hikmah dan hikayat di baliknya.

🌟

Krosak ... krosak ....

Pasti gadis kecil itu lagi. Anak panti asuhan yang bersebelahan dengan tempatku tinggal kali ini. Hampir tiap hari, dia selalu mampir ke kebunku. Lihatlah dan dengarkan ....

"Kak ... aku ambil jambu dan mangganya ya ..."

"Ya ...."

Tanya- tanya sendiri, dijawabnya Sendiri pula. Bara menengok sebentar lalu geleng-geleng kepala. Subhanallah, ini anak ....

Anak ini luar biasa, tubuh boleh mungil, tapi kalau beraksi di atas tembok dan pohon luar biasa. Tembok yang begitu tinggi, ditaklukkannya tanpa kesulitan. Berpijak pada dahan yang tinggi pun tanpa ada rasa takut sedikitpun. Dan kalau mengambil tak hanya satu. Sepuasnya, tak terhitung. Mungkin karena punya sifat berbagi yang tinggi. Tak mau menikmati sendiri, teman-temannya juga dia beri. Dekatkan saja suara-suara berisik memanggilnya dari balik tembok.

"Kak Ayu, aku mana?"

"Sabar, tunggu saja, ini masih aku petikkan." ucapnya keras.

Dia tak juga ingin mencegahnya. Bahkan menikmati dengan caranya sendiri. Geleng-geleng kepala dan tertawa kecil. Sampai-sampai menampakkan jejeran gigi bersihnya. Namanya juga anak-anak. Pasti menyenangkan bisa menikmati buah bersama. Meringankan bebanku. Tak usah memetiknya apalagi mengantarkannya. Kan sudah diambil sendiri.

Bara melanjutkan Murojaah hafalannya di sebuah bangku, di depan laboratorium pribadi yang dia punya. Tak menghiraukan keributan yang terjadi di kebun bagian pojok.

Brruuuukkkk...

Belum juga dapat satu lembar, Bara dikagetkan dengan suara yang sangat keras. Berasal dari pojok kebun . Ada apa dengan gadis kecil itu. Jangan-jangan ....

Bara segera meletakkan Al Qur'an kecilnya di atas meja yang ada di sampingnya. Dengan langkah lebar, Bara menuju sumber suara. Dan benar, dia mendapati gadis kecil itu meringis kesakitan di atas tanah. Sepertinya terluka.

Sambil tersenyum, dia mendekati gadis kecil itu.

"Aduh," rintihnya.

"Kenapa, Dik.Ya beginilah kalau mencuri. Sudah terkena balasan duluan." Bara hanya berjongkok di sampingnya. Ingin menolongnya tapi timbul sifat isengnya. Biarlah dia puaskan untuk menggoda gadis itu.

"Aku sudah ijin kok. Kakak yang tak dengar." protesnya, membela diri

"Ya ... ya ... Kakak izinkan. Sepertinya kakimu patah tuch." godanya.

"Enak saja." jawabnya jengkel. Dia berusaha berdiri, ingin menunjukkan kalau dia baik-baik saja. Meski harus meringis menahan sakit. Membuat Bara tak tega juga.

"Sudah, tunggu di sini." ucapnya. Lalu pergi meninggalkan kan dirinya seorang diri kembali.

Kenapa ini sakit sekali. Dia pun terduduk kembali. Kini dia seorang sendiri, kecemasan mulai menyerangnya.

"Kak, jangan tinggalkan Indah. Ini sakit sekali."

Untunglah, kakak itu datang lagi dengan membawa sedikit peralatan.

"Sakit?"

"Sudah tahu sakit. Kakak tinggalkan juga sendiri."

"Tadi katanya nggak apa-apa. Makanya kakak tinggalin kamu."

Dengan telaten Bara membersihkan luka yang di kakinya. lalu memberikan Betadine pada lukanya. Gadis kecil ini mengingatkanku pada Aisye, adik kecilku. Sewaktu seumurannya, sama bandelnya. Aku jadi rindu sama dia.

Sepertinya kakinya agak keseleo. Baiklah ....

"Namamu siapa?"

Bara mencoba mengajaknya bicara agar gadis ini tak merasakan sakit dengan apa yang akan dilakukannya. Tuck ....

"Jamilah ... aawwu ... innalilahi ... Kakak." teriak Jamilah menahan sakit karena tarikan kuat yang Bara lakukan pada kakinya.

"Sekarang bagaimana?"

"Jauh lebih baik." kata Jamilah senang. Segera dia mencoba berdiri kembali

"Sebentar. Kalau tak tak diperban. Nanti posisinya pindah."

"Oh*." Jawabnya singkat.

Bara menuntunnya ke sebuah pohon yang mempunyai cabang yang paling rendah. Dan menyuruh nya duduk. Sementara dirinya sibuk membalut kaki Jamilah dengan perban kain yang dia bawa.

"Kakak seperti papa. Sangat telaten rawat Indah."

"Sebentar-sebentar. Tadi kamu sebut apa. Kakak jadi bingung.

Belum juga menjawab, sudah ada suara yang memanggil dirinya.

"Kak Ayu, Kak Ayu nggak apa-apa kan?"

Terpopuler

Comments

Ria Diana Santi

Ria Diana Santi

😆😆 aku pernah kayak gitu dulu

2022-08-22

0

Ria Diana Santi

Ria Diana Santi

Wah, kembar juga. 🙃

2022-08-22

0

Ria Diana Santi

Ria Diana Santi

Sama. 😅

2022-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 Indah Ayu Setyawati
2 Buah Terlarang
3 Biang Kerok
4 Maaf
5 Saudara-saudaraku
6 Aksi Akram dan Aisye
7 Kesedihan Akmal
8 Kangen
9 Bastian
10 Foto
11 Tamu
12 Bersama Keluarga Paman Mustofa
13 Akram
14 Gambarnya
15 10 Tahun Kemudian
16 Misi Penangkapan Jamilah
17 Senjata Rahasia
18 Keributan di Tengah Malam
19 Tawan-menawan
20 Pergi
21 Lelah
22 Buaya
23 Serangan Balik
24 Di Udara
25 Tertangkap
26 Bukan Kamar Untukku
27 Baju untukku
28 Bertemu
29 Misi Penyelamatan
30 Tazkia Dan Bastian
31 Siuman
32 2 Komandan
33 Perhatian
34 Seikat bunga dan coklat
35 Adakah Dia dalam Mimpimu
36 Coklat Terakhir
37 Gulungan Surat
38 Aku Pernah ke Sini
39 Latihan
40 Mohon Restu
41 Pussy ...
42 Penculikan
43 Aksi Pussy
44 Bingung Mau Ngomong Apa
45 Buku Kak Akmal
46 Rindu Papa
47 Makan Malam
48 Mengatakan
49 Robot Tazkia
50 chips
51 Tazkia atau Jamilah
52 Sahur Bersama
53 Ngomong ke Papa
54 Papa Hasan
55 Galau
56 Rest Area
57 Menghadap Komandan
58 Tentang Akmal
59 Akhirnya
60 Tes
61 Diam
62 Mengejar Penculik
63 Oh Abid
64 Dokter Irsyad
65 Besok saja
66 Papa Tak Asyik, Deh!
67 Papa dan Akmal
68 William
69 Kegelisahan William
70 Dari Hidup Atau ...
71 Rencana Akmal
72 Komandan Melamar
73 Hati yang Perawan
74 Memasak
75 Mang Maman
76 X10 dan Y21
77 Lamaran
78 Di mana Jamilah
79 Pilihan Jamilah
80 Sudah Ku Tetapkan Sejak Awal
81 Ikhlas
82 Pergi ke Turk1
83 Ahmad
84 ke Laboratorium
85 Ada Apa dengan Profesor
86 Keberhasilan Awal
87 Memulai Pengobatan
88 Langkah selanjutnya
89 Membawa Tazkia
90 tentara oh tentara
91 Serangan (bab-bab akhir)
92 Senjata Rahasia (bab-bab akhir)
93 Operasi Senyap (bab-bab akhir)
94 Rencana B (bab-bab akhir)
95 15 Menit Bahagia Bersama (bab-bab akhir)
96 Kakek Devra (bab-bab akhir)
97 Robohnya Dokter Fath (bab-bab akhir)
98 Menikah (End)
99 pengumuman
100 pengumuman karya baru (Yordan dan Amara)
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Indah Ayu Setyawati
2
Buah Terlarang
3
Biang Kerok
4
Maaf
5
Saudara-saudaraku
6
Aksi Akram dan Aisye
7
Kesedihan Akmal
8
Kangen
9
Bastian
10
Foto
11
Tamu
12
Bersama Keluarga Paman Mustofa
13
Akram
14
Gambarnya
15
10 Tahun Kemudian
16
Misi Penangkapan Jamilah
17
Senjata Rahasia
18
Keributan di Tengah Malam
19
Tawan-menawan
20
Pergi
21
Lelah
22
Buaya
23
Serangan Balik
24
Di Udara
25
Tertangkap
26
Bukan Kamar Untukku
27
Baju untukku
28
Bertemu
29
Misi Penyelamatan
30
Tazkia Dan Bastian
31
Siuman
32
2 Komandan
33
Perhatian
34
Seikat bunga dan coklat
35
Adakah Dia dalam Mimpimu
36
Coklat Terakhir
37
Gulungan Surat
38
Aku Pernah ke Sini
39
Latihan
40
Mohon Restu
41
Pussy ...
42
Penculikan
43
Aksi Pussy
44
Bingung Mau Ngomong Apa
45
Buku Kak Akmal
46
Rindu Papa
47
Makan Malam
48
Mengatakan
49
Robot Tazkia
50
chips
51
Tazkia atau Jamilah
52
Sahur Bersama
53
Ngomong ke Papa
54
Papa Hasan
55
Galau
56
Rest Area
57
Menghadap Komandan
58
Tentang Akmal
59
Akhirnya
60
Tes
61
Diam
62
Mengejar Penculik
63
Oh Abid
64
Dokter Irsyad
65
Besok saja
66
Papa Tak Asyik, Deh!
67
Papa dan Akmal
68
William
69
Kegelisahan William
70
Dari Hidup Atau ...
71
Rencana Akmal
72
Komandan Melamar
73
Hati yang Perawan
74
Memasak
75
Mang Maman
76
X10 dan Y21
77
Lamaran
78
Di mana Jamilah
79
Pilihan Jamilah
80
Sudah Ku Tetapkan Sejak Awal
81
Ikhlas
82
Pergi ke Turk1
83
Ahmad
84
ke Laboratorium
85
Ada Apa dengan Profesor
86
Keberhasilan Awal
87
Memulai Pengobatan
88
Langkah selanjutnya
89
Membawa Tazkia
90
tentara oh tentara
91
Serangan (bab-bab akhir)
92
Senjata Rahasia (bab-bab akhir)
93
Operasi Senyap (bab-bab akhir)
94
Rencana B (bab-bab akhir)
95
15 Menit Bahagia Bersama (bab-bab akhir)
96
Kakek Devra (bab-bab akhir)
97
Robohnya Dokter Fath (bab-bab akhir)
98
Menikah (End)
99
pengumuman
100
pengumuman karya baru (Yordan dan Amara)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!