Dimension - Y
Mentari pagi mulai bersinar menandakan hari baru telah tiba. Kicauan burung di pepohonan terdengar merdu, lalu ada juga tiga kereta kuda yang mengangkut persedian makanan menuju ke sebuah kota dengan melewati jalan di antara tebing gunung. Di sana, mereka melihat seroang pemuda lusuh yang sedang berjalan sempoyongan di tengah jalan.
“Hei! Bisakah kau menepi? Jangan menghalangi jalan!” kata seorang pria.
Pemuda itu berhenti, lalu iaberbalik dan berjalan ke arah rombongan itu.
“Lapar ... sekali ... Tolong beri aku makanan ...” kata pemuda itu.
Pemuda itu tersandung dan langsung tergeletak di tanah, dia mencoba berdiri namun terlalu lemah.
“Aku kira siapa ... ternyata hanya seorang bocah.”
“Hei! Ada apa?” tanya seorang pria dari kereta lain.
“Hanya seorang pengemis!”
“Suruh dia pergi dari jalan! Kita sedang buru-buru!”
Mereka tidak tahu wajah pemuda itu karena tertutup kerudung dari mantel yang berwarna abu-abu.
“Dasar ... pagi-pagi sudah mengemis meminta makanan ... Hanya satu potong tidak masalah kan?”
“Ya, baiklah! Yang penting singkirkan dia dari jalan!”
Lalu pria itu mengambil sepotong roti dan melemparnya di dekat pemuda itu.
“Terima kasih banyak! Aku benar-benar tertolong ...” kata pemuda itu.
“Berisik ... cepat pergi! Jangan menghalangi jalan!”
“Tetapi sayang sekali ... hasil curian.” nada bicara pemuda itu berubah.
“...! Apa yang kau –”
Tiba-tiba pemuda itu langsung bangun dan berlari menuju rombongan.
Dengan menggunakan sepasang pisaunya, pemuda itu langsung melepaskan kuda yang menarik kereta. Karena panik, kuda tersebut langsung pergi meninggalkan kereta yang ditariknya.
“Sial ...! Hentikan dia!!”
Mereka langsung melengkapi diri dengan senjata dan mencoba menghentikan pemuda itu.
“Aku akan sedikit serius.” Kata pemuda itu.
Tiba-tiba kedua pisaunya langsung berubah menjadi sepasang pedang.
“...! Itu ...!” pemimpin rombongan itu mengenali senjata yang digunakannya.
“Aku mulai!” pemuda itu langsung maju melawan beberapa pria yang sudah siap dengan senjata mereka.
Dengan sigap pemuda itu menahan dan menghindari serangan mereka lalu melepaskan satu kuda lagi dari keretanya, ia sudah terbiasa dengan pertarungan seperti ini.
“Sial ...! Dia cepat sekali ...!” kata seorang pria.
“Mundur! Lindungi kereta terakhir!” kata pemimpin rombongan.
Mereka langsung menggunakan bom asap untuk mengurangi jarak pandangannya.
“Aku butuh sedikit bantuan.” Kata pemuda itu.
“Ya, baiklah.” Jawab pemuda lain melalui alat komunikasinya.
Tiba-tiba datang angin yang berhembus dengan kencang dan meniup kabut asap yang mereka buat.
“A-apa yang terjadi ...?!”
Dengan cepat pemuda itu maju dan mengincar kuda yang menarik kereta terakhir.
“Tidak akan aku biarkan!” seorang pria mencoba menghalangi pemuda itu menggunakan senjata beracun.
Pemuda itu mengantisipasinya dengan membuat sebuah pijakan dari besi dan melompati pria tersebut.
“Apa?!” pria itu sedikit terkejut.
Pemuda itu melemparkan beberapa pisaunya dan langsung berubah menjadi lempeng besi yang melayang di udara. Ia memanfaatkan lempeng besi tersebut untuk melewati blokade dari para kru kereta kuda, setelah berhasil melewati mereka pemuda itu langsung melepaskan kuda dari kereta terakhir.
“Itu bukanlah senjata biasa ...!” pemimpin rombongan itu terlihat kesal, “Siapa kau sebenarnya?!”
“Aku ...?” pemuda itu berbalik.
Tiba-tiba mantel pemuda itu langsung menghilang dan menunjukkan wajahnya.
“...! K-kau ...!” kata pemimpin rombongan.
Teman-teman pemuda itu langsung turun dari atas tebing dan menutup rute pelarian mereka.
“Gawat! Kita terkepung!”
“Yo! Kita bertemu lagi!” kata pemimpin serangan.
Penyergapan itu dipimpin oleh seorang pemuda berusia 14 tahun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Rian Cappuchino
Kak mampir yuk ke novel ku.Judulnya "Ray Stardust."
kutunggu kedatangan kalian😁😁😁😁
terma kasih
2021-01-16
0
Anyle Tiwa
aku boom like ya kak.
I&W
2020-08-21
0
Dian Safitri
like
2020-07-13
0