NovelToon NovelToon

Dimension - Y

Arc 1 - Prologue

Mentari pagi mulai bersinar menandakan hari baru telah tiba. Kicauan burung di pepohonan terdengar merdu, lalu ada juga tiga kereta kuda yang mengangkut persedian makanan menuju ke sebuah kota dengan melewati jalan di antara tebing gunung. Di sana, mereka melihat seroang pemuda lusuh yang sedang berjalan sempoyongan di tengah jalan.

“Hei! Bisakah kau menepi? Jangan menghalangi jalan!” kata seorang pria.

Pemuda itu berhenti, lalu iaberbalik dan berjalan ke arah rombongan itu.

“Lapar ... sekali ... Tolong beri aku makanan ...” kata pemuda itu.

Pemuda itu tersandung dan langsung tergeletak di tanah, dia mencoba berdiri namun terlalu lemah.

“Aku kira siapa ... ternyata hanya seorang bocah.”

“Hei! Ada apa?” tanya seorang pria dari kereta lain.

“Hanya seorang pengemis!”

“Suruh dia pergi dari jalan! Kita sedang buru-buru!”

Mereka tidak tahu wajah pemuda itu karena tertutup kerudung dari mantel yang berwarna abu-abu.

“Dasar ... pagi-pagi sudah mengemis meminta makanan ... Hanya satu potong tidak masalah kan?”

“Ya, baiklah! Yang penting singkirkan dia dari jalan!”

Lalu pria itu mengambil sepotong roti dan melemparnya di dekat pemuda itu.

“Terima kasih banyak! Aku benar-benar tertolong ...” kata pemuda itu.

“Berisik ... cepat pergi! Jangan menghalangi jalan!”

“Tetapi sayang sekali ... hasil curian.” nada bicara pemuda itu berubah.

“...! Apa yang kau –”

Tiba-tiba pemuda itu langsung bangun dan berlari menuju rombongan.

Dengan menggunakan sepasang pisaunya, pemuda itu langsung melepaskan kuda yang menarik kereta. Karena panik, kuda tersebut langsung pergi meninggalkan kereta yang ditariknya.

“Sial ...! Hentikan dia!!”

Mereka langsung melengkapi diri dengan senjata dan mencoba menghentikan pemuda itu.

“Aku akan sedikit serius.” Kata pemuda itu.

Tiba-tiba kedua pisaunya langsung berubah menjadi sepasang pedang.

“...! Itu ...!” pemimpin rombongan itu mengenali senjata yang digunakannya.

“Aku mulai!” pemuda itu langsung maju melawan beberapa pria yang sudah siap dengan senjata mereka.

Dengan sigap pemuda itu menahan dan menghindari serangan mereka lalu melepaskan satu kuda lagi dari keretanya, ia sudah terbiasa dengan pertarungan seperti ini.

“Sial ...! Dia cepat sekali ...!” kata seorang pria.

“Mundur! Lindungi kereta terakhir!” kata pemimpin rombongan.

Mereka langsung menggunakan bom asap untuk mengurangi jarak pandangannya.

“Aku butuh sedikit bantuan.” Kata pemuda itu.

“Ya, baiklah.” Jawab pemuda lain melalui alat komunikasinya.

Tiba-tiba datang angin yang berhembus dengan kencang dan meniup kabut asap yang mereka buat.

“A-apa yang terjadi ...?!”

Dengan cepat pemuda itu maju dan mengincar kuda yang menarik kereta terakhir.

“Tidak akan aku biarkan!” seorang pria mencoba menghalangi pemuda itu menggunakan senjata beracun.

Pemuda itu mengantisipasinya dengan membuat sebuah pijakan dari besi dan melompati pria tersebut.

“Apa?!” pria itu sedikit terkejut.

Pemuda itu melemparkan beberapa pisaunya dan langsung berubah menjadi lempeng besi yang melayang di udara. Ia memanfaatkan lempeng besi tersebut untuk melewati blokade dari para kru kereta kuda, setelah berhasil melewati mereka pemuda itu langsung melepaskan kuda dari kereta terakhir.

“Itu bukanlah senjata biasa ...!” pemimpin rombongan itu terlihat kesal, “Siapa kau sebenarnya?!”

“Aku ...?” pemuda itu berbalik.

Tiba-tiba mantel pemuda itu langsung menghilang dan menunjukkan wajahnya.

“...! K-kau ...!” kata pemimpin rombongan.

Teman-teman pemuda itu langsung turun dari atas tebing dan menutup rute pelarian mereka.

“Gawat! Kita terkepung!”

“Yo! Kita bertemu lagi!” kata pemimpin serangan.

Penyergapan itu dipimpin oleh seorang pemuda berusia 14 tahun.

Arc 1 - War And Heroes

Dulu, di masa lalu, hiduplah ras yang diberkahi akal yang lebih baik dari makhluk lain bernama Normus, ras  manusia biasa. Dengan kecerdasan tersebut, mereka bisa menciptakan sarana maupun prasarana, teknologi, bahkan mengembangkan ilmu pengetahuan. Karena tenggelam di dalam ketamakannya, Normus selalu mengobarkan perang di seluruh penjuru untuk memperebutkan kekuasaan di dunia. Tak terhitung jumlah korban yang telah jatuh selama berabad-abad silam.

Lalu pada suatu zaman, Normus berhadapan dengan musuh baru. Mereka menyebutnya Emylier, ras manusia yang memiliki kekuatan khusus. Tidak ada yang tahu asal-usul tentang Emylier, mereka hanya tahu jika Emylier dibagi menjadi 3 kategori menurut Extensi atau kelebihannya. Kategori pertama adalah Nenbi yaitu Emylier yang memiliki kemampuan fisik yang kuat, ciri khasnya adalah memiliki Ekor maksimal 9 buah. Lalu Winbi yaitu Emylier yang ahli memanipulasi element, ciri khasya adalah memiliki sepasang Sayap. Dan yang terakhir Hanbi yaitu Emylier yang memiliki kemampuan fisik dan memanipulasi element, ciri khasnya adalah memiliki 9 Ekor dan sepasang Sayap.

Normus sepakat untuk mengakhiri perang saudara dan bersatu melawan  Emylier. Sejak saat itu perang perang semakin memburuk. Perbedaan kekuatan mengakibatkan faksi Normus sering mengalami kekalahan. Jika Emylier bertarung menggunakan kekuatan, maka Normus bertarung menggunakan berbagai macam strategi dan tipu daya. Perdamaian dan ketentraman hanyalah omong kosong belaka.

Hingga pada suatu masa terdapat pahlawan dari ras Emylier yang menghentikan perang, namanya adalah Nutora. Dengan kekuatan maha dahsyatnya yang disebut “Perfect Core”.  Setelah perang berakhir, dibuatlah perjanjian perdamaian yang menyatukan kedua ras yang disebut “Perjanjian Damai Conqueron”. Dunia dibagi menjadi wilayah tetap untuk Emylier, Normus, dan Netral. Wilayah Netral ditujukan sebagai sumber daya cadangan untuk Emylier dan Normus, wilayah tersebut ditetapkan sebagai zona perdamaian dimana kedua ras hidup bersama-sama.

Dengan kekuatan Perfect Core, Nutora dapat memberikan gambaran jelas letak, luas, tinggi, rendah, daratan, perairan, dan segala bentuk permukaan yang merupakan gambaran penuh tentang dunia. Untuk mepertahankan perdamaian dibuatlah monumen hidup yang juga diberi nama Conqueron, sebuah kota yang menjadi simbol perdamaian untuk kedua ras yang tidak akan hilang ataupun mati. Satu kota untuk Normus dan satu kota lagi untuk Emylier, pemilihan letaknya ditentukan berdasarkan daerah yang paling aman pada masing-masing wilayah milik

kedua ras.

Sistem pemerintahan ditentukan oleh mereka sendiri dengan mengikutsertakan Agen Conqueron sebagai perwakilan setiap wilayah. Tidak ada Agen Conqueron yang mengurusi Wilayah Netral, namun hukum Conqueron tetap berlaku di sana. Masalah yang menyangkut kedua ras akan diselesaikan dalam pengadilan tinggi Conqueron

yang beranggotakan perwakilan Agen Conqueron dari wilayah yang bersangkutan. Salah satu isi dari perjanjian damai Conqueron adalah kerjasama untuk membangun peradaban yang lebih baik dari bidang pengetahuan, teknologi, sumberdaya, kekayaan alam, budaya, dan berbagai aspek lainnya.

Namun perdamaian sejati tidak bisa dipertahankan dengan mudah, aksi terror dari organisasi radikal selalu mengintai. Nutora Bersama Normus dan Emylier tidak akan menyerah untuk mempertahankan perdamaian yang mereka perjuangkan, tidak peduli berapa kali ancaman itu muncul mereka akan terus bertarung demi mempertahankan perdamaian. Faksi Anti-Conqueron menggunakan berbagai macam metode perlawanan tersebut untuk mempelajari kekuatan dari Perfect Core. Hingga pada suatu saat Nutora yang menjadi pelindung utama berhasil dikalahkan, tetapi sampai akhir hayatnya Nutora tidak menyerah untuk memberikan perdamaian. Prosedur Pemurnian adalah pilihan terakhir, yaitu dengan memicu bencana besar untuk mengeliminasi kehidupan di

dunia.

“Kami tidak akan meninggalkan dunia ini tanpa memberikan kedamaian.”

Itu adalah sumpah Conqueron yang diikrarkan oleh pemimpin hingga setiap Agen Conqueron. Setelah bencana dimulai, populasi Normus mapun Emylier berkurang drastis hingga diambang kepunahan. Dengan kondisi kritis tersebut, mereka harus belajar untuk saling bekerja sama dan memanfaatkan berbagai sumberdaya dan bantuan yang bisa mereka peroleh.

Sejarah terus berubah mengikuti perkembangan zaman. Monumen perdamaian dunia yaitu kota Conqueron telah menjadi saksi perjuangan mereka. Kota tersebut dilindungi oleh pagar hidup yang mereka sebut sebagai Fortrees, sebuah hutan lebat yang mengelilingi kota Conqueron. Lalu suatu pada masa, lahirlah seorang anak yang mewarisi kekuatan Perfect Core.

“Kau sudah siap?” tanya seorang pemuda.

“Ya, kita bisa mulai kapan saja.” Jawab teman laki-lakinya.

“Baiklah ...! Waktunya bekerja!” kata Harunio Ell Roshido, laki-laki 14 tahun.

“Ingat, jangan memaksakan diri.” kata Kuronia Stowyne, laki-laki 14 tahun.

“Tidak apa-apa, aku sudah cukup mahir menggunakannya.” jawab Harunio.

Mereka sedang membuat ruang latihan di bawah rumah Harunio dengan memperluas basement menggunakan kemampuan mereka. Saat itu Harunio sudah bisa menggunakan kekuatan dari berbagai element dari Perfect Core. Dengan menggunakan kekuatan itu, pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan mudah meski hanya dilakukan oleh mereka berdua.

Setiap Emylier memiliki kekuatan yang disebut Shard, partikel elemental yang diproses oleh Emylier sehingga menghasilkan perubahan sesuai dengan jenis element yang dimilikinya. Emylier hanya memiliki satu Elemental Shard, namun Harunio dapat menggunakan Shard dari element lain karena kekuatan dari Perfect Core.

“Untuk saat ini sudah cukup.” Kata Harunio.

“Sebuah ruangan yang dibuat dengan merenovasi basement dengan fondasi yang kokoh tanpa tiang, selain itu seluruh permukaannya terbuat dari material padat sekeras batu. Ini lebih mirip bunker dari pada ruang latihan.” Kata Kuronia.

“Tidak ada salahnya berjaga-jaga.” Kata Harunio.

“Selain itu, tempat ini mampu menyuplai sumber tenaganya sendiri ... Sejujurnya aku kagum dan tidak mengerti bagaimana cara kerja Perfect Core.” Kata Kuronia.

“Terkadang pengamatanmu yang hebat membuatku cemas ..” Kata Harunio.

“Ya ... aku bisa saja melaporkanmu karena membuat sarana tanpa izin.” Kata Kuronia.

“Nah!! Kau mengakuinya!” kata Harunio.

“Tetapi percuma saja karena kau ini mudah bosan, cepat atau lambat kau pasti akan terlibat sesuatu.” Kata Kuronia.

“Meski Yudai sendiri yang bilang agar tidak berlebihan dalam menggunakan kekuatan ini, tetapi tanganku selalu gatal ingin mencoba sesuatu!” kata Harunio.

“Lihat? Sekeras apa pun dia melarangmu itu hanya membuatmu semakin penasaran.” Kata Kuronia.

“Ya, tetapi bukan berarti aku tidak ematuhinya. Aku juga sudah membatasi diri.” Kata Harunio.

“Baiklah, baiklah ... karena sudah semakin sore aku harus kembali ke asrama.” Kata Kuronia lalu melangkah pergi.

“Ya, terima kasih karena sudah membantu. Untuk programnya serahkan saja kepadaku.” Kata Harunio.

“Apa?! Kau serius ingin menggunakannya?!” Kuronia terkejut mendengarnya.

“Percuma saja jika tidak digunakan, tetapi aku masih belum tahu apakah programnya lolos tes atau tidak.” Kata Harunio.

“Hhh ... terserah kau saja. Tetapi jangan libatkan aku untuk mengujinya.” Kuronia langsung pergi.

Teknologi di Conqueron adalah yang paling maju, salah satu produknya adalah De Order. Sebuah alat komunikasi jarak jauh yang digunakan oleh sebagian besar Emylier dari Conqueron, letaknya berada di telinga kiri. De Order adalah alat praktis yang memiliki banyak fungsi dengan pemakaian daya yang minimum, cara kerja alat itu dengan menerima reseptor dari otak lalu memprosesnya menjadi perintah.

De Order juga bisa mengganti tampilan dari pakaian yang dikenakan oleh penggunanya, bahkan alat itujuga bisa memindai objek dan menyimpannya dalam bentuk data ke dalam sebuah disket. De Order biasanya digunakan untuk bertukar informasi dengan Emylier lain secara langsung maupun secara tertulis. Harunio beristirahat sambil membuka grup chatnya dengan para pembuat  program yang ia butuhkan.

“Menghubungkan ...” perlu sedikit waktu untuk memulai panel chating dari chanel grup mereka.

P1 : “Jarang sekali kau baru online sekarang.”

P2 : “Kau sendiri tidak pernah offline! LOL.”

P3 : “Sadarlah kalian berdua! Aku tidak punya tenaga untuk menengahi kalian!”

P1 : “Haa?!”

P3 : “Kalian harus membayar kerja lemburku!”

P2 : “Akhirnya drama dimulai!”

“Haha! Mereka selalu saja seperti ini!” Harunio sering melihat mereka memperdebatkan sesuatu.

P3 : “Kau juga, Harunio!”

Harunio : “Aku juga?”

P1 : “Bahkan kau juga memeras anak-anak. Bersiaplah untuk ditangkap!”

Harunio : “Jadi bagaimana hasilnya?”

P3 : “Ada kabar bagus dan kabar buruk.”

Harunio : “Apa kabar bagusnya?"

P2 : “Kabar bagusnya presentasi berjalan lancar.”

Harunio : "Sudah aku duga! Lalu yang satunya?”

P1 : “Project ditolak, meskipun dapat bekerja namun terlalu beresiko.”

Harunio : “Apa?! Kalian bilang ide gila apapun akan diterima!”

P2 : “Sayang sekali keputusan tetap di tangan mereka.”

Harunio : “Jadi mereka menyimpannya?”

P3 : “Ya, sepertinya begitu. Mereka pasti sedang melakukan beberapa tes pada program ini.”

Harunio : “Berarti kita masih bisa mengambilnya?”

P1 : “Tentu saja tidak.”

Harunio : “Apa maksudmu?”

Tetapi mereka tidak menanggapi pertanyaan Harunio.

Harunio : “Jawablah!”

Salah satu programmer mulai mengetik balasan.

P1 : “Aku mengerti jika kau telah membantu kami mengerjakan program ini, tetapi sekarang kita harus berurusan dengan skala yang lebih tinggi dari perancang aplikasi. Program ini mungkin terlalu berbahaya untuk dikerjakan terutama oleh pengurung diri seperti kami. Cepat atau lambat mereka akan segera menjemputmu, maaf.”

Harunio : “Tunggu dulu, apa maksudmu?”

Para programer sudah offline sebelum Harunio membalas pesan.

“Huh? Ada apa ini ...?” kata Harunio.

Y : “Datanglah ke ruanganku.”

“Ap–?! Dia sudah mengetahuinya ...!” kata Harunio.

Y : “Cepatlah atau akan aku seret kau kemari.”

Harunio : “Baiklah ... aku segera ke sana.”

Harunio segera menutup channel grupnya dan berangkat.

Arc 1 - Trouble

Beberapa saat kemudian Harunio telah sampai di ruangan milik Y.

“Masuklah.” Terdengar suara dari dalam ruangan sebelum Harunio mengetuk pintu.

“U-uh ... Hai, Yudai. Ada apa kau memanggilku ...?” tanya Harunio dengan gugup.

“Baguslah kau mengakui kesalahanmu.” Kata Yudai, laki-laki 27 tahun, Emylier dari klan Yoruhane.

“...! Y-ya sepertinya ...” Harunio tidak tahu harus menjawab apa.

“Hhh ... untuk kesekian kalinya kau melakukan kesalahan itu lagi, apa kau tidak bosan mendengar perintahku untuk tidak menggunakan kekuatan itu?!” kata Yudai.

“Y-ya ... a-aku hanya membantu project mereka ... Tetapi bagaimana bisa kau masuk ke channel kami?” tanya Harunio.

“Pertanyaan bodoh, memangnya dengan siapa kau berbicara?” kata Yudai.

“...! Leadro-sama, pemimpin Conqueron ... Tetapi kenapa mereka bertiga tidak tertangkap?!” tanya Harunio.

“Tidak ada bukti jika mereka ada saat aku meretas channel kalian. Selain itu projek mereka yang ditahan merupakan salah satu hukuman mereka.” Kata Yudai.

“Sial ...! Pantas saja mereka langsung offline ...!” kata Harunio dengan pelan.

“Meskipun hanya objek uji coba, tetapi benda itu benar-benar bekerja. Apa kau tahu apa artinya?” tanya Yudai.

“Bukankah itu bagus?” tanya Harunio.

“Apa kau tahu resiko jika alat itu disalah gunakan?” tanya Yudai.

“...! T-tidak ...” Harunio merasa bersalah.

“Projek itu akan ditahan untuk diteliti lebih dalam, untung saja hanya kau yang dapat membantu mereka. Aku tidak perlu mencurigai Emylier lain, bersiaplah menerima hukumanmu.” Kata Yudai.

“Ya ... baiklah.” Harunio terpaksa mengikutinya.

“Kau harus mengikuti misi gabungan dengan beberapa Emylier lain untuk mengawal kiriman logistik dari gudang persediaan Ruton ke berbagai kota disekitarnya.” Kata Yudai.

“Baik ... Oh, ya. Bolehkah aku meminta tolong?” tanya Harunio.

“Ada apa?” tanya Yudai.

“Bolehkah aku meminta berkas yang ditahan itu?” tanya Harunio.

“Untuk apa kau memintanya?” Yudai berbalik tanya.

“Mereka bilang aku boleh mendapatkan salinannya jika program itu berhasil.” Kata Harunio.

“Jika kau bisa menggunakan kemampuan itu kenapa kau menginginkan berkas mereka?” tanya Yudai.

“Akan aku gunakan untuk ruang latihanku.” Kata Harunio.

“Ohh ... Siapa yang memberikanmu izin untuk membuatnya ...?” tanya Yudai dengan nada mengancam.

“...! I-itu ... k-kau tahu kan ... umm ... umm ...” Harunio tidak bisa menjawab pertanyaan Yudai.

“Cash Cardmu akan diblokir.” Kata Yudai.

“TIDAAK!! Aku mohon jangan Cash Cardku!” Harunio langsung terkejut, “Aku tidak bisa hidup tanpanya!”

Harunio langsung memohon dengan segenap kemampuannya.

“Kau ini berisik sekali ...” kata Yudai.

“Aku mohon jangan blokir Cash Cardku ...! Kau membiarkan anak umur 14 tahun tinggal sendirian tanpa uang sepeser pun ...! Kau kejam sekali ...” Harunio menggunakan taktiknya.

“Baiklah kalau begitu, aku tidak akan memblokir Cash Cardmu.” Kata Yudai.

“Nah! Aku tahu kau tidak pernah membiarkan Emylier lain kesusahan!” Harunio langsung kembali ceria.

“Pengambilan berkas terlarang ditambah pembuatan sarana ilegal. Aku akan mengosongkan Cash Cardmu, tetapi kau masih berhutang pada Conqueron.” Kata Yudai.

“Itu sama saja!” suasana hati Harunio langsung berubah.

“Kalau begitu hancurkan ruang latihan itu, dengan begitu hutangmu akan berkurang.” Kata Yudai.

“Lalu untuk apa aku mengambil berkas itu jika tidak digunakan?!” kata Harunio.

“Kalau begitu segera lunasi hutangmu, sebagai keringanan aku tetap memberikan jatah makan 3 kali sehari. Itu saja.” Kata Yudai.

“Ini bencana ...” Harunio mulai depresi.

“Jangan pasang muka itu disini, cepatlah pulang dan beristirahat jika kau tidak ingin membuat kesalahan pada misi besok. Kau hanya akan menerima separuh dari setiap saldo yang masuk ke dalam Cash Cardmu, dengan begitu kau tetap memiliki tabungan yang bisa kau gunakan.” Kata Yudai menjelaskan.

“Kau tidak berencana untuk mencuri hasil dari jerit payahku kan?!” kata Harunio.

“Untuk apa aku mencuri darimu?” kata Yudai.

“Benar juga, kalau begitu aku akan kembali sekarang.” Kata Harunio.

“Baik, baik ...” kata Yudai.

Lalu Harunio segera pulang ke rumahnya.

- - -

Malam harinya, Harunio mengintrogasi anggota grup chatnya.

“Sial ...! Mereka harus membantuku melunasinya ...!” Harunio berbicara sendiri.

P2 : “Ternyata kau bisa lolos! Aku kira semua aksesmu akan diblokir.”

Harunio : “Kenapa kalian tidak memberitahuku jika ini akan terjadi?!”

P1 : “Kami sudah memperingatkanmu, periksalah semua chat yang menumpuk itu.”

P3 : “Tetapi secepat apapun kau mengantisipasinya percuma saja, karena projek ini hanya bisa dilakukan dengan bantuanmu.”

Harunio : “Kalau begitu bantu aku menyelesaikan masalah ini!”

P1 : “Lagipula kenapa kau sangat ingin membuat ruang latihan itu?”

Harunio : “Tentu saja untuk kepentinganku.”

P1 : “Kalau begitu kau harus siap untuk menanggung resikonya karena membuat sarana ilegal.”

P2 : “Lihat sisi baiknya, jika semua berjalan seperti apa yang kita rencanakan. Penemuan baru yang dibuat berdasarkan analisa projek ini akan tercantum nama kita berempat!”

Harunio : “Waktu itu kalian tidak menjelaskan resikonya!”

P3 : “Hasil yang besar, resiko yang besar pula.”

P1 : “Setidaknya kami sudah menepati janji kami, jika projek ini berhasil kau bisa menggunakannya.”

Harunio : “Tetapi muncul masalah baru lagi!”

P3 : “Seharusnya kau bersyukur karena masih diberi keringanan.”

Harunio : “Aku tahu itu.”

P2 : “Kau bisa mengambil posisiku sebagai karyawan di restoran tempat kerjaku, akan aku katakan pada bosku nanti.”

Harunio : “Benarkah?!”

P2 : “Ya, tentu saja.”

Harunio : “Tetapi kenapa kau memberikannya kepadaku?”

P1 : “Kami bertiga akan pergi meninggalkan Conqueron untuk mengisi kursi kosong di luar sana.”

P2 : “Dan tentu saja dengan penghasilan yang lebih tinggi! Hahahaha!”

Harunio : “Baguslah kalau begitu.”

“Hmph! Ternyata itu alasannya!” Harunio merasa senang karena mereka juga sukses.

P2 : “Ada Emylier dari angaktanmu yang juga bekerja di sana, tidak perlu khawatir.”

Harunio : “Tidak aku sangka kau bisa mengatakan hal normal seperti ini. LOL.”

P2 : “Hmph! Kau terlalu meremehkanku!”

P3 : “Sudahlah, ini sudah waktunya anak-anak untuk tidur!”

Harunio : “Sekarang aku sudah tidak terikat peraturan asrama, aku bisa tidur kapanpun aku mau!”

P3 : “Sifat kekanak-kanakanmu masih ada saja.”

P1 : “Aku log-out sekarang, masih banyak barang yang harus aku kemasi.”

P1 telah meninggalkan channel.

Harunio : “Kalian tidak bersiap-siap?”

P2 : “Jangan samakan kami dengannya!”

P3 : “Jika kau pernah ke tempatnya kau pasti tahu seberapa sibuk dia saat ini.”

Harunio : “Ya, terserah saja. Aku juga mendapat misi besok, aku log-out sekarang. Sampai jumpa lagi!”

Harunio juga mulai bersiap untuk menjalankan misinya besok.

- - -

Pada malam itu Yudai juga bertemu dengan seseorang.

“Apakah ini tidak apa-apa?” tanya Darkos, laki-laki 27 tahun, Emylier dari klan Yoruhane seperti Yudai.

“Ya, pertama kita harus mengetahui kapan dan dimana perempuan itu akan muncul. Karena itu peran Harunio sangat penting.” Kata Yudai.

“Dulu aku sudah bilang jika tidak ada tanda-tanda kemunculannya bahkan sebelum dan sesudah Harunio tinggal di kota ini.” Kata Darkos.

“Aku percaya dengan laporanmu, jika dia tidak bergerak maka kita yang akan memancingnya keluar.” Kata Yudai.

“Sebaiknya kau memiliki persiapan yang matang ...” kata Darkos.

“Tentu saja, aku sudah mempersiapkan semuanya.” kata Yudai.

“Begitu, ya.” Kata Darkos.

“Lalu bagaimana dengan pencarianmu?” tanya Yudai.

“Kau tunggu saja, ini membutuhkan waktu cukup lama. Tetapi aku sudah memastikan dua tempat.” Kata Darkos.

“Baru dua, ya ... Masih banyak yang harus dicari ...” kata Yudai.

“Selain itu ... apa tidak ada upah yang lebih karena kerja lembur ini ...?” kata Darkos.

“Bekerjalah dengan baik sebagai Agen Conqueron dari Darko Tera, tempat kelahiranmu sendiri.” Kata Yudai.

“Kampung halamanmu juga.” Kata Darkos.

“Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, semua sudah diatur.” Kata Yudai.

“Baik, baik. Aku hanya bercanda.” Kata Darkos.

“Ini tugasmu sebagai Emylier yang paling aku percayai, aku tidak bisa memberikannya kepada Emylier lain.” Kata Yudai.

“Heheh! Sesuai dengan perintah anda, Leadro-sama!” kata Darkos sambil memberi hormat.

“Hentikan candaanmu itu.” Kata Yudai.

“Heheh! Kau ini kaku sekali.” Kata Darkos lalu menghilang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!