Beberapa saat kemudian Harunio telah sampai di ruangan milik Y.
“Masuklah.” Terdengar suara dari dalam ruangan sebelum Harunio mengetuk pintu.
“U-uh ... Hai, Yudai. Ada apa kau memanggilku ...?” tanya Harunio dengan gugup.
“Baguslah kau mengakui kesalahanmu.” Kata Yudai, laki-laki 27 tahun, Emylier dari klan Yoruhane.
“...! Y-ya sepertinya ...” Harunio tidak tahu harus menjawab apa.
“Hhh ... untuk kesekian kalinya kau melakukan kesalahan itu lagi, apa kau tidak bosan mendengar perintahku untuk tidak menggunakan kekuatan itu?!” kata Yudai.
“Y-ya ... a-aku hanya membantu project mereka ... Tetapi bagaimana bisa kau masuk ke channel kami?” tanya Harunio.
“Pertanyaan bodoh, memangnya dengan siapa kau berbicara?” kata Yudai.
“...! Leadro-sama, pemimpin Conqueron ... Tetapi kenapa mereka bertiga tidak tertangkap?!” tanya Harunio.
“Tidak ada bukti jika mereka ada saat aku meretas channel kalian. Selain itu projek mereka yang ditahan merupakan salah satu hukuman mereka.” Kata Yudai.
“Sial ...! Pantas saja mereka langsung offline ...!” kata Harunio dengan pelan.
“Meskipun hanya objek uji coba, tetapi benda itu benar-benar bekerja. Apa kau tahu apa artinya?” tanya Yudai.
“Bukankah itu bagus?” tanya Harunio.
“Apa kau tahu resiko jika alat itu disalah gunakan?” tanya Yudai.
“...! T-tidak ...” Harunio merasa bersalah.
“Projek itu akan ditahan untuk diteliti lebih dalam, untung saja hanya kau yang dapat membantu mereka. Aku tidak perlu mencurigai Emylier lain, bersiaplah menerima hukumanmu.” Kata Yudai.
“Ya ... baiklah.” Harunio terpaksa mengikutinya.
“Kau harus mengikuti misi gabungan dengan beberapa Emylier lain untuk mengawal kiriman logistik dari gudang persediaan Ruton ke berbagai kota disekitarnya.” Kata Yudai.
“Baik ... Oh, ya. Bolehkah aku meminta tolong?” tanya Harunio.
“Ada apa?” tanya Yudai.
“Bolehkah aku meminta berkas yang ditahan itu?” tanya Harunio.
“Untuk apa kau memintanya?” Yudai berbalik tanya.
“Mereka bilang aku boleh mendapatkan salinannya jika program itu berhasil.” Kata Harunio.
“Jika kau bisa menggunakan kemampuan itu kenapa kau menginginkan berkas mereka?” tanya Yudai.
“Akan aku gunakan untuk ruang latihanku.” Kata Harunio.
“Ohh ... Siapa yang memberikanmu izin untuk membuatnya ...?” tanya Yudai dengan nada mengancam.
“...! I-itu ... k-kau tahu kan ... umm ... umm ...” Harunio tidak bisa menjawab pertanyaan Yudai.
“Cash Cardmu akan diblokir.” Kata Yudai.
“TIDAAK!! Aku mohon jangan Cash Cardku!” Harunio langsung terkejut, “Aku tidak bisa hidup tanpanya!”
Harunio langsung memohon dengan segenap kemampuannya.
“Kau ini berisik sekali ...” kata Yudai.
“Aku mohon jangan blokir Cash Cardku ...! Kau membiarkan anak umur 14 tahun tinggal sendirian tanpa uang sepeser pun ...! Kau kejam sekali ...” Harunio menggunakan taktiknya.
“Baiklah kalau begitu, aku tidak akan memblokir Cash Cardmu.” Kata Yudai.
“Nah! Aku tahu kau tidak pernah membiarkan Emylier lain kesusahan!” Harunio langsung kembali ceria.
“Pengambilan berkas terlarang ditambah pembuatan sarana ilegal. Aku akan mengosongkan Cash Cardmu, tetapi kau masih berhutang pada Conqueron.” Kata Yudai.
“Itu sama saja!” suasana hati Harunio langsung berubah.
“Kalau begitu hancurkan ruang latihan itu, dengan begitu hutangmu akan berkurang.” Kata Yudai.
“Lalu untuk apa aku mengambil berkas itu jika tidak digunakan?!” kata Harunio.
“Kalau begitu segera lunasi hutangmu, sebagai keringanan aku tetap memberikan jatah makan 3 kali sehari. Itu saja.” Kata Yudai.
“Ini bencana ...” Harunio mulai depresi.
“Jangan pasang muka itu disini, cepatlah pulang dan beristirahat jika kau tidak ingin membuat kesalahan pada misi besok. Kau hanya akan menerima separuh dari setiap saldo yang masuk ke dalam Cash Cardmu, dengan begitu kau tetap memiliki tabungan yang bisa kau gunakan.” Kata Yudai menjelaskan.
“Kau tidak berencana untuk mencuri hasil dari jerit payahku kan?!” kata Harunio.
“Untuk apa aku mencuri darimu?” kata Yudai.
“Benar juga, kalau begitu aku akan kembali sekarang.” Kata Harunio.
“Baik, baik ...” kata Yudai.
Lalu Harunio segera pulang ke rumahnya.
- - -
Malam harinya, Harunio mengintrogasi anggota grup chatnya.
“Sial ...! Mereka harus membantuku melunasinya ...!” Harunio berbicara sendiri.
P2 : “Ternyata kau bisa lolos! Aku kira semua aksesmu akan diblokir.”
Harunio : “Kenapa kalian tidak memberitahuku jika ini akan terjadi?!”
P1 : “Kami sudah memperingatkanmu, periksalah semua chat yang menumpuk itu.”
P3 : “Tetapi secepat apapun kau mengantisipasinya percuma saja, karena projek ini hanya bisa dilakukan dengan bantuanmu.”
Harunio : “Kalau begitu bantu aku menyelesaikan masalah ini!”
P1 : “Lagipula kenapa kau sangat ingin membuat ruang latihan itu?”
Harunio : “Tentu saja untuk kepentinganku.”
P1 : “Kalau begitu kau harus siap untuk menanggung resikonya karena membuat sarana ilegal.”
P2 : “Lihat sisi baiknya, jika semua berjalan seperti apa yang kita rencanakan. Penemuan baru yang dibuat berdasarkan analisa projek ini akan tercantum nama kita berempat!”
Harunio : “Waktu itu kalian tidak menjelaskan resikonya!”
P3 : “Hasil yang besar, resiko yang besar pula.”
P1 : “Setidaknya kami sudah menepati janji kami, jika projek ini berhasil kau bisa menggunakannya.”
Harunio : “Tetapi muncul masalah baru lagi!”
P3 : “Seharusnya kau bersyukur karena masih diberi keringanan.”
Harunio : “Aku tahu itu.”
P2 : “Kau bisa mengambil posisiku sebagai karyawan di restoran tempat kerjaku, akan aku katakan pada bosku nanti.”
Harunio : “Benarkah?!”
P2 : “Ya, tentu saja.”
Harunio : “Tetapi kenapa kau memberikannya kepadaku?”
P1 : “Kami bertiga akan pergi meninggalkan Conqueron untuk mengisi kursi kosong di luar sana.”
P2 : “Dan tentu saja dengan penghasilan yang lebih tinggi! Hahahaha!”
Harunio : “Baguslah kalau begitu.”
“Hmph! Ternyata itu alasannya!” Harunio merasa senang karena mereka juga sukses.
P2 : “Ada Emylier dari angaktanmu yang juga bekerja di sana, tidak perlu khawatir.”
Harunio : “Tidak aku sangka kau bisa mengatakan hal normal seperti ini. LOL.”
P2 : “Hmph! Kau terlalu meremehkanku!”
P3 : “Sudahlah, ini sudah waktunya anak-anak untuk tidur!”
Harunio : “Sekarang aku sudah tidak terikat peraturan asrama, aku bisa tidur kapanpun aku mau!”
P3 : “Sifat kekanak-kanakanmu masih ada saja.”
P1 : “Aku log-out sekarang, masih banyak barang yang harus aku kemasi.”
P1 telah meninggalkan channel.
Harunio : “Kalian tidak bersiap-siap?”
P2 : “Jangan samakan kami dengannya!”
P3 : “Jika kau pernah ke tempatnya kau pasti tahu seberapa sibuk dia saat ini.”
Harunio : “Ya, terserah saja. Aku juga mendapat misi besok, aku log-out sekarang. Sampai jumpa lagi!”
Harunio juga mulai bersiap untuk menjalankan misinya besok.
- - -
Pada malam itu Yudai juga bertemu dengan seseorang.
“Apakah ini tidak apa-apa?” tanya Darkos, laki-laki 27 tahun, Emylier dari klan Yoruhane seperti Yudai.
“Ya, pertama kita harus mengetahui kapan dan dimana perempuan itu akan muncul. Karena itu peran Harunio sangat penting.” Kata Yudai.
“Dulu aku sudah bilang jika tidak ada tanda-tanda kemunculannya bahkan sebelum dan sesudah Harunio tinggal di kota ini.” Kata Darkos.
“Aku percaya dengan laporanmu, jika dia tidak bergerak maka kita yang akan memancingnya keluar.” Kata Yudai.
“Sebaiknya kau memiliki persiapan yang matang ...” kata Darkos.
“Tentu saja, aku sudah mempersiapkan semuanya.” kata Yudai.
“Begitu, ya.” Kata Darkos.
“Lalu bagaimana dengan pencarianmu?” tanya Yudai.
“Kau tunggu saja, ini membutuhkan waktu cukup lama. Tetapi aku sudah memastikan dua tempat.” Kata Darkos.
“Baru dua, ya ... Masih banyak yang harus dicari ...” kata Yudai.
“Selain itu ... apa tidak ada upah yang lebih karena kerja lembur ini ...?” kata Darkos.
“Bekerjalah dengan baik sebagai Agen Conqueron dari Darko Tera, tempat kelahiranmu sendiri.” Kata Yudai.
“Kampung halamanmu juga.” Kata Darkos.
“Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, semua sudah diatur.” Kata Yudai.
“Baik, baik. Aku hanya bercanda.” Kata Darkos.
“Ini tugasmu sebagai Emylier yang paling aku percayai, aku tidak bisa memberikannya kepada Emylier lain.” Kata Yudai.
“Heheh! Sesuai dengan perintah anda, Leadro-sama!” kata Darkos sambil memberi hormat.
“Hentikan candaanmu itu.” Kata Yudai.
“Heheh! Kau ini kaku sekali.” Kata Darkos lalu menghilang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Anyle Tiwa
like
2020-08-21
0
Dian Safitri
Next up
2020-07-13
0
KRISFFTRII
mantab
2020-06-04
0