Alkana dan Nazima Alexander menikah. Mereka menikah di suatu rumah pak kyai.
Alkana, tidak menikahi Nazi secara hukum, namun masih secara agama.
Alasan Alka, karena menunggu restu keluarga nya.
Keluarga Alexander, yaitu tuan Aripin Alexander dan nyonya Vani Alexander menyaksikan pernikahan Alkana Walandra dan Nazima Alexander.
Pak kyai menikah' mereka berdua.
Alkana Walandra saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan seorang wanita bernama Nazima Alexander binti Arifin Alexander dengan mas kawinnya satu set emas dan mobil di bayar tunai! ucap penghulu
Alkana menjawab, saya terima nikah dan kawin nya Nazima Alexander binti Arifin Alexander dengan satu set emas dan mobil di bayar tunai, sahhh
Sah sah ucap saksi. Senyuman terpancar dari wajah Alkana dan Nazi.
Selesai acara ijab Kabul, Nazima dan Alkana Walandra berfoto bersama papa dan mama Nazima.
Ada kesedihan di hati Alka, kedua orangtuanya dan adik nya tak menghadiri hari bahagia nya.
Mas! masih memikirkan orang tua mas? tanya Nazi kepada suaminya.
Mereka sudah mengusir kamu mas! sekarang kita akan tinggal di mana? tanya Nazi kepada Alka.
Kini kedua pengantin baru itu sudah di mobil menuju apartemen milik Alka.
Mereka akan tinggal disana, sampai rumah yang di bangun Alka selesai.
Sementara di rumah Walandra, mama dan papa Alkana sedang duduk bersama.
" Alkana menikahi wanita itu pa! dia tak mendengar kan kita lagi.
Aku tak merestui mereka pa! ucap mama Maurine kepada suami nya Jonathan.
Pernikahan yang di lakukan Alkana sah, walaupun tak ada kedua orangtuanya. Anak laki-laki, tak harus menunggu wali untuk menikah, dia bisa menikah tanpa kedua orangtuanya.
Berbeda dengan anak perempuan, harus di walikan dengan ayah kandungnya, jika sudah meninggal adik atau kakak laki-laki nya. Jika tidak punya paman kandung dari pihak ayah nya, baru wali hakim.
Mama Maurin, menangis. Papa Jo menenangkan istrinya. Vano dan Diah ikut duduk dengan mama dan papa nya.
Mama! sudahlah, doakan saja kak Alka akan bahagia. Istrinya mau berubah menjadi baik, sehingga mama dan papa bisa menerima mu.
bagaimana pun, Nazima adalah menantu papa dan mama, kakak ipar ku! ucap Vano.
Sebenarnya Vano malas sekali bicara ini, namun melihat papa dan mama nya begini, membuat Vano geram.
Aku permisi dulu, mau ke kantor ucap Vano.
Vano berlalu menuju kantor WD company.
Semua kariawan menunduk kepada bos nya itu.
Chintya selalu menempel dengan Vano.
Vano sangat risih.
Chintya merencanakan akan menjebak Vano.
Dia akan memberikan obat perangsang ke minuman Vano, dan dia akan melakukan hubungan itu dengan suami Diah ayu Azhari itu.
Semua orang sibuk dengan kerjaan masing-masing.
Chintya masuk ke ruangan Vano, dan memberikan dia minuman.
Vano yang haus meminum nya tanpa tau jika di dalam minuman itu ada obat yang akan membuat rumah tangga nya dengan Diah hancur.
Beberapa menit, setelah meminum air itu. Tubuh Vano mulai panas! Tiba-tiba miliknya berdiri dan tak bisa di tahan.
Vano menatap tak percaya Chintya, yang sudah duduk di paha Vano.
Chintya menciumi bibir Vano, dengan penuh *****.
Vano sekuat tenaga melawan nya. Chintya tak kehabisan akal, ia menyentuh milik Vano, memegang nya dan membuat Vano semakin menggila.
Vano melepaskan Chintya kasar! dan menyambar kunci mobilnya, ia berlari menuruni lip khususnya.
Tiba di lobby, Vano semakin berlari.
Sesampai di mobil nya, Vano memacu kuda besinya itu dengan kecepatan tinggi.
Mobil sport Lamborghini Gallardo itu melaju di jalanan yang lumayan sepi, karena semua pengguna nya pada bekerja.
Vano tiba di rumahnya. Ia berlari mencari istrinya.
Mama di mana Diah? tanya Vano dengan muka memerah dan berkeringat.
Mama Maurine tau apa yang terjadi dengan anaknya itu. Mama menunjukkan Diah, sedang di dapur memasak.
Vano memanggil nama Diah, dan Diah yang di panggil berlari menuju Vano.
Diah yang dokter paham, kenapa dengan suaminya.
Diah Kasihan melihat suaminya, akhirnya ia menarik tangan Vano menuju kamar mereka.
Mama Maurine hanya menggeleng kepala, siapa yang mengerjai kamu Van! cari mati saja, ucap mama berlalu ke mall.
Didalam kamar itu, Vano melepaskan seluruh pakaiannya. Begitu pula Diah, kini mereka melakukan hubungan suami istri.
Vano benar-benar tidak melepaskan Diah, hingga Vano mencapai puncaknya hingga beberapa kali.
Kini Vano dan Diah mandi. Diah bertanya kepada suaminya" siapa yang memberikan obat laknat itu padamu mas? tanya Diah.
Vano langsung berubah wajah nya. Chintya yank! dia tadi menciumi bibirku dan memegang milikku, tapi aku mendorong nya ucap Vano jujur, membuat Diah marah!
Kau di cium teman mu itu! dan milikku itu di pegang nya? cari masalah kau mas! ucap Diah marah.
Jangan sentuh aku seminggu, bersihkan dulu bekas bibir dan pegangan wanita itu dari tubuh mu! ucap Diah naik dari acara berendam mereka dan mandi.
Vano menatap istrinya tak berkedip, Yank bukan aku yang salah! ucap Vano namun Diah tak memperdulikan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments