Belum sampai makanan itu dibuatkan, ada yang menekan bel rumah dan Anita pun keluar untuk melihat siapa yang datang. Dengan apron berwarna pink menutupi tubuh depannya, Anita membukakan pagar putih rumahnya. “Ya, ada yang bisa saya bantu?” santun Anita.
Bukan jawaban yang ia dapatkan, melainkan mulut yang langsung disumpal dengan tangan. Anita meronta, berusaha sekuat tenaga untuk terlepas. Tapi, pria bertubuh besar yang membungkam mulutnya justru mengunci kedua tangan Anita di belakang.
“Cari dia!” kata pria yang membungkam Anita pada kawanannya.
Mengangguk lalu pergi ke dalam, tak mempedulikan teriak dari suara tak sanggup keluar. Pria-pria bertubuh besar itu memasuki rumah Anita dan mencari keberadaan Arga.
Setiap pintu kamar di buka oleh mereka, lalu menapaki anak tangga untuk mencari kembali dan akhirnya menemukan seorang anak baru saja keluar dari kamar.
“Siapa kalian?!” teriak Arga, langsung dibius dengan gerakan kilat.
Bocah itu seketika tak sadarkan diri karena obat bius yang telah dibubuhkan di atas sapu tangan berwarna putih. Seperti mengangkut karung beras, pria bertubuh besar itu membawa Arga turun.
Langkah sangat lebar digunakan untuk menyusuri rumah, Anita sudah lebih dulu dimasukkan ke dalam mobil agar tak mengundang perhatian.
Mulut dan tangan terikat, Anita terbelalak begitu melihat putranya tak sadarkan diri dan diletakkan pada pangkuan. Kedua pahanya bergerak, berniat menyadarkan Arga dengan suara tertahan memanggil nama putranya.
Mobil sedan hitam itu melaju sangat kencang, hanya pagar yang ditutup kembali untuk membuat keadaan terlihat normal. Mereka adalah bodyguard Reno Hardian Syahputra, seorang CEO yang terkenal akan kekejamannya selama ini.
Reno meradang, begitu ia tahu jika perusahan pengembang game miliknya mengalami kerugian terus-menerus dan sulit teratasi dalam dua tahun ini. Mengamati tentang Arga dan memberikan perintah untuk menangkapnya malam ini juga.
Dia sudah melakukan banyak cara untuk menghancurkan Arga, namun semua tak pernah berhasil. Berusaha sebaik mungkin untuk mengembalikan posisi, itu pun tak berhasil dilakukan sehingga kerugian semakin besar dialami oleh salah satu perusahaannya.
Reno bukan hanya memiliki perusahan dalam bidang pengembangan game, tapi ia memiliki banyak sekali perusahaan yang bergerak dalam semua bidang. Ia pun memiliki beberapa hotel serta restoran ternama, namun semua tak cukup baginya.
Merupakan pengusaha tersukses di dunia, tentu saja ia tak akan membiarkan kekalahan terjadi dan membuat perusahaan telah di bangun hancur. Lelaki yang bahkan tak segan menghabisi siapa pun yang menghalanginya itu, sangat membenci kegagalan, tak ada kata itu dalam kamus kehidupan.
...----------------...
Tak menunggu lama dalam rumah bak istana miliknya, bodyguard yang diperintahkan sudah membawa ibu dan anak itu ke dalam rumah.
Kecepatan yang dipergunakan, membuat mereka tiba lebih cepat karena waktu tak pernah diberikan oleh Arga lebih dari setengah atau satu jam.
Jika melewati batas waktu dari tugas, maka anak buahnya harus bersiap menghabisi nyawa sendiri—itulah satu kekejaman Reno yang tak pernah mengenal ampun.
Anita dan Arga di seret layaknya binatang, membawa mereka ke sebuah ruang kerja di mana seorang lelaki tampak angkuh menantikan dengan duduk pada kursi kebesaran. Pintu di ketuk, suara pun terdengar dengan izin di berikan.
Mulut dibebaskan dari sumpalan sapu tangan yang terikat pada tengkuk, begitu pula kedua tangan. Arga memang telah sadar dalam perjalanan, pengaruh bius itu hanya bertahan beberapa menit saja.
Reno juga tak ingin membuatnya tewas sebelum tujuannya berhasil.
Anita langsung merengkuh tubuh putranya, kedua tangan sangat gemetar. Namun Arga masih terlihat tenang, dia berkata jika semua pasti akan baik-baik saja.
Tak tersirat ketakutan sedikit pun dari kedua mata Arga, bocah itu memang tak pernah memiliki ketakutan terhadap siapa pun selain Tuhan.
Bodyguard keluar, berjaga di depan pintu ruang kerja. Lelaki tengah duduk nyaman di kursi, kini memutar kursi kebesarannya untuk menatap secara langsung siapa orang yang telah membuatnya dalam keadaan hampir bangkrut.
“Kau?!” terbelalak Reno, menatap wajah Anita.
Anita pun tak kalah terkejut melihat lelaki di hadapannya, paras tampan namun menyiratkan keangkuhan itu tak akan pernah sanggup untuk dilupakan oleh Anita seumur hidup. Itu adalah lelaki yang dia lihat dalam kamar hotel pada pagi terburuk di hidupnya.
“Mama mengenalnya?” tanya Arga menatap keduanya bergantian.
“Mama?” lirih Reno, lalu beranjak dari duduk.
Lelaki tinggi putih itu berjalan menghampiri, Anita menggenggam tangan putranya. Namun justru Arga berpindah untuk berdiri di hadapan sang mama, menghalau lelaki berkemeja hitam itu untuk berbuat macam-macam.
“Apa yang Anda inginkan dari kami?” tanya Arga tanpa takut.
Reno bergeming, ia menatap lekat wajah Arga, Seolah bercermin pada diri sendiri, wajah itu sangat mirip dengannya. Mata dialihkan pada Anita, seolah kilatan cahaya dalam matanya mengisyaratkan tanya.
“Dia …,” tanya Reno menggantung.
“Ikut denganku!” tekan Reno dalam kata, meraih tangan Anita hendak menyeretnya.
“Tidak! Anda tidak bisa membawa mama saya pergi!” cegah Arga tegas.
“Tidak apa-apa, Sayang. Mama akan baik-baik saja,” ucap Anita memalsukan senyuman.
Anita telah mengetahui seberapa kejam Reno, dia tak ingin sesuatu terjadi pada putranya dan memilih untuk ikut lelaki bertubuh tegap itu keluar dari ruangan.
Arga ditinggalkan seorang diri, Anita melarangnya untuk ikut.
Sebuah kamar tamu tak jauh dari ruang kerja dimasuki oleh lelaki dengan tangan menyeret perempuan di belakang tubuh.
Kesulitan Anita untuk menyeimbangkan langkah, karena kaki Reno sangat panjang dan langkahnya pun lebar.
Terlempar ke atas tempat tidur luas begitu masuk ke dalam kamar, Anita terlihat semakin ketakutan. Reno menaikkan kaki kanan menekuk di atas ranjang, tangan kanan mencapit kedua sisi wajah Anita. “Dia … apa dia anakku?” melotot Reno sembari bertanya.
“Katakan padaku kebenarannya atau kau akan melihatnya menjadi abu hari ini juga!” ancam Reno tegas.
Anita terlihat sangat takut, jantungnya berdetak sangat cepat dengan napas memburu. Reno menunjukkan ketegasan dalam sorot mata, kata-katanya pun begitu menekan. “Aku tidak suka menunggu, Anita!” geram Reno, mengejutkan Anita karena nama diketahui.
Ya, Reno telah mengetahui siapa nama dari perempuan telah meninggalkannya di kamar hotel. Pagi itu, Reno sangat marah karena merasa dicampakkan. Kini, melihat wajah Arga membuat ia berkeyakinan jika itu adalah anak kandungnya.
Wajah Anita tak pernah lepas dari ingatan, amarah pun tak hilang sampai sekarang. Ketika bayang dirinya ditinggalkan itu hadir, Reno tak segan melampiaskan kekesalan dengan menghancurkan apa saja yang berada di dekatnya.
Dia telah mencari Anita, namun tak pernah ditemukan karena perempuan itu dalam penyamaran di balik kacamata tebal selama tinggal di tempat kos juga kontrakan, demi menjaga nama keluarganya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Nor Azlin
bisa jadi keran,Reno orang nya kan kejam...ya pasti Anita nya takut bukan kalau aku di tempat nya pun akan takut juga tu😂😂😂 udah di ambil kehormatan juga pasti Anita nya merasa kan diri nya udah kotor dengan lelaki yang bukan pacar nya ...pasti menghindar lah ...lanjut thor
2023-07-01
0
Momy Victory 🏆👑🌹
ini beda ceritanya jenius IT tapi pembuatan games,bukan hacker atau pemprograman...keren banget .
btw Rian setelah 10 tahun masih menjadi sahabat Anita dan membantu anaknya Arga,dalam pembuatan games....Rian tidak menikahkah? ....*reader kepo 🤭🤭🤭
2021-09-01
0
Franki Lengkey
anita tdk sia2 kamu mempertahankan kehamilanmu dan dng kerasnya hidup kamu mengasuh anakmu
2021-08-29
0