My Smart Baby Boy
...Cerita ini murni dari pemikiran saya sendiri. Kalau ada kesamaan tokoh, latar belakang, itu hanya kebetulan yang tidak di sengaja. Kalau ada yang sama semuanya, bisa kasih linknya ke saya!...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
“Keluar dari rumahku sekarang juga! Jangan pernah berani untuk kembali, sebelum kamu menemukan siapa ayah dari anak yang kamu kandung!” bentak seorang pria dengan sorot mata berapi-api.
“KELUAR!” semakin menggelegar suaranya, jari telunjuk menunjuk ke arah pintu.
Perempuan tengah bersimpuh di atas lantai berteman air mata itu, tak bisa mengatakan apa-apa. Dia sadar atas kebodohan yang telah dilakukan, hingga menyebabkan sebuah kehamilan.
Dia adalah Anita, perempuan cantik berusia 19 tahun yang dijebak oleh kekasih dan juga sahabatnya sendiri, hingga harus melalui sebuah malam bagaikan mimpi buruk bersama lelaki tak pernah ia kenal.
Malam di mana kesuciannya terenggut, kini menghancurkan lebih banyak kehidupan serta masa depan. Kedua orang tua Anita tidak terima akan kehamilan dari putri tunggal mereka, mengusir dengan sangat tegas tanpa pernah ingin peduli seperti apa kehidupan dari perempuan terus memohon ampun itu.
Divya—ibu kandung dari Anita tak bisa berbuat apa-apa atas keputusan final suami yang dikenalnya memiliki watak keras. Bagaimanapun juga, putrinya bersalah dan tak bisa untuk ia bela dengan membenarkan kesalahan.
Paling tidak, ia harus tega melepaskan bidadari kecilnya itu agar bisa mengerti kesalahan telah diperbuat dan tak mengulanginya lagi.
Anita hancur, dia tak tahu harus tinggal di mana. Ia menyesali setiap apa yang pernah dilalui. Tidak seharusnya Anita memiliki kekasih yang justru menjadi sebuah awal dari kehancuran, hubungan pacaran tidak bermanfaat tidak seharusnya ia jalin bersama laki-laki yang bahkan tak pernah direstui oleh kedua orang tuanya.
Entah mengapa kedua orang tuanya tak pernah merestui hubungan bersama Vano, mungkin mereka telah mengetahui sesuatu yang tak pernah diutarakan pada Anita. Kini, penyesalan dan air mata menemani langkah berat Anita untuk keluar dari rumah dengan juta kenangan indah di dalamnya.
Jika saja waktu bisa untuk dikembalikan, Anita akan mengubah semua menjadi lebih baik. Namun, semua tak akan mungkin untuk kembali, dan Anita harus menjalani seperti apa lika-liku kehidupan yang tak pernah ia ketahui di depan.
Kebahagiaan sesaat karena sebuah hubungan pacaran membutakan, ternyata memberikan kesengsaraan yang tak mungkin bisa dianggap sesaat.
Malam itu, Anita pergi bersama kekasihnya untuk berkencan di sebuah restoran. Seperti minggu-minggu dalam tujuh bulan hubungan terjalin, mereka akan menghabiskan akhir pekan bersama.
Namun, itu bukanlah akhir pekan yang benar-benar sama, karena di pagi hari Anita mendapati tubuhnya tanpa pakaian di sebuah hotel bersama lelaki tak pernah ia kenal.
Kembali dari hotel sebelum lelaki itu terbangun, Anita mendatangi rumah Vano.
Ternyata air mata belum cukup sampai disaat ia mengetahui jika kesucian telah terenggut, di rumah Vano ia mendapati fakta lain, bahwa kekasih juga sahabatnya berada di dalam kamar sama dengan pakaian tak seharusnya.
Bukan seorang perempuan bodoh yang menganggap keduanya selesai bermain catur dalam kamar hingga ketiduran, pakaian dari Rara—sahabat telah dianggap saudara olehnya pun cukup dipahami. Ya, pagi itu Rara mengenakan gaun tidur seksi yang menunjukkan dada tanpa pelapis apa pun di dalamnya.
Dunia seakan runtuh di atas kepala, langkah kaki pun melemah seketika. Terlebih pengusiran keras yang dilakukan oleh Vano dan mengatakan jika dirinya telah meninggalkan bersama pria lain semalam, membuat Anita semakin tak berdaya. Kini, semua harus dijalani seorang diri dengan menguatkan hati.
“Aku harus mencari tempat tinggal,” ucap Anita lirih, masih terus berjalan dengan bulir keringat memenuhi dahi.
Tak ada uang sepeser pun yang ia bawa. Anita merogoh saku dress sederhana warna biru muda yang ia kenakan, ada ponsel miliknya di dalam sana.
Terbesit cara untuk bisa mendapatkan uang, Anita memutuskan untuk menjual ponsel miliknya. Lagi pula, siapa yang akan sudi menghubungi dirinya setelah ini, tak akan ada lagi.
Tak ingin menambah sebuah kebodohan dalam hidup sendiri, Anita juga tak berniat untuk menggugurkan kandungan. Walau itu mungkin anak yang tak pernah diharapkan, tapi tetaplah darah dagingnya yang tak pantas untuk dilenyapkan.
Seperti apa pun cara Tuhan menitipkan anak dalam rahim seseorang, semua tetaplah harus dipertanggungjawabkan. Anak adalah sebuah anugerah, mereka suci dan tak mengetahui apa yang sudah terjadi. Ia berhak untuk hidup, berhak untuk mengenal dunia.
Membuang anak atau bahkan melenyapkan karena merasa tak mengharapkan, hanyalah sebuah tingkah pecundang yang tak pantas dilakukan. Bahkan, binatang saja yang tak memiliki pikiran masih bisa menyayangi anaknya sendiri.
Lantas, pantaskah seorang manusia yang diberikan akal serta pikiran harus membuang anak kandungnya.
Mungkin jika tak siap dengan kehadiran anak, seharusnya perempuan bisa menjaga dirinya dari kejamnya dunia.
Atau tak seharusnya melakukan hubungan sebelum pernikahan dengan alasan takut kehilangan, agar tak pernah ada anak tidak berdosa yang menjadi sasaran dan tak ada masa depan serta kebahagiaan keluarga yang menjadi taruhan.
Anita tiba disebuah counter, ia mengeluarkan ponsel dan meletakkan di atas sebuah etalase kaca terdapat beberapa kartu perdana di dalamnya.
Ponsel itu adalah keluaran terbaru, hadiah dari papanya sewaktu ulang tahun Anita tiga bulan lalu. Penjaga memeriksa sejenak ponsel, memberikan sejumlah uang tanpa perlu tawar-menawar.
Sedikit keberuntungan ia dapat, karena counter itu juga memiliki tempat kos yang disewakan. Anita memutuskan tinggal di sana, memberikan uang untuk satu bulan.
Kos-kosan bertingkat yang cukup besar, dijadikan Anita sebagai tempat beristirahat setiap harinya bersama calon buah hati.
***
Hari berganti bulan, Anita tetap tinggal di kos-kosan tersebut dengan berusaha mengumpulkan uang dari menjual botol-botol minuman sisa penghuni kos. Ada seorang laki-laki yang juga membantu Anita, dia adalah Rian.
Lelaki dengan ketulusan yang mencarikan Anita pekerjaan, dan rela setiap hari datang mengantarkan boneka untuk dipasangkan mata, lalu esoknya diambil dan disetorkan.
Setiap uang yang ia peroleh, ditabung sebagian oleh Anita dan dipergunakan untuk biaya persalinan juga kebutuhan dari anaknya nanti, tanpa ingin pelit untuk membeli makan demi nutrisi anak yang ia kandung.
Mungkin ada sebuah kebaikan lain yang pernah ia lakukan, sehingga Tuhan menghadirkan sosok Rian dalam hidupnya dan menjelma sebagai malaikat tak bersayap. Entah berapa banyak hutang budi yang dimiliki Anita pada Rian, hingga anaknya lahir ke dunia.
Mungkin bukan hanya hutang budi, tapi juga uang. Karena Rian juga menyewakan sebuah rumah kontrakan untuk Anita dan anaknya agar hidup lebih layak, setelah perempuan itu terusir dari tempat kos.
Ya, Anita memang terusir kembali setelah keadaan perut membesar. Rian mencarikan tempat kontrakan untuknya, dan bersedia menjadi sandaran untuk perempuan yang tak pernah ia pertanyakan asal-usulnya.
Semua atas dasar kemanusiaan, Rian pun menganggap anak Anita sebagai anaknya sendiri dan sering datang untuk membawakan keperluan atau sekedar makanan.
Itulah sedikit kisah perjalanan Anita yang harus merasakan seperti apa kerasnya hidup akibat kehamilan di luar nikah, yang tak seharusnya terjadi dan lebih bisa menjaga diri. Kisah selanjutnya, kita mulai dari sini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸
mampir dna masih nyimak
2021-12-25
0
Bunda AlzaKhairi
sudah lama tidak membaca karyamu Nung, akhirnya ketemu juga yg baru
2021-10-19
0
**✿❀ ηυя яιzкуα ❀✿**
di akun ku yg telah melayang penikmat brandon... kebetulan pas nyari lagi eh... ketemu ma yg baru😍 mampir deh🤗
2021-10-19
0