Keyakinan Arga

Usai mengatakan apa diinginkan, Arga mendorong kursi dan pergi diiringi tatapan lekat lelaki yang coba mencerna setiap kata didengar. Selama ini, tak pernah ia berkata terima kasih pada siapa pun.

Untuk apa? apa gunanya? Reno menganggap semua yang dilakukan oleh orang-orang ia gaji, adalah keharusan. Lalu untuk apa dia perlu memberikan ucapan terima kasih? toh, gaji sudah diberikan.

"Terima kasih? omong kosong apa yang dia katakan sebenarnya?" gumam Reno lirih, turut beranjak dari duduk lalu menyusul ke dapur.

Arga tetap bersama buku di tangan, ia menyusul sang mama yang tengah membuatkan makanan. Duduk pada sebuah kursi yang ada di balik meja dapur, Arga melanjutkan bacaan. Ingin membantu, tapi dilarang oleh mamanya. Lagi pula, masakan juga sudah hampir jadi.

Seluruh pelayan juga dua koki yang ada di dapur, tiba-tiba membungkuk. Anita terheran, lalu menoleh ke arah mana semua menunduk hormat.

Ah, wajar saja! ada manusia yang tak hentinya memecahkan telinga dengan teriakan sedari tadi. Anita menggerutu dalam hati seketika berubah buruk ketika melihat wajah Reno.

Isyarat mata diberikan pada pelayan dan koki, mereka berjalan keluar dapur memahami perintah dari sorot mata Tuannya. Lelaki tinggi itu mendekati Anita, ingin tahu apa yang tengah dibuat oleh wanita kini mengikat tinggi rambut.

"Kau membuatkannya ini?! apa kau pikir aku sangat miskin?! banyak makanan di sini!" kata Reno melampiaskan kekesalan.

Anita bergeming, tetap mengaduk nasi goreng yang diminta anaknya. Tiba-tiba saja Arga berubah ingin makan nasi goreng, walau itu terlalu berat dinikmati malam hari. Perempuan menutupi tubuh depan menggunakan apron putih itu, meraih piring sudah disiapkan dan memindahkan nasi goreng lengkap dengan sosis serta telur mata sapi.

Kompor sudah dimatikan, ditinggalkan oleh Anita dan memberikan makan pada putranya. Ia pun menyuguhkan segelas air putih, meminta untuk anaknya lebih dulu mencuci tangan sebelum makan. Reno menarik napas dalam, membuangnya kasar. Sungguh ia merasa terabaikan, dan itu sangatlah menyakitkan.

"Kita makan sama-sama," kata Arga lembut setelah membersihkan kedua tangan.

"Mama masih kenyang, kamu habiskan saja semuanya." Anita tersenyum cantik, mendorong piring ke hadapan putranya.

Arga menyusun makanan di sendok, menyuapi lebih dulu mamanya dan hanya bisa diterima oleh Anita. Perkataan kenyang, sudah bukan lagi hal baru untuk seorang bocah yang telah mendengar kalimat sama sedari kecil.

Ketika hidup mereka kekurangan, Anita kerap berkata semacam itu dan rela menahan lapar, asal anaknya tidur dalam keadaan perut terisi. Arga tahu, jika sang mama hanya makan sedikit tadi.

Itu sebabnya, ia meminta dibuatkan nasi goreng yang merupakan makanan kesukaan dari perempuan yang kini berganti menyuapi dirinya.

Ya, itulah seorang ibu yang bahkan pandai berbohong menutupi setiap apa dirasakan. Kala sakit, lelah, lapar atau bersedih, seorang ibu akan tetap mengatakan baik-baik saja dengan ekspresi yang dipaksa untuk bekerja sama.

Rasa letih ketika hamil, sakit dan bertaruh nyawa ketika melahirkan, kesabaran dalam membesarkan, pengorbanan yang tak terhitung, sebanyak apa pun harta tak akan sanggup menggantikan itu semua. Maka tak perlu seorang anak membesarkan rupiah yang diberikan tiap bulan, karena bukan itu yang diharapkan sesungguhnya.

Doa seorang ibu tak pernah putus, maafnya tak pernah tertutup, walau seperti apa perlakuan anak padanya, yang terkadang tak mengerti kata terima kasih dan bercermin pada masa lalu. Jangan ketika besar dan susah lalu bilang salah orang tua, namun ketika sukses berkata atas kerja keras sendiri.

Namun, tidak bagi Arga yang selalu menghormati ibunya, mengutamakan kebahagiaan dari seseorang kerap dilihatnya bermata sembab ketika bangun tidur. Mungkin itu pula yang membuat Arga menjadi seperti sekarang, karena baktinya terhadap ibunda tercinta.

Di balik sebuah keberhasilan seorang anak, ada sebuah perjuangan serta doa tanpa pernah putus dari seorang ibu. Seorang wanita yang bahkan tak berharap satu sen pun dari anak, atau limpahan harta lain. Karena yang ia harapkan hanyalah sebuah kebahagiaan saja, untuk anak-anaknya.

...----------------...

Kala ibu dan anak itu saling menyuapi, ada sepasang mata mengamati tanpa henti. Tak pernah ia melihat pemandangan semacam ini, di mana dua orang saling mengasihi dan ingin melindungi.

Seakan ada warna dan juga cahaya baru ketika mereka datang, kedamaian saat menatap keharmonisan antar ibu dan anak pun, sanggup menggetarkan hatinya. Reno mendekat, langsung menarik tangan Anita yang hendak memasukkan makanan ke mulut Arga.

"Tidak enak," ucap Reno. Tapi justru menyingkirkan Arga untuk pergi.

"Suapi aku lagi!" timpalnya, ketika Anita justru melihatnya.

"Aku sudah kenyang," kata Arga, meraih segelas air putih dan meneguknya.

"Makan sendiri!" tegas Anita.

Hendak berdiri, Reno menarik tangannya dan memaksa duduk lagi. Tangan digerakkan untuk menyuapi dirinya, tersenyum lebar ketika sesuap nasi goreng di dapat.

"Ma, om Rian. Aku angkat, boleh?" ucap bocah tengah berdiri di belakang tubuh sang mama, menunjukkan ponsel di mana ada panggilan masuk.

"Iya, Sayang. Mungkin dia di rumah," sahut Anita.

Mata curiga dari Reno melirik, kedua telinga di pasang lebar untuk mendengarkan. "Siapa?!" tanya Reno penasaran.

"Calon suami mama," santai Arga, karena tanya itu ditujukan padanya.

Terbelalak seketika kedua mata Reno, menatap Anita tajam. Ada hati yang tiba-tiba sesak, darah seketika mendidih, ketika kalimat calon suami ia dengar. "Kau akan menikah?" tanya Reno pada Anita.

"Bukan urusanmu," singkat perempuan kini menyusun makan di sendok.

Reno menahan tangan Anita, sangat kuat ia menggenggam. "Kau akan menikah?!" tanyanya lagi, kali ini dengan sedikit mengeja serta penekanan.

"Ya!" jawab Anita, mengerat kuat rahang Reno.

"Katakan sekali lagi!" geram lelaki semakin kuat menggenggam pergelangan tangan kanan Anita, hingga bergetar saking kuatnya.

"Aku akan menikah," terang Anita menekan kalimat menikah.

Reno terlihat murka, dia menekan lebih kuat genggaman tangan, mencapit wajah Anita dengan jari tangan kiri untuk menghadap dirinya. "Kau tidak akan bisa menikah dengan siapa pun! karena kau milikku dari sepuluh tahun lalu! siapa pun yang berani mendekatimu, maka dia akan segera meninggalkan dunia ini!" ancam Reno.

Wajah tadi ia pegang, dihempaskan kasar sampai kepala Anita berputar ke arah lain. Reno berdiri, menjatuhkan kursi di atas lantai. Ia berjalan dengan tangan mengepal, langkahnya sangat lebar.

Arga tak benar-benar pergi untuk menjawab panggilan, dia masih sanggup mendengarkan. "Seperti yang aku harapkan," batin Arga menyunggingkan senyum.

Anita menatap punggung lebar dari lelaki pemilik tinggi 185cm itu, nampak ketakutan dari wajahnya. Suara pintu di banting, menyentak Anita sampai kedua pundak terangkat.

Reno memasuki ruang kerja dan membanting pintu sangat kencang, hingga suara menggema dalam rumah bak istana miliknya. Langsung menghempaskan setiap barang di atas meja kerja demi melampiaskan emosi, sorot matanya berapi-api dengan tangan bertumpu pada meja yang ia pegang erat.

"Kau harus membayar semua yang aku rasakan sepuluh tahun ini! tidak ada siapa pun yang bisa memilikimu!" geram Reno, memukul meja sebagai pelampiasan amarah.

Teringat sebuah potret ia simpan, Reno melihat ke lantai. Buku hitam turut terhempas, ia raih dan mengeluarkan sebuah foto dari dalam sana. "Apa ini?" tanya Reno, melihat kertas kecil di atas foto.

"Tes DNA?!" tak mengerti lelaki dengan kedua alis menumpuk di tengah.

Terpopuler

Comments

Nor Azlin

Nor Azlin

demi membuat anak nya kenyang tampa berlapar ibu sanggup puasa biar anak makan walau pun makan itu nasi goreng sekali pun ...begitu lah keinginan ibu demi membuat anak nya hidup dengan baik walau pun dirinya menahan lapar...lanjut thor

2023-07-01

0

Armisyah Abdan

Armisyah Abdan

👍❤️

2022-03-06

0

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

ibu adalah segalanya❤
cemburu buta membuat anita semakin ketakutan

2021-12-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!