"Kau jangan main main terus, cari kerja apa kek. Bantuin ibu buat pengobatan ayahmu." Ucap Bu Mirah, Ibunya Aleah. Wanita berusia 50 tahun tiap hari berjualan keliling untuk membiayai hidup kedua anaknya dan suaminya yang sakit sakitan.
"Iya Bu, hari ini aku akan bekerja." Jawab Aleah sekenanya, ia sendiri tidak tahu harus bekerja apa. Jenjang pendidikannya saja hanya sampai sekolah menengah pertama.
Di kota Jakarta, tidak memiliki pendidikan dan keahlian jangan harap memiliki pekerjaan.
"Memangnya kau mau kerja apa?" tanya Mirah.
"Belum tahu Bu, aku usahain hari ini dapat pekerjaan!" sahut Aleah asal bicara yang penting ibunya tidak bicara lagi.
"Kau mau kemana?" tanya Mirah memperhatikan Aleah. "Besok Ayahmu harus cek up. Bantu carikan uang, Al."
"Iya bu, aku mau ke rumah Nura dulu, siapa tahu dia bisa membantuku mencari pekerjaan." Kata Aleah lalu beranjak pergi.
"Habiskan sarapanmu, cepat cepat berangkat sekolah nanti kesiangan." Ucap Mirah pada Adi, adiknya Mirah yang baru berusia 8 tahun.
***
"Bantu aku cari pekerjaan." Kata Aleah sudah putus asa.
Selama ini segala cara sudah dia lakukan. Tapi tetap saja hasilnya tidak seberapa, sampai Aleah harus merubah penampilan dan merayu om om hanya untuk mendapatkan uang. Namun itupun membuat Aleah kelelahan dan menyerah. Akhirnya ia pun meninggalkan pekerjaannya sebagai cewek matre.
"Aku punya pekerjaan, itu juga kalau kau mau." Jawab Nura.
"Pekerjaan apa?" tanya Aleah, seraya duduk di kursi.
"Pemilik hotel tempat aku bekerja, membutuhkan baby sitter untuk menemani dan merawat putranya yang sering sakit sakitan. Aku dengar, sudah tiga baby sitter yang bekerja tapi mereka tidak tahan dengan sikap putranya yang tidak cocok." Jelas Nura.
"Berapa tahun usia putranya?" tanya Aleah lagi.
"12 tahun, namanya Kei. Gaji perbulan Pak Sam memberikan uang lebih dari gaji pada umumnnya."
"Berapa?" tanya Aleah lagi mulai tertarik.
"Lima juta." Lanjut Nura
"Aku mau!" sahut Aleah antusias. "Sudah besar juga anaknya, bukan bayi. Kalau bayi, aku tidak mau." Aleah sudah membayangkan uang lima juta cukup untuk membantu Ibunya.
"Kalau kau mau, sekarang kita ke rumah Pak Sam!" Usul Nura.
"Ayo!" Aleah dan Nura beranjak dari kursi, lalu mereka berjalan bersama keluar dari rumah.
Nura bukan orang miskin seperti Aleah, hidupnya tenang dan berkecukupan. Nura satu satunya sahabat Aleah selain Farel.
Tak butuh waktu lama, mereka telah sampai di halaman rumah mewah milik Samudra Franklin. Nura menepikan sepeda motornya, lalu mereka berdua melangkah menuju teras. Perlahan Nura memencet bel, dan mereka menunggu beberapa menit.
Taka lama kemudian, seorang pria gendut membuka pintu lebar lebar. Tersenyum menatap ke arah mereka berdua.
"Cari siapa neng?" tanya pria gendut itu yang tak lain mang Udin. Sopir pribadi Samudra.
"Pak Sam, ada?" tanya Nura dengan sopan.
"Ada neng, tunggu sebentar. Silahkan duduk!" Udin mempersilahkan Nura dan Aleah duduk di kursi teras rumah.
"Rumahnya besar!" kata Aleah lalu duduk di kursi.
Baru saja mereka duduk, Samudra Franklin pemilik rumah menyapa Nura.
"Nura, kau mencariku?" tanya Samudra.
"Iya Pak, saya ada perlu sama bapak." Jawab Nura, lalu berdiri.
"Duduk!" Samudra mempersilahkan Nura untuk kembali duduk. "Ada apa?" tanyanya lagi.
Nura kemudian menjelaskan maksud kedatangannya. "Ini Aleah, sahabat saya pak."
Samudra memperhatikan Aleah sesaat, lalu ia menyetujui Aleah untuk bekerja. Samudra percaya pada Aleah, karena ia percaya kepada Nura.
"Mulai besok, kau boleh bekerja. Tapi kau tidak boleh pulang, karena kau harus menjaga putraku selama 24 jam." Jelas Samudra.
"Baik Pak!" sahut Aleah.
"Terima kasih banyak Pak, kalau begitu kami permisi." Kata Nura lalu berdiri, di ikuti Aleah dan Samudra.
Samudra menganggukkan kepala, menatap mereka berdua lalu masuk lagi ke dalam rumahnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
teti kurniawati
biasanya nany bukan baby sitter
2023-01-27
0
Intan Nuraeni
hmm
2021-10-10
0
combro
lanjut
2021-10-03
0