DOSENKU DUREN ( DUDA KEREN )

DOSENKU DUREN ( DUDA KEREN )

Chapter 1 ( Revisi )

🌸 Dosen tampan 🌸

Namaku Anindira Maheswari, biasa dipanggil Nindi.

Orang bilang wajahku cantik. Dengan tinggi semampai, body kurus ramping, dan rambut panjang berkilau, mirip model iklan sampo yang di TV itu loh. Sudah tidak terhitung berapa laki - laki yang terjerat oleh pesonaku. Dan aku menolak mereka semua. Karena belum satupun yang berhasil menarik perhatianku.

Orang bilang, masa SMA adalah masa yang paling indah. Tapi itu tidak berlaku buatku. Masa kuliahlah yang paling indah. Karena di kampus ini aku bertemu dengan cinta pertamaku. Dia adalah Pak Nathan Mahendra. Dosen baru jurusan Vokasi.

Semenjak dia mengajar di kelasku, hari terasa amat indah. Semua mahasiswa di kampus ini juga terpesona olehnya. Sosok Pak Nathan bagaikan magnet yang mampu menyedot perhatian semua orang.

Badannya tinggi tegap dan tinggi, dengan alis yang tebal, dan rambut yang hitam legam. Warna kulitnya khas Indonesia. Sangat macho. Tapi ada satu kekurangannya. Dia sangat dingin dan galak saat mengajar.

Selain mahasiswa, para dosen single juga banyak yang mencari perhatiannya. Usianya matang, tapi dia belum menikah.

Tepatnya, belum menikah 'Lagi'. Karena, Pak Nathan itu seorang duda. Dan dari info yang ku dengar, dia mempunyai seorang anak.

Setelah mengetahui dia seorang duda beranak satu, apakah aku akan mundur?

Oh tentu tidak!

Aku menganggapnya sebagai bonus, bye one get one. Hihi.

Hari ini aku dan sahabatku Sarah, sedang makan bakso Mang gondrong. Dia adalah penjual bakso di kantin kampus, entahlah kenapa dia di juluki mang gondrong. Padahal rambutnya botak licin, tidak ada sisa sehelai pun.

"Nin, tadi dapat salam tuh, dari Micky." ucap Sarah.

"Hemm." aku hanya menjawab sekilas, sambil menyantap bakso di hadapanku.

"Lo emang gak tertarik, Nin? doi tuh dapat gelar paling oke loh di kampus ini." cecar Sarah.

Si cewek tomboi ini memang hobi sekali menjodohkanku dengan cowok yang menurutnya oke. Itu menurutnya ya....

Kalau menurutku sih Micky itu Bad. Tipe cowok playboy yang doyan ganti cewek.

Hemm. Gak banget deh!

"Sorry bukan selera gue. Lo tahu kan yang gue suka siapa." ucapku lagi. Lalu menyeruput segelas es jeruk segar.

Ah... enak sekali. Ini baru yang namanya makanan nikmat.

Sarah mencibir, dia menatapku aneh.

"Iya, gue tahu. Selera lo kan om - om. Iyuhh."

Aku hanya tertawa melihat ekspresi Sarah. Dia memang menganggap seleraku aneh karena menyukai Pak Nathan. Baginya rasa sukaku itu hanya sekedar obsesi. Nyatanya tidak tuh...

Aku benar - benar menyukai dosenku itu. Terbukti hampir setahun aku di abaikan olehnya, tapi aku tetap menyukai Pak Nathan sampai detik ini.

"Udah yuk, jam berikutnya kan kelas Pak Nathan. Gue harus dapat tempat strategis buat memandang ketampanannya." aku menyingkirkan mangkok dan gelas yang sudah kosong dan bersih tanpa sisa.

Mendengar itu, Sarah langsung mengerling malas padaku. Tapi dia tetap menurut, ketika aku menarik tangannya agar cepat pergi dari kantin yang kini mulai ramai.

Setelah sampai di depan pintu, aku melihat dari kejauhan, Pak Nathan berjalan menuju kelas yang sama. Melihatnya semakin mendekat, aku langsung memasuki kelas, dan memilih tempat paling depan, agar dapat melihat wajahnya dengan jelas.

Mendapatkan tempat paling depan di kelas Pak Nathan itu sangat mudah. Karena Pak Nathan itu terkenal dingin saat mengajar, tidak sedikit mahasiswa yang takut padanya. Hanya aku yang paling setia duduk di depan saat dia memberikan materi.

Aku menahan napas, begitu sosok pria gagah dan tampan itu masuk ke dalam kelas. Hari ini dia mengenakan kemeja biru muda yang sangat cocok di badannya yang tegap.

Mata elang itu mengedarkan pandangannya ke seisi kelas, membuat yang lain ikut menahan napas ketakutan. Kening Pak Nathan mengernyit ketika melihatku tersenyum padanya.

"Anindira Maheswari! kenapa kamu senyum - senyum begitu." ucap Pak Nathan.

"Gak apa, Pak. Saya cuma lagi mengagumi ciptaan Tuhan yang indah." jawabku spontan. Ups keceplosan kan!

Serentak seisi kelas tertawa mendengarnya. Kini wajah Pak Nathan memerah, entah dia marah atau malu.

Sedetik kemudian dia berdeham dan kembali melanjutkan perkataannya.

"Diam!" suara Pak Nathan menggelegar, pertanda dia marah.

Sontak semua terdiam, tak ada lagi yang bicara apalagi tertawa. Kini Pak Nathan menatapku lekat, seolah ingin menerkamku saat itu juga.

"Anindira. Karena kamu sudah membuat keributan. Siang ini temui saya di ruangan dosen."

Yes! bukannya sedih, aku justru bersorak dalam hati. Kalau menemui Pak Nathan di ruang dosen, itu tandanya aku bisa berdua saja dengannya. Siapa tahu dia bisa luluh dan menjadikanku istrinya nanti. Hihi. Ngarep banget? iya banget!

"Anindira!"

Aku tersentak. "Iya Pak."

"Kamu dengar apa kata saya tadi?" tanya Pak Nathan dengan tatapannya yang tajam.

"Iya Pak. Saya mengerti."

Pak Nathan terdiam. Lalu kembali mengalihkan pandangannya ke seisi kelas.

"Baik, mari kita mulai materinya. Seperti biasa. Saya tidak terima titip absen di kelas saya. Dan besok kita akan mengadakan kuis. Yang tidak masuk, siap-siap saja mendapatkan nilai minus dari saya."

Terdengar lenguhan putus asa dari semuanya. Yah, begitulah cara Pak Nathan mengajar. He is killer.

Tapi aku suka, namanya juga jatuh cinta.

Jadi kalau ada pepatah Love is Blind. Itu benar sekali. Karena aku mengalaminya saat ini.

🌸🌸

Terpopuler

Comments

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

mulai asyiiik nech kelhtan nya....💖

2024-03-12

0

•A®MAN°

•A®MAN°

hi

2022-04-06

0

sianturi deborah

sianturi deborah

nyimak aja dulu ... soalnya saya baru mau baca sih

2021-05-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!