Chapter 4 ( Penyelamat )

🌸Penyelamat 🌸

Seminggu setelah jalan - jalan ke kebun binatang kemarin, aku menjalani hariku seperti biasa.

Masih terbayang suasana hangat yang aku rasakan saat bercanda dan berlari menemani Arsy disana. Aku menyukainya, bahkan sempat bermimpi kami menjadi satu keluarga yang utuh.

Kupikir setelah jalan bareng kemarin sikap Pak Nathan akan berubah lebih baik, tapi ternyata masih sama seperti biasa.

Di kelas atau diluar kelas Pak Nathan tetap cuek dan tidak menghiraukanku walaupun aku selalu menyapanya.

Aku sendiri bingung sebenarnya kenapa dia begitu susah di dekati.

Arsy bilang kemarin dia punya ide lain. Tapi sampai sekarang aku tidak melihatnya, dia tidak terlihat ikut ke kampus lagi.

Ahhh...Aku mulai kangen dengan bocah itu.

"Hufhh.." Aku menghela napas sambil mengaduk es jeruk di hadapanku yang hanya sisa setengah gelas.

Aku berada di kantin tanpa Sarah. Karena dia sedang ada tanding Taekwondo.

"Hai Nin.. sendiri aja?"

seseorang datang menyapaku, aku meliriknya sekilas. Ternyata si Micky Mouse KW -, begitu aku biasa menjulukinya.

"Gue duduk ya disini."

Tanpa menunggu jawabanku, dia menarik kursi dan duduk di hadapanku

Ah, dia pasti berani karena aku tidak bersama Sarah saat ini.

"Kenapa lo liatin gue kayak gitu ?" ujarku tak suka. Aku risih. Karena Micky terus menatapku dengan tatapan nakal, sambil senyum sok manis. Rasanya mau kucolok saja matanya itu.

"Lo cantik banget hari ini.." jawab Micky masih dengan gaya sok manisnya.

Huekk. Aku berasa mau muntah mendengar gombalannya. Micky itu terkenal playboy di kampusku. Tampangnya memang keren, tipe - tipe badboys. Tapi Aku sama sekali tidak tertarik dengannya. Sisi baik dia hanya pada wajahnya saja, kelakuan laki-laki itu sangat minus. Hobi membuat onar dan menggoda perempuan.

"Lo udah gak ada kelas kan... Nonton yuk!"

"Gak, gue mau langsung pulang." jawabku ketus. Lalu menyeruput es jerukku yang masih tersisa dan bersiap untuk pergi.

"Kenapa sih Nin lo jutek banget sama gue, atau jangan bilang bener kata yang lain, kalau lo suka sama dosen maho itu ya." Micky tersenyum miring, seolah mengejekku.

Jelas saja aku marah mendengarnya. Siapa dia berani bicara begitu tentang orang yang ku sukai.

"Hei kalau maksud lo dosen itu Pak Nathan, dia itu 1000 kali lebih baik daripada lo. Jadi lo gak pantas buat menghina dia. Lo kali tuh yang maho!."

Micky malah tertawa mendengarku marah. Sinting kali nih orang. Sudah gak waras.

"Gue?? kalau gue maho gue gak mungkin ada disini deketin lo lah... Gila apa. Mantan pacar gue aja banyak. Gue juga bisa buktiin ke lo kalau gue sangat normal." Micky tiba - tiba meraih tanganku, dan mengecupnya. Kurang ajar!

Aku langsung mendorongnya dengan keras sampai dia terjatuh dari kursi yang ia duduki.

"Naj*s lo. Dasar penjahat kelamin !!" makiku keras. Lalu segera beranjak pergi meninggalkannya. Tidak peduli Micky berteriak memanggil - manggil namaku.

Jijik banget. Beraninya si Micky Mouse. Sikap seperti itu mau dibandingkan dengan Pak Nathan ?

Oh jauh sekali bedanya. Bagai langit dan bumi.

"Nin.. tunggu kenapa sih, gue minta maaf. Oke?"

Ternyata Micky masih mengejar dan dia memotong jalanku. Aku menatapnya garang agar dia menyingkir dan sedikit tahu diri.

"Minggir! Gue mau lewat."

"Tapi maafin gue yaaa...Tadi gue refleks. Gak sengaja."

"Refleks lo bilang ? Itu namanya kurang ajar!"

Aku mengambil jalan ke samping, tapi Micky masih mengejar juga.

Dia bahkan mencekal tanganku dengan kencang.

"Lepasin, Ky !" aku berteriak dan melihat ke sekeliling. Hanya ada beberapa orang saja. Itu pun mereka langsung pergi menjauh begitu melihat Micky. Sama sekali tidak membantu.

Micky tidak ingin melepaskanku, malah pegangannya semakin kencang, membuat pergelangan tanganku sakit. Dalam hati aku berdoa seseorang siapa saja bisa menolongku saat ini

"Ada apa ini, kenapa ribut - ribut di lingkungan kampus." seseorang datang, dan aku sangat mengenal suaranya. Itu Pak Nathan.

Ya Tuhan terima kasih. Engkau mengabulkan doaku.

Pak Nathan menatapku sekilas, lalu kembali melihat ke arah Micky. Semoga saja Pak Nathan dapat membantuku sekarang.

"Gak apa - apa kok, pak. Ini cuma masalah biasalah... Kalau orang pacaran."  Micky menjawab dengan pedenya.

"Enak aja, siapa yang pacaran sama lo!"

Aku mencoba melepaskan tanganku. Tapi tetap tidak bisa, dia terlalu kuat.

"Micky bisa kamu lepaskan dia, saya ada perlu dengan Anindira." Pak Nathan berkata lantang. Awalnya Micky bersikeras tidak mau melepaskanku. Tapi akhirnya Micky mengendurkan pegangannya saat pak Nathan mengancam akan menindaklanjutinya. Aku segara menarik tanganku dan berlari ke belakang tubuh Pak Nathan.

Micky tertawa sinis. "Saya baru tahu ada seorang dosen mencampuri urusan mahasiswanya."

Pak Nathan balas dengan menatap Micky, "Kalau memang urusan kamu belum selesai, lanjutkan nanti di luar lingkungan kampus. Jangan bikin keributan disini."

Micky yang merasa kalah, akhirnya pergi meninggalkan kami. Sebelumnya ia berbisik kepadaku,

"Good bye, love."

Aku tercengang, benar - benar gak habis pikir, ada orang seperti itu. Dasar psyco.

Tanganku sampai memerah akibat ulahnya tadi.

Setelah kepergian Micky, suasana canggung sempat meliputi kami. Sebelum akhirnya Pak Nathan bicara padaku.

"Anindira, ada yang harus saya bicarakan. Kamu bisa tunggu saya sebentar di parkiran basement ? Saya mau ambil barang dulu di ruang dosen."

"Ya pak.. Terima kasih sudah membantu saya." jawabku pelan. Aku masih sedikit syok dengan kejadian tadi. Tidak menyangka Micky akan seberani itu. Syukurlah Pak Nathan datang tepat waktu, kalau tidak entah apa yang akan di lakukan oleh laki-laki playboy itu.

*******

Setelah menunggu sekitar 10 menit, Pak Nathan datang dan mengajakku naik ke mobilnya. Dia bilang akan bicara nanti di perjalanan.

Tapi sampai 20 menit berlalu, dia diam saja. Tidak ada yang bicara diantara kami. Benar - benar Sepi seperti di kuburan. Kriik .krikk.

Aku melirik dan memperhatikannya dari samping, senang karena tadi Pak Nathan sudah menolongku. Pak Nathan yang sedang serius menyetir mobil, terlihat keren dimataku.

Seperti lagunya IDP kamu hipnotis aku, begitulah aku seperti terhipnotis dengan pesona Pak Nathan, si dosen DUREN MATENG. Duda keren mapan dan ganteng.

"Mau sampai kapan kamu liatin saya terus." Pak Nathan tiba - tiba menegurku.

Upss. Ternyata dia sadar kalau daritadi aku memperhatikannya.

"Kenapa sih pak, pelit banget." aku mengalihkan pandangan, memilih melihat pemandangan di luar melalui kaca mobil.

Kulihat dari pantulan kaca mobil, Pak Nathan juga sesekali melirikku. Nah kan! Curang sekali dia.

"Pacar kamu gak apa - apa tuh kamu gak temuin lagi? bukannya kalian lagi berantem?" tanya Pak Nathan. Mungkin lebih tepatnya dia sedang menyindirku.

"Pacar?? maksud bapak yang tadi? Micky itu bukan pacar saya. Mana mau saya sama playboy psyco itu. Saya tuh jomblo dari lahir pak. Dan saya kan suka'nya sama bapak." sahutku cuek. Aku sengaja bicara seperti itu. Penasaran juga dengan reaksinya nanti.

Uhuk. Uhuk. Pak Nathan sampai terbatuk mendengarnya. Dan telinganya terlihat memerah.

"Kenapa? bapak sakit?"

"Nggak.. saya cuma kaget dengar omongan kamu tadi. Sudahlah, saya harap kamu jangan berpikir macam-macam. Saya bertindak begini itu karena Arsy."

Aku diam saja mendengarkan penjelasannya. Penasaran juga kenapa Pak Nathan sampai mau aku ikut dengannya, bahkan mengizinkanku naik ke mobilnya. Hal yang sangat langka terjadi, mengingat sikapnya yang jutek akut.

"Arsy sudah 4 hari ini mogok bicara sama saya. Dia mau ketemu kamu. Tapi kan nggak mungkin saya bawa dia ke kampus terus. Jadi saya janji sama Arsy buat bawa kamu ke rumah hari ini."

"Ohh.. jadi sekarang kita mau ke rumah Pak Nathan?" tanyaku antusias.

"Iya. Kamu keberatan ?"

"Ya jelas gak lah. Malah saya seneng. Hehe."

Senyum lebar merekah di bibirku saat ini. Sungguh aku tidak pandai untuk menyembunyikan perasaanku

Siapa juga yang tidak senang di ajak ke rumah calon suami idaman.

Ah, jadi ini ide Arsy selanjutnya yang dia bilang di kebun binatang kemarin. Thank you Arsy... Sekutu kecilku. Sepertinya nanti aku harus membelikannya hadiah, sebagai balasan atas ide bagusnya ini.

Terpopuler

Comments

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Waaah ..gile kecil2 punya ide jitu dia si kcil putri dosen killer nya...😃

2024-03-12

0

Tuty Tuty

Tuty Tuty

aaasssyiiiiik keren lanjut thor

2020-12-02

0

Yesi Hendriani

Yesi Hendriani

keren Arsy

2020-10-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!