Bab Lima
Stella menanyakan kunjungan klien dan jadwal janji temu yang baru kepada Jesicca.
Dengan semangat Jesicca segera membawakan formulir-formulir yang telah diisi klien baru mereka kedalam ruangan kantor Stella.
“Boleh aku masuk?“ tanya Gary sambil tersenyum dan mengangguk singkat saat berpapasan dengan Jessica diruangan Stella.
“Hmm, …“ sahut Stella tanpa mengangkat kepalanya. Lalu dengan cepat menyadari kehadiran Gary dalam ruangannya. “Yah, tentu saja! Apa yang bisa kubantu?“ kata Stella dengan cepat dan mempersilahkan Gary duduk .
“Aku memerlukan bantuanmu!“
“Katakanlah,“ sahut Stella mendengarkan.
“Aku perlu pendamping untuk menemaniku di acara penyambutanku malam ini.“
“Baiklah, kurasa salah satu asistenku tidak keberatan untuk menemanimu.“
“Kurasa, kau salah paham. Aku ingin, kau yang menemani aku untuk mendampingiku dipesta ini.“
Stella terdiam sambil mengerutkan keningnya lalu menggeleng. “Tidak.“
“Tidak?“ tanya Gary dengan bingung. Belum pernah ada wanita yang menolak ajakannya seperti ini!
“Yah, tidak. Satu alasan dan yang terpenting adalah kau tidak tahu bagaimana kejamnya gossip dikotaku ini.“
“Kita hanya akan makan malam di Hall! Ada gossip apa yang akan beredar karenanya?!“ tanya Gary benar-benar tidak mengerti alasan penolakan Stella.
“Gary, kau harus memahami posisiku. Bukannya aku tidak mau membantumu tapi menjaga reputasi bisnisku sangat penting bagiku.“
“Alasan yang tidak menyakinkan!“ sahut Gary masih tidak mau mengalah dan masih tidak menerima alasan Stella.
“Oh, ayolah! Aku sangat ingin membantumu. Mungkin kalau hanya private party, mungkin aku akan mempertimbangkannya tapi ini adalah acara pesta penyambutanmu dan aku yakin akan dihadiri berbagai kalangan orang-orang penting di kota ini dan saat mereka melihatku datang bersamamu, pasti mereka akan langsung mencari-cari gossip apa yang bisa mereka disajikan besok, pagi-pagi sekali!“ kata Stella dengan yakin.
Gary tetap tidak bergeming dan merasa sangat kecewa mendengar penolakan Stella.
Stella menghela napas melihat reaksi kekecewaan Gary dan tidak percaya dengan kata-katanya. “Dengar Gary, aku sangat menghargai ajakanmu tapi sayangnya, aku harus menolaknya. Begini saja, aku akan memanggilkan para asistenku kesini. Aku percaya kau akan sangat menyukai mereka!“ kata Stella sambil tersenyum dan menekan airphonenya.
“Tidak perlu,“ kata Gary dengan dingin. “Aku akan keatas dulu,“ katanya tanpa senyuman diwajah.
Stella merasa tidak enak melihat reaksi Gary yang tidak senang mendengar jawabannya tapi apa yang menjadi keberatannya, memang suatu kebenaran yang tidak bisa dipungkiri! Lagipula sangat aneh baginya, pergi kepesta tanpa suaminya.
Ia hanya bisa mengangkat bahu lalu kembali ke meja kerjanya dan mulai memasukkan jadwal-jadwal kerja kedalam komputer.
Suaminya menelepon melalui telepon genggamnya. “Kenapa, sayang?“ sambut Stella dengan manis.
“Malam ini siap-siap yah, kita diundang ke pesta penyambutan Mr. Machunn.“
“Oh? Oke. Kita nanti berangkat jam berapa?“
“Jam tujuh sudah mesti disana.“
“Oh,“ Stella melirik jam tangannya. “oke!“ katanya cepat-cepat menyuruh asistennya men-dryclean jas suaminya. Dan kemudian teringat dengan Gary lalu ia menyuruh asistennya untuk men-dryclean juga jas yang akan dipakai Gary malam ini.
Ia berjalan cepat-cepat, masuk kedalam kamarnya dan membuka-buka lemari pakaiannya.
Ia berusaha memilih satu dari antara deretan gaun indah yang terpajang dilemarinya untuk ia kenakan malam ini, mengimbangi jas yang akan dikenakan suaminya malam ini.
Pilihannya jatuh pada sebuah gaun dengan potongan duyung dengan susunan tile berumbai lembut disisi kanannya dan menjuntai indah kebawah. Seingatnya, ia belum pernah mengenakan gaun itu karena waktu gaun itu selesai dikerjakan, ia sedang hamil Samuel.
Stella tersenyum lalu menempelkan gaun indah itu ke tubuhnya sambil memandangi bayangannya dicermin dengan puas.
Ia menyiapkan air hangat untuk berendam dan meneteskan beberapa tetes cairan aroma terapi dan sabun susu bubuk lalu mengaduknya perlahan. Seketika air berubah menjadi putih susu dan mengeluarkan aroma yang menenangkan.
Stella mendesah puas saat seluruh tubuhnya terendam gelembung air yang bergejolak di zaguzinya. Ia selalu menikmati masa-masa berendam dalam zaguzi!
“ Ups! “ Gary terlambat menahan reaksinya saat melihat Stella didalam kamar mandi.
Stella benar-benar tidak menyangka, Gary nenerobos masuk begitu saja kedalam kamar mandinya!
Karena kaget, kakinya tergelincir dan masuk kedalam air hingga tenggelam.
Tanpa pikir panjang, Gary menarik tubuh Stella keluar dari dalam air.
Stella terbatuk-batuk saat keluar dari air. “Terima kasih,“ kata Stella cepat-cepat sambil mengusap wajahnya dari basahan air.
Gary tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah Stella yang basah.
“Gary …!“ Stella mencoba mengingatkan Gary dengan keadaannya saat ini. Yah, Tuhan! pekiknya dalam hati. Dia telanjang dan dia berusaha keras untuk bersikap setenang mungkin!
“Yah…,“ sahut Gary dengan begitu pelan sehingga lebih terdengar seperti desahan dan tidak melepaskan genggaman tangannya dari tubuh telanjang Stella.
“Gary, aku dalam keadaan telanjang!“ kata Stella sambil menggeram dan mencoba mengingatkan Gary yang masih memeganginya dengan erat.
Dengan cepat, Gary segera melepaskan pegangan tangannya lalu membalikkan badannya dengan cepat. “Maaf!“ katanya.
“Tidak apa-apa,“ sahut Stella cepat-cepat.
“Tadi …! …“ kata Gary mencoba menjelaskan.
“Bisakah penjelasannya menunggu sampai aku sudah berpakaian?“ sela Stella dengan cepat.
“Tentu saja, maaf,“ kata Gary buru-buru meninggalkan kamar mandi tanpa berani menoleh lagi kearah Stella.
Stella menarik napas berat. “Yah, Tuhan!“ pekik Stella sambil memasukkan kepalanya kembali ke dalam air.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Tri Sulistyowati
kurang ajar banget ya orang ini. ini istri orang Lo. dan mereka baik2 saja.
2021-07-09
0
Marsha Putri Aulia
satukan gery n stella secepatnya
2021-07-01
1