Empat
Jesicca masuk bersama salah seorang pelayan dengan hati-hati karena mengingat pesan dari atasannya tadi.
“Dimana pelayan yang tadi?!“ tanya Mr. Machunn dengan ragu ketika melihat ada dua orang wanita yang berbeda masuk kedalam kamarnya.
“Halo, Mr. Machunn. Nama saya Jesicca. Saya adalah asisten Nyonya Stella. Maaf, pelayan mana yang sudah anda temui sebelumnya?“ tanyanya sedikit bingung.
“Pelayan …,“ lalu Gary nerasa sedikit menyesal karena tidak menanyakan nama pelayan yang tadi menemuinya. “Saya tidak sempat menanyakan namanya, tapi dia fasih berbahasa asing sepertimu.“
“Pelayan yang bisa berbahasa asing?“ tanya Jesicca merasa bingung. Ia berpikir keras dan mengerutkan keningnya lalu menatap Linda dan menanyakan hal itu dalam Bahasa Indonesia.
Dengan yakin, Linda menjawab tidak pernah tahu ada pelayan yang fasih atau memahami bahasa asing selain Bahasa Jawa.
Jesicca berpikir sesaat lalu segera menerka siapa yang dikira pelayan oleh mister Gary, lalu menutup mulutnya yang terperangah kaget. “Yah, Tuhan!“
“Apa ada masalah?“ tanya Gary sebelum menyesap teh dalam cangkirnya.
“Apa dia memiliki rambut coklat dengan hairlight pirang?“ tanya Jesicca dengan hati-hati, ia berharap salah menerka.
“ mSepertinya, begitu. Karena rambutnya diikat satu ketika datang kesini.“
“Mr. Machunn dengan menyesal saya katakan, anda telah salah menebak profesi Beliau.“
“Beliau?“ Kening Gary mengerut tidak mengerti.
“Saya berharap, saya salah tapi menurut saya, yang baru saja menemui anda adalah nyonya rumah di mansion ini, Nyonya Stella Atmanegara.“
“Yah, Tuhan!“ kata Gary sambil menyemburkan teh dalam mulutnya.
“Yah, benar … yah Tuhan…!“ sahut Jesicca sambil mengangguk-angguk setuju melihat kekagetan Mr. Machunn.
Bagaimana bisa, bosnya yang cantik dan berpenampilan sempurna itu, dikira pelayan?! Sungguh tidak dapat dibayangkan!
Stella sedang memberi pengarahan kepada para karyawannya untuk menjahit batu-batuan pada gaun pengantin yang sudah jadi.
Ia membentuk pola seperti bulu merak yang mengarah indah keatas. Ia mengamati karyawannya bekerja dan memastikan mereka bisa melakukan seperti yang telah ia contohkan. Setelah memastikan, ia mengalihkan pandangannya untuk mengamati hasil kerja karyawannya yang lain.
“Hai,“ sapa Gary dengan perasaan bersalah.
Otaknya pasti error tadi pagi, bagaimana ia bisa menyangka wanita secantik ini bekerja sebagai seorang pelayan! Saat ini, rambut Stella terurai panjang dan celemek yang membuat semua salah paham itupun sudah digantikan dengan seckdress yang anggun, membungkus tubuhnya yang seksi. Kening Gary mengerut saat menyadari semuanya itu!
“Oh, hai! Seharusnya anda masih beristirahat sekarang,“ sahut Stella dengan ramah.
“Bisa kita bicara?“
“Ya, silahkan,“ kata Stella sambil tersenyum.
Senyuman Stella benar-benar memukau Gary, ia sampai tidak bisa bernapas saat memandanginya. Cepat-cepat ia mendehem dan tersenyum kikuk. “Diruangan lain, kalau boleh?“ pinta Gary sambil melirik semua pekerja yang sedang mengamatinya diam-diam.
“Baiklah, silahkan ikuti saya.“
Stella membawa Mr. Machunn ke ruangan perpustakaan. “Anda bisa bekerja diruangan ini. Ada fasilitas fax dan jaringan internet sudah tersedia disini tapi betapa bodohnya saya, tentunya anda sudah tahu semuanya itu!“ kata Stella hampir menepuk kepalanya sendiri. “Atau jika anda ingin disiapkan ruangan khusus untuk ruangan kerja anda? Kami bisa segera menyiapkannya untuk anda, Mr. Machunn.“
“Gary saja, please dan kalau boleh saya memanggil anda, Stella?“
“Yah, tentu saja. Stella saja oke!“
“Tadi pagi …“
“Sedih juga sih, baru kali ini dikirain pelayan …,“ sahut Stella dengan nada sedih dan langsung menatap Gary.
Gary berdiri dengan gelisah dan diliputi rasa bersalah. Ia ingin bicara tapi tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan permintaan maaf-nya.
Stella tertawa melihat tekanan yang sedang dirasakan Gary saat menatapnya. Benar-benar lucu melihat pria asing memandanginya dengan perasaan bersalah seperti ini. “Aku hanya bercanda!“ kata Stella tertawa lagi.
Kening Gary mengerut tidak yakin.
“Jangan diambil pusing oke, lupakanlah,“ kata Stella pada akhirnya dan tidak bisa menahan tawanya lagi melihat betapa bingungnya Gary untuk mengungkapkan perasaan bersalahnya.
Tawa Stella semakin kencang saat melihat wajah Gary yang memerah karena merasa dipermainkannya.
Gary lega ternyata Stella wanita yang sangat ramah! Dia tidak tersinggung dengan kesalahpahaman yang telah ia buat. Apa yang terlintas dalam pikirannya? Erangnya dalam hati.
Setelah yakin, Stella benar-benar memaafkannya, ia baru bisa tersenyum lega.
“Ada menu spesial yang ingin kau nikmati selama disini, Gary?“
“Aku suka nasi goreng.“
“Kalau saja tiap hari begini, aku bisa kaya karenanya,“ sahut Stella dengan jahil sambil tersenyum lebar.
“Apa katamu?“ tanya Gary tidak mengerti bahasa yang diucapkan Stella.
“Tidak! Tidak apa-apa,“ sahut Stella cepat-cepat. “Kubilang, aku sudah menyiapkan menu selama seminggu ini, kau bisa menanyakannya kalau ada menu yang membuatmu ragu dan tolong beri tahu jadwalmu, kalau kau akan pergi makan diluar. Kalau kau tidak bertemu denganku, kau bisa bertanya atau menitipkan pesan kepada Jesicca atau asistenku yang lain. Mobil dan supir sudah tersedia 24 jam untuk mengantarkan kemanapun kau mau.“ kata Stella menjelaskan panjang lebar.
“Apa benar itu arti dari kata-katamu tadi?“ tanya Gary memastikan.
“Apa!?“ kata Stella mencoba menyembunyikan perasaan bersalahnya. Tapi rona wajahnya tidak dapat menyembunyikan sipuan di wajahnya.
Gary tersenyum menggoda.
“Huh, dasar!“ sahutnya sambil tersenyum lagi. Tentu saja, Gary tengah menggodanya. “Kalau ada perlu apa-apa jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi pelayan dengan menekan angka nol.“
“Bagaimana kalau aku ingin bertemu denganmu?“ tanya Gary dengan cepat sebelum Stella pergi.
“Sebagian waktuku di showroom bawah tadi, jadi kau bisa menemuiku disana atau kau bisa tekan angka satu lalu mereka akan menyambungkannya kepadaku.“
“Aku bosan tidak ada teman berbincang dan menurutku kau adalah teman berbincang yang menyenangkan,“ kata Gary buru-buru menambahkan.
“Terima kasih. Kau bisa berbincang dengan para asistenku, selain cantik mereka juga pintar dan fasih berbahasa asing!? Aku percaya kau tidak akan merasa kesepian lagi,“ kata Stella
dengan yakin. Ia percaya telah memberikan solusi terbaik untuk Gary.
Gary ingin mengatakan sesuatu tetapi kemudian mengurungkan niatnya. “Baiklah, apa boleh aku menggunakan fasilitas telepon disini?“
“Kau bebas melakukan dan menggunakan fasilitas apapun ditempat ini termasuk kolam renang. Lakukan segala sesuatu yang kau inginkan sebelum kami ada ditempat ini.“
Gary mengucapkan terima kasih dan menghubungi seseorang.
Stella memberi isyarat untuk meninggalkan ruangan.
Gary mengangguk sambil memandangi bayangan Stella menghilang dari balik pintu.
Rasanya, Gary ingin mengejar Stella dan memandanginya lekat-lekat. Entah mengapa, ia merasa tidak bisa mengendalikan dirinya, dihadapan Stella!
Ia benar-benar tidak mengerti perasaannya apalagi begitu menyadari bahwa Stella telah menikah dan memiliki anak, ingin sekali ia menyalahkan takdir kenapa baru mempertemukannya dengan Stella sekarang!?
Ia pernah berkencan dengan beberapa orang tapi tidak ada satu orang wanitapun yang benar-benar menarik perhatiannya seperti saat ini, meskipun Stella tidak pernah berusaha untuk menarik perhatiannnya tapi ia benar-benar menginginkan Stella untuknya! Benar-benar pemikiran yang meresahkan! Katanya dengan kesal dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Tri Sulistyowati
pebinor ya....
2021-07-09
0