YOU Are MINE
"Silahkan anda tanda tangan disini!"
Bulu kuduk Zanna langsung berdiri mendengar perintah dari seorang lelaki bertubuh kekar yang kini duduk tepat di hadapannya.
Dadanya sesak ketika melihat sebuah surat perjanjian yang sudah tergeletak di hadapannya. Itu hanya sebuah kertas tipis, namun seakan bisa mengintimidasi Zanna dengan begitu kasar.
"Apakah tuan anda sudah benar-benar yakin dengan apa yang akan dia lakukan kepada saya?" ucap Zanna dengan bergetar sembari memperhatikan bolpoin yang tergeletak di samping surat itu.
"Sepertinya itu bayaran yang sesuai untuk hutang yang telah kami berikan kepada keluargamu"
Lelaki itu menjawab dengan tegas. Suaranya bahkan menggema di ruangan luas yang sekelilingnya berdinding kaca.
Keluarga Zanna memang telah berhutang banyak untuk menghidupi keluarga kecil mereka karena ayah Zanna tengah sakit sekitar 2 tahun ini. Belum lagi biaya hidup ibu tirinya yang selalu bergaya tanpa pernah melihat keadaan ekonomi keluarganya dan adik tiri yang harus bersekolah di Unversitas ternama. Zanna yang harus bekerja sambil kuliah masih belum cukup untuk menghidupi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya.
Zanna mencoba berfikir keras untuk menolak tawaran dari keluarga kaya raya itu.
"Apakah saya tidak bisa mencicilnya sedikit demi sedikit?" Rengek Zanna memelas. Bahkan bulir air matanya mulai menggenang di pelupuk mata.
Lelaki itu menarik nafas panjang.
"Nona....... Kami sudah memberi waktu kepada keluarga anda selama bertahun-tahun, mau berapa tahun lagi anda melunasinya"
Cairan bening mulai mengalir dari pipi Zanna. Apakah hanya seharga itu harga dirinya?. Zanna melihat ke arah kaca samping dan menatap lelaki yang duduk dalam ruangan itu dengan tatapan bengis.
Tapi lelaki itu tidak menoleh sedikitpun, ia lebih tertarik dengan sampanye di hadapannya.
"Kamu sebagai anak tertua, jadi kamu yang harus membantu menanggung semua beban keluarga kita. Kamu hanya di suruh tidur dengan tuan muda Deon. Itupun hanya sekali. Belum lagi kamu akan dapat hadiah yang sangat banyak dari tuan muda Deon jika berhasil memuaskannya"
Ocehan dari ibu tiri Zanna kembali terngiang di telinga Zanna dan membuat ia kian putus asa untuk membela harga dirinya.
Zanna mencoba menyeka air matanya dan menarik nafas kasar untuk sedikit menenangkan hatinya.
Lalu dengan sedikit sewot Zanna menandatangani surat itu.
"Sudah????"
Seorang lelaki tiba-tiba sudah berdiri di belakang Zanna sembari menatapnya dengan tatapan nakal.
Mengetahui yang berdiri di belakangnya adalah Deon, Zanna langsung saja menerkamnya dan menjatuhkan Deon ke sofa di belakangnya.
"WOW..... WOW...... Sabar sayang,,,,, Waktu kita masih beberapa jam lagi, aku masih harus menghadiri acara rapat di gedung F" Canda Deon tanpa memberontak tangan Zanna yang mencengkeram erat pergelangan tangannya.
"Aku akan membencimu seumur hidupku......" Teriak Zanna penuh kebencian.
Deon hanya tersenyum kecut sambil menatap gunung kembar Zanna yang sedikit timbul di bajunya.
Zanna yang menyadari itu segera bangkit karena malu dan membelakangi Deon.
"Pelayan....." Panggil Deon. Lalu seorang wanita dengan pakaian khas pelayan masuk ke ruangan itu dengan penuh hormat.
"Mandikan dia, beri dia perawatan yang bagus, dan dandani dia secantik mungkin untuk melayani saya malam ini" Titah Dion kepada pelayan itu yang kemudian mengiyakannya.
Zanna hanya bisa menelan kasar salivanya. Ia baru sadar jika Dion tidak pernah bercanda dengan ucapannya. Wanita baginya hanya penghibur semata yang tak pernah berarti baginya.
"Mari nyonya......"
Zanna tersadar dari lamunannya, mengekor sang pelayan, meninggalkan Dion dan asistennya.
"Seberapa sering lelaki brengsek itu membawa wanita untuk ia tiduri?"
Zanna mencoba mencari informasi dari sang pelayan.
"Anda salah nyonya, biasanya tuan tidak pernah seperti ini, biasanya wanita yang datang kesini hanya bisa ngobrol dengannya dan tak lebih" Jelas pelayan itu tanpa menghentikan langkahnya.
Zanna sedikit terheran dengan penjelasan dari sang pelayan. Bahkan ia sempat mengira jika pelayan itu telah berbohong padanya, tapi Zanna tak mau ambil pusing dan memilih menikmati setiap pelayanan untuk memanjakan tubuhnya itu.
#####
Zanna tengah tertidur ketika Deon sampai di kamar hotel.
Senyum kecutnya tersungging di bibir kirinya. Dengan sedikit nakal ia melepas dasi dan beberapa kancing bajunya, tak lupa ia melepas ikat pinggangnya dan melemparkannya ke atas sofa di kamar itu.
BBRRUUUKKKK
Dengan cepat Deon menghampiri tubuh Zanna dan berniat hendak menerkamnya, namun wajah manis Zanna yang tengah tertidur segera menepis pikiran kacau Deon, Beberapa menit Deon berada tepat di atas tubuh Zanna dan memperhatikan wajah Zanna dengan begitu lekat.
"Apa aku harus melakukan ini padamu??" Hati kecil Deon memberontak.
Ia memang tak pernah ingin melakukan ini, namun karena ada alasan lain Deon harus melakukannya.
Zanna yang merasakan ada aroma tubuh lain di dekatnya, segera terbangun dari tidur dan langsung berteriak ketika melihat Deon sudah berada tepat di atasnya dengan tangan Deon sebagai sandarannya.
AAAARRRGGGGHHHHH
"APA YANG KAU LAKUKAN??" Teriak Zanna sambil menutup mukanya dengan selimut.
Namun Deon merasa enggan untuk berpindah dan malah tersenyum sembari terus menatap muka Zanna yang tersembunyi di balik selimut.
"Hemmbbbb Apa kamu melupakan sesuatu??" Tanya Deon mencoba mengingatkan.
Zanna segera membuka selimut dan mengerjap beberapa kali untuk mengembalikan daya ingatnya yang terputus karena tidurnya barusan.
Deon bangkit dan memilih duduk di sofa samping tempat tidur.
"Apa yang kamu lakukan dengan baju sexy seperti itu?" Tanya Deon ketika melihat baju yang di kenakan Zanna.
Sontak saja Zanna kaget, ia melihat baju lingerine yang ia kenakan atas perintah pelayan, lalu dengan cepat ia menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Bukannya kamu yang memintaku untuk memakai ini??" Protes Zanna.
Deon hanya tertawa,
"Kamu jangan bermimpi, Setiap malam selalu ada wanita-wanita cantik yang menemaniku, mana mungkin akua akan tertarik dengan wanita sepertimu" Deon berkata sambil meraih sebotol sampanye yang sudah tersedia di meja.
Zanna merasa sedikit malu mendengar penjelasan Deon.
"Berarti aku tak perlu khawatir tentang harga diriku" Pikir Zanna sembari tersenyum.
Deon tersenyum ketika melihat Zanna salah tingkah. Tapi ia berusaha diam dan menikmati sampanyenya lagi.
Malam itu kegelisahan zanna terhapuskan, ia merasa senang karena tak harus menggadaikan harga dirinya untuk melunasi hutang orangtuanya.
Mereka berdua mengobrol sampai keduanya tertidur di kamar yang sama.
#####
Adiz.Ck
Hay Readers,,,,,,
sorry banget aku kameren libur nulis karena banyak sekali pekerjaan yang harus aku selesaikan.
Dan maaf sekali lagi karena saya belum bisa melanjutkan novel sya yang satunya *Cinta Untuk Keyla*.
Nanti jika ada waktu saya akan lanjutkan novel itu.
Sekarang saya akan tulis novel ini dulu karena sudah banyak yang request via DM.
Thankyou readers.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Syabariah BidolS
Aku baru nemu karya kamu ini othor. Baru baca bab 1...eeehh kok kayak seru. Auto lanjutt deh marathon. Tetap semangat berkarya yah othor. Caayoooo ✊🌻
2024-06-07
0
Wiwien Budi Winarti
mampir
2021-09-29
0
shanty
baru mampir
2021-06-22
1