Bab 04

Hari begitu terik Zanna berjalan dengan begitu malas, selain lelah yang sedang menderanya juga tekanan batin dari orang tua dan adik tirinya membuat ia sedikit malas melakukaan hal apapun.

"Ah,,,,,, Kenapa hidupku sekacau ini?" Keluh Zanna sembari mendudukkan dirinya di sebuah kursi panjang yang ada di bawah pohon.

Pandangannya ia edarkan ke arah jalanan yang entah mengapa terasa senggang siang itu.

Lalu ia alihkan pandangannya ke arah koper besar yang ada di depannya. Koper berwarna biru muda yang cukup besar.

"Harus kemana aku pergi sekarang? Bahkan tempat tinggalpun aku tak punya" Gumam Zanna sembari menghela nafas kasar.

Zanna memang telah memutuskan untuk pergi dari rumah orang tuanya setelah semalam bertengkar hebat dengan ibu dan adik tirinya.

Zanna menguap beberapa kali, ia bahkan baru ingat jika dia belum tidur sejak semalam, iapun membaringkan tubuhnya di atas kursi panjang itu.

Angin segar mulai bertiup pelan, membelai rambut Zanna yang sedikit berantakan. Matanya terpejam.

Dari sisi jalan ada seorang lelaki yang mengamati Zanna dari dalam mobilnya.

Ia bahkan sengaja membuka kaca mata hitam yang ia kenakan. Sekilas lelaki itu berfikir, seperti teringat sesuatu. Namun ia mengabaikannya dan kembali fokus dengan ponsel di tangannya.

"Tuan muda, kita sudah sampai" ucap supir sembari memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu utama gedung.

Deon hanya diam tak menjawab lalu segara turun setelah asistennya membukakan pintu mobilnya.

"Anda akan sedikit sibuk hari ini tuan, banyak sekali acara yang harus anda hadiri" Ucap asisten mengingatkan sembari mengikuti Deon yang berjalan dengan penuh wibawa.

"Siapkan saja semuanya!!!" Jawab Deon singkat.

#####

Hari masih sedikit siang ketika Deon menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Sekarang jadwalnya adalah menghadiri rapat dengan pemimpin perusahaan Y untuk bekerjasama dalam bisnisnya.

Namun ia sedikit tercengang ketika menyadari wanita itu masih tertidur di kursi panjang yang tak jauh dari kantornya.

"BERHENTI!!!!" Ucap Deon kepada asistennya yang kebetulan sedang menyetir.

"Ada apa tuan????" Tanya asisten itu, namun Deon tidak menggubrisnya dan malah turun dari mobil hitam miliknya, menghampiri wanita yang tengah terlelap disana.

Sang asisten mengamati dengan sedikit heran. Tidak biasanya tuan mudanya itu mempedulikan orang lain, apalagi itu hanya seorang wanita yang tidur di kursi.

"Tidak mungkin itu dia kan???" Entah mengapa Deon merasa sedikit cemas.

Matanya kian intens memperhatikan bentuk tubuh dan juga baju yang di kenakan gadis itu. Baju yang semalam ia belikan untuk Zanna.

"Tuan,,,,,,, Pimpinan perusahaan Y sudah menunggu?" Asisten itu terpaksa harus menghampiri tuan mudanya setelah beberapa waktu hanya memperhatikan wanita itu.

Deon segera tersadar dan kembali ke mobilnya dan kemudian meninggalkan tempat itu.

"HEY...... BANGUN!!!!! Anda tidak seharusnya tidur disini" Teriakan seorang security segera membangunkan Zanna dari tidurnya, kemudian ia segera bangkit dan menarik kopernya meninggalkan tempat itu.

Zanna nampak sangat putus asa. Ia bahkan berfikir jika ia telah melakukan kesalahan.

Zanna kemudian pergi ke tempat ia bekerja paruh waktu. mungkin ia akan mendapat pekerjaan yang bisa mencukupi sedikit biaya hidupnya.

Namun kenyataan pahit harus ia terima, ketika pemilik kedai tersebut berkata tidak memerlukan jasanya lagi, karena sudah ada yang bersedia untuk kerja full time disana.

Lagi-lagi zanna seakan kehilangan arah dan putus asa. Di tengah dinginnya malam ia masih berjalan tanpa tujuan.

Lelah dan lapar tak bisa ia sembunyikan lagi. Ia menyebrang dengan perlahan, menahan matanya yang sudah hampir terpejam.

CCCIIITTTTT

Sebuah mobil tiba-tiba berhenti di samping Zanna, sorot lampu yang begitu terang langsung menyadarkan Zanna dari ketidakberdayaannya.

Spontan Zanna terjongkok dan menutup telinganya dengan rapat. Namun sedetik kemudian ia tak sadarkan diri.

#####

Zanna baru saja mengernyitkan dahinya, berusaha untuk menyadarkan dirinya.

"Kenapa kamu berdiri di tengah jalan seperti itu? Apa kamu ingin mati??" Seseorang yang berada di samping Zanna berkata dengan nada ketus.

"Aku memang ingin mati,,, lalu kenapa??? Kenapa tak kau tabrak aku saja sekalian" Umpat Zanna sedikit kesal.

PLUUKKK

Sebuah tangan mendarat di dahi Zanna. Zanna sedikit kaget dan memandang lelaki itu.

"Apa kamu sudah tidak waras?? Wanita bodoh" Ejek lelaki itu sembari tersenyum dingin.

Zanna hanya diam dan membuang pandangannya ke arah luar ruangan.

"Kenapa kamu sampai pingsan? Apa kamu sengaja melakukannya supaya mendapatkan uang?" Deon berkata sembari terkekeh, membuat Zanna kian sebal dengan sikap Deon.

"Aku lapar,,,,,, Bisa kamu belikan makanan untukku?" Ucap Zanna datar sambil memegang perutnya yang terasa sangat kosong.

Deon tersenyum sambil membuang pandangannya. Lalu pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.

"Hey......" panggil Zanna merasa kesal karena permintaannya tidak Deon respon.

Iapun memilih pasrah dan masih membaringkan tubuhnya di tempat yang sangat asing.

"Kenapa bisa-bisanya wanita itu menyuruhku membelikan makanan, apa dia tidak tau sopan santun, aku bahkan sudah menolongnya ketika dia pingsan" Umpat Deon dengan sedikit kesal sembari menghampiri sekertarisnya yang sedang berdiri di samping sofa.

"Tuan...... Pesankan saja makanan untuknya, akan bahaya jika dia mati di rumahmu......" Sahut sang asisten.

Deon seperti menyadari sesuatu dan segera meraih ponselnya.

"Kamu benar...... Aku akan pesankan makanan untuknya" Jawab Deon dengan sedikit gugup.

Asistenpun tersenyum puas.

#####

Adiz.Ck

Terpopuler

Comments

Tina Anton

Tina Anton

Up nya jngn kelamaan donk... Running dikit..

2021-06-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!