bab 02

"Bagaimana semalam???" Tanya ibu tiri Zanna yang malah terlihat senang dengan penderitaan yang harus di rasakana anaknya.

"Semuanya baik-baik saja" jawab Zanna dengan nada malas. Lalu ai segera melepas sepatu dan ingin segera masuk ke kamarnya untuk menemukan ketenangan disana.

"Lalu gimana???? Dimana uang yang sudah tuan muda Deon janjikan untukmu?" Matanya nampak berbinar-binar, seakan mengharapkan sesuatu.

"Tidak ada bu,,,,, aku menolaknya, lagian hutang kita sudah terlalu banyak, kita sudah di beri lunas atas hutang kita saja, kita sudah untung" Zanna berkata datar sambil melangkah ke lantai dua rumahnya.

"HEH ANAK NGGAK TAU DI UNTUNG, UANG SEGITU NGGAK SEBERAPA UNTUK ORANG KAYA RAYA SEPERTI DEON,,,,,, KAMU BODOH,,,,,, KAMU NGGAK TAU UANG ITU BISA BUAT BEROBAT PAPAMU DAN JUGA SEKOLAH ADIKMU" Suara lembut ibu langsung berubah kasar ketika tau Zanna tidak membawa uang yang telah di berikan Deon.

Zanna memang memilih tidak membawa uang itu meski sudah di siapkan oleh Deon. Mungkin Deon pun akan terkejut ketika nanti kembali ke hotel dan mendapatkan koper berisi gepokan uang itu masih disana.

Zanna mempercepat langkahnya, agar ia tidak terlalu mendengar ocehan ibu tirinya.

BBLLEEMM

Zanna menutup pintu kamar dengan sedikit kasar lalu segera menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur.

"Zanna kangen mama,,,,,,," Air mata Zanna menggenang, dan akhirnya ia tenggelamkan mukanya yang mulai terbakar itu ke dalam bantal.

Mama Zanna sudah meninggal ketika Zanna masih sekolah di bangku SMP dan itu meninggalkan luka yang sangat mendalam di hati Zanna. Di tambah lagi papanya yang berubah seakan tidak peduli padanya semenjak beliau menikah dengan ibu tirinya. Perhatian papa dan ibu tirinya tercurahkan hanya untuk adik tirinya yang selisihnya hanya 3 tahun dari usia Zanna.

"Andai mama masih ada, pasti aku akan sangat bahagia dan tak pernah kekurangan kasih sayang......"

Zanna bergumam sambil menyeka air mata yang kembali menetes di pipinya yang memerah.

#####

Hari sudah menjelang sore ketika Zanna terbangun dari tidurnya, ia memang merasa sangat lelah semalam, mengobrol dengan tuan muda Deon semalaman, bahkan sampai keduanya tidak tidur.

Deon memang punya sedikit insomnia, jadi suatu waktu ia tidak bisa tidur sama sekali, sudah banyak sekali obat yang ia konsumsi, jadi dokter menyarankan untuk Deon agar bisa tidur meski tanpa bantuan obat. Deon sendiri sudah berobat ke para ahli, namun sampai sekarang belum ada yang benar-benar mampu menyembuhkannya.

Jadi Deon sering menyewa beberapa perempuan agar mau menemaninya mengobrol ketika insomnianya menyerang, agar ia tidak terlalu bergantung pada obat yang sudah di berikan oleh dokter.

Ketika Zanna turun, ia melihat ibu dan adik tirinya sedang asyik menghitung uang dalam koper yang sudah ada di depan mereka.

Zanna sangat yakin jika itu adalah uang yang sudah tuan muda Deon berikan untuknya semalam.

Jadi Zanna langsung bergegas menghampiri keduanya dan merebut koper itu, menguncinya rapat-rapat.

"Ini pasti uang dari lelaki itu kan?" Ujar Zanna merasa yakin dengan tebakannya.

Ia segera berlari ke arah pintu, dan nampak lelaki itu ada di sebuah mobil mewah miliknya.

"HEY..... TUNGGU......!!!!" Teriak zanna. Namun semuanya sudah terlambat, mobil itu melaju begitu saja.

Zanna segera berlari ke arah teras untuk memanggil lelaki itu, namun usahanya sia-sia.

Saat Zanna hendak kembali ke dalam rumah, ia melihat adik dan ibu tirinya sudah berdiri di depan pintu sembari berkacak pinggang seolah menantang Zanna untuk segera mengembalikan koper itu.

Zanna yang merasa takut jika kopernya di rebut oleh keduanya memilih lari dan ingin segera mengembalikan uang milik tuan muda Deon.

"ZANNA,,,,, KAMU BODOH,,,,, KESINIKAN KOPERNYA......" Teriak ibu tiri sambil terus mengejar Zanna.

"Tidak akan,,,,,, ini bukan hak kita....." Balas Zanna.

"WANITA BODOHH,,,,,," Teriakan ibu tiri Zanna tidak ia gubris sama sekali.

DUUKK

"AAUUUUU"

Zanna terjatuh karena tersandung batu. Lututnya luka dan berdarah. Ia meringis menahan sakit. Namun saat ia menoleh kembali, ibu tirinya sudah berada dekat dengannya.

Zanna segera bangkit dan berlari kembali tanpa mempedulikan sandalnya yang terlepas. Ia bahkan tak peduli ketika batu-batu lancip yang ia injak mulai melukai telapak kakinya.

Setelah berjuang, ia sampai di ujung jalan dan melihat sebuah taksi yang berhenti di sana, dengan cepat Zanna menghampiri taksi itu dan menyuruhnya segera melaju.

Zanna sedikit lega ketika taksi itu mulai melaju, Ia mulai bisa mengatur nafasnya yang tidak beraturan.

Zanna masih sesekali menengok ke belakang taksi, kali kali ibu tirinya masih mengejarnya, namun ia tidak melihat sesuatupun yang janggal, jadi Zanna kembali merasa tenang.

"Antar saya ke alamat ini pak!!!" Ucap Zanna yang langsung di iyakan oleh sang supir.

#####

DDRRRTTTT

Ponsel Deon berdering cukup keras, ia segera mengangkatnya.

"Asisten rumah??? Tumben sekali dia menelfon" Pikir Deon.

"Tuan,,,,, Ada gadis muda yang datang ke rumah, ia membawa sebuah koper" ucap seorang wanita yang berbicara di ponsel.

Deon sedikit mengernyitkan keningnya, berfikir siapa gerangan wanita itu. Namun Deon langsung bisa menebaknya.

"Suruh dia masuk, biarkan dia duduk di ruang tamu sampai aku pulang"

"Tapi tuan, segeralah anda pulang, gadis itu sepertinya sedikit terluka" Jelasnya lagi.

"Baiklah, bibi pulang saja, ini sudah waktunya bibi selesai kerja"

"Baik tuan"

Panggilanpun terputus.

Deon segera meraih jas dan mengenakannya, lalu bergegas pergi meninggalkan kantornya.

Ia memng lelaki yang cuek, namun kecuekannya itu akan langsung berubah ketika rasa ibanya kepada seorang wanita muncul. ia bisa langsung berubah menjadi sosok yang lembut dan penyayang.

"Dimana gadis itu?" Tanya Deon kepada asisten rumah tangganya yang ternyata masih disitu.

"Dia tertidur di sofa tuan, sepertinya dia kelelahan, bibi memang sengaja menunggu taun Deon pulang dulu" Jawab wanita setengah tua itu sambil menundukkan mukanya.

Deon segera melangkah ke ruang tamu dan memperhatikan Zanna dari kejauhan.

"Apa perlu bibi panggilkan dokter?"

Tawar wanita itu.

"Tidak perlu, sepertinya lukanya tidak terlalu serius, aku akan panggil sendiri jika di perlukan, siapkan saja kotak P3Knya!!!"

Wanita itu langsung mengangguk dan segera meninggalkan Deon.

Deon melangkah mendekati Zanna dan sedikit memperhatikannya, ia kembali tersenyum, Ia ingin kembali mendekatkan wajahnya pada wanita itu, seperti saat malam kemarin.

Namun Deon segera mengurungkannya ketika melihat asisten rumahnya mendekat dengan sebuah kotak dan juga semangkuk air.

"Ini tuan" Ucapnya sambil meletakkan benda itu di atas meja. Deon mengangguk pelan.

Deon kembali memperhatikan wajah Zanna sepeninggal asistennya pergi.

"Wajah polos tanpa sepuhan make up" Deon bergumam, kemudian tersenyum remeh.

Matanya tertuju pada koper yang Zanna peluk dalam tidurnya.

Deon kembali tersenyum kecut.

"Wanita bodoh,,,,,," Batin Deon.

#####

Adiz.Ck

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!