Pelajaran

"Aku dengar kamu telah memperlakukan orangku dengan tidak baik," kata Hito.

Koh Alee terkesiap, "Siapa, Tuan? Saya tidak pernah mencari masalah terhadap Tuan Wiliam."

"Namanya Hito."

"Apa?!" Koh Alee kaget mendengar nama itu. "Saya tidak tahu kalau itu orang, Tuan."

Nama mereka hampir sama, tetapi nasib mereka berbeda. Apa tuan Hito Wiliam Hutomo melindungi orang itu karena nama mereka depan sama?

Koh Alee tidak tahu saja. Hito yang tadi, dan Hito yang duduk angkuh di hadapannya, adalah orang yang sama, tetapi berbeda penampilan.

Hito melumatkan tembakau gulung di atas asbak. Ia menatap tajam wajah Koh Alee yang menunduk tidak berdaya.

"Angkat wajahmu!" kata Hito.

Koh Alee menengadahkan kepalanya mendengar hal itu. "Iya, Tuan."

"Karena pria itu miskin, kamu berbuat semena-mena padanya. Asal kamu tahu, dia orang terdekatku."

"Saya benar-benar tidak tahu. Pria itu mengambil calon istri saya," ungkap Koh Alee.

"Berapa umurmu Koh Alee? Kebiasaanmu masih tidak berubah. Istrimu sudah ada tiga, tetapi kamu masih kurang saja," ledek Hito.

Koh Alee merasa geram mendengar penghinaan itu. Apa hak Hito mencampuri urusan pribadinya? Setiap orang punya kesenangan tersendiri.

Terdengar gertakan dari gigi pria itu. Jelas dia merasa tersindir. "Tidak pantas Tuan berkata seperti itu! Bagaimanapun, pria itu telah merebut milikku!"

"Apa wanita itu barang? Berapa hutang dari wanita itu?" tanya Hito.

Koh Alee tersenyum mendengar Hito akan membayar hutang-hutang dari Xavera. Kesempatan emas datang padanya. Kapan lagi bisa mendapatkan uang cuma-cuma dari pria penguasa negara B.

"Lima puluh milyar, Tuan," ucap Koh Alee.

Hito tersenyum, "Lima puluh milyar?"

Koh Alee mengangguk, "Mereka sudah tiga bulan tinggal di tempatku. Jadi, uang yang kukeluarkan sebanyak itu."

"Kamu jangan mencoba untuk mengambil keuntungan," kata James.

"Tidak, Tuan. Sebanyak itulah aku mengeluarkan uang untuk mereka. Apalagi ibu dari Xavera sakit keras," tutur Koh Alee.

"James, berikan uangnya," kata Hito.

"Tuan, itu sangat banyak, dan dia sengaja memeras kita," protes James.

"Berikan saja!" perintah Hito.

James pasrah, dan menuruti perintah atasannya. Ia meraih cek serta bolpoin di dalam saku jas, lalu menuliskan sejumlah uang yang Koh Alee minta.

"Silakan tanda tangan, Tuan," kata James sembari memberikan cek serta bolpoin kepada Hito.

Sebelum menandatangani cek itu, Hito menatap wajah serakah yang berada di hadapannya. "Setelah ini kamu tidak boleh menganggu istri serta keluarga dari orangku."

Koh Alee mengangguk cepat, "Saya akan melepaskan mereka, dan tidak akan menganggu."

Hito menandatangani cek itu, lalu memberikannya kepada asistennya. James merobek cek itu kemudian memberikannya kepada Koh Alee.

"Terima kasih, Tuan," ucapnya.

Hito beranjak dari duduknya. Tanpa pamit pada si pemilik rumah, pria itu langsung keluar dengan diikuti oleh James. Keduanya masuk ke dalam mobil, dan berlalu dari sana.

"Kenapa aku tidak meminta seratus milyar? Mudah sekali mendapat uang dari pria cacat itu. Ternyata suami Xavera kenalan tuan Wiliam. Hebat juga pria itu. Pantas saja dia sangat kurang ajar padaku," gumam Koh Alee sembari menatap mobil Hito yang melaju.

"James, pesan mobil untuk membawa istriku, dan keluarganya ke hotel sederhana. Sediakan rumah yang sederhana untuk mereka. Aku juga akan tinggal di sana nantinya," kata Hito.

"Baik, Tuan," jawab James meski ia belum tahu dengan apa yang terjadi.

"Satu lagi. Beri pelajaran pada Koh Alee setelah ini."

James tersentak mendengarnya. Ia lihat wajah Hito yang tersenyum sinis, dan sifat inilah yang James suka. Atasannya itu tidak akan tunduk pada siapa pun. Hito akan melawan jika ada orang yang berusaha untuk menekannya.

Xavera heran melihat mobil mewah berhenti di depan mereka. Seorang pria keluar dari dalam mobil. James pria berkaca mata, bertubuh tinggi, berwajah campuran indo, dan oriental.

"Saya James. Asisten dari tuan Wiliam Hutomo. Suamimu, adalah orang kepercayaan beliau. Kalian semua sudah dibebaskan, dan sebentar lagi akan ada mobil yang menjemput."

"Di mana suamiku, Hito?" tanya Xavera.

"Suamimu lagi ada pekerjaan. Nanti dia akan kemari," jawab James.

Xavera menatap mobil hitam mengkilap di hadapannya. Ia tidak tahu apakah ada orang lagi di dalamnya; sebab kaca mobil itu tidak tembus pandang.

Namun, ia merasa ada seseorang di dalam sana yang tengah memperhatikan dirinya. James masih bersama keluarga Xavera, menunggu mobil yang akan menjemput.

"Apa atasan Hito ada di dalam mobil?" tanya Xavera.

"Iya, dia di dalam," jawab James.

Xavera tersenyum mendengarnya, tetapi matanya lekat memandang ke arah mobil. Sebuah mobil putih terlihat mendekat. James segera mendekati si sopir yang merupakan anak buahnya sendiri.

"Antar keluarga itu ke hotel Sabrian. Jangan katakan apa pun tentang tuan Hito. Katakan jika yang membantu mereka tuan Wiliam Hutomo," pesan James.

"Baik, Tuan."

James kembali lagi menghampiri keluarga Xavera, dan mempersilakan mereka masuk ke dalam mobil untuk dibawa ke hotel sebagai tempat tinggal sementara.

Bukan Hito tidak punya rumah meski kenyataannya rumahnya ada beberapa buah. Namun, rumah itu tidak cocok dijadikan sebagai tempat tinggal karena Hito mengaku ia bekerja sebagai tukang bersih-bersih.

"Sekarang mencari rumah lagi," kata James setelah ia masuk ke dalam mobil.

"Kamu keberatan?" tanya Hito.

"Tidak, Tuan. Cuma ribet saja."

"Jalankan mobilnya. Aku ingin segera menyusul istriku," kata Hito.

James segera mengemudikan mobil menuju tempat motor butut Hito yang ditumpangkan di warung. Sepanjang perjalanan, Hito menceritakan pernikahannya kepada James.

...****************...

"Ayah kelihatan senang sekali," kata putra tertua Koh Alee.

"Baru saja dapat rezeki nomplok. Tuan Wiliam datang memberiku uang lima puluh milyar demi membebaskan keluarga Wito. Padahal, kan, aku hanya memberi mereka tumpangan tempat tinggal, dan juga obat racikan untuk istrinya," tutur Koh Alee.

"Tuan Wiliam sangat royal, tapi apa hubungan mereka?"

"Suami Xavera bekerja untuk tuan Wiliam," jawab Koh Alee.

Nada dering ponsel dari Koh Alee berdering. Pria itu membaca nama si pemanggil yang tak lain, adalah asisten kepercayaannya.

"Tumben, kenapa asistenku menelepon malam-malam begini," gumam Koh Alee.

"Angkat saja. Siapa tahu penting," ucap sang anak.

Koh Alee mengangkat panggilan itu. "Halo."

"Gawat, Tuan. Barang yang dikirim dari negara C untuk kita pasarkan disita. Mereka mengatakan itu barang ilegal, dan surat-surat yang kita berikan ketahuan jika itu semua palsu." ~ Asisten Koh Alee.

"Apa maksudmu? Bukankah kita sudah menyuap petugas di sana?"

"Semuanya ditangkap. Gading gajah, guci antik, kulit hewan serta patung kepala dewa juga disita." ~ Asisten.

Sambungan diputus. Koh Alee melempar ponselnya ke dinding. "Kurang ajar! Siapa yang melakukan ini padaku!"

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto

Imam Sutoto

top

2024-03-07

1

Kholis Majid

Kholis Majid

salah cari lawan

2024-02-25

0

Mey-mey89

Mey-mey89

,,,

2024-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!