"Berhenti mengatakan kalau dia adalah anakmu! Jangan pernah lupa dengan apa yang sudah kamu lakukan saat dulu, kamu melepaskan tanggungjawab dan pergi begitu saja." Tangis Walda dengan deraian air mata penuh kesal.
laki-laki itu merasa tersentak dan tidak bisa berkutik lagi. baginya kenangan itu juga membuat ia kehilangan harapan dan semangat hidup. ia hanya bekerja karena tidak tahu harus melakukan apa lagi. Kehidupan yang senang dan kebahagiaan sudah lama tidak bisa ia rasakan.
"Aku tidak pernah bahagia semenjak kepergian ku, aku sangat menderita karena merindukan mu. Maafkan aku karena sudah meninggalkan mu saat kamu membutuhkan seseorang disisimu." Arbian menahan air matanya hingga matanya memerah menahan genangan air disana.
bagaimana kelanjutan kisah dua insan yang saling menyimpan rasa dan kesedihan itu? yok guys disimpenn ngapain yah di pustakanya dan jangan lupa berikan dukungan juga heheheh.
sayang kalyannn🤎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sopiakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saat Itu Kita Masih Terlalu Muda Komentar