part 4: Sisa tenaga

...⛰️Seberapa keras pun berjuang hingga jatuh berkali-kali bukanlah sebuah jaminan kita akan menang dan bahagia. Sebab, hampir semua orang berjuang dengan jalannya sendiri. Bukan cuma kamu,aku dan kita saja yang berjuang! Namun seluruh dunia. Berhenti merengek berkata bahwa sia-sia berjuang namun tidak ada hasil, kamu saja yang kesabaran nya setipis tissue dicelup ke air dan dibagi 17⛰️...

       Walda sudah menyelesaikan masalah penampilan warung agar indah dipandang. Baik itu suasana yang begitu cerah, segar juga bersih. Gadis itu memang sengaja menggunakan beberapa pot yang ia isi dengan bunga dan ditempatkan di beberapa sudut yang memungkinkan tanaman itu terkena cahaya agar tetap bertumbuh sehat. Tanaman itu sengaja ia letakkan di dalam ruangan agar ruangan lebih sejauh dan juga asri.

Karena pada dasarnya Walda sangat suka kesenian juga ahli dalam menciptakan berbagai macam hiasan dengan beberapa bahan sederhana juga tergolong murah. Warung makan tempat nya terlihat sangat indah dan juga sedikit berkelas. Tidak sedikit dari pelanggan nya yang baru-baru ini berkunjung mengatakan kalau makan disana sangat nyaman.

Ia tersenyum setelah melihat situasi juga suasana yang sangat ia impikan itu ternyata benar-benar bisa ia realisasikan saat ini.

Ia beralih ke dapur dan mulai mengeluarkan beberapa bahan makanan yang akan ia masak. Terlihat dari cara di menyiapkan bahan masakan membuktikan bahwa Walda sama sekali tidak berbakat dalam memasak juga menjadi seorang koki.

Ia terlihat sangat kaku juga sedikit lamban karena baru pertama kalinya ia menjadi seorang juru masak.

Namun, bukan berarti Walda tidak bisa memasak. Ia sangat hebat dalam menyajikan makanan lezat, hanya saja ia begitu ceroboh dan juga sedikit lambat. Oleh karena itu Walda memiliki prinsip menyediakan dan menyiapkan bahan-bahan yang ia butuhkan lebih dahulu agar ia dengan mudah mendapatkan nya.

Suara pisau yang menyatu dengan telenan kayu yang terlihat baru itu benar-benar terdengar jelas. Gerakan-gerakan demi gerakan yang sangat antusias terlihat sangat serius diwajah Walda. Ia memang tidak seperti koki lain yang memotong bahan makanan dengan cepat dan tepat, namun ia tidak selambat itu juga hasilnya sangat rapi. Kalau diukur maka perbedaan ukuran setiap potongan pasti hampir mirip saking rapinya.

Kalau di ingat kembali mengapa Walda bisa membulatkan tekad ingin membuka warung makan saat ia sama sekali tidak lihai dalam melakukan nya. Dan jawabannya adalah karena hanya ini satu-satunya peluang usaha yang menurut Walda akan berhasil. Apalagi mengingat tempat yang saat ini ia jadikan warung sangat strategis karena berada di dekat beberapa kantor besar juga ternama.

Karena kebanyakan dari orang kaya lebih memilih makan di tempat sederhana. Karena mereka lebih memerlukan rasa dibandingkan penampilan. Dan untuk anak-anak muda juga tidak sedikit yang menyukai warung sederhana karena terasa nyaman dan seolah berada di rumah sendiri.

Walda sudah banyak melakukan berbagai macam pekerjaan, sejak ia putus sekolah dan saat itu ia tengah mengandung Zewa. Ia pernah menjadi seorang pengantar makanan, pelayan diberbagai rumah makan, restoran dan bahkan cafe. Tidak hanya itu, ia juga pernah menjadi seorang yang membuka laundry, tukang sapu jalanan dan bahkan ia sempat memulung beberapa kali.

Gadis itu sudah melalui banyak hal dalam kehidupan nya, ia sudah menyerah beberapa kali namun selalu saja ia bangkit kembali saat melihat dan mengetahui ada seseorang yang harus ia bahagiakan dalam hidupnya.

Dan kini Walda kembali mengerahkan sisa tenaga nya untuk mencoba mencari kehidupan yang lebih baik dan bahagia. Walda mencoba untuk membuka warung dan mengesampingkan resiko jika ia sama sekali tidak akan berhasil dan hanya ada sedikit peminat saja.

Ia mencoba untuk menikmati kehidupan nya saat ini, karena memang jika dibandingkan dengan kehidupan nya saat itu. Walda benar-benar sangat bersyukur bisa sampai pada tahap setenang ini, selama ia menjadi seorang ibu ia hanya khawatir tentang putrinya.

"Husshh! Akhirnya selesai juga bagian sambel nya," ucap Walda dengan senang karena beberapa jenis makanan sudah berhasil ia sajikan.

Kini Walda mencoba untuk memasak sayur yang sudah ia siapkan sejak tadi. Gadis itu benar-benar sangat fokus hingga ia tidak sadar sejak tadi ada suara dari luar warung yang berusaha memanggil nya.

Walda benar-benar tidak sadar bahwa sejak tadi Dewa sudah memanggil nya dari luar, karena gadis itu sangat serius dengan kegiatan nya.

"Permisi!"

"Wal."

Lagi dan lagi tidak ada sahutan dari dalam warung hingga membuat Dewa sedikit khawatir.

"Apa aku masuk saja yah?" Pikir dewa yang sejak tadi berusaha untuk memanggil Walda namun tidak ada sahutan sama sekali.

"Kenapa sangat sunyi? Ada apa dengan nya? Apa aku ke sana saja memeriksa nya."

Dewa membulatkan tekadnya dan mencoba untuk melihat keadaan Walda di dalam dapur. Namun ia kembali ragu bagaimana jika Walda merasa tidak nyaman dan merasa Dewa sangat lancang karena masuk begitu saja ke warungnya saat belum ada plakat buka di dekat pintu.

Namun karena rasa khawatirnya ia langsung berjalan kearah pintu dan mencoba untuk masuk.

"Izinnn." Dengan pelan dan ragu Dewa berjalan memasuki warung sembari melihat ke dalam namun ia tidak melihat sosok Walda.

"Loh, dimana dia?" Pikir dewa saat memasuki warung dan tidak menemukan sosok Walda juga.

Namun ia seketika mengetahui keberadaan Walda saat mendengar suara potongan yang pasti Walda sedang memotong di dapur. Ia langsung merasa lega karena Walda baik-baik saja.

"Ahhh dia sedang berada di dapur ternyata, pantas saja ia tidak bisa dengar."

Dewa berjalan pelan menuju kearah Walda dan melihat dari jauh gadis itu tengah sibuk dengan kegiatan nya. Ia semakin berkarisma dan hal itu semakin menambah kecantikan nya.

Bagaimana yah mengatakan nya? Walda itu memang sangat mandiri dan juga sangat giat dalam melakukan sesuatu. Tapi dalam pandangan Dewa Walda tetaplah seorang gadis muda yang butuh perhatian juga perlindungan dari Dewa.

Walda memang seorang ibu dan juga sudah terbiasa mandiri, namun bagi Dewa Walda masih sangat butuh pengawasan juga kasih sayang. Ia harus dijaga agar tidak terluka.

"Akhh,"

Seketika Dewa yang masih fokus menatap Walda langsung berlari kearah nya sembari memegangi tangan nya untuk ia periksa. Baru saja ia khawatir dengan Walda dan kini gadis itu sudah meringis saat pisau itu tidak sengaja mengoyak sedikit jari telunjuknya.

Dewa langsung datang kearah Walda karena khawatir, ibu dari anak satu itu sungguh tidak bisa dibiarkan begitu saja, ia akan terluka dan kenapa-kenapa saat sendirian.

"Kenapa kamu bisa terluka begini? Tanya laki-laki itu dengan cemas.

Dewa benar-benar sangat berani menghampiri Walda dan meraih dengan lembut tangan gadis itu sembari memeriksa nya begitu detail.

Deg

Walda kaget karena tiba-tiba saja Dewa sudah ada disana dan kini sedang memegang tangan nya untuk diperiksa. Katakan saja ini sangat tidak terduga bagi Walda karena sama sekali tidak ada jalan mereka akan bertemu lagi untuk yang kesekian kalinya dipagi hari ini.

Jelas sangat tidak terduga seorang seperti dewa seketika berhenti di hadapannya sembari mengkhawatirkan nya. Siapapun akan tahu saat melihat kearah Dewa bahwa laki-laki itu benar-benar sangat khawatir kepada Walda.

"Kenapa,,, kenapa dia ada disini?" Batin Walda kaget.

Mereka terdiam sejenak karena merasa canggung satu sama lain.

...🦄 Bersambung 🦄...

Sorry yah kalau ceritanya ngereok gituu. Namanya ngebut semalam dan juga ngantuk baruu ngerjain tugas orang hihihi.

Besok aku revisii yahhh.

Jangan lupa yah like komen dan votenya wan kawan.

See you guys 🧀

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!