"Wanita murahan."
Roseta terdiam, ditatapnya nanar pria yang baru saja membuatnya bungkam bak menelan duri dan tersangkut ditenggorokan.
Ada apa ini?
Kenapa?
Walau bagaimanapun, Roseta mampu melihat betapa frustasinya seorang Matheo Ranu Pandega disamping perkataan kotornya. Roseta juga tahu di dalam mata berang pria itu menyimpan kegundahan. Roseta mengenal Theo, lebih dari siapapun.
Roseta sungguh ingin penjelasan, namun seolah mulut yang akan mengaga kembali dihentikan olehnya.
"Aku mendengar dari seseorang, kau membawa putrimu? Ah, jika boleh aku tebak, apa itu buah dari perbuatanmu dengan pria itu? Jay?"
Satu tamparan mendarat di pipi Theo.
Roseta merasa panas ditelapak tangannya, ia seperti tertusuk belati di ulu hati. Bagaimana bisa pria yang paling dicintainya berkata dengan tuduhan sedemikian rupa.
"Jangan berbicara lebih atau kau akan menyesal di setiap ucapanmu Matheo Ranu Pandega!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon odipee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ROSETA Komentar